Analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

(1)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN ALAT HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gerlar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

`

Oleh : Tira Tabitasari NIM : 132114001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN ALAT HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gerlar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

`

Oleh : Tira Tabitasari NIM : 132114001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN ALAT HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tira Tabitasari

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN ALAT

HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan,


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

2. Fr. Reni Retno Anggraini, Dr., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing akademik .

3. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Susanto, SE., MM., Ak, yang telah membantu dan membimbing

penulis dalam melakukan penelitian skripsi di Rumah Sakit Panti Waluyo Yakkum Surakarta

5. Bapak dan ibu, dan adik yang selalu mendoakan dan memberi motivasi selama penyusunan skripsi.

6. Mas Agus yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 7. Teman-teman Kelas A Akuntansi 2013.

8. Teman-teman MPAT Pak Anto yang mau berbagi ide serta masukan-masukan yang posifit kepada penulis.

9. Teman-teman kerja di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.


(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Yogyakarta, Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ...viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Investasi ... 6

B. Kelayakan Investasi dan Analisis Kelayakan Investasi ... 9

C. Penyelenggaraan Pelayanan Hemodialisis ... 13

D. Cara Penilaian Kelayakan Investasi ... 15

E. Penelitian Terdahulu ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisa Data ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Panti Waluyo ... 40

B. Identitas Rumah Sakit Panti Waluyo ... 42

C. Visi Rumah Sakit Panti Waluyo ... 43

D. Misi Rumah Sakit Panti Waluyo ... 43

E. Tujuan Rumah Sakit Panti Waluyo ... 43

F. Fasilitas Penunjang Rumah Sakit Panti Waluyo ... 43

G.Unit Hemodialisa di Rumah Sakit Panti Waluyo ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Analisis Data ... 50


(10)

B.Pembahasan ... 84

BAB VI PENUTUP A.Kesimpulan ... 88

B.Keterbatasan ... 88

C.Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Data Pasien Hemodialisa Tahun 2016 ... ... 51

TABEL 2 Data Beban Unit Hemodialisa Tahun 2016 ... ... 52

TABEL 3 Perhitungan Laba Rugi Unit Hemodialisa Rumah Sakit Panti Waluyo ... 54

TABEL 4 Estimasi Pendapatan Unit Hemodialisa ... ... 60

TABEL 5 Estimasi Biaya Unit Hemodialisa ... ... 61

TABEL 6 Rekapitulasi Estimasi Biaya Unit Hemodialisa RS Panti Waluyo ... 67

TABEL 7 Estimasi Cash Flow Unit Hemodialisa ... ... 68

TABEL 8 Aliran Kas Unit Hemodialisa ... ... 74

TABEL 9 BI Rate Tahun 2015 ... ... 75

TABEL 10 Perhitungan Discount Factor ... ... 76

TABEL 11 Pehitungan Net Present Value (NPV) ... ... 76

TABEL 12 Perhitungan Payback Period (PP) ... ... 77

TABEL 13 Perhitungan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Per Tahun ... 79

TABEL 14 Pendapatana Pelayanan Hemodialisa di RS Panti Waluyo ... 80

TABEL 15 Estimasi Permintaan Pelayanan Cuci Darah ... ... 81


(12)

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN ALAT HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

Tira Tabitasari NIM: 132114001

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : apakah investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo layak untuk dilaksanakan ditinjau dari aspek keuangan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, dimana pada saat ini rumah sakit sedang dihadapkan pada pemenuhan jumlah permintaan dari para pasien yang masih belum terpenuhi, sehingga rumah sakit dapat mengambil peluang ini untuk kembali melakukan investasi alat hemodialisis.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode analisis investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Net Present Value, metode Break Even Point, dan metode Payback Period.

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta layak dilaksanakan ditinjau dari aspek keuangan. Hasil analisis berdasarkan metode Net Present Value, dengan discount factor sebesar 7,5%, memberikan hasil positif sebesar Rp4.203.020.636,00. Hasil perhitungan BEP dari tahun 2016 sampai tahun 2026 nilainya selalu lebih kecil jika dibandingkan dengan estimasi permintaan pelayanan hemodialisis, dan pengembalian modal selama 4 tahun, lebih kecil dari umur alat hemodialisis (10 tahun).

Kata kunci : investasi, hemodialisis


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INVESTMENT ELIGIBILITY ON LEVYING THE HEMODIALYSIS EQUIPMENT AT PANTI WALUYO HOSPITAL

Tira Tabitasari NIM: 132114001 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

The purpose of this study is to investigate and analyze: whether investment in the hemodialysis equipment at Panti Waluyo Hospital is feasible in terms of financial aspects. The research was conducted at Panti Waluyo Hospital, during which the hospital is exposed to the fulfillment of the number of requests from patient who still have not been met. The hospital can take this opportunity to investment hemodialysis equipment.

Type of research is a case study. Data collection is the observation, interviews, and documentation. Investment analysis used in this study Net Present Value method, Break Even Value method, and Payback Period method.

The result was showed that the hemodialysis equipment at Panti Waluyo Hospital Surakarta is feasible, in terms of the financial aspect. Based on the Net Present Value method, the discount factor of 7,5%, the investment gave a positive result for Rp4.203.020.636,00. The calculation of Break Even Point from 2016 to 2026 was always less than the estimated demand for hemodialysis services, and return on investment for 4 years, was less than the life of hemodialysis equipment (10 years).


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah sakit harus mempunyai kemampuan yang lebih dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam hal SDM yang terlatih sampai dengan kelengkapan instrumen untuk pengobatan dan pemeriksaan. Salah satu instrumen pengobatan yang penting dan dibutuhkan oleh rumah sakit adalah alat hemodialisis atau alat cuci darah. (Kompas, 26 Juni 2013) Jumlah pasien yang membutuhkan cuci darah atau dialisis semakin meningkat tetapi tidak semua pasien terlayani kebutuhan cuci darah karena keterbatasan unit mesin dialisis.

Melihat keadaan bahwa mesin dialisis sangat dibutuhkan bagi rumah sakit untuk memperlancar pelayanan kesehatan, maka rumah sakit dapat menangkap peluang tersebut untuk berinvestasi alat hemodialisis. Investasi pengadaan alat hemodialisis memerlukan dana yang cukup besar. Keputusan pengadaan alat hemodialisis adalah keputusan penting yang harus diambil oleh pihak manajemen rumah sakit, keputusan pengadaan alat hemodialisis sebaiknya memperhitungkan kelayakan investasi. Kelayakan investasi dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi layak dilakukan, sehingga pihak rumah sakit tidak salah dalam mengambil keputusan investasi.

Rumah Sakit Panti Waluyo Yakkum Surakarta merupakan rumah sakit milik Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) yang berada di kota Surakarta. Rumah Sakit Panti Waluyo YAKKUM Surakarta mendukung


(15)

program pemerintah didalam pelayanan kesehatan dengan melayani BPJS, dengan kerja sama tersebut membuat jumlah pasien di Rumah Sakit Panti Waluyo dari tahun ke tahun semakin meningkat, khususnya pasien cuci darah yang terlihat dari data kunjungan pasien hemodialisis RS Panti Waluyo di tahun 2015 rata-rata per hari 10 pasien, sedangkan tahun 2016 naik menjadi rata-rata 12 pasien per hari. Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta sudah memiliki 8 alat hemodialisis dan menurut data jumlah pasien hemodialisis di RS Panti Waluyo, kebutuhan penggunaan alat hemodialisis semakin meningkat tetapi ketersediaan alat hemodialisis kurang mencukupi kebutuhan pasien. Melihat hal tersebut seharusnya manajemen dapat menagkap peluang untuk melakukan kembali investasi pengadaan alat hemodialisis.

Banyak penelitian terdahulu membahas mengenai analisis kelayakan investasi, diantaranya menurut Herry, Jonathan, dan Raymond (2014), Frins (2015) mendapatkan kesimpulan bahwa investasi tidak layak untuk dilakukan. Sebaliknya menurut Putu (2009), Febri, Ereike, dan Wahyudi (2013), Fitri (2014), Muhammad (2013), dan Evita (2013) mendapat kesimpulan bahwa investasi layak untuk dilakukan. Berdasarkan beberapa perbedaan hasil penelitian terdahulu tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo YAKKUM Surakarta secara finansial.


(16)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta layak dilaksanakan?

C. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian studi kelayakan investasi, terlebih dahulu harus menentukan aspek-aspek apa saja yang akan diteliti, aspek-aspek tersebut antara lain aspek hukum, pasar dan pemasaran, keuangan, teknis/operasi, manajemen/organisasi, ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan. Penelitian ini memfokuskan pada aspek keuangan untuk analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Aspek finansial dipilih karena aspek tersebut cocok untuk studi kelayakan investasi di rumah sakit.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta secara finansial.


(17)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis. Rumah sakit juga dapat menggunakan hasil analisis penelitian ini sebagai bahan pertimbangan khususnya mengambil keputusan investasi pengadaan alat hemodialisis.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menggunakan teori yang diperoleh dalam praktek sesungguhnya, bagaimana melakukan analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di rumah sakit.

3. Bagi Universitas

Melalui penelitian ini, peneliti dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berkenaan dengan analisis kelayakan investasi alat hemodialisis.

F. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(18)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori yang digunakan sebagai landasan untuk mengolah data. Teori yang berkaitan dengan analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis, terdiri dari: pengertian investasi, pengertian kelayakan investasi dan studi kelayakan investasi, penyelenggaraan pelayanan hemodialisis di rumah sakit, cara penilaian kelayakan investasi, dan kriteria penilaian investasi. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, identitas Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, dan unit hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. BAB V ANALISIS DATA

Bab ini membahas hasil penelitian mengenai kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis dengan menggunakan teknik analisis data.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi ringkasan hasil analisis data dan saran yang bisa digunakan atau bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Investasi

Terdapat banyak penulis memberikan defnisi investasi diantaranya yaitu

menurut Halim (2009), “Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di

masa mendatang”. Menurut Jogiyanto (2014), “Investasi dapat didefinisikan

sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif

selama periode waktu yang tertentu”. Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004, investasi adalah suatu aset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi dapat dibagi dalam berbagai jenis, dalam praktiknya jenis investasi dibagi dua macam, yaitu:

1. Investasi nyata (real investment), merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin.


(20)

2. Investasi finansial (financial investment), merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.

Investasi jangka panjang adalah investasi yang berumur lebih dari satu tahun, sedangkan investasi jangka pendek adalah investasi yang memiliki umur

maksimal satu tahun. Menurut Abdul (2005:134), “Investasi pada aset riil

termasuk dalam penganggaran modal (capital budgeting), yaitu keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan tentang pengeluaran dana yang

jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun”. Menurut Sarwoko dan Abdul (1989:143), “Capital Budgeting adalah suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka pemilikan atau keperluan akan aktiva tetap.” Dengan demikian penganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan, karena:

1. Jika salah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan akan berakibat berat dan panjang bagi perusahaan, mengingat jumlah dana yang dikeluarkan cukup besar dan terikat dalam jangka waktu yang lama.

2. Jika salah dalam melakukan perkiraan kebutuhannya, misalnya investasi terlalu besar (over investment) akan timbul beban-beban yang seharusnya tidak perlu. Sebaliknya jika investasi terlalu kecil (under investment) perusahaan akan kekurangan kapasitas produksi.


(21)

Menurut Sarwoko dan Abdul (1989:145) secara teoritis penanaman modal dibagi atas beberapa golongan sebagai berikut:

1. Penggantian (Replacement)

Suatu aktiva tetap yang digunakan tentu akan aus atau semakin menyusut kegunaannya, oleh karena itu suatu aktiva tetap sangat dimungkinkan untuk diganti. Sejumlah dana dibutuhkan untuk penanaman modal dalam rangka penggantian tersebut.

2. Ekspansi (Ekspansion)

Suatu perusahaan yang tumbuh berkembang membawa konsekuensi untuk memperluas usahanya. Bila permintaan akan produk perusahaan meningkat berakibat tertundanya pemenuhan permintaan, maka hal ini menunjukkan perlunya pemikiran untuk penambahan kapasitas yang diperlukan adanya penanaman modal.

3. Diversifikasi (Diversification)

Risiko kegagalan pasar untuk perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk lebih kecil daripada perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk saja. Perusahaan-perusahaan yang mencoba untuk memasuki pasar baru akan mempertimbangkan usulan-usulan untuk membeli mesin-mesin yang baru dan fasilitas-fasilitas lainnya untuk menangani produk-produk baru.


(22)

4. Riset dan Pengembangan (Research and Development)

Perusahaan-perusahaan di dalam industri yang berubah dengan cepat akan cenderung membelanjakan sejumlah besar untuk penelitian dan pengembangan produk-produk baru. Jika sejumlah besar uang dibutuhkan untuk peralatan, maka usulan-usulan ini akan termasuk di dalam capital bugeting.

5. Lain-lain

Perusahaan sering kali mempunyai pemgeluaran dana yang cukup besar yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha pencapaian laba yang diinginkan perusahaan. Misalnya pemasangan sistem musik untuk meningkatkan produktivitas, pemasangan alat pencegah polusi, sistem pemadam kebakaran yang otomatis, dan lain-lain. Itu semua termasuk dalam lingkup capital budgeting.

B. Kelayakan Investasi dan Analisis Kelayakan Investasi 1. Kelayakan Investasi

Kelayakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat berarti pantas atau patut atau perihal yang patut atau pantas dikerjakan. Investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.


(23)

Kelayakan investasi dapat diartikan disini sebagai besarnya manfaat atau keuntungan yang pantas diperoleh untuk suatu penanaman modal pada suatu perusahaan atau proyek. Keuntungan dapat dikatakan pantas atau patut apabila keuntungan yang diperoleh diatas ketentuan maksimal yang berlaku secara umum untuk masing-masing jenis usaha. Batasan keuntungan yang patut atau pantas diperoleh berdasarkan kemampuan mengembalikan modal yang ditanam dengan memperhitungkan nilai mata uang sekarang atau setelah memperhitungkan discount factor berdasarkan suku bunga bank yang berlaku secara umum. “Secara keseluruhan pengertian kelayakan investasi adalah bagaimana melakukan aktivitas dengan menggunakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang kita punyai pada saat sekarang agar mendapatkan suatu keuntungan yang pantas dimasa yang akan datang sesuai dengan yang telah kita

rencanakan”. (Maulia 2005:15) 2. Analisis Kelayakan Investasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), “ Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan. Menurut Halim (2009), “Analisis Kelayakan Investasi Bisnis

merupakan suatu kegiatan menganalisis secara mendalam tentang suatu investasi bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan keputusan layak tidaknya


(24)

investasi tersebut dibiayai”. Tipe-tipe keputusan yang memerlukan analisis ini antara lain:

1. Keputusan pemilihan aset tetap baru 2. Keputusan ekspansi

3. Keputusan penggantian (replacement) aset tetap 4. Keputusan sewa atau beli

Menurut Halim (2009: 2) dalam pengambilan keputusan tersebut, diperlukan informasi berupa asset, pendapatan, dan biaya masa yang akan datang, informasi asset memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan ditanamkan dalam investasi bisnis, sedangkan pendapatan dan biaya masa yang akan datang memberikan ukuran tingkat kemampuan menghasilkan laba dari investasi bisnis tersebut, keputusan tersebut diambil menyangkut apakah suatu investasi bisnis yang diusulkan memenuhi kelayakan akseptasi yang telah ditentukan atau tidak ditinjau dari aspek keuangan.

Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2003) sebagai berikut:

1. Aspek hukum

Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki.


(25)

2. Aspek pasar dan pemasaran

Aspek pasar diperlukan untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak.

3. Aspek keuangan

Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-baya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan.

4. Aspek teknis/operasi

Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, penentuan layout gedung, mesin, dan peralatan serta layout ruangan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya.

5. Aspek manajemen/organisasi

Aspek manajemen menilai para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.


(26)

6. Aspek ekonomi sosial

Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek dijalankan. Pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosial terhadap masyarakat secara keseluruhan.

7. Aspek dampak lingkungan

Aspek ini berkaitan dengan dampak dilaksanakannya proyek terhadap lingkungan sekitar, baik terhadap darat, air, dan udara yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan sekitar.

C. Penyelenggaraan Pelayanan Hemodialisis

Sebelum membahas mengenai analisis kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di Panti Waluyo berikut adalah pengertian sehubungan dengan alat hemodialisis. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/Per/VII/2010, yang dimaksud dengan:

1. Dialisis adalah tindakan medis pemberian pelayanan terapi pengganti fungsi ginjal sebagai bagian dari pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya mempertahankan kualitas hidup yang optimal yang terdiri dari dialisis peritoneal dan hemodialisis.


(27)

2. Dialisis Peritoneal adalah salah satu terapi pengganti fungsi ginjal yang mempergunakan peritoneum pasien yang bersangkutan sebagai membran semipermeabel antara lain Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan Ambulatory Peritoneal Dialysis (APD).

3. Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan, elektrolit tubuh.

4. Fasilitas pelayanan dialisis adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan dialisis, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.

5. Persyaratan Penyelenggaraan Pelayanan Hemodialisis (Pasal 3)

Setiap penyelenggaraan pelayanan hemodialisis harus memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sarana dan prasarana, peralatan, serta ketenagaan.

Persyaratan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi:

a. Ruang peralatan mesin hemodialisis untuk kapasitas 4 (empat) mesin hemodialisis.

b. Ruang pemeriksaan dokter/konsultasi c. Ruang tindakan


(28)

d. Ruang perawatan, ruang sterilisasi, ruang penyimpanan obat dan ruang penyimpanan medik

e. Ruang administrasi dan ruang tunggu pasien f. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan

Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi:

a. 4 (empat) mesin hemodialisis siap pakai b. Peralatan medik standar sesuai kebutuhan c. Peralatan reuse dialiser manual atau otomatik d. Peralatan sterilisasi alat medis

e. Peralatan pengolahan air untuk dialisis yang memenuhi standar, dan f. Kelengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan.

D. Cara Penilaian Kelayakan Investasi

Keputusan investasi harus dipertimbangkan dengan baik karena merupakan keputusan penting dan beresiko jika salah dalam mengambil keputusan. Pertimbangan tersebut tidak hanya berkenaan dengan biaya yang dikeluarkan, tetapi pihak manajemen harus memikirkan juga mengenai keuntungan yang didapatkan (cost and benefit). Dalam mengambil keputusan investasi seharusnya perusahaan melakukan studi kelayakan investasi. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) studi kelayakan investasi menjadi hal yang sangat penting


(29)

untuk memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika ternyata hasil dari investasi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penelitian ini hanya akan membahas mengenai studi kelayakan investasi dari aspek keuangan saja, aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek yang lain, bahkan ada beberapa perusahaan yang menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Kasmir dan Jakfar, 2012). Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh 2. Kebutuhan biaya investasi

3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.

4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan. 5. Kriteria penilaian investasi

6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan. Sebelum membahas mengenai metode yang dipakai untuk analisis kelayakan investasi dari aspek keuangan ada beberapa hal yang penting untuk diketahui, antara lain:


(30)

1. Sumber-Sumber Dana

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) dalam praktiknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam:

a. Modal Investasi

Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris lain dan biasanya modal investasi diperoleh dari pinjaman dengan jangka waktu panjang (di atas satu tahun).

b. Modal Kerja

Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya. Jangka waktu penggunaan modal kerja relatif pendek yaitu untuk satu atau beberapa siklus operasi perusahaan (satu tahun).


(31)

2. Biaya Kebutuhan Investasi

Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi:

a. Biaya prainvestasi terdiri dari biaya pembuatan studi dan biaya pengurusan izin-izin.

b. Biaya pembelian aktiva tetap

1) Aktiva tetap berwujud antara lain tanah, mesin-mesin, bangunan, peralatan, inventaris kantor, dan aktiva berwujud lainnya.

2) Aktiva tetap tidak berwujud antara lain good will, hak cipta, lisensi, dan merek dagang.

c. Biaya operasional yang terdiri dari: 1) Upah dan gaji karyawan 2) Biaya listrik

3) Biaya telepon dan air 4) Biaya pemeliharaan 5) Pajak

6) Premi asuransi 7) Biaya pemasaran 8) Biaya-biaya lainnya.


(32)

3. Estimasi Pendapatan dan Biaya

Peramalan atau estimasi merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan estimasi, pembuat estimasi harus mencari data dan informasi masa lalu. Dalam praktiknya terdapat berbagai metode peramalan, metode tertentu dipilih tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai.

Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut serta berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Jadi cash flow (arus kas) menurut Kasmin dan Jakfar (2012) adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Menurut Halim (2009), terdapat beberapa komponen utama aliran kas yakni :


(33)

a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah investasi awal yang mencakup pengeluaran-pengeluaran sejak ide, studi kelayakan hingga investasi tersebut siap beroperasi secara penuh.

b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) meliputi aliran kas masuk dan keluar dari operasi setiap tahun selama usia investasi. Aliran kas bersih atau Net Cash Flow (NCF) adalah selisih antara aliran kas keluar dengan aliran kas masuk operasi. Penentuan NCF didasarkan pada laporan akuntansi setelah dikurangi penyesuaian. Penyesuaian tersebut meliputi depresiasi yang bukan pengeluaran kas dan beban bunga seandainya investasi tersebut dibiayai dengan pinjaman.

c. Aliran kas masuk akhir (Terminal Cash Flow) adalah aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis investasi peralatan. Terminal Cash Flow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu proyek investasi dan dapat juga diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku peralatan tersebut.

Cara untuk menghitung arus kas masuk bersih dengan modal sendiri didapat dengan menjumlahkan laba setelah pajak dan penyusutan, sedangkan untuk menghitung operasional arus kas masuk dengan modal sendiri dan modal pinjaman adalah dengan rumus (Kasmir dan Jakfar, 2012:98):


(34)

Kas masuk bersih = laba setelah bunga dan pajak + penyusutan + bunga (1-pajak)

Selain ketiga komponen aliran kas diatas, penyusutan (depresiasi) juga penting untuk diketahui. Penyusutan (depresiasi) adalah bagian dari biaya (cost) suatu modal aktiva berwujud yang dialokasikan atau dibebankan sebagai expense selama periode tertentu. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan supaya perhitungan penyusutan dapat dilakukan dengan tepat, yaitu nilai aktiva, nilai residu, dan umur aktiva. Nilai aktiva adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan pengadaan aktiva tersebut. Nilai residu adalah perkiraan nilai sisa dari aktiva, apabila aktiva tersebutsudah tidak digunakan lagi. Umur aktiva merupakan perkiraan umur ekonomis atau umur pelayanan dari aktiva tetap tersebut.

Metode penyusutan yang sering digunakan untuk menentukan biaya penyusutan yang dibebankan adalah metode garis lurus (Metode Straight Line). Rumus untuk menghitung penyusutan tahunan dengan metode straight line adalah sebagai berikut (Manurung, 2011:94):

Penyusutan/tahun =

Life Usefull of

Years

Value Residual

-Cost

4. Kriteria Penilaian Investasi


(35)

untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan (Kasmir dan Jakfar, 2012).

Ada berbagai macam kriteria yang bisa digunakan untuk penilaian kelayakan investasi, namun umumnya yang sering digunakan ada tiga kriteria, yaitu:

a. Payback Period Method (PP)

Menurut Adisaputo dan Anggarini (2011:331), metode Payback Period mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal suatu proyek, atau dengan kata lain menunjukkan lamanya waktu dimana arus kas masuk kumulatif sama dengan arus kas keluar kumulatif. Menurut Halim (2015:126) rumus Payback Period jika cash flow per tahun jumlahnya berbeda adalah:

Payback Period = 1 tahun 

 b c

b a n

Keterangan simbol:

n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belum bisa menutup original investment

a = jumlah original investment

b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1

Rumus Payback Period jika cash flow per tahun jumlahnya sama adalah:

Payback Period = 1 tahun

Flow Cash

Investment Original


(36)

Original Investment disebut juga nilai investasi, initial investment, atau capital outlay, ketentuan yang berhubungan dengan original investment adalah:

1) Proyek investasi pada assets baru, nilai investasinya sebesar harga perolehan, yaitu sebesar seluruh pengeluaran uang untuk memperolehnya sampai dengan proyek tersebut siap dioperasikan. 2) Proyek investasi penggantian asset, nilai investasinya dihitung

sebagai berikut:

Harga perolehan asset baru xxxx

Harga jual asset lama xxxx (-)

Pajak yang dibayar/dihemat*) xxxx(+/-)

Nilai investasi xxxx

*) Pajak akan menjadi positif (dibayar) jika hasil penjualan asset lama memperoleh keuntungan, sebaliknya pajak akan menjadi negatif (dihemat) jika hasil penjualan asset lama menderita kerugian.

Konsep Payback Period didasarkan pada pertimbangan tentang pentingnya mempertahankan likuiditas perusahaan, dan juga berusaha sejauh mungkin mengurangi unsur ketidakpastian yang ada pada suatu investasi, dengan menganggap bahwa semakin pendek usia investasi, maka semakin kecil pula risiko ketidakpastian yang mungkin


(37)

ditimbulkan.

Payback lebih menekankan pada cepat tidaknya modal proyek dapat kembali, maka sebenarnya payback lebih memberikan gambaran mengenai keadaan likuiditas suatu proyek bukannya profitabilitas proyek tersebut (Adisaputo dan Anggarini (2011:331)). Manfaat payback dapat digunakan untuk: (Adisaputo dan Anggarini (2011:332))

1) Menunjukkan proyek-proyek yang memerlukan waktu lama untuk dapat mengembalikan modal.

2) Sederhana dan mudah dimengerti.

3) Mengukur likuiditas suatu proyek jika keadaan likuiditas merupakan faktor penting bagi perusahaan.

4) Sesuai untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan risiko diluar kontrol yang tinggi.

5) Keadaan dimana tingkat bunga sangat tinggi sehingga faktor kembali modal (capital recovery) menjadi sangat penting.

6) Proyek yang tergantung pada perubahan model, teknologi, citarasa, dan sebagainya.

Kelemahan payback menurut Adisaputo dan Anggarini (2011:331) : 1) Tidak melihat arus kas masuk yang terjadi diluar periode payback


(38)

2) Tidak memperhatikan adanya time value of money dan cost of fund. Kelemahan ini dapat dihindari dengan mendiskontokan arus kas tahunan kembali ke nilai sekarang. Teknik ini disebut dengan discounted payback. Jadi teknik ini menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan agar nilai sekarang arus kas kumulatif mencapai nol.

3) Tidak membedakan proyek dengan kebutuhan investasi yang berbeda.

Menurut Sartono (2010:194) untuk menentukan apakah proyek layak dilaksanakan atau tidak, maka pertama harus ditentukan terlebih dahulu payback maksimum yang diisyaratkan. Apabila ternyata payback periodnya lebih pendek dari pada payback period maksimum maka proyek tersebut layak dan sebaliknya jika lebih lama dari pada payback period maksimum maka tidak layak.

Sebagai pedoman untuk menentukan payback period maksimum adalah dengan mencari investasi yang sejenis dan memiliki tingkat risiko yang sama atau rata-rata payback dalam industri. Selain itu harus dipertimbangkan pula risiko proyek itu sendiri. Jika risiko investasi tinggi maka sebaiknya payback maksimumnya ditentukan sedikit lebih rendah.


(39)

2. Net Present Value Method (NPV)

Menurut Abdul (2003:136) Net Present Value (nilai sekarang bersih) merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang, sehingga cash flow yang dipakai adalah cash flow yang telah didiskontokan atas dasar cost of capital perusahaan/interest rate/required rate of return yang diinginkan. Menurut Halim (2015:129) rumus NPV sebagai berikut:

NPV = OI

i CF i CF i CF i CF n n              

 ) (1 ) (1 ) ... (1 ) 1 ( 3 3 2 2 1 1 Keterangan:

CF1, CF2, CF3, CFn = cash flow tahun 1,2, 3 sampai tahun ke n i = cost of capital/ interest rate / equired

rate of return

n = umur proyek investasi

OI = original investment

Penentuan tingkat bunga atau discount rate yang tepat sangat penting sehubungan dengan adanya kebutuhan dana guna membiayai investasi yang dilakukan. Tingkat bunga atau discount rate yang tepat inilah yang dikenal dengan istilah Cost of Capital. Cost of capital adalah biaya riil yang harus dikeluarkan karena menggunakan dana yang dibutuhkan untuk modal, terutama untuk kebutuhan aktiva tetap.


(40)

dimasa yang akan datang (future value) supaya menjadi nilai sekarang (present value), cara menentukan discount factor selain menggunakan tabel A2, discount factor (DF) dapat dihitung dengan rumus:

Tahun 1 =

capital of

cost 1

1 

Tahun 2 = 2

capital) of

cost 1 (

1 

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan usul investasi adalah (Halim 2009:37):

a. Jika usul investasi menghasilkan NPV positif atau sama dengan nol, maka usul investasi tersebut layak diterima.

b. Jika usul investasi menghasilkan NPV negatif, maka usul investasi tersebut tersebut layak ditolak.

c. Jika usul investasi lebih dari satu dan bersifat mutually exclusive (saling meniadakan), maka yang layak diterima adalah usul investasi yang menghasilkan NPV positif paling besar.

3. Analisis Break Even

a. Menurut Halim (2009: 137), “Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan yang terjadi di

suatu perusahaan”. Sementara yang dimaksud dengan break even adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total


(41)

cost, dengan demikian dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula menderita kerugian.

Rumus Break Even (BE) sebagai berikut: (Halim, 2009: 138) BE (unit) =

nit variabel/u biaya

jual/unit harga

tetap biaya

BE (Rp) =

penjualan variabel biaya

1

tetap biaya 

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perusahaan tidak menderita kerugian namun juga belum memperoleh keuntungan, karena semua penerimaan akan habis untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap yang ditanggung perusahaan. Menurut Halim (2009) agar rumus tersebut bisa diterapkan, maka harus memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Semua biaya yang ditanggung perusahaan harus dapat dipisahkan

menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

b. Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.

c. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berubah sesuai dengan volume produksi.


(42)

pada periode tertentu dianggap kembali melalui penerimaan periode tersebut.

e. Perusahaan hanya memproduksi dan menjual satu jenis barang. Jika lebih dari satu jenis, maka perhitungan BE dilakukan satu persatu secara terpisah, dan komposisi produk yang terjual tidak berubah. f. Selama dilakukan analisis tidak terjadi perubahan dalam harga jual,

biaya tetap, dan biaya variabel.

g. Total revenue dan total cost mempunyai fungsi linier terhadap volume produksi.

h. Tingkat efisiensi dan produktivitas tidak berubah.

Jadi metode Break Even dalam analisis kelayakan investasi dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang (Halim, 2009):

a. Jumlah penjualan minimal yang harus dpertahankan agar perusahaan tidak rugi.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.

c. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak rugi.

d. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.


(43)

Menurut Oktaviyani (2013), penarikan kesimpulan dengan metode BEP dilakukan dengan cara mengestimasi jumlah permintaan selama umur ekonomis dan dibandingkan dengan hasil perhitungan BEP selama umur ekonomis. Jika jumlah permintaan yang diramalkan pada tahun tertentu lebih kecil dari hasil perhitungan BEP maka investasi tidak layak dilakukan, sebaliknya jika jumlah permintaan yang diramalkan pada tahun tertentu lebih besar dari perhitungan BEP maka investasi layak dilakukan.

E. Penelitian Terdahulu

Telah banyak penelitian terdahulu yang sudah meneliti mengenai analisis kelayakan investasi, ada yang mendapat kesimpulan bahwa investasi layak dilaksanakan ada juga penelitian yang mendapat kesimpulan bahwa investasi tidak layak dilaksanakan atau ditolak, berikut adalah review mengenai penelitian terdahulu.

Jonathan, Raymond, dan Herry (2014) meneliti kelayakan investasi Asphalt Mixing Plant. Metode analisa kelayakan yang akan digunakan adalah metode Net Present Value. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan investasi dari Asphalt Mixing Plant. Hasil perhitungan NPV (Net Present Value) dengan metode PT Teratai yang menggunakan program excel menghasilkan angka negatif yang mengartikan bahwa alat ini tidak layak/merugikan untuk diinvestasi, hasil


(44)

perhitungan NPV (Net Present Value) dengan metode perhitungan alat berat yang menggunakan program excel menghasilkan angka negatif yang mengartikan bahwa alat ini tidak layak/merugikan untuk diinvestasi. Selisih nilai yang didapatkan pada dua metode tersebut membuktikan bahwa setiap perusahaan memiliki teknik menghitung masing-masing yang berbeda satu sama lain.

Frins (2015) melakukan Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar. Dilihat dari aspek pasar dan operasional investasi tersebut sangat dibutuhkan, tetapi ditinjau dari aspek keuangan investasi tidak layak dilakukan dibuktikan dengan hasil perhitungan NPV negatif atau lebih kecil daripada nol dan Profitability Index sebesar 0,90 lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa investasi tidak layak dilakukan.

Putu (2009) melakukan Studi Kelayakan Investasi Bisnis Properti (Studi Kasus: Ciater Riung Rangga). Berdasarkan hasil penelitian proyek, maka dapat ditarik kesimpulan NPV yang diperoleh adalah NPV positif, hal ini menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan. IRR yang diperoleh adalah IRR > Discount Rate, hal ini menunjukkan proyek ini layak untuk dijalankan. MIRR > Cost of Capital berarti dapat diinvestasikan kembali. Dengan demikian proyek Ciater Riung Rangga ini layak untuk dijalankan dan menginvestasikan dana pada proyek ini adalah menguntungkan dan mempunyai prospek yang cukup bagus.

Febri, Ereike, dan Wahyudi (2013) melakukan penelitian Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Frais Baru pada CV.XYZ. Berdasarkan hasil


(45)

perhitungan, NPV alternatif penggantian mesin freis baru lebih besar dari NPV untuk alternatif penggantian komponen yang rusak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa alternatif penggantian mesin frais baru lebih menarik karena NPVA > NPVB. Perhitungan payback period Pada alternatif penggantian mesin frais baru didapatkan 2 tahun 1 bulan sedangkan alternatif penggantian komponen rusak ialah 1 tahun 4 bulan Dapat disimpulkan bahwa alternatif penggantian komponen yang rusak lebih menarik dibandingkan alternatif penggantian mesin frais baru karena tingkat pengembalian biaya awalnya lebih cepat.

Fitri (2014) melakukan penelitian analisis kelayakan investasi Rencana Penambahan Aktiva Tetap dengan Menggunakan Teknik Capital Budgeting. Hasil perhitungan ARR diperoleh angka sebesar 83,59%, hal ini menunjukkan bahwa usulan investasi dapat diterima dan layak untuk dilaksanakan karena dengan menggunakan asumsi bahwa cost of capital yang diinginkan perusaahaan sebesar 12,16%. Hasil analisis payback period, diketahui bahwa investasi diperkirakan akan kembali dalam jangka waktu 2 tahun 4 bulan 15 hari, hal ini berarti investasi layak dilaksanakan karena umur tersebut lebih pendek dari umur investasi 7 tahun, NPV yang sudah dihitung dengan discount factor sebesar 12,16% menghasilkan NPV dengan angka positif, hal ini berarti usulan investasi dapat diterima dan layak untuk dilaksanakan karena NPV > 0.

Muhammad (2013) melakukan penelitian Analisis Kelayakan Investasi dan Risiko Proyek Pembangunan PLTU Indramayu PT PLN (Persero). Hasil analisis


(46)

kelayakan proyek dari aspek keuangan bahwa proyek pembangunan PLTU Indramayu PT PLN (Persero) layak untuk dijalankan dengan pertimbangan bahwa : NPV bernilai positif yang berarti bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, IRR sebesar 9,03% dimana lebih besar daripada WACC 5,6% menandakan bahwa pembangunan proyek ini memenuhi harapan yang diinginkan oleh PT PLN (Persero) dan layak untuk dijalankan, DPP 14 tahun dan 7 bulan menunjukkan periode pengembalian nilai investasi oleh PT PLN (Persero) untuk membangun PLTU Indramayu lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai ekonomis dari aset-aset perusahaan diluar tanah yaitu 25 tahun, maka proyek ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai PI sebesar sebesar 2,9 hal ini menandakan bahwa proyek ini layak dijalankan, karena nilai PI lebih dari 1.

Evita (2013) melakukan penelitian Analisa Kelayakan Investasi Penggantian Mesin Produksi PT Wahanamas Panca Jaya Kudus. Dari hasil perhitungan NPV mesin I adalah Rp116.663.766.010, sedangkan untuk alternatif mesin II adalah Rp127.863.098.954. Present value bernilai positif, maka investasi penggantian mesin layak dilakukan. Nilai titik impas (Break Even Point) setiap tahun nilainya berada di bawah jumlah permintaan produk, maka investasi penggantian mesin layak dilakukan. Waktu yang diperlukan dalam pengembalian modal yang dicari menggunakan metode Payback Period untuk alternatif mesin I adalah 2,7 tahun, sedangkan untuk alternatif mesin II adalah 1,3 tahun. Waktu ini lebih kecil dari


(47)

umur proyeksi analisis kelayakan yang direncanakan yaitu 10 tahun, maka investasi penggantian mesin layak dilakukan.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan studi kasus, dimana peneliti dapat melakukan penelitian secara langsung mengenai suatu obyek tentang kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis di rumah sakit.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian di Rumah Sakit Panti Waluyo YAKKUM Surakarta

2. Penelitian akan dilakukan di klinik hemodialisis Rumah Sakit Panti Waluyo YAKKUM Surakarta

3. Penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai dengan Januari 2017

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah narasumber dari penelitian yang akan menerangkan tentang obyek dari penelitian. Adapun subyek penelitian ini adalah:

a) Bagian keuangan b) Bagian hemodialisis


(49)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sasaran yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Obyek dalam penelitian ini adalah:

a) Gambaran umum perusahaan

b) Jumlah kunjungan pasien hemodialisis/cuci darah c) Laporan keuangan rumah sakit

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya.

2. Studi dokumenter, yaitu menelaah dan memperoleh informasi melalui buku-buku, publikasi, laporan, serta dokumen-dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian.

3. Metode Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan.


(50)

E. Teknik Analisa Data

Langkah-langkah untuk melakukan analisis kelayakan investasi pengadaan 4 alat hemodialisis di rumah sakit Panti Waluyo dari aspek keuangan yaitu:

1. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data tentang jumlah pasien hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo, jumlah ini yang akan digunakan untuk melihat jumlah pendapatan di unit hemodialisis Rumah Sakit Panti Waluyo. Kemudian mengumpulkan data seluruh beban pada unit hemodialisis Rumah Sakit Panti Waluyo. Setelah data pendapatan dan beban dikumpulkan peniti juga akan mengumpulkan data laporan laba rugi unit hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, dari laporan laba rugi ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat estimasi pendapatan dan biaya selama umur ekonomis alat hemodialisis.

2. Mengestimasi pendapatan dan biaya selama umur ekonomis alat hemodialisis dengan menggunakan trend bulanan.

3. Mengestimasi cash flow (aliran kas bersih) untuk setiap tahun selama umur ekonomis alat hemodialisis dengan menggunakan trend bulanan.

4. Menghitung penilaian kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value), dan metode Payback Period (PP).


(51)

5. Menghitung penilaian kelayakan investasi pengadaan alat hemodialisis dengan menggunakan metode Break Even Point (BEP)

a. Menghitung biaya tetap dan biaya variabel selama umur ekonomis alat hemodialisis.

b. Menghitung pendapatan untuk pelayanan cuci darah selama umur ekonomis alat hemodialisis.

c. Menghitung kelayakan investasi dengan metode BEP. 6. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat hasil dari perhitungan analisis kelayakan investasi dari aspek keuangan dengan 3 metode/kriteria perhitungan.

a. Menarik kesimpulan dari hasil perhitungan NPV (Net Present Value) 1) Jika usul investasi menghasilkan NPV positif atau sama dengan nol,

maka usul investasi tersebut layak dilaksanakan.

2) Jika usul investasi menghasilkan NPV negatif, maka usul investasi tersebut tersebut layak ditolak.

b. Menarik kesimpulan dari hasil perhitungan Payback Period (PP)

Cara untuk menentukan apakah proyek layak dilaksanakan atau tidak, maka pertama harus ditentukan terlebih dahulu payback maksimum yang diisyaratkan. Apabila ternyata payback periodnya lebih pendek dari dari pada payback period maksimum maka proyek tersebut


(52)

layak dan sebaliknya jika lebih lama dari pada payback period maksimum maka tidak layak.

c. Menarik Kesimpulan dari hasil perhitungan BEP (Break Even Point). Penarikan kesimpulan dengan metode BEP dilakukan dengan cara mengestimasi jumlah pasien selama umur ekonomis alat hemodialisis dan dibandingkan dengan hasil perhitungan BEP selama umur alat hemodialisis. Jika jumlah pasien yang diramalkan pada tahun tertentu lebih kecil dari hasil perhitungan BEP maka investasi tidak layak dilaksanakan, sebaliknya jika jumlah pasien yang diramalkan pada tahun tertentu lebih besar dari perhitungan BEP maka investasi layak dilaksanakan.


(53)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Rumah Sakit Panti Waluyo merupakan satu-satunya rumah sakit Kristen di wilayah Eks. Karisidenan Surakarta yang meliputi kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sragen.

Rumah Sakit Panti Waluyo dirintis pertama kali tanggal 1 September 1937 oleh para bidan dan perawat yang tergabung dalam Persatuan Vroedvrouwen, sakit Zending Jebres Surakarta. Pada penjajahan Jepang dan masa Indonesia

merdeka, dilanjutkan dengan nama Penghimpunan Pengobatan Kristen “Panti Waluyo”. Pada tanggal 1 Januari 1955 menjadi RB. Panti Waluyo dengan kapasitas 25 tempat tidur. Pada tanggal 1 Februari 1950 berdirilah “Jajasan

Rumah Sakit Kristen di Djawa Tengah” disingkat JRSK DJATENG. Yayasan ini didirikan oleh Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) bersama dengan Sinode Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah. (GKI Jateng) sebagai organisasi yang menghimpun badan-badan pelayanan kesehatan Kristen yang sudah ada termasuk RB Panti Waluyo Surakarta.

Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 9 tahun 1960, serta perkembangan ilmu kesehatan pula diterapkan pengertian


(54)

“Sehat” oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), maka pada tanggal 5

Desember 1964 JRSK Djateng mengubah nama menjadi Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum, disingkat YAKKUM.

Wilayah pelayanan YAKKUM meliputi daerah Jawa Tengah, DIY, Lampung, dan Sumatera Selatan, serta beberapa daerah lain di wilayah Indonesia Timur. Rumah Sakit Panti Waluyo sesuai dengan misi YAKKUM melakukan pelayanan kesehatan yang mencakup bidang promotif, preventif, dan rehabilitatif.

Sejak tahun 1980, RB. Panti Waluyo telah berkembang menjadi rumah sakit setara tipe D dengan kapasitas tempat tidur 100 tempat tidur, meskipun klasifikasinya tipe D tetapi pelayanan yang sesungguhnya sudah sama dengan rumah sakit tipe C. Rumah Sakit Panti Waluyo didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. YM.02.04.3.5.2132.

Di masa kini RS. Panti Waluyo dengan klasifikasi tipe C memiliki kapasitas 150 tempat tidur dengan selesainya perluasan Gedung Rawat Inap di Jalan Slamet Riyadi 544-546 Surakarta pada bulan Februari 2006 lalu. Melalui dukungan sekitar 40 dokter umum/spesialis, 140 paramedis yang profesional serta peralatan penunjang medis yang memadai, Rumah Sakit Panti Waluyo berkomitmen memberikan pelayanan yang prima berdasarkan Falsafat, Visi, dan Misinya.


(55)

B. Identitas Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

1. Nama Rumah Sakit : RS. Panti Waluyo

2. Pemilik : Yayasan

3. Alamat : Jl. A. Yani No.1

4. Telepon : 0271-712077, Fax 0271-729125

5. Kelas : C (Madya)

6. Jumlah Tempat Tidur : 150

7. Jumlah Sumber Daya Manusia : 358

Dokter Umum : 12

Dokter Spesialis Ful Timer : 7 Dokter Spesialis Part-Timer : 30

Dokter Gigi : 3

Apoteker : 1

Perawat : 127

Bidan : 16

Farmasi : 14

Nutrisionis : 1

Fisioterapi : 1

Ketrampilan Medis : 13

Sarjana Non-Kesehatan : 6


(56)

Lain-lain : 120

8. Dasar Hukum yang dugunakan adalah Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM. 02. 04. 3.5.2132.

C. Visi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Visi RS Panti Waluyo adalah “Menjadi rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan yang prima dan professional berdasarkan kasih”.

D. Misi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistic secara terpadu, berkualitas, dan professional.

E. Tujuan Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

1. Mewujudkan kasih Allah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua yang memerlukannya.

2. Mampu mendukung program Pemerintah dalam bidang kesehatan. 3. Menciptakan iklim kerja yang memanusiakan setiap karyawan.nya

4. Mengusahakan cara-cara kerja yang mengacu kepada pelestarian lingkungan.

F. Fasilitas Penunjang Pelayanan Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

1. Instalasi Gawat Darurat

Didukung oleh tenaga dokter dan perawat professional sera sarana prasarana yang memadai, instalasi gawat darurat siaga 24 jam untuk melayani pasien gawat darurat.


(57)

2. Instalasi Rawat Inap Anak dan Dewasa

RS. Panti Waluyo menyediakan fasilitas rawat inap yang terdiri dari ruang Anggrek, Aster, Bakung, Bougenville, Cattleya, Cempaka, dan Dahlia dengan klasifikasi: Super VIP, VVIP, VIP, Kelas I, II, III. Rawat inap super VIP memberikan pelayanan dengan kenyamanan bertaraf hotel dan tersedia pula klasifikasi bagi pasien Askes Gakin dan ruang isolasi bagi pasien yang membutuhkan.

3. Instalasi Rawat Jalan

Poliklinik dokter yang menyediakan konsultasi bagi pasien secara regular. Didukung oleh tenaga dokter spesialis dan dokter umum sesuai dengan ahlinya.

4. Layanan Parkway Health

RS. Panti Waluyo telah bekerjasama dengan Parkway Health ke tiga Rumah Sakit terkemuka di Singapura: Gleneagles Hospital, Mout Elisabeth Hospital, dan East Shore Hospital.

5. Instalasi Radiologi CT Scan a) USG Abdomen

b) USG Thorax c) USG Tyroid d) USG Mamae e) USG Kandungan


(58)

f) USG Prostat g) Echocardiografi 6. Ruang Operasi 7. Klinik Gigi

8. Medical Check Up 9. Unit Hemodialisis

G. Unit Hemodialisis

Setiap penyelenggaraan pelayanan hemodialisis harus memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/Per/VII/2010 meliputi sarana dan prasarana, peralatan, serta ketenagaan. Unit hemodialisis merupakan salah satu fasilitas pelayanan medis di Rumah Sakit Panti Waluyo yang sudah memenuhi persyaratan sarana dan prasarana penyelenggaraan pelayanan hemodialisis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/Per/VII/2010. Salah satu persyaratan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi ruang peralatan mesin hemodialisis untuk kapasitas 4 (empat) mesin hemodialisis dan salah satu persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) sekurang-kurangnya harus memiliki 4 (empat) mesin hemodialisis siap pakai.


(59)

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta menyediakan Pelayanan Hemodialisa baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan yang didukung oleh Tim Hemodialisa yang terdiri dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bagian Nefrologist, serta didukung peralatan dan mesin hemodialisis yang canggih. Pelayanan Hemodialisa di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta diselenggarakan setiap hari Senin - Sabtu pukul 07.00-14.00, emergency Hemodialisa 24 jam (on call)

Penyelenggaraan pelayanan hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo baru dilakukan pada tahun 2015 yang awalnya memiliki 4 alat hemodialisis, dan secara bertahap pada tahun 2016 bertambah hingga sekarang sudah memiliki 8 alat hemodialisis. Seiring dengan berkembangnya pelayanan kesehatan menuntut manajemen Rumah Sakit untuk mengadakan kembali 4 alat hemodialisis yang baru, hal ini disebabkan karena jumlah pasien cuci darah yang semakin meningkat tetapi tidak semua pasien terlayani kebutuhan cuci darah karena keterbatasan unit mesin dialisis. Untuk itu pihak manajemen rumah sakit perlu mengambil peluang tersebut untuk mengadakan kembali 4 unit mesin hemodialisis yang baru untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit dan menunjang pelayanan menjadi lebih baik lagi.

Dalam penyelenggaraan pelayanan hemodialisis Rumah Sakit Panti Waluyo menggunakan sistem KSO (Kerjasama Operasi) dengan PT. Sinar Roda Utama. KSO (Kerjasama Operasi) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana


(60)

masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha tersebut.

PT. Sinar Roda Utama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi alat-alat kesehatan yang telah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun, diantaranya dalam pelayanan tindakan hemodialisa dan juga sebagai mitra dari PT. Askes Indonesia, Pasien Jamkesmas maupun Pasien Umum di Rumah Sakit.

Dalam perjalanannya selama lebih dari 25 tahun, PT. Sinar Roda Utama selalu fokus untuk mendukung program pemerintah dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat melalui jasa pelayanan, dengan menjunjung tinggi kualitas produk dan bermitra dengan perusahaan kelas dunia pembuat produk alat kesehatan yang mempunyai reputasi internasional dalam hal produksi alat-alat kesehatan seperti NIPRO Corporation, Toray, PDC, maupun produksi cairan dialisat dari Aquettant Laboretoire yang berpengalaman dan profesional.

PT. Sinar Roda Utama menjalin hubungan kerjasama dengan ratusan Rumah Sakit yang melayani pasien ASKES dan Jamkesmas serta swasta untuk memberikan pelayanan cuci darah kepada pasien penderita gagal ginjal di seluruh Indonesia.

Salah satu produk PT. Sinar Roda Utama yang ada di Rumah Sakit Panti Waluyo adalah mesin hemodialisa Nipro Surdial 55, berikut adalah spesifikasi


(61)

Mesin SURDIAL 55 adalah mesin cuci darah yang mudah digunakan, menawarkan pasien gagal ginjal peningkatan pada kenyamanan dan kualitas hidup. Ini adalah mesin efisien yang menggabungkan teknologi NIPRO yang sudah dikenal dengan fitur canggih baru untuk tindakan cuci darah yang lebih baik. Dilengkapi dengan LCD warna dengan layar sentuh, mesin ini mudah untuk dioperasikan. Display yang jelas dan dapat diputar memberikan gambaran yang baik mengenai tindakan yang sedang dilakukan.

PT. Sinar Roda Utama memberikan pelayanan perawatan dan perbaikan mesin hemodialisa NIPRO dan perangkat yang terkait kepada Rumah Sakit.


(62)

keadaan baik, memiliki performa yang optimal dan dapat selalu diandalkan. PT. Sinar Roda Utama juga melayani pemeliharaan produk instrumen NIPRO lainnya seperti syringe pump dan infusion pump.

Tim Teknisi PT. Sinar Roda Utama telah terlatih dan berpengalaman di bidangnya. Setiap teknisi secara rutin mengiuti pelatihan yang dibina oleh tenaga ahli dari NIPRO sehingga mampu memberikan servis yang cepat, tepat dan profesional kepada setiap pelanggan PT. Sinar Roda Utama.

PT. Sinar Roda Utama memiliki Customer Call Service (CCS) yang berlokasi di setiap cabang di seluruh Indonesia, yang siap melayani klien 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan mampu memberikan respon dalam 1x24 jam setelah laporan diterima.

Kantor Pusat PT. Sinar Roda Utama berada di Perkantoran Duta Merlin Blok C No. 58, Jl. Gajah Mada No.3-5, Jakarta 10130, Telp. 021-6339605 (Hunting), Fax.021-6333007, E-mail : customerservice@sinarrodautama.co.id,. Kantor cabang PT. Sinar Roda Utama berada di Jakarta Barat, Surabaya, Semarang, Balikpapan, Bandung, Makassar, Purwokerto, Medan.


(63)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Rumah Sakit Panti Waluyo yang terdiri dari, data pasien hemodialisis baik pasien rawat jalan maupun rawat inap yang terdapat pada tabel 1, data beban pada unit hemodialisis Rumah Sakit Panti Waluyo pada tabel 2, dan laporan laba rugi unit hemodialisis yang terdapat pada tabel 3. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data masa lalu yaitu data tahun 2016, peneliti hanya bisa menggunakan data pada tahun 2016 saja karena pelayanan hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo baru saja dilakukan pada tahun 2015, dan laporan yang bisa dipakai adalah tahun 2016.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan perawat di bagian hemodialisis, Rumah Sakit Panti Waluyo sering merujuk pasien yang membutuhkan pelayanan cuci darah ke rumah sakit lain karena keterbatasan alat hemodialisis di Rumah Sakit Panti Waluyo, sehingga sangat memungkinkan bagi Rumah Sakit Panti Waluyo untuk melakukan kembali pengadaan alat hemodialisis yang baru. Berikut adalah data bulanan jumlah pasien hemodialisis baik pasien rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2016.


(1)

Lampiran 3. Perhitungan Estimasi Beban Gaji (lanjutan)

Bulan a b X Beban Gaji (Y) X XY X²

Januari 74447415 28469 - 74447415.87 -11 -818921574.5 121 Februari 74447415 28469 1 74475885.05 -9 -670282965.5 81 Maret 74447415 28469 2 74504354.24 -7 -521530479.7 49 April 74447415 28469 3 74532823.43 -5 -372664117.1 25 May 74447415 28469 4 74561292.61 -3 -223683877.8 9 June 74447415 28469 5 74589761.8 -1 -74589761.8 1 July 74447415 28469 6 74618230.99 1 74618230.99 1 August 74447415 28469 7 74646700.17 3 223940100.5 9 September 74447415 28469 8 74675169.36 5 373375846.8 25 October 74447415 28469 9 74703638.55 7 522925469.8 49 November 74447415 28469 10 74732107.74 9 672588969.6 81 December 74447415 28469 11 74760576.92 11 822366346.2 121

2021 895247956.7 0 8142187.5 572

Bulan a b X Beban Gaji (Y) X XY X²

Januari 74603996 14234 - 74603996.39 -11 -820643960.3 121 Februari 74603996 14234 1 74618230.99 -9 -671564078.9 81 Maret 74603996 14234 2 74632465.58 -7 -522427259.1 49 April 74603996 14234 3 74646700.17 -5 -373233500.9 25 May 74603996 14234 4 74660934.77 -3 -223982804.3 9 June 74603996 14234 5 74675169.36 -1 -74675169.36 1 July 74603996 14234 6 74689403.96 1 74689403.96 1 August 74603996 14234 7 74703638.55 3 224110915.6 9 September 74603996 14234 8 74717873.14 5 373589365.7 25 October 74603996 14234 9 74732107.74 7 523124754.2 49 November 74603996 14234 10 74746342.33 9 672717081 81 December 74603996 14234 11 74760576.92 11 822366346.2 121

2022 896187439.9 0 4071093.75 572

Bulan a b X Beban Gaji (Y) X XY X²

Januari 74682286 7117 - 74682286.66 -11 -821505153.2 121 Februari 74682286 7117 1 74689403.96 -9 -672204635.6 81 Maret 74682286 7117 2 74696521.25 -7 -522875648.8 49 April 74682286 7117 3 74703638.55 -5 -373518192.7 25 May 74682286 7117 4 74710755.85 -3 -224132267.5 9 June 74682286 7117 5 74717873.14 -1 -74717873.14 1 July 74682286 7117 6 74724990.44 1 74724990.44 1 August 74682286 7117 7 74732107.74 3 224196323.2 9 September 74682286 7117 8 74739225.03 5 373696125.2 25 October 74682286 7117 9 74746342.33 7 523224396.3 49 November 74682286 7117 10 74753459.63 9 672781136.6 81 December 74682286 7117 11 74760576.92 11 822366346.2 121

2023 896657181.5 0 2035546.875 572


(2)

Lampiran 3. Perhitungan Estimasi Beban Gaji (lanjutan)

Bulan a b X Beban Gaji (Y) X XY X²

Januari 74721431 3558 - 74721431.79 -11 -821935749.7 121 Februari 74721431 3558 1 74724990.44 -9 -672524914 81 Maret 74721431 3558 2 74728549.09 -7 -523099843.6 49 April 74721431 3558 3 74732107.74 -5 -373660538.7 25 May 74721431 3558 4 74735666.38 -3 -224206999.2 9 June 74721431 3558 5 74739225.03 -1 -74739225.03 1 July 74721431 3558 6 74742783.68 1 74742783.68 1 August 74721431 3558 7 74746342.33 3 224239027 9 September 74721431 3558 8 74749900.98 5 373749504.9 25 October 74721431 3558 9 74753459.63 7 523274217.4 49 November 74721431 3558 10 74757018.27 9 672813164.5 81 December 74721431 3558 11 74760576.92 11 822366346.2 121

2024 896892052.3 0 1017773.438 572

Bulan a b X Beban Gaji (Y) X XY X²

Januari 74741004 1779 - 74741004.36 -11 -822151047.9 121 Februari 74741004 1779 1 74742783.68 -9 -672685053.1 81 Maret 74741004 1779 2 74744563.01 -7 -523211941 49 April 74741004 1779 3 74746342.33 -5 -373731711.6 25 May 74741004 1779 4 74748121.65 -3 -224244365 9 June 74741004 1779 5 74749900.98 -1 -74749900.98 1 July 74741004 1779 6 74751680.3 1 74751680.3 1 August 74741004 1779 7 74753459.63 3 224260378.9 9 September 74741004 1779 8 74755238.95 5 373776194.8 25 October 74741004 1779 9 74757018.27 7 523299127.9 49 November 74741004 1779 10 74758797.6 9 672829178.4 81 December 74741004 1779 11 74760576.92 11 822366346.2 121

2025 897009487.7 0 508886.7187 572

Bulan a b X Beban Gaji (Y)

Januari 74750790 889 - 74750790.64 Februari 74750790 889 1 74751680.3 Maret 74750790 889 2 74752569.96 April 74750790 889 3 74753459.63 May 74750790 889 4 74754349.29 June 74750790 889 5 74755238.95 July 74750790 889 6 74756128.61 August 74750790 889 7 74757018.27 September 74750790 889 8 74757907.94 October 74750790 889 9 74758797.6 November 74750790 889 10 74759687.26 December 74750790 889 11 74760576.92 2026 897068205.4


(3)

Lampiran 4. Perhitungan Estimasi Beban Barang Medik

Bulan Beban Lembur

(Y)

X XY X²

Januari 116871726 -11 -1285588986 121

Februari 37804695 -9 -340242255 81

Maret 149800244 -7 -1048601708 49

April 117369183 -5 -586845915 25

May 141502606 -3 -424507818 9

June 170320124 -1 -170320124 1

July 161254423 1 161254423 1

August 167508246 3 502524738 9

September 202753011 5 1013765055 25

October 169509939 7 1186569573 49

November 142529411 9 1282764699 81

December 139604512 11 1535649632 121

Total 1,716,828,120 0 1,826,421,314 572

Sumber: data diolah

a= ΣY/n 143069010 b=ΣXY/X² 3193044.255 Y=a+bX

Lampiran 4. Perhitungan Estimasi Beban Barang Medik (lanjutan)

Bulan a b X Beban Barang Medik

(Y)

X XY X²

Januari 143,069,010 3,193,044 - 143,069,010 -11 (1,573,759,110) 121 Februari 143,069,010 3,193,044 1 146,262,054 -9 (1,316,358,488) 81 Maret 143,069,010 3,193,044 2 149,455,099 -7 (1,046,185,690) 49 April 143,069,010 3,193,044 3 152,648,143 -5 (763,240,714) 25 May 143,069,010 3,193,044 4 155,841,187 -3 (467,523,561) 9 June 143,069,010 3,193,044 5 159,034,231 -1 (159,034,231) 1 July 143,069,010 3,193,044 6 162,227,276 1 162,227,276 1 August 143,069,010 3,193,044 7 165,420,320 3 496,260,959 9 September 143,069,010 3,193,044 8 168,613,364 5 843,066,820 25 October 143,069,010 3,193,044 9 171,806,408 7 1,202,644,858 49 November 143,069,010 3,193,044 10 174,999,453 9 1,574,995,073 81 December 143,069,010 3,193,044 11 178,192,497 11 1,960,117,465 121

2017 1,927,569,041 0 913,210,657 572


(4)

Lampiran 4. Perhitungan Estimasi Beban Barang Medik (lanjutan)

Bulan a b X Beban Barang Medik (Y)

X XY X²

Januari 160,630,753 1,596,522 - 160,630,753 -11 (1,766,938,287) 121 Februari 160,630,753 1,596,522 1 162,227,276 -9 (1,460,045,480) 81 Maret 160,630,753 1,596,522 2 163,823,798 -7 (1,146,766,584) 49 April 160,630,753 1,596,522 3 165,420,320 -5 (827,101,599) 25 May 160,630,753 1,596,522 4 167,016,842 -3 (501,050,526) 9 June 160,630,753 1,596,522 5 168,613,364 -1 (168,613,364) 1 July 160,630,753 1,596,522 6 170,209,886 1 170,209,886 1 August 160,630,753 1,596,522 7 171,806,408 3 515,419,225 9 September 160,630,753 1,596,522 8 173,402,930 5 867,014,652 25 October 160,630,753 1,596,522 9 174,999,453 7 1,224,996,168 49 November 160,630,753 1,596,522 10 176,595,975 9 1,589,363,772 81 December 160,630,753 1,596,522 11 178,192,497 11 1,960,117,465 121

2018 2,032,939,501 0 456,605,329 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y)

X XY X²

Januari 169,411,625 798,261 - 169,411,625 -11 (1,863,527,876) 121 Februari 169,411,625 798,261 1 170,209,886 -9 (1,531,888,976) 81 Maret 169,411,625 798,261 2 171,008,147 -7 (1,197,057,031) 49 April 169,411,625 798,261 3 171,806,408 -5 (859,032,041) 25 May 169,411,625 798,261 4 172,604,669 -3 (517,814,008) 9 June 169,411,625 798,261 5 173,402,930 -1 (173,402,930) 1 July 169,411,625 798,261 6 174,201,191 1 174,201,191 1 August 169,411,625 798,261 7 174,999,453 3 524,998,358 9 September 169,411,625 798,261 8 175,797,714 5 878,988,568 25 October 169,411,625 798,261 9 176,595,975 7 1,236,171,823 49 November 169,411,625 798,261 10 177,394,236 9 1,596,548,122 81 December 169,411,625 798,261 11 178,192,497 11 1,960,117,465 121

2019 2,085,624,731 0 228,302,664 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y)

X XY X²

Januari 173,802,061 399,131 - 173,802,061 -11 (1,911,822,671) 121 Februari 173,802,061 399,131 1 174,201,191 -9 (1,567,810,723) 81 Maret 173,802,061 399,131 2 174,600,322 -7 (1,222,202,254) 49 April 173,802,061 399,131 3 174,999,453 -5 (874,997,263) 25 May 173,802,061 399,131 4 175,398,583 -3 (526,195,749) 9 June 173,802,061 399,131 5 175,797,714 -1 (175,797,714) 1 July 173,802,061 399,131 6 176,196,844 1 176,196,844 1 August 173,802,061 399,131 7 176,595,975 3 529,787,924 9 September 173,802,061 399,131 8 176,995,105 5 884,975,526 25 October 173,802,061 399,131 9 177,394,236 7 1,241,759,650 49 November 173,802,061 399,131 10 177,793,366 9 1,600,140,296 81 December 173,802,061 399,131 11 178,192,497 11 1,960,117,465 121

2020 2111967347 0 114151332.1 572


(5)

Lampiran 4. Perhitungan Estimasi Beban Barang Medik (lanjutan)

Bulan a b X Beban Barang Medik (Y)

X XY X² Januari 175997278 199565 - 175997278.9 -11 -1935970068 121 Februari 175997278 199565 1 176196844.1 -9 -1585771597 81 Maret 175997278 199565 2 176396409.4 -7 -1234774866 49 April 175997278 199565 3 176595974.7 -5 -882979873.4 25 May 175997278 199565 4 176795539.9 -3 -530386619.8 9 June 175997278 199565 5 176995105.2 -1 -176995105.2 1 July 175997278 199565 6 177194670.5 1 177194670.5 1 August 175997278 199565 7 177394235.7 3 532182707.2 9 September 175997278 199565 8 177593801 5 887969005 25 October 175997278 199565 9 177793366.3 7 1244553564 49 November 175997278 199565 10 177992931.5 9 1601936384 81 December 175997278 199565 11 178192496.8 11 1960117465 121

2021 2125138654 0 57075666.06 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y)

X XY X² Januari 177094887 99782 - 177094887.8 -11 -1948043766 121 Februari 177094887 99782 1 177194670.5 -9 -1594752034 81 Maret 177094887 99782 2 177294453.1 -7 -1241061172 49 April 177094887 99782 3 177394235.7 -5 -886971178.7 25 May 177094887 99782 4 177494018.4 -3 -532482055.1 9 June 177094887 99782 5 177593801 -1 -177593801 1 July 177094887 99782 6 177693583.6 1 177693583.6 1 August 177094887 99782 7 177793366.3 3 533380098.8 9 September 177094887 99782 8 177893148.9 5 889465744.5 25 October 177094887 99782 9 177992931.5 7 1245950521 49 November 177094887 99782 10 178092714.2 9 1602834428 81 December 177094887 99782 11 178192496.8 11 1960117465 121

2022 2131724308 0 28537833.03 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y)

X XY X² Januari 177643692 49891 - 177643692.3 -11 -1954080616 121 Februari 177643692 49891 1 177693583.6 -9 -1599242253 81 Maret 177643692 49891 2 177743475 -7 -1244204325 49 April 177643692 49891 3 177793366.3 -5 -888966831.4 25 May 177643692 49891 4 177843257.6 -3 -533529772.8 9 June 177643692 49891 5 177893148.9 -1 -177893148.9 1 July 177643692 49891 6 177943040.2 1 177943040.2 1 August 177643692 49891 7 177992931.5 3 533978794.6 9 September 177643692 49891 8 178042822.9 5 890214114.3 25 October 177643692 49891 9 178092714.2 7 1246648999 49 November 177643692 49891 10 178142605.5 9 1603283449 81 December 177643692 49891 11 178192496.8 11 1960117465 121


(6)

Lampiran 4. Perhitungan Estimasi Beban Barang Medik (lanjutan)

Bulan a b X Beban Barang Medik (Y)

X XY X²

Januari 177918094 24945 - 177918094.6 -11 -1957099040 121 Februari 177918094 24945 1 177943040.2 -9 -1601487362 81 Maret 177918094 24945 2 177967985.9 -7 -1245775901 49 April 177918094 24945 3 177992931.5 -5 -889964657.7 25 May 177918094 24945 4 178017877.2 -3 -534053631.6 9 June 177918094 24945 5 178042822.9 -1 -178042822.9 1 July 177918094 24945 6 178067768.5 1 178067768.5 1 August 177918094 24945 7 178092714.2 3 534278142.5 9 September 177918094 24945 8 178117659.8 5 890588299.2 25 October 177918094 24945 9 178142605.5 7 1246998238 49 November 177918094 24945 10 178167551.1 9 1603507960 81 December 177918094 24945 11 178192496.8 11 1960117465 121

2024 2136663548 0 7134458.258 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y)

X XY X²

Januari 178055295 12472.829 - 178055295.7 -11 -1958608253 121 Februari 178055295 12472.829 1 178067768.5 -9 -1602609917 81 Maret 178055295 12472.829 2 178080241.3 -7 -1246561689 49 April 178055295 12472.829 3 178092714.2 -5 -890463570.9 25 May 178055295 12472.829 4 178105187 -3 -534315561 9 June 178055295 12472.829 5 178117659.8 -1 -178117659.8 1 July 178055295 12472.829 6 178130132.7 1 178130132.7 1 August 178055295 12472.829 7 178142605.5 3 534427816.5 9 September 178055295 12472.829 8 178155078.3 5 890775391.6 25 October 178055295 12472.829 9 178167551.1 7 1247172858 49 November 178055295 12472.829 10 178180024 9 1603620216 81 December 178055295 12472.829 11 178192496.8 11 1960117465 121

2025 2137486755 0 3567229.129 572 Bulan a b X Beban Barang

Medik (Y) Januari 178123896 6236 - 178123896.2 Februari 178123896 6236 1 178130132.7 Maret 178123896 6236 2 178136369.1 April 178123896 6236 3 178142605.5 May 178123896 6236 4 178148841.9 June 178123896 6236 5 178155078.3 July 178123896 6236 6 178161314.7 August 178123896 6236 7 178167551.1 September 178123896 6236 8 178173787.6 October 178123896 6236 9 178180024 November 178123896 6236 10 178186260.4 December 178123896 6236 11 178192496.8 2026 2137898358