Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi : studi kasus guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis.
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA
KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI
Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
Sisilia Suarti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (Asymp. Sign. 0,769 > α= 0,05 dan dk (3-1)(5-1) = 8 maka χ² hitung 0,211 < χ² tabel 15,5); (2) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign 0,293 > α= 0,05 dan dk (4-1)(5-1)= 12 maka χ² hitung 0,293 < χ² tabel 21,0); (3) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi (Asymp. Sign 0,441 > α= 0,05 dan dk (2-1)(5-1)= 4 maka χ² hitung 0,186 < χ² tabel 9,49).
(2)
ABSTRACT
PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,
AND STATUS OF CERTIFICATION
A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,
Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School
Sisilia Suarti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.
This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.
The result of this research shows that: (1) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in official rank perceived from teachers’ offcial service (Asymp. Sign. 0.769 > α = 0.05 and dk (3-1) = 8, thus χ2 count 0.211 < χ2 table 15.5); (2) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in official rank perceived from teachers’ age (Asymp. Sign. 0.293 > α = 0.05 and dk (4-1)(5-1) = 12, thus χ2 count 0.293 < χ2 table 21.0); (3) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in offcial rank perceived from the status of certification (Asymp. Sign 0.441 > α = 0.05 and dk (2-1) (5-1) = 4 thus χ2 count 0.186 < χ2 table 9.49).
(3)
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI
Studi Kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: SISILIA SUARTI NIM: 06 1334 054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(4)
(5)
(6)
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis ini ku Persembahkan
Pada: Jesus Crist Alm. Bapakku Jenau Ibuku tercinta Bulan Kakakku Riwan, Bagun, Rudi, Jepank, Dayang, Ani & Dongai Pemerintah Kabupaten Kutai Barat Almamaterku Universitas Sanata Dharma
(7)
MOTTO:
Segala Perkara Dapat Ku Tanggung Di Dalam DIA yang Memberi Kekuatan Kepadaku ( Filipi 4 : 13 )
Serahkanlah Segala Kekuatiranmu pada_Nya sebab Ia Akan Memelihara Kamu ( 1 Petrus 5 : 7)
(8)
(9)
(10)
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA
KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
Sisilia Suarti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (Asymp. Sign. 0,769 > α= 0,05 dan dk (3-1)(5-1) = 8 maka χ² hitung 0,211 < χ² tabel 15,5); (2) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign 0,293 > α= 0,05 dan dk (4-1)(5-1)= 12 maka χ² hitung 0,293 < χ² tabel 21,0); (3) tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi (Asymp. Sign 0,441 > α= 0,05 dan dk (2-1)(5-1)= 4 maka χ² hitung 0,186 < χ² tabel 9,49).
(11)
ABSTRACT
PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,
AND STATUS OF CERTIFICATION
A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,
Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School
Sisilia Suarti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.
This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.
The result of this research shows that: (1) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in official rank perceived from teachers’ offcial service (Asymp. Sign. 0.769 > α = 0.05 and dk (3-1) = 8, thus χ2 count 0.211 < χ2
table 15.5); (2) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in official rank perceived from teachers’ age (Asymp. Sign. 0.293 > α = 0.05 and dk (4-1)(5-1) = 12, thus χ2 count 0.293 < χ2 table 21.0); (3) there is no significant difference of teachers’ perception towards the evaluation of teachers’ certification of portofolio in offcial rank perceived from the status of certification (Asymp. Sign 0.441 > α = 0.05 and dk (2-1) (5-1) = 4 thus χ2 count 0.186 < χ2 table 9.49).
(12)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa,
atas penyertaan Engkau selama hamba menempuh perkuliahan sampai
hamba bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI” ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini banyak
masukan, saran, kritikan, dukungan dari berbagai pihak dan ini
kesempatan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD
Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis yang telah
(13)
5. Bapak Drs. F.X. Muhadi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta
masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
6. Ibu Cornelio Purwantini,S.Pd.,M.SA selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
11.Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat terima kasih sudah
memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk saya melanjutkan
studi jenjang Sarja (S1) Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
12.Bapak E. Tek Hen Yohanes, S.Pd terima kasih untuk motivasi dan
bantuan materialnya, Tuhan memberkati keluarga bapak.
13.(Alm) Bapakku Jenau terima kasih untuk harapan bapak sewaktu aku
masih kecil dan Puji Tuhan anak bapak bisa mewujudkan keinginan
(14)
14.Mamakku Bulan I Love You Forever, akhirnya aku bisa selesaikan
studiku dan ini semua buat mamak aku lakukan.
15.Kak Riwan, Kak Bagun yang selalu memberikan uang (heee...) dan
semngat terima kasih. Buat kak Rudi, kak Siluq, kakak Jepank, kak
Ani, kak Dongan Dan semua kakak iparku terima kasih untuk
dukungan baik material maupun spritual.
16.Sapri terima kasih untuk kasih sayangmu, motivasi, semangat, dan
bantuan materialnya. Terima kasih untuk semua pengorbananmu
buat aku ”I love u Forever” (Miss u papa jelek hee..)
17.Sahabatku Janry Tumangger, mas Atok, dan mba wati terima kasih
selalu mendoakan aku dan mendukungan aku.
18.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah
banyak memberikan kenangan indah selama kuliah, ”ayo
semangat...perjuangkan cita-cita pendidikan akuntansi...merdeka ”;
19.Temen-temen Beasiswa Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat
angkatan 2006 terima kasih untuk motivasi kalian dan semangatlah
dalam mengerjakan skripsi, kita sudah ditunggu di Kutai Barat hee
20.Teman seperjuangan: Inggit dan suamimu yosep, Lina, Beni,mz
weli, mz lutvi terima kasih untuk motivasinya, dan buat Retno, Dwi
gede, Siska. Deta dan mela terima kasih sudah membantu dan
mengajariku mengolah data heee...Oh ya buat temenku Johan, Feri,
Safat, Tika, Tyo dan Wahyu ayo semngat kerjakan skripsinya kalian
(15)
(16)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
(17)
1.Persepsi ... 9
2.Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 12
3.Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 16
4.Masa Kerja ... 25
5.Usia Guru ... 26
6.Guru yang memiliki sertifikasi dan belum memiliki sertifikasi ... 27
B. Kerangka Berfikir ... 29
C. Perumusan Hipotesis ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Variabel Penelitian ... 36
F. Pengujian Instrumen ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Data ... 50
B. Analisis Data ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
(18)
C. Saran ... 66
(19)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi ... 35
Tabel 3.2 Sampel Responden ... 35
Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 36
Tabel 3.4 Skor Berdasarkan Masa Kerja ... 37
Tabel 3.5 Skor Berdasarkan Usia Guru ... 37
Tabel 3.6 Skor Berdasarkan Status Sertifikasi ... 37
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kusioner Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 38
Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Guru Dalam Jabatan ... 42
Tabel 3.9 Kreteria Penilaian Berdasarkan PAP ... 46
Tabel 3.10 Uji Reabilitas ... 46
Tabel 4.11 Deskripsi Masa Kerja ... 50
Tabel 4.12 Deskripsi Usia Guru ... 51
Tabel 4.13 Deskripsis Status Sertifikasi ... 51
Tabel 4.14 Interpretasi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 52
Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Persepsi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja ... 53
Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Persepsi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 54
(20)
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Sertifikasi ... 55
(21)
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I
A. Kuesioner ... 70
LAMPIRAN 2 A. Data Prestasi Siswa, Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ... 83
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89
LAMPIRAN 3 A. Hasil Deskripsi Data ... 93
B. PAP II (Kategori Kecenderungan Variabel) ... 95
C. Hasil Uji Normalitas ... 97
D. Hasil Uji Homogenitas ... 102
E. Hasil Uji Chisequare ... 103
LAMPIRAN 4 A. Surat Ijin Penelitian ... 105
(22)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia pada masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Teknologi yang semakin canggih menuntut ilmu pengetahuan juga berkembang dengan penuh kualitas maka dari itu pembangunan dibidang pendidikanlah yang menjadi sasaran utama perlu diperhatikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
(23)
Dan untuk mencapai semuanya itu maka komponen pendidikan adalah alat dan sarana yang dijadikan ujung tombak atau tolak ukur dalam memperbaiki semua keadaan tersebut, karena peranan pendidikan dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan teknologi adalah mempunyai pengaruh penting baik dalam lingkungan bangsa dan negara, masyarakat , kelompok, maupun individu. Pendidikan adalah alat dan sarana bagi kita dalam membentuk atau membangun pola pikir atau cara pandang yang maju, sikap yang baik, beriman, mempunyai moral yang baik, cerdas dan mewujudkan pemerintah yang sejahtera adil dan makmur.
Pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia mencanangkan akan memperbaiki pendidikan yang dimulai dari tenaga pendidik yaitu guru dan dosen, karena dinilai guru dan dosen adalah faktor atau pengaruh utama dalam keberhasilan pendidikan yang bermutu bagi pemerintahan indonesia.
Untuk itu Pemerintah Indonesia memberikan solusi melalui tenaga pendidik yang harus bisa mendidik, mengajar, membimbing, dan mentransfer ilmu kepada seluruh murid atau siswa dengan utuh dan baik dan yang dilakukan secara profesional. Pada tahun 2005 Pemerintah membuat Undang-Undang secara tertulis yang menyatakan tentang Guru dan Dosen, dengan lahirnya Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi yaitu, pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Dan Peraturan Pemerintah
(24)
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4, kompetensi, dan sertifikat pendidik.
Untuk membuktikan guru yang mempunyai empat kompetensi tersebut maka pemerintah mengadakan sertifikasi sebagai media verifikasi data dan pengembangan potensi. Semua guru yang sudah memenuhi persyaratan diwajibkan mengikuti guna mendapat sertifikat sebagai guru profesional, selain untuk media peningkatan UUGD (Undang-undang Guru dan Dosen) juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Adanya sertifikasi adalah terobosan baru bagi pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari aktor utama pendidikan yaitu guru maka dari itu harus diadakan peningkatan kualitas guru, karena tanggung jawab dari seorang guru adalah mampu berperan sebagai inspirator, motivator, dinamisator, fasilitator, dan komunikator dalam menggerakan, menggali, dan mengembangkan potensi anak didik. Guru harus mengetahui dan memahami secara mendalam arti dari pada sertifikasi mulai dari esensi sertifikasi, subsatansi, filosofi, tujuan, serta persyaratan sertifikasi agar tidak dipandang sebagai formalitas simbolis belaka dan tidak melakukan segala cara untuk lulus dalam sertifikasi.
(25)
Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang pro atau kontra dengan adanya sertifikasi ini. Pihak yang setuju dengan adanya program sertifikasi ini mempunyai pandangan kualitas pendidikan akan lebih bermutu apabila kesejateraan guru meningkat dan martabat guru terangkat, tetapi bagi pihak yang tidak setuju berpendapat bahwa tidak perlu adanya sertifikasi. Pandangan guru dengan adanya sertfikasi guru dalam jabatan ini berbeda-beda ini disebabkan oleh usia guru, pengalaman mengajar guru, status kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru, status ekonomi guru, latar belakang pendidikan guru, dan prestasi guru, masa kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki sertifikasi.
Ditinjau dari masa kerja guru memiliki masa kerja yang bervariasi, guru yang sudah lama bekerja atau menjabat sebagai guru lama memiliki peluang yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan guru baru, masa kerja yang lama adalah salah satu skor yang tinggi dalam penilaian sertifikasi guru dalam jabatan. Begitu juga dengan usia guru yang berbeda-beda, guru yang sudah berusia tua akan mendapat peluang yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan guru usia muda, namun tidak menutup kemungkinan guru yang berusia muda lebih cepat mengikuti sertifikasi jika jam mengajar guru tersebut lebih banyak dan banyak mengikuti pelatihan dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih
(26)
tinggi, dan guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan mempunyai pandangan bahwa positif dibandingkan guru yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan.
Dari berbagai pandangan tersebut maka pemerintah memberikan solusi mekanisme pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan, yang dilakukan melalui: penilaian portofolio, pendidikan dan pelatihan, dan jalur pendidikan profesi pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi yang memenuhi persayaratan tertentu. Menteri Pendidikan Nasional menetapkan (1) melalui Penilaian Portofolio, (2) Peraturan Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. Melalui sertifikasi ini guru diharapkan profesional, meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)
(27)
pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Agar upaya pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk bangsa dan negara berhasil dengan baik dan sukses maka pemerintahpun menetapkan standar kelulusan dan persyaratan bagi guru yang hendak mengukuti sertifikasi tersebut yaitu Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik. Dengan tujuan memberikan praktek yang sehat dan menghasilkan guru yang benar-benar berkualitas relevan dengan perkembangan dunia yang semakin pesat.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini menungkap persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi, yaitu apakah menurut guru penilaian portofolio tersebut telah memberikan gambaran tentang kompetensi guru.
B. Identifikasi Masalah
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Usia guru, pengalaman mengajar guru, status kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru, status ekonomi guru, latar belakang pendidikan guru, dan prestasi guru, masa
(28)
kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki sertifikasi.
C. Batasan Masalah
Kerena keterbatasan kemampuan untuk meneliti seluruh permasalahan diatas maka penelitian ini hanya mengungkap persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi guru.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau masa kerja guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?
4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi?
(29)
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan?
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru ? 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi?
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah adalah untuk membantu sekolah mengetahui perkembangan kualitas guru-guru yang profesional
2. Bagi Dinas Pendidikan adalah untuk menjadi bahan kajian pustaka apabila Dinas Pendidikan ingin merencanakan program yang meningkatkan mutu pendidikan dan guru yang berkualitas
3. Bagi universitas adalah sebagai daftar referensi yang memperkaya pengembangan kajian penelitian dan bacaan mahasiswa
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolbreg,1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah (http://id.shvoong.com/socials-ciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/):
1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).
2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).
3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).
4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).
(31)
5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Krech).
7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintergrasikan dan memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Didalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya.
(32)
Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam sitiuasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).
Dengan persepsi kita dapat berintereaksi dengan dunia sekeliling, khususnya antar manusia, dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari intereaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dan dosen, siswa dan guru, adanya intereaksi antar komponen yang ada di dalam kelas memberikan tanggapan, penilaian dan persepsi.
Dan dengan adanya persepsi adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar dikelas. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir, persepsi juga akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi belajar, oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.
Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Mulyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:1)
(33)
(kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira). http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html.
2. Sertifikasi Guru dalam jabatan
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan layananan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselanggrakan oleh lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2007 hal 33).
Dan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus
(34)
(D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
http://untungsutikno.blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan tahun.html).
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru tersebut mendefenisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, atau kecakapan yang memenuhi standar atau normal tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.
1. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (Undang-Undang Pasal 9 Tahun 2005).
(35)
2. Kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji sertifikasi (Undang-Undang Pasal 10). Pada Undang-Undang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 15 Penjelasan dinyatakan bahwa pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan khusus.
3. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan karakter dokter.
Maka dapat dipahami penguasaan kompetensi dibuktikan dengan bentuk uji kompetensi. Seseorang dapat menempuh sertifikasi jika sudah memenuhi kualifikasi (dengan bukti ijazah), dan sehat (dengan sehat bukti dari dokter). Uji kompetensi sekaligus sebagai bukti kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jika lulus sertifikasi, yang bersangkutan akan menerima sertifikat pendidik. Itu berarti yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 8. Guru mempunyai sertifikat pendidik dianggap sebagai guru yang profesional.
Yang bersangkutan mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah sebesar satu kali gaji pokok (Masnur Muslich, 2007). Wibowo (2004), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
(36)
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Membantu dan melindungi lembaga penyelanggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melaksanakan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium (Mulyasa, 2007, hal 39).
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(37)
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
7. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi penyenglenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen tersebut terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi, kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) Kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan
(38)
dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Suyatno, 2008).
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifiksi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.
Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk menampilkan atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidik atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasikan bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan
(39)
b. Komponen Portofolio 1)Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate
diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait
dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma. 2) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.
3) Pengalaman mengajar
Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
(40)
4) Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP) yang diketahui/disahkan oleh atasan. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas,
(41)
dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan terlampir.
6) Prestasi akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
7) Karya pengembangan profesi
Karya pengembangan profesi merupakan suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN;
(42)
pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.
9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial merupakan pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan dan sosial dan atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT,
(43)
tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
10)Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan merupakan penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio 1) Identitas guru peserta sertifikasi
Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas ini
(44)
ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.
2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman berapa komponen tersebut disusun.
3) Dokumen portofolio
Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.
4) Penutup
(45)
melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
d. Penyusunan Portofolio
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut; a) Halaman sampul,
b) Daftar isi,
c) Instrumen portofolio, yang meliputi; 1)identitas peserta dan pengesahan dan 2)komponen portofolio yang telah diisi.
d). Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi komponen sebagai berikut;
1)Kualifikasi Akademik, 2)Pendidikan dan Pelatihan, 3)Pengalaman Mengajar,
4)Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, 5)Penilaian dari Atasan dan Pengawas,
6)Prestasi Akademik,
7)Karya Pengembangan Profesi, 8)Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah,
(46)
9)Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial
10) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio adalah sebagai berikut;
a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen portofolio,
b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan pernomoran pada instrumen portofolio,
c) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas berwarna sebagai pembatas dan
d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.
4. Masa Kerja
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:634) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu yang tertentu permulaan dan batasnya. Dan yang dimaksud kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Dengan demikian masa kerja adalah lamanya waktu untuk melakukan sesuatu atau melakukan suatu pekerjaan yang bisa dibatasi dengan kontrak atau tidak ada dibatasi oleh waktu.
(47)
kerja adalah dihitung sejak menerima Surat Keputusan dari Dinas terkait yang menyatakan bahwa guru berhak mengajar sesuai dengan isi surat keputusan yang diberikan.
Masa kerja dihitung selama seorang menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari yayasan. Menurut UUGD dan Permendiknas jumlah jam wajib mengajar guru adalah 24 jam tatap muka. Untuk memenuhi jumlah wajib mengajar, maka seorang guru dapat melakukan : (1) mengajar di sekolah lain yang memiliki ijin operasional Pemerintah atau Pemerintah Daerah, (2) melakukan Team Teaching (dengan mengikuti kaidah-kaidah team teaching).
5. Usia Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah umur yaitu lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan sampai sekarang. Usia guru dalam hal ini adalah dihitung mulai dilahirkan sampai guru itu bekerja menjadi seorang pendidik dan sampai guru itu sampai pension atau tidak bekerja lagi.
(48)
Menurut Wahyudin Mahardika ada tiga macam umur yaitu (http://wahyudinmahardika.blogspot.com/2010/03/makna‐usia‐21‐tahun.html):
a. Umur yang bersifat kronologis. Umur ini dihitung berapa banyak kalender dihabiskan. Umur yang bersifat kronologis ini tidak mengenal kata surut, progres terus. Tidak akan kembali waktu yang sudah berlalu. b. Umur berdimensi intelektual psikologis. Yaitu bisa saja secara
kronologis orang berumur sudah tua tetapi pendidikannya rendah, tidak berkembangnya emosi, maka masih seperti anak-anak.
c. Umur psikologis sepritual. Umur secara kronoligis sudah tua dan secara intelektual juga pintar.
6. Status Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidi untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan , (3) meningkatkan martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan kesejahteraan guru.
Guru yang sudah memiliki sertifikasi berhak memperoleh gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus. Pemerintah memberikan tunjangan profesional kepada guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik. Undang-Undang Guru dan Dosen, seperti pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
(49)
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Untuk memperoleh sertifikasi pendidik tidak semudah membalik telapak tangan dan perlu kerja keras para guru. Sertifikasi pendidik akan diperoleh bila seorang guru memiliki kualifikasi akademis minimal S-1/D-IV, usia guru minimal 50 tahun atau sudah menyandang pangkat IVa, dan masa kerja minimal 20 tahun. Isjoni (http://bangirham.blogspot.com/2009/01/uu‐guru‐ dosen‐dan‐sertifikasi‐pendidik.html)
Banyak guru mengatakan bahwa sertifikasi profesi guru sangat baik dan dapat mengangkat derajat dan wibawa para guru di Indonesia. Pandangan lain diperoleh dari para guru, yaitu penghargaan terhadap guru belum sebanding dengan beberapa profesi lain (seperti profesi dokter,dan lain-lain).
Bagi guru yang belum memiliki ijazah S1/D4 wajib menyelesaikan dahulu kuliah S1/D4 sampai yang bersangkutan memperoleh ijazah S1/D4. Program studi yang diambil harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya. Sambil menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.
Yang dimaksud status sertifikasi guru dalam penelitian ini adalah guru sudah memiliki sertifikat pendidik dan belum memiliki sertifikat pendidik.
(50)
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi beda karena memiliki jabatan yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai jabatan lebih tinggi cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena mengacu pada jabatan yang lebih tinggi mendapat gaji dan tunjangan lebih tinggi juga maka martabat dan kesejahteraan kehidupan guru juga terangkat, sebaliknya guru yang mempunyai jabatan rendah cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena perbedaan jabatan dalam pekerjaan membedakan gaji dan tunjangan yang diterima maka dapat dinilai dari kesejahteraan yang kurang memadai membuat guru juga kurang memproritaskan kepada pekerjaan mengajar dan cenderung mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kesejahteraan ekonomi kehidupan guru.
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena masa kerja yang berbeda-beda.
(51)
tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena masa kerja termasuk kriteria penilaian nomor satu dalam mengikuti sertifikasi minimal 5 (lima) tahun dan biasanya diproritaskan dan akan lebih mudah bagi guru yang mempunyai masa kerja lebih lama karena dari berbagai komponen persyaratan penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan banyak yang sudah mereka peroleh, tetapi banyak juga di kalangan guru yang sudah lama mengajar belum bisa mengikuti sertifikasi dikarenakan belum memiliki kualifikasi akdemik minimal S1/D4. Sebaliknya guru yang mempunyai masa kerja baru cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena belum mencukupi kreteria yang ditetapkan oleh pemerintah dan kurang diproritaskan tetapi tidak menutup kemungkinan guru yang mempunyai masa kerja baru tetapi sudah memiliki kualifikasi akademik S1 akan bisa mengikuti sertfikasi.
3. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari usia guru
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena usia guru yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai usia lebih tua cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena usia masuk kreteria penilaian program sertifikasi. Usia guru yang sudah tua dibarengi
(52)
dan sudah dipastikan sering mengikuti pelatihan guru-guru, mengikuti forum ilmiah, mengikuti berbagai macam kegiatan sosial dan berorganisasi. Guru yang demikian cenderung memperoleh skor lebih tinggi daripada guru yang masih muda. Guru yang usianya masih muda lebih cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif dikarenakan kurang banyak pengalaman dalam hal mengajar ataupun dalam hal mengikuti kegiatan guru-guru seperti pelatihan, lomba, dan kegiatan lainnya.
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status sertifikasi guru.
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan belum memiliki sertifikat pendidik mempunyai pendapat yang berbeda. Guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena mendapatkan tunjangan sama besar dengan gaji pokok guru sebulan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru, meningkatkan martabat guru dan menjadi motivasi besar dalam pekerjaan mengajar, mendidik siswa menjadi lebih cerdas, kreatif, berahlak mulia dan mampu bersaing dengan dunia luar seiring dengan perkembangan zaman, sebaliknya
(53)
tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena menganggap sertifikasi hanya sebagai simbolis profesional seorang guru.
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Frankel dan Wellen, 1990:40) dalam Yatim Riyanto, (1996:13). Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sementara itu menurut, Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dari hasil kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.
2. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
3. Ada perbedaan persepsi guru persepi penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi guru.
(54)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komparasi, yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung terhadap persepsi guru tentang penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan (Suharsimi Arikunto 1997:86). Dan
menurut (Suharsimi Arikunto 1997:236), penelitian komparasi akan dapat
menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang
benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap
orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja dan juga
membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan
orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau
terhadap ide-ide. Di samping itu untuk mengetahui apakah ada perbedaan
persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri dan SMP Swasta di Kota
Yogyakarta diantaranya yaitu :SMP Negeri 12, SMP Negeri 11, SMP
Swasta TD JETIS, SMP BOPKRI 5, SMP PIRI 2, dan SMP TDIP
(55)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan
bulan April 2010. Karena data yang diperlukan masih kurang maka
dilakukan penelitian kembali pada bulan Juni sampai dengan bulan
Agustus 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar
di SMP Negeri dan SMP Swasta Kota Yogyakarta
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah titik permasalahan penelitian yaitu
persepsi guru terhadap penilaian portofolio terhadap sertifikasi guru dalam
jabatan di tinjau dari masa kerja guru, usia guru dan status sertifikasi guru.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
(56)
guru-
Tabel 3.1 Populasi
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Persentase
1 SMP Negeri 12 29 17,3%
2 SMP Negeri 11 35 20,8%
3 SMP Swasta TD JETIS 33 19,6%
4 SMP BOPKRI 5 22 13,1%
5 SMP PIRI 2 17 10,1%
6 SMP TDIP TAMSIS 32 19,1%
Jumlah 168 100%
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:120), sampling didefinisikan
sebagai pemilihan subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga
dihasilkan sampel yang mewakili populasi dimaksud. Jadi responden
dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berasal dari SMP yang
dijadikan sampel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Sampel Responden
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 SMP Negeri 12 29 14
2 SMP Negeri 11 35 19
3 SMP Swasta TD JETIS 33 17
4 SMP BOPKRI 5 22 17
5 SMP PIRI 2 17 17
6 SMP TDIP TAMSIS 32 21
Jumlah 168 105
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik eccidental sampling
(sampel seadanya). Yaitu SMP Negeri 12, SMP Negeri 11, SMP Swasata TD
JETIS, SMP BOPKRI 5, SMP PIRI 2, dan SMP TDIP TAMSIS dan jumlah
(57)
E. Variabel Penelitian
1. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan
Sertifikat guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian
portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
18 Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan
pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas
akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan
pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)
keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang
pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert, seperti
yang diuraikan sebagai berikut:
Pertanyaan dalam kuesioner diklasifikasikan menjadi empat
yaitu:
Tabel 3.3
Skoring Berdasarkan Skala Likert
No Pertanyaan Jawaban
Positif
Jawaban Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
(58)
2. Variabel Masa Kerja
Variabel masa kerja yang dimaksud adalah masa kerja seorang
guru sejak surat keputusan diterbitkan dan disahkan menjadi seorang guru.
Pemberian skor masa kerja guru sebagai berikut:
Tabel 3.4
Skor Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Skor
< 10 Tahun 0 10 -< 20 Tahun 1 ≥ 20 Tahun 2
3. Variabel Usia Guru
Variabel usia adalah dihitung dari tanggal, bulan, dan tahun
kelahiran yang tertera pada akte kelahiran atau bukti lain yang sah.
Pemberian skor usia guru sebagai berikut:
Tabel 3.5
Skor Berdasarkan Usia Guru Usia Skor
50-60 th 3
35-<50 th 2 25-<35 th 1
< 25 th 0
4. Variabel Status Sertifikasi diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor Berdasarkan Status Sertifikasi Status Skor Sudah memiliki sertifikasi 1 Belum memiliki sertifikasi 0
(59)
5. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah metode pengumpulan data berupa daftar pertanyaan
yang dibuat untuk mengetahui persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru dan status
sertifikasi guru. Berikut ini kisi-kisi kuisioner persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan:
Tabel 3.7
KISI-KISI KUESIONER PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
No Dimensi Indikator Nomor item kuesioner
1 Kualifikasi Akademik 1.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang pedagogik
1.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang profesional
1‐12
2 Pendidikan dan Pelatihan 2.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang pedagogik.
2.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang profesional.
13-19
3 Pengalaman Mengajar 3.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan
(60)
dalam bidang pedagogik. 3.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang kepribadian.
3.3 Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang sosial.
4 Perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran
4.1 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang pedagogik
4.2 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang profesional 23-49
5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas
5.1 Kompetensi guru yang berhubungan dengan peniliaian dari atasan dan pengawas dalam bidang kepribadian
5.2 Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang sosial
50-57
6 Prestasi Akademik 6.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang pedagogik
(61)
6.2 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang sosial
6.3 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang profesional
7 Karya Pengembangan Profesi
7.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang pedagogik
7.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang profesional
76-82
8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
8.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang pedagogik
8.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang sosial
8.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang professional
83-88
(62)
Bidang Kepndidikan Dan Sosial
Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan social dalam bidang kepribadian
9.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan sosial dalam bidang sosial
10 Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan
10.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang pedagogik.
10.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang kepribadian
10.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang sosial
10.4 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang profesional
(63)
F. Pengujian instrumen 1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Suharsimi Arikunto, 2002:45).
Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas (rxy)
yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sebagai
berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
−∑ ∑
− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y X X N Y X XY n rxy Keterangan:rxy = Koefisien antara X dan Y N = Jumlah subyek
X = Skor masing-masing butir Y = Skor total butir
Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien korelasi
(rxy) ini dibandingkan dengan harga r tabel. Jika r hitung lebih besar atau
sama dengan r tabel, maka butir soal tersebut valid. Sebaliknya apabila
harga r hitung lebih kecil dari r tabel, berarti soal tersebut tidak valid.
Tabel 3.8
Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan Butir Corrected Item-Total r Tabel Status
(64)
B2 .365 0,190 Valid
B3 .153 0,190 Tidak Valid
B4 .266 0,190 Valid
B5 .175 0,190 Tidak Valid
B6 .403 0,190 Valid
B7 .199 0,190 Valid
B8 .199 0,190 Valid
B9 .354 0,190 Valid
B10 .268 0,190 Valid
B11 .160 0,190 Tidak Valid
B12 .141 0,190 Tidak Valid
B13 .177 0,190 Tidak Valid
B14 .272 0,190 Valid
B15 .414 0,190 Valid
B16 .438 0,190 Valid
B17 .438 0,190 Valid
B18 .561 0,190 Valid
B19 .410 0,190 Valid
B20 .363 0,190 Valid
B21 .304 0,190 Valid
B22 .340 0,190 Valid
B23 .426 0,190 Valid
B24 .494 0,190 Valid
B25 .468 0,190 Valid
B26 .400 0,190 Valid
B27 .524 0,190 Valid
B28 .530 0,190 Valid
B29 .500 0,190 Valid
B30 .411 0,190 Valid
B31 .448 0,190 Valid
B32 .501 0,190 Valid
B33 .424 0,190 Valid
B34 .474 0,190 Valid
B35 .540 0,190 Valid
B36 .509 0,190 Valid
B37 .453 0,190 Valid
B38 .517 0,190 Valid
B39 .608 0,190 Valid
B40 .522 0,190 Valid
B41 .596 0,190 Valid
B42 .551 0,190 Valid
B43 .480 0,190 Valid
B44 .558 0,190 Valid
(65)
B46 .646 0,190 Valid
B47 .638 0,190 Valid
B48 .681 0,190 Valid
B49 .619 0,190 Valid
B50 .597 0,190 Valid
B51 .064 0,190 Valid
B52 .609 0,190 Valid
B53 .518 0,190 Valid
B54 .662 0,190 Valid
B55 .710 0,190 Valid
B56 .513 0,190 Valid
B57 .493 0,190 Valid
B58 .642 0,190 Valid
B59 .576 0,190 Valid
B60 .438 0,190 Valid
B61 .614 0,190 Valid
B62 .527 0,190 Valid
B63 .379 0,190 Valid
B64 .613 0,190 Valid
B65 .466 0,190 Valid
B66 .431 0,190 Valid
B67 .666 0,190 Valid
B68 .596 0,190 Valid
B69 .587 0,190 Valid
B70 .617 0,190 Valid
B71 .515 0,190 Valid
B72 .652 0,190 Valid
B73 .371 0,190 Valid
B74 .496 0,190 Valid
B75 .523 0,190 Valid
B76 .553 0,190 Valid
B77 .646 0,190 Valid
B78 .453 0,190 Valid
B79 .393 0,190 Valid
B80 .557 0,190 Valid
B81 .485 0,190 Valid
B82 .467 0,190 Valid
B83 .617 0,190 Valid
B84 .463 0,190 Valid
B85 .408 0,190 Valid
B86 .580 0,190 Valid
B87 .345 0,190 Valid
(66)
B90 .374 0,190 Valid
B91 .341 0,190 Valid
B92 .522 0,190 Valid
Dari tabel diatas butir soal pertanyaan dinyatakan valid karena
sudah dilakukan revisi bersama dosen pembimbing.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto,2002:154).
Untuk menguji reliabilitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus
alpha sebagai berikut:
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛ −
−
=
∑
22 11
1
1
t
b
K
K
r
σ
σ
Keterangan:r11 = Reliabilitas instrumen ` K = Banyak butir pertanyaan
2 b σ
Σ = Jumlah varians soal
2
t
σ = Varians soal
Setelah diperoleh r11 kemudian dibandingkan dengan r tabel
dengan jumlah n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Jika r11 lebih besar
dari r tabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Sebagai
pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen
(67)
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian Berdasarkan PAP No Koefisien alpha Kriteria penilaian
1 0.80 – 1,00 Sangat tinggi
2 0.60 – 0,79 Tinggi
3 0.40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 <0,20 Sangat rendah
Menurut Nunally, instrument penelitian dikatakn reliabel apabila
koefesien Alpha Cronbach > 0,6. Sebaliknya apabila hasil nilai koefesien
Alpha Cronbach < 0,6 maka penelitian tersebut dikatakan belum reliabel
(Imam Ghozali, 2007:42).
Dari Pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.10 Hasil Uji Reabilitas Vaeriabel r hitung
Kriteria
Reabilitas
Status
Persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan
0,958 0,6 Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa kusioner untuk
mengukur variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi
(68)
besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument kuisioner
tersebut reliabel.
G. Teknis Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Untuk mendeskripsikan responden digunakan analisis deskriptif yaitu
dengan tabulasi responden untuk menentukan jumlah dan persentase
berdasarkan latar belakang responden. Kemudian untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan diinterpretasikan berdasarkan pedoman penilaian acuan patokan
II (PAP II).
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji persyarat analisis pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi
uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan
rumus Kolmogrov – Smirnov. Sugiyono (2010:156)
D= Maksimum [ Sn1(x)- Sn2 (x)]
Selanjutnya di cari dengan menggunakan alat bantu komputer
(69)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji F dengan rumus
sebagai berikut (Sudjana, 2002:250):
2 2 2 1
S
S
F
=
Keterangan:F = uji F
s12 = variansi data kelompok 1 s22 = variansi data kelompok 2
Berdasarkan data yang ada:
(
)
(
1)
2 2 1 − ∑ − ∑ = n n x x n
S i i
(
)
(
1)
2 2 2 − ∑ − ∑ = n n x x n
S i i
Kriteria pengujian homogenitas sampel yaitu jika F hitung < F tabel
data bersifat homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel berarti bersifat tidak homogen. Agar diperoleh hasil pengujian yang akurat, dalam
pengujian normalitas dan homogenitas data digunakan alat bantu komputer
program SPSS versi 16.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada persepsi
(70)
Semula pengujian dilakukan dengan rumus ANAVA tetapi dikarenakan
data tidak homogen maka pengujian dilakukan dengan Chi-Square (Uji
Kai Kuadrat) dengan rumus sebagai berikut:
(
)
∑
=−
= k
i fh fh fo
X
12
Dimana:
Fo = Frekuensi yang dobservasi dalam kategori ke-i
Fh = Frekuensi yang diharapkan di bawah fo dalam kategori ke -i
Df = (b-1) (k-1)
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Chi-Kuadrat hitung
dan Chi-Kuadrat Tabel adalah :
Jika χ² hitung ≤ χ² tabel maka Ho diterima
Jika χ² hitung > χ² tabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan pada probabilitas yaitu :
Jika probabilitas (Sig) > taraf nyata 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas (Sig) < taraf nyata 0,05 maka Ho ditolak
Perumusan dan pengujian dan pengambilan untuk masa kerja guru,
usia guru, dan status sertifikasi menggunakan cara yang sama seperti
diatas. Dalam pengujian hipotesis ini juga digunakan alat bantu komputer
program SPSS versi 16.
(71)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan pada guru-guru di enam SMP Kota Yogyakarta dengan jumlah responden yang diteliti berjumlah 105 guru dan diolah dengan bantuan komputer program SPSS versi 16. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru-guru SMP kota Yogyakarta terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Dan Berikut akan di jelaskan deskripsi masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi guru sebagai berikut :
1. Deskripsi Masa Kerja Guru
Tabel 4.11 Masa Kerja Guru
No Masa Kerja Frekuensi Persentase
1 < 10 Tahun 21 20%
2 10 -< 20 Tahun 29 27,6%
3 ≥ 20 Tahun 55 52,4%
Jumlah 105 100%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan sebanyak 21 (20%) guru mempunyai masa kerja kurang dari 10 tahun, guru yang mempunyai masa kerja 10 tahun sampai dengan 20 tahun sebanyak 29 (27,6%), dan guru yang mempunyai masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 55 (52,4%). Ini menunjukkan banyaknya responden mempunyai masa kerja 20 tahun ke atas.
(72)
2. Deskripsi Usia Guru
Tabel 4.12 Usia Guru
No Usia Frekuensi Persentase
1 50-60 th 35 33,3%
2 35-<50 th 38 36,2%
3 25-<35 th 17 16,2%
4 ≤ 25 th 15 14,3%
Jumlah 105 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan sebanyak 15 (14,3%) guru mempunyai usia kurang dari 25 tahun, usia 25 tahun sampai dengan 35 tahun sebanyak 17 (16,2%), usia 35 tahun sampai dengan 50 tahun sebanyak 38 (36,2%), dan guru yang mempunyai usia 50 tahun sampai 60 tahun sebanyak 35 (33,3%). Ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini berusia antara 35 tahun sampai 50 tahun.
3. Deskripsi Status Sertifikasi
Tabel 4.13 Status Sertifikasi
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan sebanyak 53 (50,5% ) guru yang belum memiliki sertifikasi dan sebanyak 52 (49,5%) guru sudah
No Status Frekuensi Persentase
1 Sudah memiliki sertifikasi 52 49,5%
2 Belum memiliki sertifikasi 53 50,5%
(73)
memiliki sertifikasi. Hal ini menunjukkan guru-guru yang mengajar di enam SMP tersebut tersebut belum memiliki sertifikasi.
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
Tabel 4.14
Interpretasi guru terhadap penilaian portofolio sertifkasi guru dalam jabatan
Skor Frekuensi Persentase Kategori
316 - 368 6 5,7% Sangat Tinggi
274 – 315 25 23,8% Tinggi
247 – 273 40 38,1% Cukup
219 – 246 25 23,8% Rendah
92 - 219 9 8,6% Sangat Rendah
Total 105 100%
Dari tabel diatas menunjukkan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dikategorikan sangat tinggi sebanyak 6 ( 5,7 %) guru; kategori tinggi sebanyak 25 (23,8%) guru; kategori cukup sebanyak 40 (38,1%) guru; kategori rendah sebanyak 25 (23,8%) guru; dan kategori sangat rendah sebanyak 9 (8,6%) guru. Ini menunjukkan persepsi penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dikategorikan cukup.
(74)
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas disini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi variabel masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi guru. Berikut ini disajikan hasil uji normalitas berdasarkan satu sampel dari kolmogorov smirnov sebagai berikut :
Tabel 4.15
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Guru One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
>10 Th 10 -< 20 Th ≥ 20 Th
N 21 29 55
Normal Parametersa Mean 251.91 259.59 262.05
Std. Deviation 24.603 23.468 35.875
Most Extreme Differences
Absolute .113 .100 .071
Positive .103 .070 .071
Negative -.113 -.100 -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .532 .539 .529
Asymp. Sig. (2-tailed) .940 .933 .942
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui asymptotic significance
(asymp.sig) untuk distribusi persepsi guru terhadap penilaian portofolio
(75)
tahun adalah 0,940; guru yang mempunyai masa kerja antara 10 tahun sampai dengan 20 tahun adalah 0,933; dan guru yang mempunyai masa kerja lebih dari 20 tahun keatas adalah 0,942. Dari data ini dapat diketahui nilai probabilitas pada masing distribusi masa kerja lebih besar dari alpha (α)=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari masa kerja adalah normal.
Tabel 4.16
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
≤ 25 Th 25-<35 Th 35-<50 Th 50-60 Th
N 15 17 38 35
Normal Parametersa Mean 257.53 251.65 255.91 271.63
Std. Deviation 29.993 20.304 28.216 36.120
Most Extreme Differences
Absolute .174 .135 .083 .105
Positive .174 .115 .083 .077
Negative -.087 -.135 -.058 -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .674 .555 .551 .620
Asymp. Sig. (2-tailed) .753 .918 .922 .837
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui asymptotic significance
(asymp.sig) untuk distribusi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari usia kurang dari 25 tahun adalah 0,753; usia 25 tahun sampai dengan 35 tahun adalah 0,918; usia 35 tahun keatas sampai
(76)
0,837. Data ini menunjukkan nilai probabilitas pada masing-masing usia lebih besar dari alpha (α)=0,05 maka kesimpulannya penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru adalah normal.
Tabel 4.17
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Sertifikasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui asymptotic significance
(asymp.sig) distribusi penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
yang sudah memiliki sertifikasi adalah 0,963; dan yang belum memiliki sertifikasi 0,093. Ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari alpha
(α)=0,05 maka disimpulkan guru yang sudah memiliki sertifikasi dan
belum memiliki sertifikasi adalah normal.
Persepsi yang sudah Sertifikasi
Persepsi yang belum sertifikasi
N 52 53
Normal Parametersa Mean 264.07 255.71
Std. Deviation 35.776 23.490
Most Extreme Differences
Absolute .068 .077
Positive .068 .060
Negative -.068 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .501 .569
Asymp. Sig. (2-tailed) .963 .093
(77)
b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga sampel yang digunakan memiliki varians yang sama. Pengujian ini didasarkan pada levene statistic, berikut hasil pengujian homogenitas :
Tabel 4.18
Tabel Pengujian Homogenitas
Variabel Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau masa kerja
3.185a 2 101 .046
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau usia guru
2.023 3 101 .115
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau status sertifikasi
7.227 1 103 .008
Dari tabel 4.8 di peroleh nilai levene statistic persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau masa kerja dan status sertifikasi tidak homogen dikarenakan taraf signifikansi
lebih kecil dari α=0,05, sedangkan apabila ditinjau dari usia guru
variabelitas persepsi guru tersebut homogen karena taraf signifikansi lebih besar dari α= 0,05.
(78)
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dengan Chi-Square menggunakan alat bantu
komputer program SPSS versi 16 berikut hasil pengujian hipotesis : 1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari masa kerja 1). Perumusan Hipotesis 1
Ho : Tidak ada perbedaan persepsi terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
Ha : Ada perbedaan persepsi terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
2). Pengujian Hipotesis 1
Dari hasil pengujian hipotesis diketahui nilai Chi-Square
hitung adalah 0,211 sementara Chi-Square tabel dengan α= 0,05 dan dk (3-1)(5-1) = 8 adalah 15,5. Dan dari analisis diketahui Asymp.Sig. sebesar 0,769 yang lebih besar dari α= 0,05, dengan demikian Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi atau pandangan guru terhadap peniliaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)