Pengaruh kompetensi guru Ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

OLEH:

ANDREYANTI DALMA DEVI NIM: 121334021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus.

Kedua orang tuaku Bapak Andreas Abang dan Ibu Dewi, yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta doanya.

Adikku Andreyanto Aldy Wahyudi, yang memberikan dukungan dan semangat serta doanya.

Teman- teman dekatku: Desy, Mitayani, Dita, Celent, Jabut, Tina, Ciska, Astry, tio, Angel.

Teman seperjuanganku: Neneng, Tomy, Natal, Poppy, Sari, Epi, Destry, dan Rilo.

Teman- teman seangkatan PAK’ 12 A+B

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma


(5)

v

Motto

Jangan menunggu bahagia baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka kamu akan bahagia.

“Ucapkan syukur dalam segala hal” (1 Tesalonika 5:18)

“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:49)

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya” (Abraham Lincoln)


(6)

(7)

(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI GURU EKONOMI TERHADAP

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Andreyanti Dalma Devi Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2016. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah 103 siswa. Jumlah sampel sebanyak 82 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik Chi – Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (Pearson Chi-Square (x2 hitung) sebesar 8,272 (df) = 1 dengan nilai Asymp. Sig sebesar 0,004; (2) ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (Pearson Chi- Square (x2 hitung ) sebesar 23,141 (df) = 1 dengan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000.


(9)

ix

ABSTRACT

EFFECT ON THE COMPETENCE OF ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND STUDENTS ACHIEVEMENT

Andreyanti Dalma Devi Sanata Dharma

2017

This study aims to find out whether: (1) there is a positive and significant effect of the competence of economics teachers towards students motivation of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta; (2) there is a positive and significant effect of the competence of economic teachers towards student achievement of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta.

This research is a descriptive correlational research. This research was conducted from October to December 2016. The population were 103 of High School Students of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta. The sample were 82 students taken by purposive sampling technique. Data were collected by using questionnaires and documentation and analyzed by Chi - Square.

The results show that: (1) there is a positive and significant influence of competence of economics teachers toward a students motivation of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta (Pearson Chi-Square (x2 count) of 8.272 (df) = 1 with a value Asymp. Sig by 0,004; (2) there is a positive and significant effect of the competence of economics teachers toward student achievement of the twelfth class of the social and sciences departement of Pangudi Luhur Yogyakarta (Pearson chi-Square (x2 count) amounted to 23.141 (df) = 1 with a value Asymp. Sig 0,000.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta” dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd selaku Dosen Pembimbing, terima kasih untuk bimbingan serta bantuannya selama ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti perkuliahan.


(11)

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Motto... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Kajian Teori ... 5

1. Kompetensi ... 5

2. Guru ... 8

3. Kompetensi Guru ... 12


(13)

xiii

5. Prestasi Belajar ... 21

B. Penelitian Yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 31

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

E. Variabel dan Pengukurannya ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Operasionalisasi Variabel ... 36

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 55

A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 55

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 58

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 59

D. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63

E. Siswa - Siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 63

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65

G. Fasilitas Yang dimiliki SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Data ... 69

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 75

C. Pengujian Hipotesis ... 77


(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Masalah ... 92

C. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ... 41

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru ... 43

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Butir Variabel Motivasi Belajar Ekonomi 45 Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47

Tabel 3.7 Nilai Persentil PAP Tipe II ... 48

Tabel 3.8 Rentang Kompetensi Guru Ekonomi ... 49

Tabel 3.9 Rentang Motivasi Belajar Ekonomi ... 50

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/ Cmax ... 54

Tabel 4.1 Jumlah Sekolah di Bawah Yayasan Pangudi Luhur ... 55

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2016/2017 ... 62

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralel Tahun Ajaran 2015/2016 . 63

Tabel 4.4 Fasilitas Sekolah ... 66

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 69

Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 70

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Interpretasi Data Variabel Motivasi Belajar Ekonomi ... 71


(16)

xvi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar ... 72

Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 73

Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kompetensi Guru Ekonomi ... 74

Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Ekonomi ... 75

Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 76

Tabel 5.10 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 77

Tabel 5.11 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79

Tabel 5.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79

Tabel 5.13 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 82

Tabel 5.14 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 83

Tabel 5.15 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 84


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner dan Lembar Jawaban ... 98

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 105

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 111

Lampiran 4. Deskripsi Data ... 125

Lampiran 5. Pengujian Normalitas ... 127

Lampiran 6. Pengujian Hipotesis ... 129

Lampiran 7. Tabel r ... 134


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran penting. Karena guru merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam upaya meningkatkan tujuan pendidikan, pemerintah khususnya Departemen Pendidikan harus terus-menerus melakukan perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas guru yaitu kompetensi guru. Banyak ahli pendidikan memandang bahwa kompetensi guru akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Profesi guru dianggap sama dengan profesi lainnya, sehingga guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru berkenaan


(19)

dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama guru, masyarakat sekitar. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas). Dengan ke empat kompetensi yang dimiliki, guru diharapkan mampu menghasilkan manusia yang kompetitif sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, selain dibutuhkan guru yang berkompeten, dari dalam diri siswa juga harus memiliki motivasi untuk terus berprestasi.

Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam belajar.

Jika sekolah menerapkan pendidikan yang bagus melalui kompetensi yang dimiliki guru maka sekolah tersebut akan menghasilkan prestasi yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Karena prestasi belajar yang baik merupakan bukti keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kompetensi guru dan motivasi memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada latar belakang ini, maka


(20)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar”.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar siswa ?

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan kompentensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa ?


(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menjadi bekal bagi peneliti dalam mempersiapkan diri ketika akan memasuki dunia kerja khususnya di bidang pendidikan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran ekonomi secara khusus dan pihak- pihak terkait dalam dunia pendidikan pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan hasil belajar siswa, dan memotivasi siswa dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan tentang pentingnya kompetensi guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa serta dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Bagi Prodi Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya serta menambah kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa serta pihak yang membutuhkan.


(22)

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kompetensi

a. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut: 1) Menurut Nana Sudjana ( Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai

suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”. 2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah

kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan

tugasnya”.

3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat tindakan intelijen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.

b. Komponen Kompetensi

Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian kompetensi yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti penguasaan materi, pengetahuan tentang cara mengajar,


(23)

pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak. 2) Kompetensi bidang sikap

Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.

3) Kompetensi perilaku/performance

Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan berkomunikasi dengan anak.

c. Standar Kompetensi

1) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan atau program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Janawi, 2012: 58).

2) Standar Kualifikasi

Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat pendidikan guru. Untuk tingkat awal, dasar dan menengah, standar


(24)

kualifikasi minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu.Sedangkan standar minimal tingkat perguruan tinggi adalah strata dua.Program ini mulai dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program sertifikasi guru (Janawi, 2012: 59).

Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006, pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi program nasional (Janawi, 2012, 60).

Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4 yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru atau mempunyai golongan IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV-a (Janawi, 2012: 61).


(25)

3) Standar Kompetensi

Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial (Janawi, 2012: 62).

4) Standar Kinerja

Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja guru dapat dirumuskan diantaranya adalah:

a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu secara terus menerus.

c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atas dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan teknologi yang telah dikuasai.

d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi untuk meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan kinerja profesional.

e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas (Janawi, 2012: 63).

2. Guru

Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1)


(26)

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).

Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup (Rimang, 2011: 2).

Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Asmani, 2009).

Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang guru ditandai dengan tingkat kecerdasan, ketangkasan, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan anak didik (Asmani, 2009).


(27)

a. Kepribadian Guru

Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki keperibadian yang kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru adalah keperibadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa (Suyanto, 2013: 15).

b. Profesionalisme Guru

1) Memaknai Profesionalisme Guru

Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru

“profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan

secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

2) Kedudukan Guru

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik (Rimang, 2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada: a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi


(28)

b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif, maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).

3) Profesi Guru

Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:

a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.

b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan.

c) Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri. d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang

studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.

4) Tugas Profesi Guru

Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:

a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi siswa untuk bekerja keras mencapai prestasi setinggi-tingginya.


(29)

b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam kelompok kecil di bawah bimbingan guru.

c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.

3. Kompetensi Guru

a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi itu paling tidak berhubungan dengan: a) Menguasai karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik


(30)

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran

j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan.Pengertian di atas menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas).

Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam beberapa indikator, yaitu :

a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku

b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan c) Dewasa, stabil dan berwibawa

d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:


(31)

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat.

4) Kompetensi Profesional

Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.


(32)

4. Motivasi Belajar

Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah, dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).

Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan (Sardiman, 2008: 74).

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.


(33)

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

b. Macam-macam Motivasi

1) Motivasi Intrinsik (intrinsic motivation)

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock, 2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam proses belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan


(34)

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 1986).

2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu (Daryanto, 2012: 10). Motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang baik atau bahkan mendapatkan pujian.

c. Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Suprijono, 2009: 3). Khodijah (2014: 3) berpendapat bahwa belajar merupakan


(35)

suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan sampai tua.

1) Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55), bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran antara lain adalah:

a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf.

c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.


(36)

e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.

f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan ganjaran.

g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek.

h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34). Belajar juga dapat diartikan sebagai:

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).


(37)

2) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsp-prinsip belajar antara lain sebagai berikut:

a) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan

c) belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan d) belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya

e) belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari, dipahami, bukan sekedar menghafal kata

f) dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain

g) hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar

h) ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai berikut:


(38)

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar)

b) Penguasaan alat-alat intelektual c) Latihan-latihan yang terpencar d) Penggunaan unit-unit yang berarti e) Latihan yang efektif

f) Kebaikan bentuk dan sistem

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman h) Tindakan-tindakan pedagogis

i) Kapasitas dasar.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode belajar mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara pengukurannya. Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam menguasai pelajaran yang diterimanya melalui mata pelajaran dari guru, dilakukan secara sengaja dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa berupa nilai.

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan,

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang


(39)

diberikan oleh guru. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49) menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal

yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut Tu’u

(2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. 3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor


(40)

pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan motivasi sosial.

Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Faktor kecerdasan

Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

2) Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.


(41)

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai siswa.

5) Faktor cara berpikir

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih disbanding cara-cara belajar yang tidak efektif. 6) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga da keadaan ekonomi keluarga.

7) Faktor sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal, etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan pengetahuan.


(42)

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andaru Werdayanti (2008) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar kelas X SMAN 1 Sukorejo Kendal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel mengunakan angket tertutup dan angket terbuka dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

proportional random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan kompetensi guru dalam kategori baik dengan persentase 41,20%, sedangkan fasilitas belajar memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Sukorejo Kendal sebesar 10,96%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rondi (2015) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di MAN Tempel Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Sampel penelitian ini adalah siswa MAN yang berjumlah 163 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified proportional random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis jalur

(path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) terdapat pengaruh langsung secara positif antara kompetensi guru terhadap


(43)

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai

standardized regression weights sebesar 0,248, (2) terdapat pengaruh langsung positif antara kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression weights sebesar 0,268, (3) terdapat pengaruh langsung positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai

probability 0,000 < 0,05 dan nilai standardized regression weights sebesar 0,327, (4) terdapat pengaruh tidak langsung positif antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, dibuktikan dengan nilai probability 0,001< 0,05 dan nilai

standardized Regression weights sebesar 0,228, (5) terdapat pengaruh tidak langsung positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada matapelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman, yang dibuktikan dengan nilai probability 0,001 < 0,05 dan nilai standardized Regression weights sebesar 0,284.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Ariyanto (2012) dalam skripsinya yang berjudul persepsi siswa mengenai Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.


(44)

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 190 siswa dan sampel sebanyak 48 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Metode angket sudah di uji cobakan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y= 54,847 + 0,647X1 +0,564X2. Persamaan regresi menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh kompetensi guru dan motivasi belajar.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada pengaruh yang positif kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,304 > 2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 25,9%; (2) Ada pengaruh yang positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear ganda (uji t) diketahui bahwa t hitung > t tabel, yaitu 2,281 > 2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,001, dengan sumbangan efektif sebesar 22,3 %; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linear ganda (uji f) diketahui bahwa fhitung > ftabel, yaitu 10,114 > 3,23 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,483 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara kompetensi guru dan prestasi belajar yaitu sebesar 48,3 %


(45)

sedangkan 51,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan tersebut di atas, dalam dunia pendidikan guru memiliki peran penting. Karena guru merupakan tenaga pendidik untuk generasi bangsa. Guru adalah tenaga pendidik yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan siswa dan pelaksanaan pendidikan di sekolah, dan guru merupakan pihak yang berperan besar dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.

Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatan kualitas guru atau kompetensi guru. Profesi guru dianggap sama dengan profesi lainnya, sehingga guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Guru dituntut menguasai keempat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat melaksanakan perannya dengan baik. Banyak sekali masalah yang terjadi di Indonesia mengenai pendidikan salah satunya ketidakmerataan tingkat pendidikan masyarakat dan rendahnya kualitas lulusan sekolah menengah. Ketidakmerataannya tingkat pendidikan di masyarakat, rendahnya kualitas lulusan sekolah menengah diduga disebabkan adanya kesenjangan antara


(46)

kualitas guru yang satu dengan lainnya, sehingga berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi siswa.

Motivasi belajar menjadi peran penting dalam proses belajar mengajar, hal ini karena motivasi belajar akan menjadikan siswa memperoleh prestasi yang baik. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi guru itu sendiri, karena kompetensi yang dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa untuk memotivasi dirinya agar lebih giat dalam belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat

diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti merumuskan hipotesis:

Hipotesis I

H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas dan XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(47)

Hipotesis II

H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(48)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat, variabel bebas adalah kompetensi guru dan sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi dan prestasi belajar siswa (Notoatmodjo, 2002).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang siswa, sehingga siswa dijadikan sebagai responden pada penelitian ini.


(49)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sundayana (2015: 15), populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek dan objek yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI IPS, XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 426 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sundayana (2015: 15), sampel adalah sejumlah hal yang diobservasi/diteliti yang relevan dengan masalah penelitian, subjek dan objek yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 82 siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena dalam penelitian ini pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti. Arikunto (2010:183), menjelaskan bahwa purposive sampling dilakukan dengan


(50)

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Siswa-siswi kelas XII IPS di anggap sudah dewasa dalam menilai kepribadian guru dan cara mengajar guru.

b. Siswa-siswi kelas XI IPS tidak bisa menjadi responden penelitian karena sudah menjadi subjek uji coba instrumen penelitian.

c. Siswa- siswi kelas X tidak bisa menjadi subjek penelitian karena siswa-siswi kelas X belum terlalu mengenal guru dengan baik, baik dari segi kepribadian dan cara mengajar guru.

Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti memilih untuk mengambil sampel penelitian pada kelas XII IPS.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono (2013:61), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi guru ekonomi.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Menurut Sugiyono (2013:61), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel


(51)

bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar ekonomi dan prestasi belajar siswa.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi dan Motivasi Belajar Ekonomi Variabel kompetensi guru ekonomi dan variabel motivasi belajar diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert yang menggunakan lima kategori terdiri dari: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Adapun skala pengukuran dijabarkan dalam bentuk tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

No Alternatif Jawaban

Skor Pernyataan

Positif

Skor Pernyataan

Negatif

1 Sangat setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (RR) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 b. Variabel Prestasi Belajar

Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X1I IPS tahun ajaran 2016/2017 semester ganjil.


(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data kuesioner atau angket dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Menurut Suprapto (2013: 75), kuesioner adalah alat pengumpul data yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Terdapat dua bentuk kuesioner, yaitu :

a. Kuesioner bentuk tertutup

Kuesioner bentuk tertutup adalah kuesioner dengan jawaban pendek

atau tanggapan yang cukup memberi tanda centang (√) pada kotak yang

telah disediakan atau dengan cara melingkari nomor atau huruf di depan pilihan jawaban yang tersedia.

b. Kuesioner bentuk terbuka

Kuesioner bentuk terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada responden untuk memberi tanggapan atau jawaban secara bebas dengan kata-katanya sendiri.

Penelitian ini menggunakan kuesioner bentuk tertutup, dengan pertimbangan kuesioner mudah diisi, waktu pengisian lebih singkat, jawaban relevan dengan pertanyaan yang diajukan dan mudah dianalisis. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kompetensi guru ekonomi dan motivasi belajar ekonomi.


(53)

2. Dokumentasi

Menurut Suprapto (2013: 42) dokumentasi merupakan data pelengkap, dapat berbentuk dokumen tertulis atau tidak tertulis, misalnya notula rapat, daftar hadir, laporan keuangan, kebijakan kepala sekolah, memorandum, dan foto-foto. Menurut Margono (2007: 181), dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai rapot siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan mengetahui jumlah siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini.

G. Operasionalisasi Variabel

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel dalam penelitian ini adalah kompetesi guru ekonomi. Kisi-kisi kuesioner variabel kompetensi guru indikatornya disesuaikan dari peneliti sebelumnya, adopsi dari skripsi Pradani Valleria (2015). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kompetensi guru ekonomi:


(54)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel Dimensi Indikator

No. Butir (+) (-) Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik

1 2

Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik

4 3

Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran 5,6 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 7,8 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

unntuk kepentingan pembelajaran 9,10 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik 11,12,13 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik

14,15 16

Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar


(55)

Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian

untuk kepentingan pembelajaran 18 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 19,20 Kompetensi Kepribadian Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai

dengan norma yang berlaku

22,23,24 21

Jujur, berakhlak mulia

dan menjadi teladan 25,26 Dewasa, stabil dan

berwibawa 27

Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan

percaya diri 28,29,30 ,31 Kompetensi Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa

32,34 33

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik

35

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat 36,37,38 Kompetensi Profesional Memahami matapelajaran yang telah dipersiapkan

39,40,42 41,43,4 4


(56)

untuk mengajar Memahami standar kompetensi dan standar

isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan

menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP)

46 45

Memahami struktur konsep dan metode

keilmuan yang menaungi materi ajar

47

Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

48

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar ekonomi. Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar ekonomi di adopsi dari skripsi Yuliana Kartika (2016). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel Motivasi Belajar ekonomi:


(57)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Variabel Dimensi Indikator

No Butir (+) (-) Motivasi

Belajar

Intrinsik Perasaan senang jika memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas 49,50,51 Kemauan untuk memperoleh nilai baik 53,54,56,5 7 ,59,61,62 64 52,55,58 ,60 63

Adanya minat dan perhatian siswa

terhadap pembelajaran

65,66

Ekstrinsik Dorongan dari

orang tua 67 68

Dorongan dari teman 69 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

70,71 72

c. Variabel Prestasi Belajar

Variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rapot kelas X11 tahun ajaran 2016/2017 semester ganjil.


(58)

H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Menurut Sundayana (2015: 59), validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau sahnya suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari pearson (Sugiyono, 2013:286) sebagai berikut:

Keterangan:

R = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item

X = skor total dari setiap item N = jumlah responden

XY = hasil kali X dan Y

Jika nilai koefisien rhitung lebih besar dari rtabel, maka butir soal tersebut dikatakan valid. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Nilai rtabel dapat dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak 30 responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 30 siswa tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung:

Keterangan:

Df = degree of freedom (derajat bebas) n = jumlah responden


(59)

Perhitungan rtabel adalah sebagai berikut: Df = 30 – 2 = 28

Jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih besar dari nilai rtabel = 0,361, maka item pertanyaan-pernyataan dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih kecil dari rtabel = 0,361, maka item pertanyaan-pernyataan dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan secara serentak dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Pengujian validitas dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Berikut ini disajikan hasil validitas item kuesioner untuk penelitian ini:

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Pengujian validitas instrumen kompetensi guru ekonomi dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 1, 2, 9, 17, 18, 21, 27, 33, 35, 38, 44, dan 48. Karena ada beberapa butir pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian validitas ulang. Pengujian ulang validitas instrumen kompetensi guru ekonomi disajikan sebagai berikut:


(60)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Ulang Validitas Butir Variabel Kompetensi Guru

No Item rhitung rtabel Keterangan

Butir 3 0,448 0,361 Valid

Butir 4 0,621 0,361 Valid

Butir 5 0,646 0,361 Valid

Butir 6 0,402 0,361 Valid

Butir 7 0,526 0,361 Valid

Butir 8 0,557 0,361 Valid

Butir 10 0,636 0,361 Valid

Butir 11 0,694 0,361 Valid

Butir 12 0,459 0,361 Valid

Butir 13 0,598 0,361 Valid

Butir 14 0,658 0,361 Valid

Butir 15 0,621 0,361 Valid

Butir 16 0,642 0,361 Valid

Butir 19 0,569 0,361 Valid

Butir 20 0,445 0,361 Valid

Butir 22 0,628 0,361 Valid

Butir 23 0,746 0,361 Valid

Butir 24 0,574 0,361 Valid

Butir 25 0,596 0,361 Valid

Butir 26 0,463 0,361 Valid

Butir 28 0,483 0,361 Valid

Butir 29 0,600 0,361 Valid

Butir 30 0,546 0,361 Valid

Butir 31 0,600 0,361 Valid

Butir 32 0,650 0,361 Valid

Butir 34 0,622 0,361 Valid

Butir 36 0,723 0,361 Valid

Butir 37 0,582 0,361 Valid

Butir 39 0,517 0,361 Valid

Butir 40 0,606 0,361 Valid

Butir 41 0,612 0,361 Valid

Butir 42 0,545 0,361 Valid

Butir 43 0,597 0,361 Valid

Butir 45 0,493 0,361 Valid

Butir 46 0,513 0,361 Valid


(61)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa setelah di hapus butir pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang kompetensi guru adalah valid karena nilai corrected item-total correlation untuk semua butir > rtabel = 0,361.

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi dilakukan di kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan responden sebanyak 30 siswa. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa ada butir yang tidak valid. Butir yang tidak valid adalah butir 56, 59, 60, 63, 64, 65, 66, 69 dan 70. Karena ada beberapa butir pernyataan/pertanyaan yang tidak valid maka dilakukan pengujian validitas ulang. Pengujian validitas instrumen motivasi belajar ekonomi disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Ulang Validitas Butir Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

No Item rhitung rtabel keterangan

Butir 49 0,377 0,361 Valid

Butir 50 0,654 0,361 Valid

Butir 51 0,654 0,361 Valid

Butir 52 0,640 0,361 Valid

Butir 53 0,707 0,361 Valid

Butir 54 0,640 0,361 Valid

Butir 55 0,640 0,361 Valid

Butir 57 0,482 0,361 Valid

Butir 58 0,417 0,361 Valid

Butir 61 0,560 0,361 Valid


(62)

No Item rhitung rtabel keterangan

Butir 67 0,502 0,361 Valid

Butir 68 0,482 0,361 Valid

Butir 71 0,466 0,361 Valid

Butir 72 0,466 0,361 Valid

Tabel 3.5 menunjukan bahwa setelah menghapus beberapa butir pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dan dilakukan pengujian ulang validitas, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang motivasi belajar ekonomi adalah valid karena nilai corrected item-total correlation untuk semua butir> rtabel = 0,361.

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Kountur (2003:156), reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur.

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (Kountur, 2003:158):

α =

Keterangan:

a = cronbach’s alpha N = banyaknya pertanyaan

= variance dari pertanyaan = variance dari skor

Jika Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel.


(63)

Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel kompetensi guru ekonomi dan motivasi belajar ekonomi tampak dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Parameter Status Kompetensi guru ekonomi 0, 949 0,6 Reliabel Motivasi belajar ekonomi 0, 878 0,6 Reliabel

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel kompetensi guru adalah reliabel (keseluruhan nilai rhitung atau cronbach’s

Alpha > 0,6).

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007:94), analisis deskripstif adalah teknik analisis yang memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi, sedangkan menurut Kountur (2003:104), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Data hasil kuesioner dideskripsikan dengan penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena jika dibandingkan dengan PAP tipe I, PAP tipe II memiliki passing score


(64)

lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada persentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada persentil kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil minimal dan maksimal. Namun terbuka kesempatan untuk menentukan passing score

pada daerah persentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu itu masih tetap memperhitungkan keadaan.

Nilai persentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995:157):

Tabel 3.7

Nilai Persentil PAP Tipe II

Nilai Persentil Kategori Kecendrungan Variabel

81%-100% Sanggat Tinggi

66%-80% Tinggi

56%-65% Cukup

46%-55% Rendah

< 46% Sangat rendah

PAP tipe II pada umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Dalam hal ini data penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, oleh karena itu untuk mendeskripsikan kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus:


(65)

Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor tertinggi yang mungkin dicapai item – skor rendah yang mungkin dicapai)]

Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 36; jumlah opsi = 5 Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 36 = 180 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 36 = 36 Skor:

36 + 81% (180-36) = 152,64 dibulatkan 153 36 + 66%(180-36) = 131,04 dibulatkan 131 36 + 56% (180-36) = 116,64 dibulatkan 117 36+ 46% (180-36) = 102,24 dibulatkan 102 36 + 0% (180-36)= 36

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.8

Rentang Kompetensi Guru Ekonomi No. Interval Skor Kategori

1. 153 - 180 Sangat Tinggi

2. 131 - 152 Tinggi

3. 117 - 130 Cukup

4. 102-116 Rendah


(66)

b. Variabel Motivasi Belajar Ekonomi

Jumlah pertanyaan/pernyataan = 15; jumlah opsi = 5 Skor tertinggi = 5; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 15 = 75 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 15 = 15 Skor:

15 + 81% (75-15) = 63,6 dibulatkan 64 15 + 66% (75-15) = 54,6 dibulatkan 55 15 + 56% (75-15) = 48,6 dibulatkann 49 15+ 46% (75-15) = 42,6 dibulatkan 43 15 + 0% (75-15) = 15

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut:

Tabel 3.9

Rentang Motivasi Belajar Ekonomi

No Interval Skor Kategori

1 64-75 Sangat Tinggi

2 55-63 Tinggi

3 49-54 Cukup

4 43-48 Rendah

5 15-42 Sangat Rendah

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. Kriteria pengujian data adalah jika nilai Asymptotic Sig. (2-tailed) > α 0,05 maka data berdistribusi normal.


(67)

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan a. Hipotesis

Hipotesis I

H01 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Hipotesis II

H02 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

b. Taraf Nyata (Significant Level)

Taraf nyata (Significant Level) adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya (Basilius, 2015: 37). Taraf nyata dilambangkan dengan alpa

(α), semakin tinggi taraf nyata yang digunakan , semakin tinggi pula

penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji. Besarnya taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%.


(68)

c. Daerah Kritis Pengujian

Daerah kritis pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam hal menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan hasil uji statistik dengan nilai kritis (nilai alpa tabel dan distribusinya), (Basilius, 2015: 37). Hipotesis nol (Ho) diterima apabila hasil uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya. Sebaliknya, apabila hasil uji statistiknya berada dalam nilai-nilai kritisnya maka hipotesis nol (Ho) ditolak.

d. Rumus Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi-square (x2), langkah-langkah yang digunakan untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Mencari Nilai Chi-Square (x2)

Uji Chi- Square (x2) digunakan untuk menguji perbandingan variabel. Rumus yang digunakan untuk menguji Chi-squre (x2)

adalah sebagai berikut (Siregar, 2010: 231): =

Keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan


(69)

jika frekuensi harapan (fe) tidak diketahui maka dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

fe =

keterangan:

fo: Frekuensi Observasi

fe : Frekuensi yang diharapkan

n : jumlah data

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai Asymp. Sig > 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, maka tidak perlu dilakukan penentuan derajat asosiasi. Jika Ha, diterima artinya menunjukkan pengaruh koefisien kontingensi (C) maka langkah selanjutnya adalah mencari derajat asosiasi.

3) Menentukan Besarnya Derajat Asosiasi

Apabila Ha diterima, selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka koefisien kontingensi (C) dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum (Cmax) dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut (Sudjana, 2002: 282):


(70)

Cmax =

rasio = C/Cmax Keterangan:

C : koefisien kontingensi

Cmax : koefisien kontingensi maksimum : koefisien Chi-Square

m : jumlah minimum antara baris dan kolom n : banyaknya sampel

secara umum kriteria rasio C/ Cmax adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/ Cmax

C/ Cmax Interpretasi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Untuk mencari Chi-Square hitung dan koefisien kontingensi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows.

e. Perhitungan Chi-Square

Persyaratan perhitungan Chi – Square yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi menurut Siregar (2004:296) adalah frekuensi yang diharapkan dibawah Ho, setiap sel tidak boleh kurang dari 1, tidak boleh lebih dari 20%, dan sel-sel matriks berfrekuensi harapan kurang dari 5.


(71)

Apabila terjadi hal yang demikian dianjurkan agar baris atau kolom (kategori) yang berdekatan digabungkan, sehingga frekuensi harapan pada sel-sel gabungan lebih besar dari 5.

f. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Jika nilai Sig < α = 0,05, maka Ha diterima. Artinya ada pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Sebaliknya jika nilai Sig > α = 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh kompetensi guru ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(72)

55

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pada awalnya, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942 dan dikelola oleh Prater-prater Yesuit. Akan tetapi, pada tanggal 1 Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada bruder-bruder FIC, yang pusatnya di Jalan Dr. Sutomo 4 Semarang. Kehadiran bruder-bruder FIC untuk mengabdikan diri pada karya pendidikan, pengajaran, pembinaan kristiani. Dalam proses perkembangannya, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para bruder FIC bernaung di bawah Yayasan Pangudi Luhur yang didirikan pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaris No. 16, oleh Tan A Sioe. Nama Pangudi Luhur sendiri berasal dari dua kata, yaitu Pangudi dan Luhur yang berarti usaha yang baik.

Para bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai suatu usaha/karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan hal – hal baik. Karya pendidikan Yayasan Pangudi Luhur di Indonesia adalah sebagai berikut:


(73)

Tabel 4.1

Jumlah Sekolah di Bawah Yayasan Pangudi Luhur

No. Cabang TK SLB/B SD SMP SMA SMK

1. Semarang 7 - 6 3 2 2

2. Ambarawa - - 1 1 - -

3. Salatiga - - - 2 - -

4. Surakarta 1 - 2 2 2 -

5. Klaten - - 1 5 - 1

6. Muntilan 1 - 1 1 1 1

7. Yogyakarta 2 - 5 5 2 -

8. Jakarta 2 1 2 1 2 -

9. Ketapang 1 - 1 1 1 -

10. Kalimantan - - 5 2 - -

11.

OKU Timur, Sematera Selatan

- - - 1 1 -

Secara kronologis perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut:

Tahun 1942 : sekolah berdiri dengan nama SGAK (putra) dikelola Frater-Frater Yesuit.

Tahun 1952 : SGAK menempati gedung JL. P. Senopati 16, dikelola para bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tak Bernoda)

Tahun 1965 : Pengelolaan oleh Yayasan Pangudi Luhur secara resmi. Tahun 1973 : Mulai kelas 1 menerima siswa putri, nama menjadi SPG. Tahun 1983 : Menempati gedung di JL. P. Senopati 18 sampai saat ini. Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.


(74)

Tahun 1989 : SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur

Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur St. Yusuf memperoleh status DISAMAKAN dengan KS No.476/C/Kep/1991 (akreditasi 1)

Tahun 2003 : Nama SMU diubah lagi menjadi SMA dan digunakan hingga saat ini.

Tahun 2005 : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta menerima Akreditasi A dari BAN.

Tahun 2008 : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta menerima Akreditasi A dari BAN

Tahun 2013 : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta menerima Akreditasi A dari BAN

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta: Tahun 1949 – 1952 : Pater H.Loeff, SJ (Pendiri)

Tahun 1952 – 1957 : Br. Joachim, FIC Tahun 1957 – 1970 : Br. Rodulfus, FIC

Tahun 1971 – 1977 : Br. Yustinus Sukirno, FIC

Tahun 1978 – 1984 : Drs. Bonifasius sudiyo Dijosusanto Tahun 1984 – 1985 : Aloysius Djatmiko, BA

Tahun 1985 – 1987 : Br. Drs. Albertus Maria Sutarno, FIC Tahun 1987 – 1989 : Br. Drs. Yohanes budi Suyanto, FIC Tahun 1989 – 1992 : Br. Alfonsus Marsuki, FIC


(75)

Tahun 1995 – 1999 : Drs. H.R Sumarsono Tahun 1999 – 2003 : Drs. Sumarinta Stanislaus Tahun 2003 – 2012 : Br. Drs. Herman Yoseph, FIC Tahun 2012 – 2016 : Andreas Mujiyono, S.Pd.

Tahun 2016 – sampai sekarang : Drs. Br. Yohanes Sudaryono,M. Pd, FIC.

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Tujuan satuan pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sesuai dengan yang tertuang di dalam visi misinya, adalah sebagai berikut:

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki visi : “Terbentuk pribadi beriman, berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil dan terbuka dalam menghadapi tantangan zaman.”

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Dalam upaya mewujudkan visi SMA Pangudi Luhur, misi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang beriman

b. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang berbudi pekerti luhur c. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang cerdas

d. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terampil

e. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terbuka menghadapi tantangan zaman


(76)

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Tahun ajaran 2016/2017 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelompok Mata Pelajaran

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran yaitu:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan 2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,


(77)

termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain.

Muatan lokal yang dikembangkan di SMA Pangudi Luhur Santu Yusup Yogyakarta merupakan pemenuhan kebutuhan peserta didik akan keterampilan yang utuh terhadap penguasaan bahasa Jawa dengan mendasarkan pada Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 64/KEP/2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah dan Surat Edaran Gubernur DIY nomor 423.5/0912 tertanggal 29 Maret 2005.

3. Pengaturan Alokasi Waktu dan PemanfaatanTambahan Jam Pada Struktur Kurikulum SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Pada struktur kurikulum SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta memuat semua mata pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi dan Kebijakan Yayasan/SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta dan berdasarkan surat edaran Yayasan Pangudi Luhur Pusat nomor: S/1398/YPL/IX/2011 tentang pelajaran Agama Katolik, menegaskan bahwa sesuai dengan Visi dan Misi Yayasan Pangudi Luhur adalah Pendidikan Agama Katolik.

Struktur kurikulum SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta, pengaturan alokasi waktu dan penambahan empat jam pelajaran pada setiap tingkat dalam setiap program. Dari struktur kurikulum yang ada, SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta pada Tahun Pelajaran


(78)

2016/2017 menambah 4 jam pada tiap jenjang dan jurusan seperti pada tabel berikut:

No. Kelas Mata Pelajaran Jam Tambahan

1. X Fisika

Bologi Kimia Sejarah 1 1 1 1 2. XI-IPA Matematika

Fisika Kimia Biologi 1 1 1 1 3. XI-IPS Bahasa Inggris

Matematika Ekonomi

1 1 1 4. XII-IPA Matematika

Fisika Kimia Biologi 1 1 1 1 5. XII-IPS Bahasa Inggris

Geografi Ekonomi

1 1 1

4. Muatan Kurikulum SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Mata pelajaran minimal yang ditempuh peserta didik di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta seperti pada tabel berikut:


(79)

DAFTAR MATA PELAJARAN MINIMAL

PROGRAM UMUM PROGRAM IPA PROGRAM IPS

1. Pendidikan Agama 1. Pendidikan Agama

1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan

kewarganegaraan

2. Pendidikan kewarganegaraan

2. Pendidikan kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 4. Bahasa Inggris 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 5. Matematika 5. Matematika 6. Fisika 6. Fisika 6. Ekonomi 7. Biologi 7. Biologi 7. Sosiologi 8. Kimia 8. Kimia 8. Geografi 9. Sejarah 9. Sejarah 9. Sejarah 10. Geografi 10. Seni Budaya 10. Seni Budaya 11. Ekonomi 11. Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 12. Sosiologi 12. Teknologi

Informasi dan Komunikasi

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Seni Budaya 13. Keterampilan/

Bahasa Asing: Bahasa Mandarin

13. Keterampilan/ Bahasa Asing: Bahasa Mandarin 14. Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

14. Muatan Lokal: Bahasa Jawa

14. Muatan Lokal: Bahasa Jawa

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 16. Keterampilan/

Bahasa Asing: Bahasa Mandarin


(1)

LAMPIRAN 8

SURAT IJIN PENELITIAN


(2)

135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DI KOTA PATI

6 129 187

“PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajar

0 0 20

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajara

0 0 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

1 2 45

Hubungan kompetensi guru Ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

0 7 192

Pengaruh kompetensi guru Ekonomi terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 167

Hubungan kompetensi guru Ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa

0 25 190

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 184

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 0 182