Pengembangan media pembelajaran powerpoint interaktif materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau untuk kelas V SD Negeri Depok 1.

(1)

MATERI PEMBUATAN MAKANAN PADA TUMBUHAN HIJAU UNTUK KELAS V SD NEGERI DEPOK 1

Rr. Natalia Dewanty Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas, terutama untuk siswa sekolah dasar kelas V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK berupa Powerpoint interaktif untuk mata pelajaran IPA materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau yang layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran kelas V di SD Negeri Depok 1.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan sembilan langkah prosedur penelitian pengembangan yang terdiri dari 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulkan Data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji Coba Pemakaian, 9) Revisi Produk yang kemudian akan menjadi produk akhir berupa media pembelajaran berbasis TIK untuk peserta didik kelas V sekolah dasar.

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Depok 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap guru kelas V SD Negeri Depok 1. Kuisioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis TIK oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis TIK dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis TIK layak digunakan dengan rerata 3,5 termasuk dalam kategori “SangatBaik”.


(2)

THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE POWERPOINT LEARNING MEDIA ON THE TOPIC OF FOOD MAKING PROCESS IN GREEN PLANTS FOR FIFTH GRADE

STUDENTS OF SD NEGERI DEPOK 1 Rr. Natalia Dewanty

Sanata Dharma University 2017

This study is conducted because there are still many teachers who need Information Technology (IT)-based learning media that can be applied in the teaching and learning process in the classroom, especially for fifth grade students. The main purpose of this study is to develop IT-based learning media in the forms of appropriate interactive Powerpoint learning media for Science class on the topic of food making process in green plants for fifth grade students of SD Negeri Depok 1.

This study is a Research and Developmental (R&D) study. The procedure consists of 9 steps, including: 1) Potentials and problems, 2) Data collection, 3) Product design, 4) Design validation, 5) Design revision, 6) Product try-out, 7) Product revision, 8) Application try-out, 9) Product revision until the desired products, i. e. interactive Powerpoint learning media, are complete.

The subjects of the study were fifth grade students of SD Negeri Depok 1. The instruments used in this study were a list of questions for the interview and questionnaires. The interview was used to analyse the needs of IT-based learning media. On the other hand, the questionnaire was used to validate the media which was done by two IT media experts and two fifth grade teachers. The results of the study showed that the IT-based learning media to be implemented whith a average of 3,5 which showed that the media were categorised as “Very Good”.


(3)

(4)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT

INTERAKTIF MATERI PEMBUATAN MAKANAN PADA

TUMBUHAN HIJAU UNTUK KELAS V SD NEGERI DEPOK 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rr. Natalia Dewanty NIM: 131134209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

(7)

iv PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi perlindungan dan pencerahan dalam mengerjakan penelitian ini.

2. Kedua orangtua, Bapak R. Suprojo dan Ibu Siti Naisah tersayang yang telah berjuang hingga saya berada di sini, selalu memberi dukungan, motivasi, dan selalu menyelipkan namaku di setiap doanya.

3. Kakakku yang tercinta Vincensia Ervina P. yang telah memberi semangat dan dukungan.

4. Keponakanku Vincentius Abiandra Wijaya yang telah memberiku semangat. 5. Sahabat-sahabatku yang luar biasa Yoga, Dika, Fika, Ririn, Tita, dan Rani yang

telah memberikan dukungan dan doa yang selalu menyertai dalam meraih mimpi bersama untuk menjadi seorang pendidik yang berguna bagi nusa dan bangsa. 6. Teman-teman payung TIK dan konvensional yang selalu setia untuk berjuang

bersama.

7. Teman-teman PGSD angkatan 2013 yang selalu ada dan setia untuk berjuang bersama.


(8)

v

Motto

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu


(9)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Mei 2017 Peneliti


(10)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rr. Natalia Dewanty

Nomor Mahasiswa : 131134209

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Materi Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Untuk Kelas V SD Negeri Depok 1.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 07 Maret 2017 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT INTERAKTIF MATERI PEMBUATAN MAKANAN PADA TUMBUHAN

HIJAU UNTUK KELAS V SD NEGERI DEPOK 1 Rr. Natalia Dewanty

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas, terutama untuk siswa sekolah dasar kelas V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK berupa Powerpoint interaktif untuk mata pelajaran IPA materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau yang layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran kelas V di SD Negeri Depok 1.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan sembilan langkah prosedur penelitian pengembangan yang terdiri dari 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulkan Data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji Coba Pemakaian, 9) Revisi Produk yang kemudian akan menjadi produk akhir berupa media pembelajaran berbasis TIK untuk peserta didik kelas V sekolah dasar.

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Depok 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap guru kelas V SD Negeri Depok 1. Kuisioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis TIK oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis TIK dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis TIK layak

digunakan dengan rerata 3,5 termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.


(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE POWERPOINT LEARNING MEDIA ON THE TOPIC OF FOOD MAKING PROCESS IN GREEN PLANTS FOR FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI DEPOK 1

Rr. Natalia Dewanty Sanata Dharma University

2017

This study is conducted because there are still many teachers who need Information Technology (IT)-based learning media that can be applied in the teaching and learning process in the classroom, especially for fifth grade students. The main purpose of this study is to develop IT-based learning media in the forms of appropriate interactive Powerpoint learning media for Science class on the topic of food making process in green plants for fifth grade students of SD Negeri Depok 1.

This study is a Research and Developmental (R&D) study. The procedure consists of 9 steps, including: 1) Potentials and problems, 2) Data collection, 3) Product design, 4) Design validation, 5) Design revision, 6) Product try-out, 7) Product revision, 8) Application try-out, 9) Product revision until the desired products, i. e. interactive Powerpoint learning media, are complete.

The subjects of the study were fifth grade students of SD Negeri Depok 1. The instruments used in this study were a list of questions for the interview and questionnaires. The interview was used to analyse the needs of IT-based learning media. On the other hand, the questionnaire was used to validate the media which was done by two IT media experts and two fifth grade teachers. The results of the study showed that the IT-based learning media to be implemented whith a average of 3,5 which showed that the media were categorised as “Very Good”.

Keywords: IT-based learning media, Interactive Powerpoint, Research and Development.


(13)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat serta rahmat-Nya, peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Materi Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau untuk Kelas V SD Negeri Depok 1” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku wakil Ketua Program

Studi PGSD.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xi 6. Drs. I Nyoman Arcana M.Si., selaku validator ahli media pembelajaran

berbasis TIK.

7. Theresia Yunia, S.Pd., M.Hum selaku validator ahli media pembelajaran berbasis TIK.

8. Sri Haryani Wahyu Lestari, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SD Negeri Depok 1 yang telah memberi ijin dan bantuan kepada peneliti selama melakukan penelitian di SD Negeri Depok 1.

9. Hidayat, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Depok 1 yang telah bersedia menjadi validator media pembelajaran berbasis TIK.

10.Vincentia Ervina P., S.Pd., yang telah bersedia menjadi validator media pembelajaran berbasis TIK.

11.Bapak dan Ibu tercinta, R. Suprojo, dan Siti Naisah yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Kakakku yang tercinta Vincensia Ervina P. yang telah memberi semangat dan dukungan.

13.Keponakanku Vincentius Abiandra Wijaya yang telah memberiku semangat.

14.Sahabat-sahabatku yang luar biasa Yoga, Fika, Ririn, Tita, dan Rani yang telah memberikan dukungan dan doa yang selalu menyertai dalam meraih mimpi bersama untuk menjadi seorang pendidik yang berguna bagi nusa dan bangsa.


(15)

xii 15.Teman satu payung TIK dan konvensional yang selalu setia untuk

berjuang bersama.

16.Pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dan bantuannya kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan dari para pembaca. Akhir kata, selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 30 Mei 2017 Peneliti


(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...……….... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....……….……….... ii

HALAMAN PENGESAHAN...………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...………...………... iv

HALAMAN MOTTO...………...………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....………..………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....…..………... vii

ABSTRAK.………...………..……….... viii

ABSTRACT..…….………... ix

KATA PENGANTAR...………..……….... x

DAFTAR ISI..………...………... xiii

DAFTAR TABEL..………..………... xvii

DAFTAR BAGAN..………...………... xix

DAFTAR GAMBAR..………...………... xx

DAFTAR LAMPIRAN...………..………... xxi

BAB I PENDAHULUAN..………..…………... 1

A. Latar Belakang Masalah.………... 1

B. Rumusan Masalah.………... 8

C. Tujuan Penelitian.……….... 9


(17)

xiv

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 10

F. Definisi Operasional ………...…... 12

BAB II LANDASAN TEORI... 14

A. Kajian Pustaka ………...………... 14

1. Pembelajaran ....………...………... 14

2. Pembelajaran IPA SD... 15

3. Teori Perkembangan anak... 18

4. Media Pembelajaran... 19

a. Pengertian Media.……………….... 19

b. Tujuan penggunaan media dalam pembelajaran... 20

c. Manfaat Media.………... 22

5. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).………... a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis TIK... b. Jenis-jenis Media TIK Pembelajaran... c. Fungsi Media TIK dalam Pembelajaran... 23 23 25 27 6. Microsoft Powerpoint Interaktif……….…………... a. Pengertian Microsoft Powerpoint... b. Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Powerpoint... c. Pertimbangan Teknis Pengemasan Materi dalam Powerpoint... 29 29 34 36 7. Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif... 38

8. Hakikat Ilmu Pengetuan Alam…... 41


(18)

xv

B. Hasil Penelitian yang Relevan.……….... 44

C. Kerangka Berpikir.………... 47

D. Pertanyaan Penelitian ………... 49

BAB III METODE PENELITIAN...……….………..………... 50

A. Jenis Penelitian.……….... 50

B. Setting Penelitian.……….... 1. Objek Penelitian... 2. Subjek Penelitian... 3. Lokasi Penelitian... 51 51 51 51 C. Prosedur Pengembangan…... 52

D. Teknik Pengumpulan Data.………... 61

E. Validasi Ahli Media.………... F. Instrumen Penelitian... G. Teknik Analisis Data... 61 62 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....………...….…... 69

A. Hasil Penelitian.…...………... 69

1. Analisis Kebutuhan.………...………... 69

2. Deskripsi Produk Awal.………... 73

a. Perangkat Pembelajaran.…………...………... 74

b. Media pembelajaran Powerpoint Interaktif... 75

3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran berbasis Powerpoint Interaktif, Perangkat Pembelajaran dan Revisi Produk.………... 77


(19)

xvi

b. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran.………... 81

4. Data Hasil Validasi Media Pembelajaran, Perangkat Pembelajaran dan Revisi Produk oleh Guru Kelas V SD.………... 83

a. Hasil Validasi Media Pembelajaran.………... 83

b. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran.………... 87

5. Kajian dari Hasil Uji Coba Produk terbatas... 88

a. Hasil Evaluasi Pembelajaran.………... 89

b. Hasil angket kuesioner.………... 92

6. Kajian Uji Coba Pemakaian...………... 93

7. Kajian Produk Akhir...………... B. Pembahasan... 95 96 BAB V PENUTUP..………...………... 114

A. Kesimpulan ………... 114

B. Keterbatasan Penelitian ………... 115

C. Saran ………... 116

DAFTAR PUSTAKA...………..………... 117

LAMPIRAN..………...………... 120


(20)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD…...………... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ..………... 57

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ..…………... 62

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Validasi ……...…... 64

Tabel 3.6 Klasifikasi Hasil Penilaian …………..……….... 66

Tabel 3.7 Klasifikasi Rata-rata Respon Peserta didik ………...…………... 68

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Data Validasi dari Pakar Media Pembelajaran berbasis TIK………... 79

Tabel 4.2 Saran Pakar Ahli Media Pembelajaran berbasis TIK dan Revisi.... 79

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Validasi Perangkat Pembelajaran... 82

Tabel 4.4 Komentar Perangkat Pembelajaran... 82

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Data Validasi Media Pembelajaran Berbasis TIK oleh guru SD ………... 85

Tabel 4.6 Komentar dan Revisi Guru SD Kelas V Terhadap Media Berbasis TIK ………... 86

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru kelas V Sekolah Dasar... 88

Tabel 4.8 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Evaluasi ………... 90

Tabel 4.9 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Evaluasi... 91

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda Evaluasi... 91

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Soal Uraian Evaluasi ……... 92


(21)

xviii Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Pemakaian…………... 94 Tabel 4.14 Rekapitulasi Validasi Pakar Media Pembelajaran berbasis TIK


(22)

xix DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ………. 47 Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode R&D menurut Borg&Gall ………... 52 Bagan 3.2 Langkah-langkah pengembangan ………... 56


(23)

xx DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Slide Media Kegiatan Interaktif... 40 Gambar 4.1 Contoh Slide Identitas Dalam Media ... 100 Gambar 4.2 Contoh Slide Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi …... 101 Gambar 4.3 Contoh Slide Petunjuk Penggunaan Media... 102 Gambar 4.4 Contoh Slide Slide Menu Media.………... 102 Gambar 4.5 Contoh Slide Slide Pemetaan SK&KD ……...……... 103 Gambar 4.6 Contoh Slide Pemetaan Tujuan Pembelajaran …………... 104 Gambar 4.7 Contoh Slide Materi Pembelajara………. 105 Gambar 4.8 Contoh Slide Gambar ………... 105 Gambar 4.9 Contoh Slide Video ...………... 106 Gambar 4.10 Contoh Slide Petunjuk Kegiatan ………... 107 Gambar 4.11 Contoh Slide Soal Evaluasi ………... 107 Gambar 4.12 Contoh Slide Kunci Jawaban Benar ……….... 108 Gambar 4.13 Contoh Slide Kunci Jawaban Salah ………. 109 Gambar 4.14 Contoh Slide Profil Penyusun ……….. 109 Gambar 4.15 Contoh Slide Aspek Kognitif ………... 112 Gambar 4.16 Contoh Slide Aspek Psikomotorik ………...………... 112 Gambar 4.17 Contoh Slide Aspek Afektif ……...………... 113


(24)

xxi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ………... 121 Lampiran 2 Surat Izin Validasi Media Pembelajaran Dan Perangkat

Pembelajaran oleh Pakar Media TIK...……….. 122 Lampiran 3 Surat Izin Validasi Media Pembelajaran Dan Perangkat

Pembelajaran oleh Pakar Media TIK.………... 123 Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukakan Penelitian... 124 Lampiran 5 Surat Izin Penelitian terbatas... 125 Lampiran 6 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ……….. 126 Lampiran 7 a.Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Ahli Pakar

Media Pembelajaran Berbasis TIK ...…... b.Instrumen Validasi Media Pembelajaran Oleh Guru Kelas V

SD...………... 130

138 Lampiran 8 a.Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Ahli Pakar

Media Pembelajaran Berbasis TIK ……...………... b.Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Guru

Kelas V SD………..………....

146

154 Lampiran 9 Angket Respon Peserta Didik (Uji Coba terbatas) ………….... 162 Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Respon Peserta Didik Uji Coba

terbatas...……… 165

Lampiran 11 Angket Respon Peserta Didik (Uji Coba Pemakaian) ………... 169 Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Respon Peserta Didik Uji Coba

Pemakaian...………...……… 172

Lampiran 13 Hasil Evaluasi Pembelajaran ………...……….. 177 Lampiran 14 Hasil Validitas Dan Reliabilitas Soal Evaluasi... 185

Lampiran 15 Silabus ………...……… 195

Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...……….. 198 Lampiran 17 Petunjuk Pengoperasian Media.…………...……….. 239 Lampiran 18 Tampilan Media...……….. 240 Lampiran 19 Dokumentasi Penelitian………....……….. 252


(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Susanto (2014 : 19) menyatakan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses mendapatkan ilmu pengetahuan, penguasaan terhadap apa yang disampaikan pendidik. Sanaky (2013: 3) menyebutkan pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik. Pembelajaran ideal juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang belajar dengan lingkungan belajar, baik itu guru, teman-teman, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain.


(26)

2 Sumiati dan Asra (2009: 3) mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan membantu perkembangan peserta didik mencapai tujuan- tujuan pendidikan. Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir manusia (peserta didik) tentang diri dan lingkungannya melalui proses belajar, sedangkan berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa ilmu. Ilmu bagi seorang peserta didik didapat melalui proses pembelajaran. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, salah satu contoh disiplin ilmu adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Pendidikan IPA penting dan harus dimengerti oleh peserta didik dalam rangka mewujudkan bangsa seutuhnya, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di


(27)

3 lingkungan sekitar dirinya. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi peserta didik dianggap pelajaran yang sulit karena IPA merupakan pelajaran yang abstrak dan membutuhkan teknik hafalan. Cullingford (dalam Samatowa, 2011: 9) menjelaskan bahwa pembelajaran IPA dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis. IPA tidak sekedar membahas tentang alam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan manusia, melainkan seluruh bagian dari alam baik itu yang hidup dan tak hidup. Pembelajaran IPA yang ideal tidak hanya penentuan dan penguasaan materi, tetapi aspek dari IPA yang perlu diajarkan dan cara supaya peserta didik dapat memahami konsep yang dipelajari dan terampil untuk mengaplikasikan secara logis konsep tersebut pada pengalaman kesehariannya dengan cara menjelajahi serta memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pemahaman konsep pada pembelajaran IPA akan berjalan dengan efektif apabila seorang guru mampu menggunakan metode dan media mengajar yang tepat. Penerapan metode serta media yang dipilih guru dalam memberikan suatu materi pelajaran sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, terutama yang harus diperhatikan guru adalah dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada proses belajar mengajar di sekolah dasar menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian guru sebab input siswa pada tingkat


(28)

4 sekolah dasar memiliki kemampuan yang terbatas dalam memahami materi yang bersifat abstrak.

Piaget (dalam Carolyn, 2013 164) mendeskripsikan pada usia 7-11 tahun, operasi mental sebagai kemampuan untuk mengimajinasikan secara konkret, konsekuensi yang akan terjadi. Operasi mental dalam tahapan ini disebut konkret karena didasarkan pada orang-orang, tempat dan benda-benda aktual yang ada di lingkungan sekitar anak. Dengan demikian tahap kognitif anak meliputi tahap akhir praoperasional sampai awal operasional formal. Pada usia 7 – 11 tahun anak berada pada masa operasi konkret 3 dimana anak akan berpikir logis terhadap objek yang konkret, anak mampu menggunakan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret, berkurang rasa egonya dan mulai menerima pandangan orang lain, keputusan tentang sebab akibat meningkat, kemampuan berpikir dari yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak, mengerti perubahan-perubahan dan proses kejadian yang kompleks dan saling berhubungan.

Berpijak pada rata-rata usia anak Sekolah Dasar di Indonesia yaitu antara 7 – 11 tahun dimana anak berada pada masa operasional konkret maka kehadiran media sangat penting untuk menunjang pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar mengingat pada pembelajaran IPA banyak terdapat materi yang bersifat abstrak. Pada periode ini anak baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Dengan kata lain siswa memerlukan suatu media untuk memecahkan masalah yang rumit


(29)

5 dan abstrak. Ketika siswa menemui permasalahan atau materi yang bersifat abstrak, siswa merasa kesulitan dalam memahami materi.

Dalam proses pembelajaran memerlukan media untuk mempermudah tersampainya ilmu. Media pembelajaran merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun, proses pembelajaran yang banyak dijumpai guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan kurang melibatkan peserta didik karena sebatas ceramah. Keterbatasan media pendukung jdapat mengakibatkan proses belajar peserta didik tidak maksimal dan kurang menarik perhatian peserta didik. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi atau penyampaian informasi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Secara khusus dengan adanya media dapat: (1) memperbesar perhatian peserta didik sehingga akan menambah gairah belajar peserta didik, (2) media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dengan demikian dapat memberikan pemikiran yang teratur dan kontinu, dan tidak mudah dilupakan, (3) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan peserta didik dengan memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu (4) meletakkan dasar berpikir sehingga akan mendorong peserta didik untuk bertanya dan berdiskusi tentang apa yang ingin diketahui. Melihat manfaat media dalam pembelajaran maka kehadiran media merupakan unsur yang penting dalam sebuah pembelajaran. Media membantu penyampaian pesan, dan isi pelajaran serta dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar.


(30)

6 Media pembelajaran yang berkembang saat ini sangat beragam, mulai dari yang bersifat audio, audio-visual, konvensional dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya zaman, media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mulai diminati oleh guru. Salah satu media jenis TIK yang biasa digunakan yaitu media Powerpoint yang merupakan salah satu program Microsoft Office yang digunakan sebagai perangkat lunak untuk presentasi materi pembelajaran. Microsoft Powerpoint adalah aplikasi yang lazim digunakan dalam kegiatannya terutama pada saat presentasi. Microsoft Powerpoint adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Powerpoint akan membantu dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik. Dengan kelebihan kelebihan yang dimiliki aplikasi ini maka Powerpoint dapat dikembangkan sebagai media interaktif yang menarik yang tidak kalah bagus dari aplikasi yang lain.

Powerpoint dapat menghasilkan suatu media pembelajaran yang interaktif. Kehadiaran Powerpoint juga dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Powerpoint Interaktif juga dapat membantu peserta didik untuk belajar aktif sehingga peserta didik memiliki pengalaman belajar daripada hanya sekedar mendengar penjelasan guru. Media Powerpoint Interaktif juga dapat mempermudah guru dalam memberi penjelasan materi sehingga pembelajaran dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Powerpoint Interaktif untuk pembelajaran IPA dilengkapi dengan


(31)

7 menggunakan pemutaran video, gambar dan animasi-animasi lain. Dengan cara ini proses belajar mengajar akan lebih menarik, sehingga peserta didik akan memiliki gambaran bagiamana proses fotosintesis berlangsung melalui video dan dapat memahami suatu konsep dalam materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dalam mata pelajaran IPA.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Depok 1 yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 21 Juni 2016 di SD Negeri Depok 1 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau, guru dalam mengajar jarang menggunakan media dan cara penyampaian materi lebih banyak menggunakan metode ceramah. Guru hanya menggunakan buku pelajaran sebagai panduan dalam mengajar, media teknologi yang berupa LCD proyektor tersedia di dalam kelas namun belum digunakan oleh guru secara maksimal sebagai media pembelajaran. Terabaikannya penggunaan media disebabkan karena berbagai alasan seperti terbatasnya waktu untuk persiapan mengajar dan sulit mencari media yang tepat. Komputer yang ada hanya digunakan sebagai alat untuk belajar program komputer, padahal guru dapat menggunakan komputer dan perangkat lunak yang menyertainya sebagai media pembelajaran yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam mejelaskan hal yang abstrak menjadi hal yang lebih konkret sehingga lebih mudah dipahami oleh peserta didik maka guru membutuhkan media sebagai alat bantu mengajar guna menjelaskan materi abstrak menjadi lebih konkret.


(32)

8 Sesuai keterangan tersebut serta belum adanya produk berupa pengembangan aplikasi Microsoft Powerpoint untuk mendukung kegiatan pembelajaran IPA di SD Negeri Depok 1 serta mengingat bahwa pembelajaran IPA bersifat abstrak maka peneliti berinisiatif mengembangkan aplikasi Powerpoint Interaktif dengan materi pembelajaran pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dalam bentuk media pembelajaran interaktif. Media ini didukung dengan tampilan yang menarik dan fasilitas pendukung yang lengkap untuk pembelajaran IPA. Seperti yang diungkapkan Sanjaya (2010: 222) bahwa media interaktif membimbing siswa secara tuntas untuk menguasai materi dengan cepat dan menarik. Dengan media ini diharapkan peserta didik dapat belajar secara efektif dan memberikan pengalaman yang berbeda kepada peserta didik di kelas 5 SD Negeri Depok 1 khususnya pada pembelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran Powerpoint Interaktif materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau untuk peserta didik kelas V SD Negeri Depok 1?

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Powerpoint Interaktif materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau untuk peserta didik kelas V SD Negeri Depok 1?


(33)

9 C. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan produk media pembelajaran Powerpoint Interaktif materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau untuk peserta didik kelas V SD Negeri Depok 1.

2. Mendiskripsikan kualitas produk media pembelajaran Powerpoint Interaktif materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau untuk peserta didik kelas V SD Negeri Depok 1.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

a. Menambah referensi dalam penggunaan media Powerpoint Interaktif.

b. Mengetahui peran pentingnya sebuah media pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran.

2. Bagi peserta didik

a. Peserta didik kelas 5 SD Negeri Depok 1 dapat memahami materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau.

b. Peserta didik kelas 5 SD Negeri Depok 1 dapat terbantu dalam mempelajari materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau menggunakan media Powerpoint Interaktif.

3. Bagi sekolah

a. Penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah melalui media yang telah dikembangkan.


(34)

10 b. Sekolah memiliki contoh media pembelajaran Powerpoint

Interaktif pada mata pelajaran IPA materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau kelas V Sekolah Dasar.

4. Bagi Mahasiswa

a. Mendapat pengalaman baru dalam mengembangkan media pembelajaran berupa media Powerpoint Interaktif.

b. Memiliki pengetahuan dalam melakukan penelitian jenis Research and Development (R&D).

E. Spesifikasi Produk

1. Media ini berupa media pembelajaran interaktif dengan pemanfaatan aplikasi Powerpoint.

2. Media Powerpoint interaktif yang dibuat memuat beberapa komponen yaitu: teks, gambar, dan video pembelajaran.

3. Media Powerpoint interaktif ini didesain untuk guru.

4. Media pembelajaran berbasis Powerpoint interaktif memuat beberapa menu dengan komponen sebagai berikut.

a. Slide pembukaan yang berisi 1). Slide identitas media

a) Nama/judul media

2). Slide identitas pembelajaran terkait a) SK/KD

b) Indikator


(35)

11 b. Slide petunjuk penggunaan media Powerpoint Interaktif.

c. Slide isi

1) Slide materi pembelajaran

2) Slide gambar terkait dengan pembelajaran. 3) Slide video terkait pembelajaran.

4) Slide tugas yang harus dikerjakan siswa.

5) Slide soal-soal evaluasi serta slide pertanyaan refleksi.

5. Pengembangan media pembelajaran interaktif ini memanfaatkan fasilitas yang ada dalam aplikasi Powerpoint terutama animations dan hyperlink.

6. Materi media adalah pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. 7. Media ini memuat komponen pembelajaran seperti silabus, materi,

evaluasi.

8. Media ini dilengkapi dengan berbagai tombol pilihan menu. Tujuannya adalah untuk mempermudah guru dalam pemilihan tampilan yang akan dituju.

9. Animasi digunakan untuk menarik perhatian peserta didik. Pembuatan animasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur animations atau mengunduh dari internet kemudian disisipkan pada slide dengan memanfaatkan fitur yang ada pada Microsoft Powerpoint .

10.Suara digunakan untuk manambah kesan hidup pada media interaktif 11.Video disajikan untuk menjelaskan materi yang abstrak.


(36)

12 13.Warna background didominasi warna muda dan warna pendukung lainnya agar memberikan kesan keceriaan serta menarik perhatian peserta didik.

14.Media Powerpoint Interaktif ini dapat ditampilkan dengan syarat minimal komputer memliliki program microsoft powerpoint.

F. Definisi Operasional

1. Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga sebagai alat bantu pada proses belajar yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Media Powerpoint interaktif adalah aplikasi multimedia yang dapat

menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi dan dapat dikembangkan menjadi media interaktif yang menarik dengan pengembangan dengan berbagai tombol pilihan menu.

3. IPA di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada peserta didik serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan membantu agar peserta didik memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium.


(37)

13 4. IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam, dan kebendaan atau makhluk hidup yang memerlukan kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah yang sistematis yang tersusun secara teratur. IPA dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap.

5. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari, klorofil, air, dan karbondioksida.


(38)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II yang berupa landasan teori ini akan membahas empat bahasan yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Pada sub bab kajian pustaka ini memuat pengertian pembelajaran, pembelajaran IPA SD, teori perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis TIK, Microsoft Powerpoint sebagai media pembelajaran, model pengembangan media pembelajaran TIK, Ilmu Pengetahuan Alam.

1. Pembelajaran

Sugiyono dan Hariyanto (dalam Muhamad, 2013:131) menyatakan bahwa pembelajaran sebagai sebuah kegiatan guru mengajar atau membimbing siswa menuju proses pendewasaan diri. Sedangkan menurut Saffuddin (2014 : 3) pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkunganya.

Susanto (2014 : 19) mengatakan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses mendapatkan ilmu pengetahuan, penguasaan terhadap apa yang disampaikan pendidik.


(39)

15 Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan proses kegiatan guru mengajar kepada peserta didik dengan terjadinya interaksi antara guru, peserta didik, dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran maka peserta didik akan mendapatkan ilmu pengetahuan atau proses pendewasaan dini. 2. Pembelajaran IPA di SD

Susanto (2013 : 171) menjelaskan pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia biolagi dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan 2006 (dalam Susanto, 2013:171) dimaksudkan untuk:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.


(40)

16 e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memlihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkkan pendidikan ke SMP.

Samatowa (2011 : 5) IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuan. Pembelajaran IPA yang ideal tidak hanya penentuan dan penguasaan materi, tetapi aspek dari IPA yang perlu diajarkan serta cara supaya peserta didik dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik dan terampil untuk mengaplikasikan secara logis konsep tersebut pada situasi lain yang relevan dengan pengalaman kesehariannya. Oleh karena itu anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin tahu menggali berbagai pengetahuan baru dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Sejatinya, melalui pembelajaran


(41)

17 dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran IPA siswa akan memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan- perubahan di lingkungan sekitar dirinya. Guru sebagai fasilitator harus mampu menyajikan pengetahuan yang mendukung kebutuhan siswa. Pembelajaran dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada peserta didik serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuan. Pembelajaran IPA yang ideal tidak hanya penentuan dan penguasaan materi, tetapi aspek dari IPA yang perlu diajarkan serta cara supaya peserta didik dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik dan terampil. Oleh karena itu anak-anak perlu diberikan media pembelajaran untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Tujuan IPA secara umum membantu agar peserta didik memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.


(42)

18 3. Teori Perkembangan Anak

Piaget (dalam Janice, 2013: 269) perkembangan kognitif anak dapat dibagi menjadi empat tahap, yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Sensorik-Motorik (usia 0-2 tahun), anak belajar mengingat ciri fisik sebuah objek dan berpikir dalam pola visual (skemata)

b. Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun), anak menguasai pemikiran simbolis yang berupa gambar dan kata-kata untuk mewakilkan tindakan dan kejadian yang tidak ada.

c. Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun), dalam tahap ini anak telah mampu mengembangkan kemampuan berpikir sistematis ketika mereka melihat objek-objek dan melakukan kegiatan nyata.

d. Tahap Operasional Formal (usia lebih dari 11 tahun), pada tahap keempat ini anak telah beranjak menuju dewasa. Anak sudah mulai berpikir abstrak tanpa membutuhkan benda konkret.

Piaget (dalam Carolyn, 2013: 164) mendeskripsikan pada usia 7-11 tahun, operasi mental sebagai kemampuan untuk mengimajinasikan secara konkret, konsekuensi yang akan terjadi. Operasi mental dalam tahapan ini disebut konkret karena didasarkan pada orang-orang, tempat dan benda-benda aktual yang ada di lingkungan sekitar anak.

Mengingat umumnya anak-anak mulai masuk sekolah dasar pada usia 6-7 tahun dan rentang waktu belajar di SD selama 6 tahun maka usia anak sekolah dasar bervariasi antara 7-11 tahun dengan demikian tahap kognitif anak meliputi tahap akhir praoperasional sampai awal operasional formal. Pada


(43)

19 usia 7–11 tahun anak berada pada masa operasional konkret dimana anak akan berfikir logis terhadap objek yang konkret.

4. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Salma (2013: 18) menyatakan media berasal dari kata medium yang berarti perantara. Oleh karena itu secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. Heinich dan Molenda (dalam Salma, 2013:18)

mengemukakan bahwa secara umum media diartikan sebagai “alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima.” Pengertian ini lebih

mengarah pada pengertian media yang lebih khusus. Pengertian ini juga membatasi bahwa apa yang disebut media adalah alat yang bermuatan pesan, yang memungkinkan orang atau peserta didik dapat berinteraksi dengan pesan tersebut secara langsung. Media yang dimaksud adalah media dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, seperti : modul pembelajaran, program kaset audio, program televisi/video pembelajaran, program komputer (TIK berbasis offline dan online).

Media pembelajaran tidak hanya berkutat pada objek yang mempunyai dimensi, akan tetapi sebuah program atau kegiatan bisa menjadi sebuah media pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pendapat Gerlach (dalam Sanjaya, 2010: 204) yang menyatakan bahwa “secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang membuat kondisi peserta didik untuk

memperoleh pengetahuan, ketertampilan, atau sikap.” Arsyad (2007: 7)


(44)

20 bantu pada proses belajar yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran”.

Dari definisi yang telah dipaparkan oleh para tokoh, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga sebagai alat bantu pada proses belajar yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Tujuan Penggunaan Media dalam Pembelajaran

Sanaky (2013: 5) menyebutkan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk:

1. Mempermudah proses pembelajaran di kelas. 2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. 4. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut senada dengan pendapat Salma (2013: 19) bahwa tujuan dari media pembelajaran adalah untuk:

1. Memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat peserta didik untuk belajar.

2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi. 3. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak mudah

dilupakan oleh peserta didik.

4. Menjadikan belajar lebih efektif, efisien, dan bermakna. 5. Membuka peluang belajar di mana saja dan kapan saja.


(45)

21 6. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik

7. Menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena dengan adanya media dapat mempermudah guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didiknya. Tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh peserta didik, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Sedangkan Rusman (2015: 60) menyatakan bahwa media memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar. Hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting yaitu media sebagai alat bantu mengajar dan media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri.

Dari paparan beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengguanaan media adalah (1) mempermudah proses pembelajaran di kelas. (2) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. (3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. (4) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. (5) membuka peluang belajar di mana saja dan kapan saja. (6) memberikan motivasi belajar kepada peserta didik. Media memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar.


(46)

22 c. Manfaat Media

Arsyad (2009: 26) menyatakan ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

1). Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2). Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3). Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

Selaras dengan pernyataan Arsyad tentang manfaat media. Usman (2006: 32) mengemukakan dengan adanya media dapat :

a. Meletakkan dasar dasar untuk berpikir b. Memperbesar perhatian peserta didik

c. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan. d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri dikalangan peserta didik e. Memberikan pemikiran yang teratur dan kontinu.


(47)

23 f. Membantu tumbuhya pengertian dan membantu perkembangan

bahasa.

Selanjutnya Usman juga menjelaskan manfaat lain dari media yaitu : a. Dapat menarik minat peserta didik dalam belajar

b. Mendorong peserta didik untuk bertanya dan berdiskusi.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media dapat berfungsi memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat peserta didik untuk belajar. Mempermudah guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didiknya. Media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 5. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi (TIK)

a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis TIK

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Tatang (2012: 99) menyatakan media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide,nfoto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Sanaky (2013: 207) mengemukakan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan


(48)

24 motivasi kepada pembelajar. Selain itu, harus mampu merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar baru bagi pembelajar. Dengan demikian media yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan mendorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

Senada dengan pendapat Sanaky, Jasmadi (2010: 201) menjelaskan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, model pembelajaran aktif pun mulai dikembangkan dengan mengintegrasikan teknologi TIK ke dalam pembelajaran aktif. Munadi (2013: 7) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Jasmadi (2010: 201) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, model pembelajaran aktif pun mulai dikembangkan dengan mengintegrasikan teknologi TIK ke dalam pembelajaran aktif tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, media-media untuk mengeksplorasi kecerdasan semakin mudah diwujudkan. Media pembelajaran yang dikembangkan bukan lagi media konvensional melainkan sudah mulai beralih ke media TIK atau media yang menggunkan sistem informasi dan komunikasi, serta menggunakan komputer sebagai sarana.


(49)

25 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti pemanfaatan komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengakses materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. Kegiatan belajar mengajar berbasis TIK adalah proses belajar mengajar yang memanfaatkan TIK sebagai sarana untuk berinterkasi dengan para siswa. Dalam proses pembelajaran seperti ini, guru memnggunakan alat seperti laptop, komputer, LCD projektor, internet serta aplikasi yang mendukung untuk interaksi pembelajaran.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara baik orang, alat, bahan atau peristiwa yang dapat menciptakan keadaan yang bersifat membantu atau memperlancar proses pembelajaran berkaitan dengan kegiatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap guna mencapai ke suatu tujuan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengakses materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer.

b. Jenis-jenis Media TIK dalam Pembelajaran

Arsyad (2014: 31) mengelempokkan media pembelajaran menjadi tiga berdasarkan perkembangan teknologi yaitu:

1. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses


(50)

26 pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kenyanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut: teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang, baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif, teks dan visual ditampilkan statis (diam), pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual, baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada peserta didik dan informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

2. Media hasil teknologi audio-visual

Media audio-visual merupakan seperangkat alat yang dapat memproyeksiikan gambar bergerak dan bersuara. Perpaduan yang dihasilkan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk alam kategori media audio-visual adalah televise, video-VCD, sound slide dan film.

3. Media hasil teknologi yang berdasarkan Komputer

Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus sehingga pembelajatan


(51)

27 lebih optimal. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan pengajar untuk merealisasikan pembelajaran dengan menggunakan komputer dan projector LCD.

Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer cenderung bersifat integratife (terpadu) dengan memberikan penekanan pada berbagai kompetensi yang ingin dicapai dengan pengalaman belajar melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan (animasi) dan mengintegrasikan teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran.

c. Fungsi Media TIK dalam Pembelajaran

Salma (2013: 19) menyebutkan fungsi dari media pembelajaran adalah untuk: 1. Memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga

merangsang minat peserta didik untuk belajar.

2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi. 3. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak mudah

dilupakan oleh peserta didik.

4. Menjadikan belajar lebih efektif, efisien, dan bermakna. 5. Membuka peluang belajar di mana saja dan kapan saja. 6. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik. 7. Menjadikan belajar sebagai kebutuhan.

Sedangkan secara umum fungsi media TIK dalam pembelajaran menurut Tatang (2012: 101-102) adalah sebagai berikut:

1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video, atau media


(52)

28 lain. Peserta didik dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/ peristiwa sejarah.

2. Mengamati benda/ peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya atau terlarang. Misalnya video tentang kehidupan harimau di hutan.

3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda yang sukar diamati secara langsung.

4. Mengamati peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya. Dengan slide atau video peserta didik dapat mengamati peristiwa gunung meletus. 5. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau

diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas tentang organ tubuh manusia.

Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media TIK dalam pembelajaran sebagai berikut (1) Memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat peserta didik untuk belajar. (2) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi. (3) Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. (4) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. (5) Mengamati benda/ peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya atau terlarang.


(53)

29 6. Microsoft Powerpoint Interaktif

a. Pengertian Microsoft Powerpoint

Rusman (2015: 301) menyatakan bahwa Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah. Seperti halnya perangkat lunak pengolah presentasi lainnya, Powerpoint dapat memposisikan objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya dalam satu atau beberapa halaman individual yang disebut dengan "slide". Powerpoint menawarkan dua jenis properti pergerakan, yakni Custom Animations dan Transition. Properti pergerakan Entrance, Emphasis, dan Exit objek dalam sebuah slide dapat diatur oleh Custom Animation, sementara Transition mengatur pergerakan slide dan memberikan efek visual yang menarik disetiap pergantian slide. Sedangkan Powerpoint interaktif merupakan persembahan slide yang disusun secara interaktif dan dalam bentuk menu sehingga mampu menampilkan feedback yang telah diprogram.

Rusman (2011: 301) mengemukakan Powerpoint dapat dikembangkan melalui beberapa tipe yaitu:

1. Personal Presentation: Pada penyajian ini Powerpoint sebagai alat bantu bagi instruktur untuk presentasi menyampaikan materi. Dalam hal ini kontrol terletak pada guru atau instruktur

2. Stand Alone: Pada pola penyajian ini Powerpoint dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar


(54)

30 interaktifnya tidak tinggi namun Powerpoint mampu menampilkan feedback yang telah diprogram.

3. Web Based: Pada pola ini Powerpoint dapat diformat menjadi file web (html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Powerpoint sebagai aplikasi multimedia dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi. Informasi-informasi yang akan disajikan dapat dimuat dan diprogram sedemikian rupa sehingga anak akan lebih tertarik untuk belajar. Penyajian informasi dapat dilakukan dengan cara:

1. Menyisipkan objek pada Powerpoint

Objek yang dapat disisipkan pada Powerpoint dapat berupa teks gambar, suara dan video. Fitur yang ada dalam Powerpoint akan membantu programmer dalam menyisipkan objek sesuai kategori masing masing. Sesudah pemakai menghidupkan komputer dan masuk program Powerpoint 2007 maka akan muncul tampilan layar (slide) dengan berbagai kategori ribbon atau panel yang berisi tombol pintas untuk mengaktifkan fitur tertentu.

2. Memasukkan Teks

Fasilitas yang utama dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks atau informasi. Dengan fasilitas ini Powerpoint dapat menampilkan berbagai teks untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis, membaca atau pembelajaran yang lain. Agung


(55)

31 (2009: 35) menjelaskan bahwa untuk memasukkan dapat dilakukan dengan memilih menu insert sesudah itu akan muncul berbagai pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox. Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan presentasi. Langkah berikutnya adalah menulis teks yang diinginkan pada kotak yang tersedia atau dapat mengkopi (copy) teks yang diinginkan kemedian menempel (paste) teks pada kotak teks yang sudah tersedia.

3. Memasukkan Gambar

Gambar dalam aplikasi Powerpoint menurut Agung (2009: 134) dapat disisipkan dengan cara yang sama dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu insert sesudah itu pilih salah satu menu picture, clip art, photo album, shapes, smart art, chart. Sesudah menu ini dipilih akan muncul beberapa kategori gambar, pilih salah satu yang diinginkan.

4. Memasukkan Suara dan Video

Suara dan video menurut Agung (2009: 139) dapat disisipkan dengan cara memilih menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file atau Movies from Gallery. Pilih suara dan video yang diinginkan kemudian tekan OK.


(56)

32 5. Membuat tampilan menarik

Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan menarik seperti fasilitas design untuk background dan animation untuk pergerakan teks dan gambar.

a) Ribbon Design.

Ribbon Design memberikan keluasaan bagi pengguna untuk menentukan background slide yang sesuai atau memanipulasi sendiri background slide sesuai dengan keinginan. Ada beberapa jenis manipulasi background yang ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna, yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga adalah memasang gambar dari file sendiri. Background yang sesuai akan memperindah tampilan program.

Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu design dan kemudian pilih background. Untuk memanipulasi background dapat memanfaatkan fasilitas dari colors, background style, background fill, dan effects.

b) Ribbon Animations

Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir.


(57)

33 Agung (2009: 155) mengemukakan pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek, pilih menu Custom Animation dan add effect. Dengan menambahkan effect objek bisa melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut, dan dari tengah. Dengan meilih judul animasi akan muncul berbagai pilihan diantaranya effect options, timing untuk memberikan efek dan mengatur urutan dan waktu tampil ke layar.

6. Membuat Hyperlink

Fasilitas ini sangat penting dan sangat mendukung pembuatan media interaktif. Dengan hyperlink suatu slide dapat terhubung ke slide lain, aplikasi lain atau ke jaringan internet. Hyperlink atau hubungan dalam satu program akan memungkinkan pemberian umpan balik secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hubungan dengan slide atau aplikasi lain akan memperkaya fasilitas yang mendukung pembelajaran. Hubungan dengan internet akan membuka berbagai kemungkinan pembelajaran yang lebih luas, pribadi dan otentik sehingga siswa dapat menambah wawasan. Sanaky (2013: 151) memaparkan langkah pembuatan hyperlink adalah:

1. Dengan memilih objek yang akan dihubungkan ke slide, program atau internet.

2. Menu atau objek tersebut terlebih dahulu diblok

3. Letakkan kursor pada menu atau objek yang telah diblok dan kemudian klik kanan.


(58)

34 5. Letakkan kursor pada pilihan menu hyperlink pada box, kemudian klik kiri

dan kemudian akan keluar menu pilihan pada box.

6. Pilih menu yang akan dihubungkan dan klik, kemudian akan dimasukkan dalam box address, klik bookmark, dan akan keluar select place in document select an existing place in the document. Dalam box akan muncul slide titles.

7. Mengisikan menu file atau alamat yang dipilih dan kemudian mengklik OK, maka objek tersebut akan tersambung kealamat atau file yang diinginkan.

Dari penjelasan tentang fitur hyperlink maka Powerpoint dapat dikembangkan menjadi media interaktif yang menarik dengan pengembangan dan berbagai tombol pilihan menu.

b. Kelebihan dan kekurangan Microsoft Powerpoint

Sanaky (2013:155) mengemukakan bahwa dalam penggunaan media Powerpoint interaktif memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari penggunaan media tersebut, yaitu meliputi :

1) Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas

2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan pemberi pesan dapat mengamati respons dari penerima pesan atau pembelajar.

3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan mencatat

4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan.


(59)

35 6) Dapat disusun kembali berdasarkan urutan materi atau sekuens belajar

dan dapat dipergunakan berulang ulang

7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar yang dikehendaki karena kontrol sepenuhnya pada komunikator

8) Lebih sehat bila dibandingkan dengan papan tulis 9) Mendorong motivasi pembelajar untuk belajar.

Berikut ini merupakan kelemahan dari penggunakan media Powerpoint Interaktif menurut Sanaky (2013:156) yaitu:

1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki.

2) Media ini memerlukan perangkat keras (hardware) yang khusus untuk memproyeksikan pesan yaitu computer dan LCD

3) Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks.

4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya.

5) Membantu keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya.

6) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada disain program computer Microsoft Powerpoint, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan

7) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan, dapat memerlukan operator atau pembantu khusus


(60)

36 c. Pertimbangan Teknis Pengemasan Materi dalam Powerpoint

Materi pelajaran pada dasarnya adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pada anak didik untuk dikuasai yang berupa informasi ide, data/fakta, konsep, dan lain-lain yang berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, maupun tanda. Sanjaya (2010: 151) beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:

1. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai

Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam kurikulum secara teknis harus menjadi pertimbangan pertama, sebab dalam pendekatan. sistem tujuan adalah komponen yang utama daam proses pembelajaran artinya apapun yang direncanakan termasuk pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

2. Kesederhanaan

Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan untuk mempermudah siswa belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan sepeti bahasa dan bahan ajar yang lebih praktis

3. Unsur-unsur desain pesan

Dalam setiap pengemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption. Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar atau caption saja akan mengurangi makna penyajian informasi.


(61)

37 4. Pengorganisasian bahan

Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau dalam bentuk pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif.

5. Petunjuk cara penggunaan

Dalam bentuk apa pun pengemasan materi harus disusun beserta petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul, pengajaran berprogram (CD pembelajaran) dan pembelajaran melalui kaset.

Disamping pertimbangan teknis seperti yang dikemukakan Wina Sanjaya, keberhasilan presentasi dipengaruhi oleh desain media presentasi yang ditampilkan. Rusman (2011: 334) menyatakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain presentasi Powerpoint.

1. Salah satu karakteristik pokok dari Powerpoint adalah bersifat multimedia, maka tampilkanlah unsur teks, gambar, video, animasi dan suara pada presentasi. Namun penggunaanya harus proporsional.

2. Penggunaan background atau gambar harus sesuai dengan tema presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk menambah daya tarik presentasi sekaligus memperjelas pesan pembelajaran.

3. Pemilihan warna background dan teks. Jika warna background gelap maka gunakanlah teks dengan intensitas terang. Begitu juga sebaliknya.


(62)

38 4. Gunakan warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Namun demikian gunakan maksimal tiga jenis warna dalam satu sajian slide.

5. Pemilihan huruf harus tepat dengan memilih huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, hindari jenis huruf dekoratif.

6. Sajian informasi disesuiakan dengan proporsi media sajian. Setiap presentasi harus sesingkat mungkin untuk memberikan tambahan frekuensi interaksi siswa, selain itu harus memperhatikan

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpukan bahwa microsoft Powerpoint memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan ini dapat teratasi, yaitu bagi sekolah-sekolah yang mampu mengadakan alat-alat tersebut dengan pengajar-pengajarnya yang telah mahir menggunakan dan mampu mendisain pesan melalui program komputer Microsoft Powerpoint. Tidak memerlukan bantuan operator, dan dapat mengoperasikan sendiri.

7. Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melaju begitu cepat, merambah kesemua sektor kehidupan. Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang teknologi maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin


(63)

39 menuntut penggunaan media pendidikan yang lebih bervariasi dan inovatif seperti penggunaan komputer.

Unesco (dalam Salma, 2013: 16) menyebutkan perkembangan teknologi sebagai kombinasi dari teknologi informasi dengan teknologi komunikasi. Kombinasi yang mengintegrasi dua fungsi dalam satu medium yang disebut dengan perangkat komputer, sehingga tidak mengherankan apabila teknologi dan komunikasi kemudian identik dengan penggunaan sarana komputer sebagai medium informasi dan komunikasi. Komputer dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi menjadi sebuah media yang menarik.

Hal ini tersebut serupa dengan pernyataan Sanjaya (2010: 219) bahwa saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya seperti slide, OHT, opaque projector dan lain sebagainya. Berbagai perangkat lunak yang menyertai komputer dikembangkan sehingga penampilan presentasi lebih menarik, misalnya Microsoft Powerpoint yang dikembangkan oleh Microsoft inc.

Powerpoint adalah salah satu program yang digunakan untuk membuat slide atau presentasi. Fitur yang ada pada Powerpoint dapat memposisikan objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya dalam satu atau beberapa halaman individual yang disebut dengan "slide”. Slide dapat terhubung ke slide lain, aplikasi lain atau ke jaringan internet dengan hyperlink. Hyperlink atau hubungan dalam satu program akan memungkinkan pemberian


(64)

40 umpan balik secara langsung terhadap proses pembelajaran. Berikut merupakan gambar slide media yang menunjukkan kegiatan interaktif.

Gambar slide soal evaluasi Gambar Slide jawaban benar

Gambar Slide jawaban salah Gambar Slide Menu

Gambar 2.1 Slide media kegiatan interaktif

Berdasarkan pernyataan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa pengembangan media juga dapat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi masa kini. Perkembangan teknologi sebagai kombinasi dari teknologi informasi dengan teknologi komunikasi. Kombinasi yang mengintegrasi dua fungsi dalam satu medium yang disebut dengan perangkat komputer. Komputer dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi menjadi sebuah media yang menarik.


(65)

41 8. Hakikat IPA

Winaputra (dalam Samatowa, 2011: 3) mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam, dan kebendaan atau makhluk hidup yang memerlukan kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Sulistyowati (2014: 22) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori. Ada dua hal yang berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif, dan IPA sebagai proses yaitu kerja ilmiah.

Susanto (2013 : 167-169) menyatakan hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Ilmu


(66)

42 pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Ilmu pengetahuan sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Sedangan ilmu pengetahuan sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam proses pembelajaran sains.

Berdasarkan paparan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam, dan kebendaan atau makhluk hidup yang memerlukan kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah yang sistematis yang tersusun secara teratur. IPA dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap.

9. Materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau

Pemerintah membuat sebuah kurikulum sebagai dasar pengajaran bagi guru. Menurut BNSP, dasar pengembangan materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau yang termuat dalam standar isi adalah:

Tabel 2.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan

2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan

2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan


(67)

43 Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Menurut Sulistyanto (2008: 37) fotosintesis memerlukan cahaya matahari, klorofil, air, dan karbon dioksida. Air diserap oleh akar dari dalam tanah. Air dari akar menuju daun. Karbon dioksida diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui fotosintesis, air dan karbon dioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Makanan ini sebagian digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan sisanya dibawa ke bagian tubuh lain. Manusia dan hewan secara langsung ataupun tidak langsung bergantung pada tumbuhan hijau untuk memperoleh makanan. Daun, batang, buah, biji, dan umbi merupakan bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai sumber makanan bagi manusia dan hewan. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan baik yang langsung dimakan ataupun dimasak terlebih dahulu di antaranya adalah akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji.

Ketika anak belajar tentang proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau anak akan merasa kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau tidak dapat dilihat secara nyata oleh karena itu perlu adanya media yang dapat memberikan wawasan dan gambaran nyata tentang pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Fitur dalam Powerpoint dapat membantu dalam pembuatan media yang didukung dengan teks, gambar, suara dan video sehingga dapat memberikan gambaran tentang


(1)

(2)

(3)

(4)

252 LAMPIRAN 19


(5)

253 Foto saat melakukan uji coba pemakaian di SD Negeri Depok 1


(6)

254 BIODATA PENELITI

Rr. Natalia Dewanty lahir di Sleman, 22 Januari 1995. Memulai pendidikan kanak-kanaknya di TK Pertiwi Turi Sleman. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Kadirojo dan selesai pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Kanisius Sleman Yogyakarta, selesai pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Negeri 1 Turi, selesai pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Materi Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Untuk Kelas V SD Negeri Depok 1”

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2014 Peserta 2. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2013 Peserta 3. Inisiasi Program Studi (Insipro) 2013 Peserta

4. Week-end Moral 2013 Peserta

5. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I

(PPKM 1) 2013 Peserta

6. CSL (Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa/PPKM II) 2014 Peserta 7. Kursus Mahir Dasar (KMD) 2014 Peserta

8. English Club 2013-2014 Peserta

9. Seminar “Indonesia Mengajar” 2015 Peserta 10. Seminar Reiventing Childhood Education 2016 Peserta 11. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta