Meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita dengan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang.

(1)

viii ABSTRAK

Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus


(2)

ix ABSTRACT

Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.

This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.

This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.

Keywords: interest learn, learning achievement, inquiry method, arithmetic Operation in question text.


(3)

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1

DUKUN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

HALAMAN JUDUL

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1

DUKUN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini dengan sepenuh hati kupersembahkan untuk :

1. Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus yang melimpahkan berkat, membimbing, memberkati serta menuntunku.

2. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah Yuliana.

3. Kakakku, Yulianus Febriarko.

4. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo. 5. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.


(8)

v MOTTO

“Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum tiba. Yang ada pada kita hanyalah hari ini. Mari kita memulainya”.

(Mother Teresa)

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau. Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”. (Yesaya 41: 40)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Oktober 2016


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Fabiana Rina Dwi Astuti

Nomor Mahasiswa : 121134054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

“MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG” .

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 21 Oktober 2016 Yang menyatakan,


(11)

viii ABSTRAK

Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus

Kata kunci: minat belajar, prestasi belajar metode inkuiri, operasi hitung soal cerita.


(12)

ix ABSTRACT

Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.

This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.

This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.

Keywords: interest learn, learning achievement, inquiry method, arithmetic Operation in question text.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pemulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang” ditulis sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari adanya bimbingan, bantuan, dukungan, semangat serta kerjasama dalam keberhasilan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsing dari orang-orang terdekat dalam membantu penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik pada semester 7 kelas E,

4. Wahyu Wido Sari, M. Biotech, selaku Dosen Pembimbing Akademik pada semester satu sampai dengan semester enam kelas B,

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Akademik pada semester 8 kelas E,

6. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, mendampingi, memberi semangat, kritik, saran, pikiran, tenaga dan waktu untuk penulisan skripsi sampai selesai,


(14)

xi

7. Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan semangat, kritik, saran, pikiran, tenaga, waktu serta membimbing dan mendampingi dalam penulisan skripsi sampai selesai,

8. Riyanti S.Pd SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Banyudono 1 yang telah memberikan izin penelitian di kelas IV,

9. Isti Fauzah, selaku guru Kelas IV yang telah mendampingi dalam penelitian ini,

10. Siswa-siswa Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 yang bersedia menjadi subjek penelitian ini dan Segenap keluarga besar SD Negeri Banyudono.

11. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah Yuliana yang dengan sabar tanpa lelah membesarkan, mendidik, membimbing serta memberikan kasih sayang yang melimpah padaku. 12. Kakakku, Yulianus Febriarko yang selalu memberikan semangat dan

dukungan padaku.

13. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo yang selalu memberikan pengertian, dukungan dan mencurahkan kasih sayang padaku.

14. Kakak sepupuku Kristofora Ratna Raras dan keponakanku Galatha Galih Inpriani yang selalu dengan setia memberi dukungan semangat dan mengantar kemanapun penulis pergi.

15. Sahabat-sahabat tersayang Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, Kingkin Prabandari, Theresia Tri Wulandari, Elisabeth Riris, Monica Putri, Susanna Nur, Katarina Tiara, Eusebia Jesse yang sering menanyakan kapan selesai mengerjakan skripsi dan ujian dan yang selalu mendukung, memberikan semangat, nasehat dan pengalaman hidup bersama.


(15)

xii

16. Sahabat ku tercinta Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni dan Epifani Dwi Adhi Tyaningtyas yang selalu setia memberikan dukungan, semangat serta pengalaman hidup bersama yang sangat luar biasa.

17. Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2012 khususnya kelas B (Krik..Krik) yang selalu memberikan semangat, pengertian dan rasa nyaman ketika bersama menjadi satu keluarga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kesalahan dan jauh dari sempurna namun penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) yang akan melakukan penelitian dan menghasilkan skripsi yang lebih baik.


(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL……….

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... HALAMAN PENGESAHAN………... HALAMAN PERSEMBAHAN……… HALAMAN MOTTO……… PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………... ABSTRAK………. ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR……….. DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL………. DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR BAGAN……… DAFTAR LAMPIRAN………. BAB 1 PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Masalah………...

i ii iii iv v vi vii viii ix x xiii xvi xvii xviii xix 1 1


(17)

xiv

B. Identifikasi Masalah……….

C. Pembatasan Masalah……….

D. Rumusan Masalah………...

E. Tujuan ………

F. Manfaat ……….

G. Definisi Operasional………...

BAB II LANDASAN TEORI………

A. Kajian Teori………

1. Minat Belajar………..

2. Belajar………...

3. Prestasi………

4. Prestasi Belajar………

5. Soal Cerita………

6. Keterampilan Operasi Hitung Soal Cerita……….

7. Metode Inkuiri……….

8. Hubungan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal………

9. Materi………...

B. Penelitian yang Relevan……….

C. Kerangka Berpikir………..

D. Hipotesis Tindakan……….

8 9 9 9 10 12 13 13 13 15 18 19 20 22 25 31 32 35 37 39


(18)

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. A. Jenis Penelitian……….

B. Setting Penelitian……….

C. Rencana Tindakan………

D. Teknik Pengumpulan Data………..

E. Instrumen Pengumpulan………..

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian……….. G. Analisis Data……….

H. Kriteria Keberhasilan………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

A. Pelaksanaan……….

B. Hasil Penelitian………..

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. BAB V PENUTUP………

A. Kesimpulan………..

B. Keterbatasan Penelitian ………...

C. Saran………...

DAFTAR REFERENSI………... LAMPIRAN………. 40 40 42 43 57 59 66 76 79 80 80 94 98 103 103 104 105 106 108


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 60

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 61

Tabel 3.3 Ketentuan Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika... 62

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Guru Kelas IV ... 65

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas IV ... 66

Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ... 67

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validaasi Pembelajaran ... 68

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi RPP ... 68

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi LKS ... 69

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Materi Ajar ... 70

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ... 70

Tabel 3.12 Kualifikasi Validasi ... 71

Tabel 3.13 Hasil Validitas Soal Evaluasi ... 72

Tabel 3.14 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 72

Tabel 3.15 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ... 73

Tabel 3.16 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa ... 73

Tabel 3.17 Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 74

Tabel 3.18 Kualifikasi Reliabilitas ... 75


(20)

xvii

Tabel 3.20 Kriteria Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ... 79 Tabel 4.1 Hasil Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ... 95 Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal dengan

Siklus I ... 96 Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 96 Tabel 4.4 Capaian Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II ... 97 Tabel 4.5 Keberhasilan Siswa……… .. 102


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Minat Belajar ... 100 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa………. 102


(22)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Mind Map Penelitian yang Relevan ... 35 Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 38 Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 41


(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus……….. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II……..

a. RPP Siklus I Pertemuan I……….. b. RPP Siklus I Pertemuan II………. c. RPP Siklus II Pertemuan I………. d. RPP Siklus II Pertemuan II……… Lampiran 3 Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa………... Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru dan Siswa kelas IV……… Lampiran 5 Soal dan Kunci Jawab Soal Evaluasi Siklus I dan II…………..

a. Soal Evaluasi Siklus I……… b. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I……….. c. Soal Evaluasi Siklus II……….. d. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I……….. Lampiran 6 Hasil Validasi oleh Ahli………..

a. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran……… b. Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar……... c. Hasil Validasi Pedoman Wawancara……… d. Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran….. Lampiran 7 Data Validitas dan Reliabilitas Siklus I dan Siklus II………….

108 111 112 126 141 156 171 177 179 180 181 186 187 192 202 212 217 223 228


(24)

xxi

Lampiran 8 Sampel Uji Empirirs Soal Evaluasi ……… Lampiran 9 Sampel Soal Evaluasi Siklus I dan II………

a. Soal Evaluasi Siklus I……… b. Soal Evaluasi Siklus II………... Lampiran 10Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar Kondisi Awal….. Lampiran 11 Nilai Matematika Kelas IV Materi Operasi Hitung …………

a. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2013/2014………. b. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2014/2015………. Lampiran 12 Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar ……….

a. Pengamatan Minat Belajar Siklus I……….. b. Pengamatan Minat Belajar Siklus II………. Lampiran 13 Perhitungan Nilai Evaluasi………

a. Nilai Evaluasi Siklus I………... b. Nilai Evaluasi Siklus II………. Lampiran 14 Sampel Hasil Kerja Siswa Siklus I dan II……….

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I………. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II……… Lampiran 15 Sampel Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II………..

a. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I………. b. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II……….

229 238 239 243 248 249 249 250 256 257 267 277 277 278 279 280 284 289 290 298


(25)

xxii

Lampiran 16 Hasil Wawancara Guru dan Siswa………. Lampiran 17 Surat Izin Penelitian………... Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……….. Lampiran 19 Foto Kegiatan Penelitian……… Lampiran 20 Profil Peneliti……….

306 310 311 312 314


(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I, peneliti membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif demi mengembangkan potensi yang mereka miliki. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru merupakan suatu upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran seperti halnya yang terjadi pada pembelajaran saat ini yang menekankan bahwa pembelajaran lebih memusatkan pada keikutsertaan siswa dalam proses belajarnya salah satu contohnya yaitu menemukan masalah serta dapat mengatasi dan mencari solusinya sendiri dengan caranya sendiri. Hal tersebut juga disebutkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Salah satu hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah bagaimana


(27)

cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang berbagai kondisi yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar. Proses pendidikan mengandung serangkaian kegiatan yang secara sistematis diarahkan pada suatu tujuan. Proses pendidikan berlangsung di tiga tempat yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Menurut Titahardja (2005: 54) menjelaskan bahwa lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan terkhusus pada lingkungan utamanya yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga tempat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling berpengaruh dan merupakan kesatuan yang integral. Proses pendidikan seringkali hanya bergantung pada tanggung jawab pemerintah. Pemerintah seringkali disalahkan jika mutu pendidikannya mengalami kemerosotan. Mutu pendidikan akan meningkat jika pendidikan itu didukung dari keluarga, masyarakat dan sekolah, sehingga tanggung jawab pendidikan tidak hanya terletak di tangan pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama dari keluarga, masyarakat dan sekolah.

Pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, masyarakat dan sekolah harus mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Sebagai manusia dituntut untuk menyikapi kemajuan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk berprestasi di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) merupakan dasar dalam


(28)

memberikan pengetahuan kepada siswa. Pada jenjang ini siswa belajar membaca, menulis, dan berhitung. Kurangnya penguasaan dalam membaca, menulis, dan berhitung sangat berpengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus dipikirkan dan direncanakan secara berkesinambungan. Hal itu dapat dipahami dalam pembelajaran disekolah, Menurut Arikunto (1997: 4) menyebutkan bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh yaitu (1) guru dan personil lainnya, (2) bahan pelajaran, (3) metode mengajar dan sistem evaluasi, (4) sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Proses pembelajaran di sekolah memerlukan suatu strategi, pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran yang menarik dan tepat untuk mengubah pandangan suatu pelajaran matematika yang menakutkan menjadi pelajaran yang menyenangkan. Semua ini terangkum dalam metode pembelajaran yang merupakan konsepsi untuk mengajarkan materi dalam mencapai tujuan itu.

Pada umumnya masyarakat menilai mutu pendidikan dari prestasi belajar siswa sebagai upaya pencapaian hasil belajar yang baik, para pakar di bidang pendidikan mengidentifikasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, namun pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Pasaribu dan Simanjuntak (2000: 73-75), salah satu faktor intern yang ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar adalah penguasaan konsep matematika,


(29)

prestasi dan minat belajar operasi hitung dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

Belajar matematika adalah bagian penalaran yang membangun konsep yang sifatnya dinamis dengan penalaran. Oleh Karena itu, untuk memahami matematika, siswa perlu mengkonstruksi konsep metematika menurut konstruksinya sendiri (Hudoyo 2002: 427). Pelajaran matematika di SD itu sering dianggap bahwa pelajaran matematika menakutkan, membosankan, sulit dan tidak menyenangkan. Matematika yang diajarkan di SD terdiri atas beberapa bagian, yaitu aritmatika (berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran, kajian data (pengantar statistika) (Sudaryati,1998:5-6). Pada penelitian ini materi matematika termasuk dalam aritmatika (berhitung) pada soal cerita. Pentingnya kemampuan berhitung pada siswa, terutama soal cerita perlu ditingkatkan, dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh hasil penyelesaian soal dengan baik dan memperoleh hasil yang benar, karena dengan ketidaktelitian siswa dalam memecahkan soal terlebih soal cerita dapat memperoleh hasil yang berbeda, karena jawaban sebuah soal cerita dalam matapelajaran matematika itu hanya ada satu jawaban, hanya penyelesaiannya dapat dilakukan dalam beberapa cara untuk memecahkan soal tersebut.

Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi siswa untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar. Metode inkuiri ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah strategi dalam penerapan yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu pembelajaran tersebut. Tujuan utamanya


(30)

adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri. Ada 4 macam Inkuiri salah satunya adalah metode Inkuiri Bebas. Menurut Anam (2015: 19) menyebutkan bahwa metode inkuiri bebas adalah siswa diberi kebebasan untuk menentukan masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut.

Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Januari 2016. Peneliti mendapatkan hasil ulangan harian kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang pada semester 1 yang menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Siswa yang mengalami ketuntasan kriteria standar minimal (KKM) tercatat 53,3% dari 15 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 46,7% dari 15 siswa. Rata-rata nilai kelas mata pelajaran Matematika adalah 62,8, angka ini dibawah nilai standar ketuntasan minimal yaitu 65 sedangkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang siswa mengatakan bahwa guru saat mengajar banyak dengan teknik ceramah kemudian memberikan tugas dan jarang menggunakan teknik berdiskusi dengan teman sehingga teman yang dirasa pandai atau sudah memahami materi tidak dapat membantu teman yang belum menguasai pembelajaran. Pembelajaran berlangsung monoton hanya mendengarkan ceramah guru kemudian mengerjakan tugas begitu seterusnya. Berdasarkan data kondisi awal yang diperoleh dari pengamatan siswa pada saat pembelajaran dikelas pada hari jumat 22 Januari 2016 diperoleh tingkat minat belajar dengan skor rata-rata 54 dari 15 siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran


(31)

peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan beberapa siklus sampai minat dan prestasi belajar siswa yang diharapkan telah tercapai. Pelaksanaan setiap siklus dari siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1 pertemuan 2. Siklus 2 pertemuan 1 dan selanjutnya merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus sebelumnya.

Masalah yang terjadi di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang dapat dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Januari 2016 terhadap proses pembelajaran matematika yaitu upaya guru untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita yang belum maksimal seperti belum dijelaskannya materi secara maksimal, dalam menjelaskannya guru hanya dengan teknik ceramah, guru menjelaskan dengan duduk dikursi dan berceramah, siswa terlihat kurang bersemangat hanya bermalas-malasan dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak ada teguran dari guru untuk siswa yang tidak memperhatikan, guru hanya berfokus dengan materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Masalah lain yang berpengaruh adalah suasana kelas dalam belajar kurang nyaman dan penggunaan waktu belajar kurang efektif.

Metode inkuiri tepat digunakan pada permasalahan kesulitan operasi hitung dalam soal cerita di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang ini untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa karena metode inkuiri melibatkan siswa untuk menemukan secara langsung dengan sendirinya, mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalahnya yaitu berupa soal. Mata


(32)

pelajaran matematika jika menggunakan metode tentang penemuan dan penyelesaian masalah secara bebas maka dengan penemuan siswa tersebut pelajaran matematika atau materi matematika dapat mereka terima dengan mudah karena sesuatu yang ditemukan dengan sendirinya atau dengan adanya penemuan solusi siswa tentang materi akan tersimpan di dalam otak lebih lama, siswa akan selalu mengingat apa yang telah mereka temukan. Inkuiri atau mencari tahu jawaban tentang sesuatu berarti mencari informasi, memiliki rasa untuk ingin tahu, menanyakan pertanyan, menyelidiki dan mengetahui keterampilan yang akan membantunya memecahkan masalah.

Metode inkuiri dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam belajar khususnya dalam pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang diakukan oleh Khamidah (2013) menunjukkan bahwa metode inkuiri yang digunakan dapat mengatasi kesulitan belajar dalam materi pecahan. Rerata hasil dari skor 2,34 menjadi 3,38 pada akhir siklus. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ambarwanto (2014) menunjukkan bahwa metode inkuiri dalam pembelajaran matematika tentang pecahan dapat meningkat. Rerata hasil prasiklus 61,00 menjadi 76,67 pada akhir siklus. Untuk itu sebagai tindak lanjut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG”. Harapannya melalui penelitian ini dapat memperbaiki minat dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.


(33)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Guru belum menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, ini terlihat dari: a. Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung.

b. Penggunaan teknik ceramah yang dilakukan oleh guru secara monoton mengakibatkan timbulnya kebosanan siswa terlihat dari beberapa siswa yang bermalas-malasan dalam mendengarkan, siswa terlihat meletakkan posisi kepala dimeja saat guru memberi penjelasan.

c. Materi pembelajaran tidak optimal dipelajari oleh siswa, hal ini terlihat bahwa tidak ada siswa yang menanyakan materi yang belum dipahami tetapi saat mengerjakan siswa belum dapat menyelesaikan soal tersebut dengan optimal.

d. Tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran matematika terlihat dari sikap siswa yang bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran serta kurangnya semangat siswa sehingga pembelajaran hanya berlangsung seperti biasa dan kurang efektif. Hal lain juga terlihat dari prestasi belajar siswa yang belum maksimal.


(34)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini agar dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, untuk itu perlu pembatasan masalah. Dari beberapa masalah yang disebutkan pada identifikasi masalah di atas, peneliti hanya membatasi pada satu masalah, yaitu Minat dan prestasi belajar dalam operasi hitung dalam soal cerita matematika pada materi operasi hitung campuran kelas IV.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan dikemukakan adalah:

1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata pelajaran matematika dalam soal cerita?

2. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam matapelajaran matematika ? 3. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :


(35)

1. Untuk mengetahui upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata pelajaran matematika dalam soal cerita.

2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran matematika.

3. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran matematika.

F. Manfaat Penelitian

Penulisan ini khususnya ditujukan untuk pembaca agar dapat mengambil nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran dari hasil penelitian. Manfaat lain penelitian ini jelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Metode pembelajaran ini dapat menjadi metode pembelajaran yang dapat diterapkan di mata pelajaran lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat memberi masukan kepada guru tentang pentingnya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


(36)

Hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat mengekspresikan diri dengan leluasa. Sebagai bahan pengetahuan bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dengan sumber belajar yang tersedia di rumah dan di sekolah. c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan penetapan kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran. Hasil penelitian ini juga akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

d. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri dengan lebih baik dan lebih memaksimalkan dalam menggunakan metode inkuiri ini khususnya dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Teoritis

a. Dengan temuan-temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan matematika pada khususnya.

b. Untuk mengembangkan pengetahuan wawasan dan kemampuan penulisan dalam dunia pendidikan, khususnya bidang matematika


(37)

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dibatasi agar tidak terjadi perbedaan penafsiran bagi peneliti maupun bagi pembaca.

1. Minat belajar adalah suatu ketertarikan, keinginan seseorang yang kuat terhadap suatu hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.

2. Prestasi belajar adalah suatu faktor yang menentukan akan penguasaan siswa terhadap apa yang disampaikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran dimana penguasaan itu berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan. 3. Soal cerita adalah soal yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.

4. Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar.

5. Metode inkuiri bebas adalah metode yang memberikan kebebasan siswa melakukan penelitian sendiri yaitu merumuskan masalah sendiri, eksperimen dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.

6. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang terdiri lebih dari satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan dapat berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian


(38)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Teori

Dalam kajian teori, peneliti akan memaparkan teori–teori yang mendukung penelitian ini.

1. Minat Belajar

Dalam minat belajar, peneliti memaparkan pengertian minat belajar, indikator minat belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhi minat belajar sebagai berikut:

a. Pengertian Minat Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 450) minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh (Slameto, 2010: 180). Hamalik (2010: 158) berpendapat bahwa minat adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Minat tidak dibawa dari lahir, melainkan dapat dipengaruhi oleh bakat. Minat diciptakan atau dibina agar tumbuh dan terasa sehingga menjadi kebiasaan (Dwi, 2013:14).


(39)

Minat sangat berpengaruh terhadap belajar, belajar tanpa adanya minat yang kuat akan membosankan karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang telah diminatinya tersebut dengan sungguh–sungguh. Sebaliknya tanpa suatu minat seseorang tidak dapat melakukan belajar. Hal ini telah diungkapkan oleh Slameto (2010: 57) bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu ketertaarikan, keinginan seseorang yang kuat terhadap suatu hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.

b. Indikator Minat Belajar

Slameto (2003: 58) mengemukakan bahwa siswa yang berminat didalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajarinya secara terus menerus, (2) ada rasa senang dan suka terhadap apa yang diminatinya, (3) memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminatinya, (4) ada rasa ketertarikan pada sesuatu yang diminati, (5) lebih menyukai sesuatu hal yang menjadi minatnya. Winkel (2004: 213) mengemukakan ciri-ciri minat adalah cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya.


(40)

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar terdiri dari adanya rasa suka, adanya perhatian dan ada rasa ketertarikan terhadap sesuatu yang diminatinya.

c. Ciri-ciri minat

Hurlock (1990: 155) dalam buku Susanto (2013: 62) mengemukakan ciri-ciri minat sebagai berikut: (1)minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, (2) minat bergaantung pada kegiatan belajar. (3) minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya. (4) perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan. (5) minat dipengaruhi budaya. Sebab jika kebudayaan mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur. (6) minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya. (7) minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang


(41)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal tersebut sama dengan pendapat Moh Surya (Haryanto, 2010) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruh, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pemaparan kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah Suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

b. Bentuk-bentuk belajar 1. Belajar responden

Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan suatu stimulus yang menimbulkan respon – respon emosional. 2. Belajar kontiguitas

Belajar yang dapat mengubah manusia dari hasil pengalaman peristiwa –peristiwa.

3. Belajar operant

Perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beroperasi terhadap lingkungan.


(42)

Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan hal yang akan dipelajari.

5. Belajar kognitif

Belajar yang berhubungan dengan berfikir menggunakan logika deduktif dan induktif.

c. Prinsip-prinsip belajar 1. Perhatian dan motivasi

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

2. Keaktifan

Anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.

3. Keterlibatan langsung

Belajar dilakukan sendiri oleh siswa, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.

4. Pengulangan

Melatih daya – daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya.


(43)

5. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambayan.

6. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila megetahui an mendapatkan hasil yang baik. Hasil apabila hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik. 7. Perbedaan individu

Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.

3. Prestasi

Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, ditunjukkan denan nilai tes (KBBI, 2008: 895). Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar dalam belajar (Sadirman,2001: 46). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Widodo (2000: 594) bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai, hasil tersebut merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.


(44)

Syah(2010: 141) mengemukakan bahwa prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program. Prestasi digunakan untuk menunjukkan suatu pencapain tingkat suatu keberhasilan tentang suatu tujuan atau bukti suatu keberhasilan. Dari beberapa pendapat dari berbagai ahli dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

4. Prestasi Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 895) prestasi berarti hasil yang telah telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sadirman (2010: 46), mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhu baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menemukan tingkat keberhasilan siswa menguasai materi pelajaran.

Surya (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang. Hal lain diungkapkan oleh Purwadarminto (1987:767) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang


(45)

telah dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu faktor yang menentukan akan penguasaan siswa terhadap apa yang disampaikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran dimana penguasaan itu berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

5. Soal Cerita

a. Pengertian Soal cerita

Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami Wijaya (2008:14), sedangkan menurut Raharjo dan Astuti (2011:8) mengatakan bahwa soal cerita yang terdapat dalam matematika merupakan persoalan-persoalan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya dengan menggunakan kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud dalam pernyataan tersebut adalah kalimat yang memuat operasi-operasi hitung bilangan.

Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (Ashlock, 2003:80). Penyelesaian soal cerita merupakan kegiatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah dalam suatu soal cerita matematika merupakan suatu proses yang berisi langkah-langkah yang benar dan logis untuk memdapatkan penyelesaiannya


(46)

(Jonassen, 2004:8). Dalam menyelesaikan soal cerita bukan hanya sekedar memperoleh hasil yang berupa jawaban dari yang ditanyakan, tetapi yang lebih prnting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan masalahnya tersebut.

b. Soal cerita dalam pembelajaran matematika

Berdasarkan pengertian soal cerita yang telah dikemukakan sebelumnya terkandung maksud bahwa dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Ashlock (dalam Sutiyawati 2011:18) yang menyatakan bahwa soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangan tersebut, terkandung arti bahwa dalam pembelajaran soal cerita di sekolah dasar disamping untuk memberikan kesadaran kepada siswa akan pentingnya belajar matematika juga dapat berguna bagi siswa untuk melatih kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan yang telah dia miliki dalam kegiatan praktis yang sehubungan dengan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui suatu proses yang berisikan langkah-langkah pemecahan masalah secara logis dan benar.


(47)

c. Langkah-langkah penyelesaian soal cerita

Polya (dalam Sutiyawati, 2011:19) menekankan penyelesaian soal cerita dalam amtematika perlu heuristic. Dalam hal ini yang dimaksud dengan heuristic adalah pada penyelesaian soal cerita siswa perlu diarahkan untuk mempelajari langkah-langkah atau cara-cara maupun aturan-aturan yang seharusnya dilakukan dalam menemukan suatu jawaban sebagai hasil temuan terhadap pemecahan masalah yang terkandung pada suatu soal.

Selain Polya, menurut pandangan haji (dalam Rohana 2010:15) bahwa ada lima penyelesaian soal cerita yang didasarkan pada lima kemampuan siswa yaitu (1) membaca soal dengan teliti untuk dapat menentukan makna kata dari kunci dalam soal, (2) memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan (3) menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita (4) menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari maslah yang dipecahkan (5) menuliskan jawaban dengan tepat.

6. Keterampilan Operasi Hitung dalam menyelesaikan Soal Cerita

Menurut Muhammad Azhar (2003:17), keterampilan adalah keterampilan siswa untuk mengolah hasil dalam (perolehan) yang didapat dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Keterampilan ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehannya dalam kegiatan pembelajaran.


(48)

Usman Samatoa (2006:142) menyatakan bahwa dalam membelajarkan keterampilan proses lebih memuat besarnya pemberian kesempatan kepada siswa dalam penemuan fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru melalui proses peniruan terhadap apa yang bisa dilakukan oleh para ilmiah. Pembelajaran dengan keterampilan proses ini dimaksudkan agar siswa dapat secara aktif memperoleh dan menguasai seperangkat keterampilan kompleks untuk menemukan suatu konsep dalam belajar matematika.

Muhammad Azhar (2003:23), keterampilan operasi hitung siswa dalam kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat, mengerjakan soal, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajaran matematika pada sub pokok bahasan operasi hitung yang telah dipelajari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan operasi hitung akan memperlancar siswa dalam mempelajari unit-unit lain dan bidang lainnya yang menggunakan matematika sebagai sarana pemecahannya. Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung terutama pada pecahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana tingkat keterampilan siswa dalam berhitung karena keterampilan melakukan perhitungan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah, baik masalah matematika atau masalah sehari-hari.

Keterampilan operasi hitung soal cerita untuk siswa Sekolah Dasar (SD) seringkali dipersiapkan dalam bentuk cerita pendek yang menyangkut kehidupan sehari–hari. Panjang pendek kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan soal cerita sangat berpengaruh. Dalam penelitian ini yang dimaksud soal cerita adalah


(49)

soal cerita yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.

Soejadi dalam Muklis (1999:6) menyatakan bahwa bahan ajar yang dapat menunjukkan suatu penalaran matematika adalah (1) proses penyelesaian, (2) ditanyakan atau yang dicari, (3) operasi dan simbul apa saja yang terlibat dalam soal itu, dan (4) apa yang telah dikuasai yang perlu digunakan. Muklis (1999:9) menyatakan bahwa setiap soal cerita diselesaikan dengan rencana sebagai berikut: (1) membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang ada dalam soal tersebut, (2) menuliskan apa yang diketahui dari soal tersebut, (3) menuliskan apa yang ditanyakan, (4) menuliskan kalimat matematika selanjutnya menyelesaikan sesuai dengan ketentuan, dan (5) menuliskan kalimat jawabannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka untuk menyelesaikan soal cerita diperlukan keterampilan dan kemampuan berfikir, sehingga bagai para siswa perlu ada bimbingan dari guru baik secara lisan maupun tertulis dalam menyelesaikan soal cerita. Apabila tanpa bimbingan atau siswa harus menyelesaikan sendiri maka akan menjadi masalah bagi siswa.

Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya (Muklis, 1999:150) sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai agar siswa tidak mengalami kesulitan dan mampu menangkap pengetahuan baru untuk menyeleesaikan masalah. Jika siswa benar-benar mengetahui prinsip-prinsip yang dipelajari sebelumnya, siswa mampu memilih pengalamn-pengalaman yang lalu, dan relevan dengan masalah yang dihadapi. Misalnya siswa akan menyelesaikan soal cerita yang memuat


(50)

pengerjaan hitung campuran, maka siswa harus faham betul dengan operasi hitung yang telah dipelajari sebelumnya dan dapat menyelesaikan sesuai dengan ketentuan. Sebagai konsekuensinya, agar siswa tidak mengalami kesulitan maka pengajaran yang efektif harus mengubah bentuk permasalahan ke dalam situasi yang telah dikenal siswa dengan bimbingan guru

Pada Sekolah Dasar, pembelajaran keterampilan operasi hitung soal cerita memiliki Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan

masalah.

1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.

1.2 Mengurutkan bilangan.

1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian.

1.4 Melakukan operasi hitung campuran.

7. Metode Inkuiri a. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003:234). Adapun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang


(51)

kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.

Metode inkuiri menurut Roestiyah (2001: 75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kemudian dipresentasikan, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari hasil presentasi kemudian dirumuskan kesimpulan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.

Menurut Mulyani Sumantri (1999: 78), metode inkuiri (penemuan) adalah metode pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk menemukan informasi dengan dan tanpa bantuan guru. Menurut Sumantri M dan Johar Permana (2000: 142), metode inkuiri adalah metode pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.

Menurut Ibrahim dan Nur (2006:67), langkah-langkah metode inkuiri adalah sebagai berikut.


(52)

a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

d. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e. Mengevaluasi kegiatan. Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.

Menurut Bruner (2007: 78), tahapan kegiatan pembelajarannya soal cerita dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas harus dimulai dari (1) konkret (enactive), (2) semi konkret (econic), dan (3) abstrak (symbolic). Untuk soal cerita tahapan-tahapan pembelajaran yang dimaksud selengkapnya adalah seperti berikut.

1. Tahapan Konkret (Enactive)

Pada kegiatan pembelajaran konkret ini guru bertindak sebagai fasilitator. Peranannya adalah sebagai pemandu siswa dalam kegiatan bermain peran dan menyatakan masing-masing fakta yang dihasilkan pada setiap peragaan dalam


(53)

bentuk kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud adalah kalimat yang ditulis dalam bentuk angka-angka (1, 2, 3, … dan seterusnya hingga 9), tanda-tanda relasi (+, -, x, dan : ) dan tanda-tanda operasi saja (=, <, >, ≤, atau ≥). Beberapa siswa diminta maju ke depan secara bergiliran (hanya beberapa hingga sekitar 8 siswa saja meskipun semua siswa tertarik untuk maju ke depan) untuk melakukan kegiatan bermain peran. Dalam setiap kali bermain peran guru selalu menuliskan di papan tulis angka-angka yang bersesuaian dengan fakta yang diperagakan.

2. Tahapan Semi Konkret (Econic)

Setelah pengalaman konkret melalui kegiatan bermain peran dilakukan dan dirasa siswa sudah tampak mendapatkan gambaran tentang arti matematika dari soal cerita yang baru saja dimain perankan. Pada tahap ini tiap siswa diberi satu LKS. Isi LKS nya adalah soal-soal cerita yang semuanya ditulis di atas gambar-gambar yang memperagakan soal-soal cerita tersebut. Tujuannya untuk memantapkan pemahaman siswa yang baru saja diperoleh dari kegiatan bermain peran.

3. Tahapan Abstrak (Symbolic)

Setelah siswa menjalani tahapan pembelajaran konkret (melalui kegiatan bermain peran) dan semi konkret (melalui kegiatan mengisi LKS) maka tahapan berikutnya (terakhir) adalah abstrak. Pada tahap ini soal-soal cerita yang diberikan kepada siswa murni soal cerita yang hanya berupa kalimat yang ditulis dalam bentuk huruf-huruf dan angka-angka saja.


(54)

Menurut Trowbridge & Bybee (dalam Sudriman, 1992: 212), metode inquiry dibedakan menjadi penemuan terbimbing (guided inquiry) dan penemuan bebas (free inquiry) dengan penjelasan sebagai berikut.

a) Penemuan Terbimbing (guided inquiry)

Menurut Martin (2006: 223), penemuan terbimbing menggabungkan guru yang fokus dalam metodologi ekpositori dengananak fokus pada metodologi free-discovery. Pada penemuan terbimbing,guru memilih topik dan menetapkan arah. Siswa-siswa bertanya yang nantinya akan menentukan arah yang baru. Guru menyarankan kegiatan open-ended bahwa siswa mengejar untuk menemukannya, menyelidiki apa yang belum mereka pahami, dan membangun kesimpulan mereka sendiri seperti konsep yang mereka bangun.

Siswa memeriksa kesimpulan mereka untuk melihat apakah mereka memiliki kemampuan prediksi. Jika demikian, mereka berdiskusi satu sama lain dan dengan guru untuk mengkonfirmasi kevalidasiannya. Jika validitas tidak dapat di konfirmasi, mereka memulai investigasi untuk mengembangkan merevisi kesimpulan dan merekonstruksi konsep. Penemuan terbimbing adalah metode di mana guru sebagai fasilitator dan pengarah sedangkan siswa aktif melakukan kegiatan sesuai prosedur atau langkah kerja untuk mengembangkan rasa ingin tahunya.

b) Penemuan Bebas (Free Inquiry)

Pada metode penemuan bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Siswa diberikan kebebasan dalam menemukan dan


(55)

menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended, serta mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung caranya dalam mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu ada kemungkinan siswa bias menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki ( Putra,2013: 98).

b. Metode inkuiri bebas

Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri. Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat,


(56)

berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

7. Hubungan Metode Inquiri terhadap kemampuan menyelesaikan soal

Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran soal cerita, sehingga kegiatan belajar berjalan lancar.

Menurut Sumantri dan Permana (2000: 143), pengaruh metode inquiri terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut.

a. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingintahu para siswa untuk menyelesaikan soal cerita.

b. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai instrinsik siswa terpenuhi. c. Guru tetap memiliki kontak pribadi.

d. Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangat sulit dilupakan.

e. Memberi kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri.

f. Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara mandiri.

Berdasarkan pengertian di atas, keterlibatan siswa dalam menggunakan metode inquiri merupakan keharusan sedangkan peran guru hanya memfasilitasi siswa dalam pembelajaran soal cerita, sehingga kegiatan belajar berjalan lancar.


(57)

Pada pembelajaran ini siswa ikut berperan aktif di dalam kegiatan pembelajaran, sebab metode inquiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada siswa. Siswa benar–benar dapat memahami suatu konsep dan rumus, siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut.

8. Materi

a. Kompetensi Dasar

1.4 Melakukan operasi hitung campuran. Pengerjaan hitungan campuran

Dalam mengerjakan soal-soal berikut, hendaknya kamu ingat bahwa:

a. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi yang ditulis lebih dulu ( di sebelah kiri) dikerjakan lebih dulu.

b. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat.

c. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat dari pada operasi penjumlahan dan pengurangan artinya operasi perkalian dan pembagian harus dikerjakan lebih dulu walaupun ditulis di belakang operasi penjumlahan dan pengurangan.

d. Operasi yang terdapat di dalam kurung harus dikerjakan lebih dulu.

Contohnya :

3.000 + 600 x 500 – 20.000 : 40 = 3.000 + (600 x 500 ) – (20.000 : 40 ) = 3.000 + 300.000 – 500


(58)

= 303.000 – 500 = 302.500

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung pengerjaan campuran Dalam soal cerita, kita harus melakukan beberapa hal berikut.

1. Membacakan soal dan memikirkan hubungan antara bilangan bilangan yang ada pada soal.

2. Menuliskan yang diketahui dari soal tersebut. 3. Menuliskan yang ditanya.

4. Menuliskan kalimat matematika nya yang selanjutnya menyelesaikan sesuai dengan ketentuan.

5. Menuliskan kalimat jawabannya.

Peneliti menggunakan contoh dari buku mata pelajaran matematika kelas IV. (Burhan, 2008).

Contoh :

Ibu desi membeli 18 dus peniti yang isinya 720 peniti perdus. Jika dijual 2 dus, berapa buah peniti yang dimiliki ibu desi sekarang ? Jawab :

Diketahui :

 Ibu Desi memiliki 18 dus peniti

 Isi setiap dus adalah 720 peniti


(59)

Ditanya : jumlah peniti sekarang. Jawab :

Operasi yang digunakan : perkalian dan pengurangan.

Jumlah peniti sekarang = jumlah peniti mula-mula – jumlah terjual 18 x 720 – 2 x 720 = (18 x 720) – (2 x 720 )

= 12.960 – 1.440 = 11.520


(60)

B. Penelitian yang relevan

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti mengambil beberapa penelitian yang relevan untuk memberikan gambaran tentang informasi dan hasil penelitian yang sama.

Bagan 2.1 Mind Map Penelitian yang Relevan

Penerapan Metode Inkuiri dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika

Tentang Bangun Ruang Pada Siswa kelas V SDN

Purwodadi Edi Sarwono, Imam Suyanto, Harum, Budi

2012

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV

SD NEGERI BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG

Fabiana Rina Dwi Astuti 2016

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika tentang Pecahan Biasa melalui Metode Inquiri Bagi Siswa Kelas VA SDN

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014

Yuyun Ambarwanto 2014

Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Minat Pembelajaran Matematika di

Kelas III SD SDN 14 Mempawah Hilir.

Suyanti 2013

Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Siswa Kelas IV Semester 2 SDN 2 Mayong

Lor. Nor Khamidah


(61)

Penelitian yang dilakukan oleh Khamidah (2013) ini bertujuan untuk menemukan peningkatan hasil belajar matematika siswa semester 2 melalui penerapan metode inkuiri pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Dari hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dari kondisi awal sebesar 66,67% meningkat menjadi 76,67%, hasil belajar siswa dari kondisi awal sebesar 66,83 meningkat menjadi 76 pada akhir siklus dan rata-rata aktivitas belajar matematika dari skor 2,34 menjadi 2,96 pada akhir siklus serta pengelolaan pembelajaran guru mendapatkan rata-rata 2,63 menjadi 3,38.

Penelitian lain yang ditulis dalam jurnal oleh Sarwono, Harum dan Budi (2012) ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang kelas V sekolah dasar. Dari hasil analisi data diperoleh adanya peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 62,14 menjadi 80,32 pada akhir siklus.

Penelitian yang ditulis dalam jurnal oleh Ambarwanto (2014) ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru secara optimal dalam pembelajaran matematika tentang pecahan biasa melalui metode inkuiri dan meningkatkan prestasi belajar matematika tentang pecahan biasa agar terpenuhi target KKM. Dari hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari nilai rata-rata 61.00 menjadi 76,67 pada akhir siklus.

Penelitian yang ditulis dalam jurnal oleh Suyati (2013) ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran khususnya dalam hal perhatian, ketertarikan dan kemauan siswa dalam pembelajaran matematika dengan


(62)

menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas III SD negeri 14 Mempawah Hilir. Dari hasil analisis data diperoleh adanya peningkatan minat belajar dari indikator 41,6% menjadi 79% pada akhir siklus.

C. Kerangka berpikir

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Pentingnya matematika dalam kehidupan sehingga mata pelajaran matematika merupakan kebutuhan dan menjadikan matematika sebagai kegiatan yang menyenangkan. Pada kenyataannya, siswa juga kurang menyenangi dan takut apabila mengikuti mata pelajaran tersebut selain itu adapun guru menyajikan pembelajaran matematika masih monoton dan mendominasi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya hasil belajar siswa rendah, khususnya dalam hal pemahaman menghitung soal cerita.

Matapelajaran matematika mengajarkan siswa untuk berpikir logis, kritis, sistematis serta kreatif didalam menganalisis dalam suatu masalah. Akan tetapi pada kenyataannya matematika dianggap matapelajaran yang membosankan dan menakutkan. Kondisi diatas terjadi pada siswa kelas IV salah satu sekolah dasar di kabupaten Magelang, yaitu SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang tentang operasi hitung dalam soal cerita. Guru mengajarkan materi tersebut monoton dengan menjelaskan secara lisan sehingga siswa terlihat bosan dan tidak tertarik akan pembelajaran matematika tersebut dan mengakibatkan rendahnya minat serta prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika.


(63)

Dengan melihat permasalahan yang telah dipaparkan, peneliti meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada materi operasi hitung dalam soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang melalui metode inquiri. Metode inkuiri mengutamakan pada keaktifan siswa dalam menemukan masalah serta menyelesaikan masalah tesebut berupa solusi untuk mengatasi soal tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil judul “Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang”. Di bawah ini, peneliti menggambarkan bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Input

(Keadaan Awal)

Proses (Tindakan)

Output

(Hasil setelah Tindakan

Minat dan Prestasi belajar operasi hitung dalam soal

cerita rendah.

Perbaikan minat dan prestasi belajar

operasi hitung dalam soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang

melalui metode inkuiri.

Minat dan Prestasi belajar operasi hitung

dalam soal cerita meningkat.


(64)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisyang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata pelajaran matematika dalam soal cerita.

2. Metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran matematika.

3. Metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran matematika.


(65)

40 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Cakupan mengenai metodologi penelitian ini yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, analisi data dan kriteria keberhasilan penelitian yang akan dipaparkan pada bab ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research). Menurut Wardani (2002: 1.4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru dalam kelasnya dan berkolaboratif antara peneliti. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus dengan setiap siklusnya meliputi identifikasi masalah, pembuatan perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi dan perubahan perencanaan.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas saat pembelajaran berlangsung bersama atas bimbingan guru kelasnya. Setelah diadakan observasi, peneliti membuat perencanaan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan yang telah disediakan sebelum penelitian terlaksana.

Penelitian dilaksanakan diawali dengan observasi dalam kegiatan yang dilaksanakan di kelas yang kemudian direfleksikan apa yang terjadi pada kegiatan yang telah dilakukan. Siklus II dilaksanakan jika pada siklus I belum tercapai sesuai dengan target. Pada siklus II peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan


(66)

refleksi yang ada di siklus I, siklus II peneliti membuat perencanaan yang dilakukan.

Bagan siklus PTK adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto ( 2009:16))

Keterangan:

a. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau berkolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan.


(67)

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan.

c. Tahap Pengamatan (observing)

Tahap pengamatan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh observer atau pengamat.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasika rancangan tindakan.

B. Setting Penelitian

Cakupan di dalam setting penelitian berisi tentang tempat penelitian, waktu penelitian serta subjek dan objek penelitian yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Banyudono 1, Jalan Veteran KM 01 Talun.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan dilaksanakan observasi pada tanggal 22 anuari 2016 kemudian siklus I pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2016, pertemuan II pada tanggal 29 Januari


(68)

2016, kemudian siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 dan pertemuan II pada tanggal 5 Februari 2016 tahun pelajaran 2015/2016.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 6 siswa putri dan 9 siswa putra, sedangkan objek dalam penelitiam ini adalah seluruh proses dan hasil pembelajaran matematika khusunya pada materi operasi hitung campuran dalam soal cerita di kelas IV SD Negeri Banyudono 1

.

C. Rencana Tindakan

Cakupan kegiatan yang akan peneliti lakukan pada rencana tindakan meliputi persiapan dan rencana tindakan setiap siklus yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Persiapan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode inquiry bebas. Peneliti juga mengkaji kompetensi inti, kompetensi dasar, materi yang termuat dalam RPP, menyusun silabus, menyusun instrumen penelitian. Peneliti menjalankan beberapa langkah-langkah untuk melakukan penelitian ini sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Banyudono 1 untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut.


(69)

b. Peneliti membuat surat izin di sekertariat kampus untuk diberikan ke SD Negeri Banyudono 1.

c. Peneliti melakukan observasi di kelas untuk mengetahui situasi awal pembelajaran yang terjadi di kelas antara guru dan siswa, selain itu untuk mendukung data yang telah ada peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas dan salah satu siswa di kelas IV tersebut.

d. Peneliti menganalisis masalah yang ada di kelas tersebut yang kemudian dicari solusinya. Solusinnya melalui penyusunnan rencana penelitian serta siklus-siklus dan instrumen penelitian. e. Merancang ide-ide pembelajaran yang menarik sesuai dengan

metode inquiry bebas.

2. Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah melakukan persiapan, peneliti melaksanakan penelitian dalam dua siklus. Rencana

a. Siklus 1

Peneliti merencanakan melaksanakan dua siklus dalam penelitian ini. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan alokasi waktunya 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran). 1) Perencanaan

a) Menyiapkan silabus.


(70)

(1) Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). Pokok Bahasan, Sub Pokok Bahasan (b). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (c). Sumber / Alat / Metode (d). Penilaian.

(2) Lembar Observasi siswa. (3) Lembar Kerja Siswa. 2) Pelaksanaan tindakan

Pertemuan 1

a. Kegiatan awal

1. Guru menyiapkan kelas untuk proses belajar mengajar.

2. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam sert menanyakan kabar siswa.

3. Guru melakukan absensi siswa serta meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

4. Guru memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu “belajar bersama”, melakukan tepuk semangat serta mengucapkan jargon “mana semangatmu”.

5. Guru melakukan apersepsi sebelum melaksanakan kegiatan inti dengan menggali lagu yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari.


(71)

6. Guru menjelaskan kegiatan serta materi yang akan dipelajri hari ini serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini.

b. Kegiatan Inti

1. Siswa diberikan soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan.

2. Siswa membentuk kelompok.

3. Siswa mengamati contoh soal tersebut secara berkelompok.

4. Siswa merumuskan masalah dari soal yang diamati.

5. Siswa berdiskusi dalam mennyelesaikan soal tersebut.

6. Siswa menyelesaikan masalah dengan menemukan solusi untuk mengerjakan soal tersebut.

7. Siswa menuliskan semua hasil mengerjakan soal cerita secara kelompok berupa kesimpulan pada lembar kerja siswa (LKS) yang telah disediakan oleh guru.

8. Siswa melaporkan hasil diskusi menemukan solusi secara kelompok.


(1)

6

Apakah gurumu

membantu saat kamu menghadapi kesulitan ?

Menurut hasil wawancara dengan jihan, ibu guru sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya misalnya dengan memberikan contoh bagaimana cara menyelesaikan tetapi dengan menggunakan contoh soal lainnya.

7

Apakah gurumu pernah mengajarkan dengan cara berdiskusi kelompok untuk mencari

solusi dalam

menghadapi kesulitan ?

Menurut Jihan dengan adanya berdiskusi kelompok untuk mencari solusi dalam menghadapi jarang dilakukan saat pembelajaran di kelas oleh guru, kegiatan yang sering dilakukan jika mengerjakan soal itu dikerjakan secara individu dan guru menggunakan metode ceramah saja.


(2)

(3)

(4)

Lampiran 19 Foto Kegiatan Penelitian

Siswa berdiskusi dalam menyelesaikan soal mulai dari mencari

masalah sampai dengan menemukan solusinya


(5)

Salah satu siswa menuliskan hasil solusi masalah atas soal


(6)

308

Lampiran 20 Profil Peneliti

CURRICULUM VITAE

Fabiana Rina Dwi Astuti merupakan anak kedua dari dua saudara yang lahir di Magelang, 20 Januari 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Wates, lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama di SMP Kanisius Muntilan, lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan, lulus pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti:

1. Peserta Workshop Una Seminar And Workshop On Anti Bias Curriculum And Teaching pada tahun 2012.

2. Cofasilitator Pelatihan Seminar Penggunaan Alat Peraga Montessori untuk guru Sekolah Dasar pada tahun 2015.

3. Anggota karawitan PGSD.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal cerita dengan Metode Inquiri Kelas IV SD Negeri


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE INKUIRI Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 2 Kauman Kec. Kemusu Kab.

0 3 14

Peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran bilangan bulat menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 Magelang.

8 116 111

Peningkatan prestasi belajar materi operasi hitung bilangan bulat dalam soal cerita menggunakan model pembelajaran kooperatif : tipe STAD siswa kelas IV SD Negeri Bungkus semester II tahun ajaran 2013/2014.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing.

0 0 331

Peningkatan prestasi belajar Matematika materi soal cerita operasi hitung campuran dengan menggunakan metode bermain peran siswa kelas II SDN Tampirkulon I, Magelang tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 129

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing

0 1 329

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE TAPIN (TANGAN PINTAR) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI DEMAKIJO 1 GAMPING.

0 1 164

9.PEMBELAJARAN SOAL CERITA OPERASI HITUNG ...

0 2 105

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV SD NEGERI 2 PANUSUPAN

0 0 12

Penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto - USD Repository

0 1 421