Pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

xii ABSTRAK

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA UNTUK MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG UNGGUL

Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Emilia Wahyu Ratna Ningrum

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul; (3) pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan September-November 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 yang telah mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan yang terdiri dari: Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, Sastra Indonesia, Ilmu Komputer, dan Teknik Informatika. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 412 mahasiswa dan jumlah sampel adalah sebanyak 205 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling dan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang sangat rendah antara mata kuliah kewirausahaan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul (r = 0,269; ? = 0,000 < a = 0,050); (2) ada pengaruh yang sangat rendah antara status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan

mahasiswa untuk menjadi wirausaha wan yang unggul (r = 0,228; ? = 0,001 < a = 0,050); (3) ada pengaruh yang sangat rendah antara mata kuliah

kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul (R = 0,317; ? = 0,000 < a = 0,050).


(2)

xiii ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND SOCIAL ECONOMIC STATUS OF PARENTS TOWARDS THE PREPARATION OF UNIVERSITY STUDENTS TO BE EXCELLENT ENTREPRENEURS

(A case of study: Students of Sanata Dharma University, Yogyakarta)

Emilia Wahyu Ratna Ningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purposes of this research are to examine; (1) the effect of entrepreneurship subject towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs; (2) the effect of social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs; (3) the effect of entrepreneurship subject and social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs.

The reserch was conducted at Sanata Dharma University from September to November 2007. The population of this reserch were 412 students of 2003 and 2004 academic years who had already taken the entrepreneurship subject. They are students of Accounting Education Departement, Economic Education Departement, Management Departement, Indonesian Literature Departement, Computer Science Departemen, Information Technology Departemen. The samples were 205 students. The samples were collected by using proportional random sampling and the number of the samples was determind by using slovin pattern. The data collecting techniques were questionnaire and documentation. The data analysis techniques were sample regression and double regression.

The results of the research are; (1) there aren’t too many effects between entrepreneurship subject towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs (r = 0,269; ? = 0,000 < a = 0,050); (2) there aren’t too many effects between social economic status of parents towards the preparation of

university students to be excellent entrepreneurs (r = 0,228; ? = 0,001 < a = 0,050); (3) there aren’t too many effects between entrepreneurship

subject and social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs (R = 0,317; ? = 0,000 < a = 0,050).


(3)

i

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA UNTUK MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG UNGGUL

Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Emilia Wahyu Ratna Ningrum NIM: 031334051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

M otto

Kehidupan mengajarkan kepadaku

beberapa pelajaran sulit.

N amun dari kesulitan itulah kekuatan lahir.

M ungkin aku telah kalah beberapa babak.

Tapi aku tahu

pasti akan memenangkan pertandingan.

* (Yudhistira)*

Orang-orang yang berhasil di dunia ini

adalah orang-orang yang bangkit dan mencari

keadaan yang mereka inginkan,

dan jika tak menemukannya

mereka akan membuatnya sendiri.


(7)

v

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

& *

Bapak dan I bu yang tercinta


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Maret 2008 Penulis

Emilia Wahyu Ratna Ningrum


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Emilia Wahyu Ratna Ningrum

Nomor Mahasiswa : 031334051

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 5 Maret 2008 Yang menyatakan


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat TUHAN YESUS KRISTUS, BUNDA MARIA dan BAPA YOSEF atas berkat karunia, bimbingan, dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA UNTUK MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG UNGGUL

(Studi Kasus MahasiswaUniversitas Sanata Dharma )”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan keterbatasan yang penulis temui baik pada tahap persiapan, tahap penyusunan, maupun pada tahap penyelesaiannya. Namun demikian banyak pengalaman yang dapat penulis petik dari padanya.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan, dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.


(11)

ix

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

4. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan membantu dan membimbing selama penulisan skripsi ini.Matur sembah nuwun nggih Pak.

5. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.

6. Natalina Premastuti B, S.Pd yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.

7. Segenap dosen dan staf karyawan FKIP, JPIPS, Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberi banyak bantuan kepada penulis selama menyelesaikan studi di bangku kuliah.

8. Ketua Program Studi (Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, Sastra Indonesia, Ilmu Komputer, dan Teknik Informatika) yang telah berkenan memberikan ijin dan data-data yang penulis butuhkan. 9. Segenap karyawan dan mahasiswa- mahasiswa dari Program Studi (Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, Sastra Indonesia, Ilmu Komputer, dan Teknik Informatika) yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Bapa di Surga, Tuhan Yesus, Ibu Maria dan Bapa Yosef, Puji dan Syukur atas segala kekuatan, semangat, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat terus berjuang menyelesaikan skripsi.


(12)

x

11.Bapak dan Ibu tersayang yang telah berkorban besar dalam mendidik dan menyekolahkan saya sampai ke bangku kuliah, yang selalu dan tidak bosan-bosannya mendoakan saya, memberi dorongan, semangat, dan kasih sayang yang sangat besar kepada saya. “Matur sembah nuwun nggih Pak, Buu.”

12.Adik-adikku tersayang Fr. Hubertus Andri Kurniawan. Scj dan Christine Diah Prawesti terima kasih ya atas doa dan dukungannya. Ayooo kita berjuang bersamaϑ”. Aku kangen kalian.

13.Seluruh keluarga besar Yohanes Broto Susanto dan keluarga besar Towi Raharjo (Mbah Putri, Mbah Kakung, Pakdhe, Budhe, Om, Bulik, dan semua sepupuku) yang selalu mendoakan dan mendukung saya. “Terima kasih banyak ya untuk restu dan doanya”.

14.Sr Benedicta yang menuntun penulis sampai akhir masa studi serta para karyawan Asrama Mahasiswa Syantikara.

15.Untuk RENFRA, yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.

16.Untuk teman-temanku: Santi, Wawan, Wulan, Anes, Meti, Yeni, Dwi, Ari, Yiska, Sisca, Septi, Ana, Lala, Tiara, Adel, Yudho, Agus, Stef dan smua anak PAK B Angkatan 2003. Thanks yo sobat atas semua bantunnya. Semoga persaudaraan kita akan tetap abadi…Terima kasih untuk kebersamaan kita sampai saat ini. *“ I will miss you”*.


(13)

xi

17.Untuk Mas Banu, Mas Boim, A Arya, Mas Goris, Mbak Imas, Mbak Yuli, Hana, Mbak Eli terima kasih atas saran-sarannya serta semangat dan dukungan yang kalian berikan.

18.Untuk Sobat-sobatku: Richa, Fifi, Tika, Ucil, Tere, Reena, Niko, Cikdis, Resti, Aan, Fr. Adi. Scj, Wahyu, ”Thankyou – thankyou dab….“Thank’s for all..”

19.Temen-temen PAK A Sukses ya guys

20.Dan untuk semua saudara, teman, dan sahabat-sahabatku yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 5 Maret 2008 Penulis


(14)

xii ABSTRAK

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA UNTUK MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG UNGGUL

Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Emilia Wahyu Ratna Ningrum

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul; (3) pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan September-November 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 yang telah mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan yang terdiri dari: Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, Sastra Indonesia, Ilmu Komputer, dan Teknik Informatika. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 412 mahasiswa dan jumlah sampel adalah sebanyak 205 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling dan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang sangat rendah antara mata kuliah kewirausahaan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul (r = 0,269; ? = 0,000 < a = 0,050); (2) ada pengaruh yang sangat rendah antara status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan

mahasiswa untuk menjadi wirausaha wan yang unggul (r = 0,228; ? = 0,001 < a = 0,050); (3) ada pengaruh yang sangat rendah antara mata kuliah

kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul (R = 0,317; ? = 0,000 < a = 0,050).


(15)

xiii ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND SOCIAL ECONOMIC STATUS OF PARENTS TOWARDS THE PREPARATION OF UNIVERSITY STUDENTS TO BE EXCELLENT ENTREPRENEURS

(A case of study: Students of Sanata Dharma University, Yogyakarta)

Emilia Wahyu Ratna Ningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purposes of this research are to examine; (1) the effect of entrepreneurship subject towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs; (2) the effect of social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs; (3) the effect of entrepreneurship subject and social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs.

The reserch was conducted at Sanata Dharma University from September to November 2007. The population of this reserch were 412 students of 2003 and 2004 academic years who had already taken the entrepreneurship subject. They are students of Accounting Education Departement, Economic Education Departement, Management Departement, Indonesian Literature Departement, Computer Science Departemen, Information Technology Departemen. The samples were 205 students. The samples were collected by using proportional random sampling and the number of the samples was determind by using slovin pattern. The data collecting techniques were questionnaire and documentation. The data analysis techniques were sample regression and double regression.

The results of the research are; (1) there aren’t too many effects between entrepreneurship subject towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs (r = 0,269; ? = 0,000 < a = 0,050); (2) there aren’t too many effects between social economic status of parents towards the preparation of

university students to be excellent entrepreneurs (r = 0,228; ? = 0,001 < a = 0,050); (3) there aren’t too many effects between entrepreneurship

subject and social economic status of parents towards the preparation of university students to be excellent entrepreneurs (R = 0,317; ? = 0,000 < a = 0,050).


(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... xii

ABSTRAC T ... xiii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ...xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xv

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Kesiapan... 7

B. Mata Kuliah Kewirausahaan... 10

1. Pengertian Wirausaha ... 10

2. Pengertian Kewirausahaan... 11

3. Mata Kuliah Kewirausahaan... 12

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 20

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 21

2. Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 22

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 23

E. Kerangka Berfikir... 24

F. Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 30

E. Operasionalisasi Variabel ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian... 39


(18)

xvi

BAB IV. GAMBARAN UMUM... 55

A. Data Kelembagaan ... 55

B. Sejarah Umum Universitas Sanata Dharma ... 55

C. Nama- nama Rektor Sanata Dharma ... 58

D. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 59

E. Tujuan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma... 60

F. Yayasan... 60

G. Pimpinan... 60

H. Dewan Penyantun... 62

I. Fasilitas... 62

J. Statistik ... 63

BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 64

A. Deskripsi Data ... 64

B. Analisis Data ... 67

1. Uji Prasarat Analisis ... 67

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN, PENELITIAN, SARAN... 85

A. Kesimpulan... 85


(19)

xvii

C. Saran-saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN... 91


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Populasi Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Tabel Penjabaran Jumlah Sampel ... 32

Tabel 3.3 Tabel Penjabaran Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan... 33

Tabel 3.4 Tabel Penjabaran Variabel Kesiapan Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausahawn Yang Unggul... 37

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan... 40

Tabel 3.6 Hasil Pengujian ValiditasVariabel Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul ... 41

Tabel 3.7 Sebaran Item Valid dan Tidak Valid Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan... 41

Tabel 3.8 Sebaran Item Valid dan Tidak Valid Variabel Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul... 42

Tabel 3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Reliabilitas ... 43

Tabel 3.10Hasil Pengujian Reliabilitas... 43

Tabel 3.11Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi... 49

Tabel 3.11Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi... 53

Tabel 4.1 Tenaga Pengajar Tetap ... 63

Tabel 5.1 Penilaian Pengetahuan dari Mata Kuliah Kewirausahaan... 65


(21)

xix

Tabel 5.3 Penilaian Kesiapan Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausahawan Yang Unggul ... 67


(22)

xx

DAFTAR GAMBAR


(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian ... 92 Lampiran II Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100 Lampiran III Data Induk Penelitian ... 106 1. Data Mata Kuliah Kewirausahaan ... 107 2. Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 111 3. Data Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang

Unggul ... 116 Lampiran IV Perhitungan PAP Tipe II ...121 Lampiran V Uji Normalitas ... 126 Lampiran VI Uji Linieritas ... 128 Lampiran VII Uji Regresi Linier... 130 Lampiran VIII Uji Asumsi Klasik ... 134 Lampiran IX Uji Regresi Ganda ... 137 Lampiran X Tabel F ... 140 Lampiran XI Surat Ijin Penelitian ... 142


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan semakin banyak pula orang menganggur. Persaingan dalam mencari pekerjaan maka dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Persaingan dalam mencari pekerjaan yang tersedia saat ini jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mampu lagi menampung sumber daya manusia yang ada. Setiap orang saling berlomba mencari pekerjaan yang menjanjikan hidup yang layak di masa yang akan datang. Mereka lebih tertarik bekerja sebagai buruh atau pegawai dalam sebuah lembaga atau instansi tertentu.

Penyebab kurangnya minat masyarakat untuk membuka usaha sendiri (berwirausaha) yaitu munculnya pandangan negatif terhadap profesi wirausaha. Salah satu faktor yang mempengaruhi adala h faktor psikologi yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha antara lain: sikap agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dsb (Buchari, 2000: 2). Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar masyarakat termasuk para mahasiswa Peguruan Tinggi. Mereka tidak tertarik dan tidak ingin terjun di bidang wirausaha, mereka lebih tertarik memilih menjadi pegawai negeri apalagi sebagai lulusan


(25)

Perguruan Tinggi. Mereka tidak berani mengambil resiko untuk menjadi seorang wirausahawan.

Pendekatan yang digunakan untuk mengurangi pandangan negatif tersebut yaitu dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 4, Tahun 1995. Tujuan dikeluarkannya Instruksi Presiden tersebut untuk menumbuhkan semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan yang sangat ketat di antara para pencari kerja. Lowongan kerja mulai sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik ditambah lagi dengan adanya policy zero growth oleh pemerintah di bidang kepegawaian (Buchari, 2000: 3). Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas, kita ditantang bukan hanya untuk mempersiapkan sumber daya manus ia yang siap bekerja, melainkan juga mampu membuka lapangan kerja baru. Selain pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, Perguruan Tinggi (PT) pun memiliki peranan yang cukup penting dalam membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha.

Salah satu bentuk peran serta Perguruan Tinggi adalah dengan memberikan mata kuliah (pelajaran) Pendidikan Kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh dan dimiliki akan menjadi potensi atau modal utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Setiap mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam hal pemilihan bidang usaha yang sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan keahlian mereka.


(26)

Mahasiswa yang telah mengenyam mata kuliah pendidikan kewirausahaan akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bidang kewirausahaan yang dengan kata lain mereka telah memiliki kesiapan yang lebih matang untuk berkecimpung dalam bidang usaha yang sesuai dengan keahlian yang lebih profesional yang dimiliki oleh mereka. Pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu menumbuhkan mental berwirausaha dan memberikan ilmu yang dibutuhkan sebagai bekal bagi seorang wirausahawan. Hal tersebut dapat dibuktikan jika mahasiswa telah terjun langsung dalam bidang wirausaha tersebut.

Selain Perguruan Tinggi, status sosial ekonomi orang tua merupakan salah salah satu faktor yang mampu memberikan motivasi bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha. Tetapi pada realita yang ada saat ini, orang tua lebih mendukung dan mengarahkan anaknya untuk bekerja di sebuah instansi tertentu dengan anggapan anak-anak mereka akan memperoleh penghasilan yang layak. Orang tua juga beranggapan dengan status pegawai, anak mereka akan hidup mapan apalagi pada lingkungan keluarga yang berstatus sosial ekonomi keatas. Untuk keluarga yang berstatus sosial ekonomi menengah sampai keatas, akan menyekolahkan anaknya sampai Perguruan Tinggi yang dianggap sebagai modal untuk bekerja di sebuah instansi. Orang tua tidak melihat realita yang ada saat ini yaitu semakin terbatasnya lapangan pekerjaan, pengangguran semakin bertambah, baik yang berpendidikan rendah sampai Perguruan Tinggi. Ijazah S1 sudah menjadi barang biasa dan seperti tidak ada artinya lagi. Hanya beberapa


(27)

orang tua yang memperbolehkan anaknya untuk terjun dalam dunia wirausaha disebabkan mereka juga seorang wirausaha sehingga anaklah yang akan melanjutkan usaha mereka yang sudah ada.

Berkaitan dengan hal- hal yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah mata kuliah kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul ?

2. Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul ?

3. Apakah mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini mempunyai batasan permasalahan yaitu: 1. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma.


(28)

2. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas tertentu khususnya mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah kewirausahaan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah mata kuliah kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

2. Untuk mengetahui apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

3. Untuk mengetahui apakah mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekono mi orang tua secara bersama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan yang melakukannya yaitu:

1. Bagi penulis

Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam praktek dan untuk menambah pengetahuan sejauh mana teori itu diterapkan.


(29)

2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi dan bahan pertimbangan serta menambah pengetahuan akan pentingnya aspek-aspek kewirausahaan dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin global dan penuh tantangan.

3. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Progaram Studi dalam rangka meningkatkan mutu mata kuliah kewirausahaan.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bagian informasi untuk lebih lanjut, juga dapat dijadikan tambahan referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(30)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesiapan

Menurut Sukirin (1975: 3) berdasarkan apa yang ditulis dalam Dictionary of Education yang disusun oleh Good, menyatakan bahwa kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika telah tercapainya perpaduan antara tingkat kemasakan, pengalaman yang diperoleh serta keadaan mental dan emosi yang serasi. Pengertian ini menunjukkan bahwa perpaduan antara tingkat kematangan, serta keadaan mental dan keadaan emosi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Dari batasan di atas untuk mencapai tingkat kesiapan terhadap sesuatu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1. Tingkat kematangan (matururition) adalah suatu proses perkembangan dimana fisik dan mental telah mencapai perkembangan yang sempurna dalam arti siap digunakan.

2. Pengalaman-penga laman yang diperlukan ada sangkut pautnya dengan keadaan lingkungan, kesempatan-kesempatan dari luar yang disengaja (pendidikan dan pengajaran) yang tidak di sengaja untuk menciptakan terbentuknya kesiapan terhadap sesuatu.

3. Kondisi mental dan emosi yang serasi adalah suatu sikap kritis, memiliki pertimbangan-pertimbangan yang logis, objektif, bersikap dewasa dan emosi yang terkendali.


(31)

Tingkat kematangan dapat diusahakan melalui proses pertumbuhan dan perkembangan aspek psikologis dan aspek fisiologis. Pertumbuhan dan perkembangan aspek psikologis atau mental meliputi cita-cita, sikap, motivasi, tanggungjawab, stabilitas emosi, dan sebagainya. Sedangkan aspek fisiologis meliputi panca indera, otot-otot, koordinasi organ tubuh yang berjalan dengan baik.

Untuk menjadi seorang wirausahawan yang unggul seseorang harus memiliki kesiapan berupa bekal pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki (Suryana, 2001: 59) yaitu:

1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada disekitarnya.

2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri. 4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan itu diantaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasarannya, pengetahuan tentang konsumen, pengetahuan tentang pesaing, pengetahuan tentang pemasok, pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan.

Bekal pengetahuan saja tidaklah cukup jika tidak dilengkapi dengan bekal keterampilan. Beberapa hasil penelitian terhadap usaha kecil


(32)

menunjukkan bahwa sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memiliki keterampilan khusus yang cukup. Menurut Suryana (2001: 59), keterampilan yang perlu dimiliki yaitu:

1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.

5. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan.

Selain memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan, seseorang yang ingin terjun dalam dunia wirausaha harus memiliki kemampuan seperti:

a. Self knowledge, yaitu memiliki pegetahuan usaha yang akan dilakukannya.

b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan pada sukses masa lalu.

c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetauan teknik, prosesing, pembukuan, administrasi dan pemasaran.

d. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi dan berimajinasi.


(33)

B. Mata Kuliah Kewirausahaan 1. Pengertian Wirausaha

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Pengertian wirausaha secara lengkap didefinisikan sebagai berikut: entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it (Bygrave, 1994: 2). Dalam definisi ini ditekankan bahwa seseorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa manusia wirusaha adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun manusia wirausaha mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengahadapi permasalahan hidupnya, memiliki kepribadian yang unggul yang mencerminkan budi yang luhur dengan sifat yang patut diteladani. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis, inovator , penanggung resiko, yang mempunyai penglihatan visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.

Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian unggul menurut Mardiatmaja (1986) adalah sebagai berikut:

a. Mereka menggunakan waktu seefisien mungkin.

b. Menggunakan jiwa raganya sedemikian rupa sehingga bermanfaat besar bagi dirinya


(34)

c. Tidak bersikap hanya menerima saja apa yang diberikan lingkungan kepadanya.

d. Tidak meminta belas kasihan, bantuan dan fasilitas dari orang lain. e. Mereka tidak mau menjual martabat dan keluarganya.

2. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship. Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemapuan seseorang dalam menanga ni usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar (Thoby Mutis, 1995: 2). Kewirausahaan merupakan suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).

Menurut Suryana (2001: 2) kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Dahulu kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Oleh karena itu, kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir


(35)

(entrepreneurship are born not made) sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari. 3. Mata Kuliah Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat dipelajari melalui pendidikan kewirausahaan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Mardiatmaja (1986: 77) yang menyatakan untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha atau berkepribadian yang unggul adalah dengan pendidikan. Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan kepada setiap bentuk Pendidikan. Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat dilakukan melalui Perguruan Tinggi (PT) sebagai salah satu lembaga pendidikan. Peran universitas dalam memotivasi para sarjananya untuk menjadi wirausahawan muda merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan (Yohnson, 2003: 98). Menurut Abdul Latief, tujuan dan manfaat pengembangan kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PT) pada intinya adalah untuk mengubah dan mempengaruhi pola pikir kalangan berpendidikan tinggi agar lebih berorientasi kepada pengembangan usaha mandiri sebagai salah satu alternatif lapangan kerja setelah mereka menyelesaikan pendidikan tinggi (Soesatyo, 2002: 40). Pengembangan kewirausahaan di lingkungan Perguruan Tinggi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (Soesatyo, 2002: 46-47):

a. Kuliah Kewirausahaan dalam bentuk mata kuliah wajib, Stadium General, mata kuliah pilihan, dan studi kasus.


(36)

b. Praktik Lapangan/magang, yaitu praktik pada Labor Manajemen, lembaga manajemen, pusat pengembangan akuntansi, business visit dan studi banding.

c. Penyusunan karya tulis, yaitu melalui laporan studi kasus, laporan studi banding, laporan kerja praktik, karya alternatif mahasiswa, project proposal, business plan dan skripsi.

Gambaran umum mengenai kewirausahaan menurut Suryana (2006: 2), menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri: penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2006: 3). Dalam hal ini Suryana (2006: 85) menyatakan bahwa sumber potensial dapat digali dengan cara: menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis produk dan proses secara mendalam, dan mampu memperhitungkan risiko. Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk


(37)

berinisiatif, yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan. Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat dari dua pendekatan yaitu secara mikro (sebagai penemu dan perencana) dan secara makro (berperan dalam menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuha n perekonomian suatu negara (Suryana, 2006: 4). Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental (Suryana, 2006: 5).

Menurut pendapat Suryana (2006: 7) dalam dunia bisnis dikenal tiga cara memasuki suatu usaha/bisnis, yaitu:

a. Merintis usaha baru sejak awal dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.

b. Membeli perusahaan yang sudah ada.

c. Kerja sama manajemen dan waralaba (franchising).

Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: bidang dan jenis usaha yang dimasuki, bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, tempat usaha yang akan dipilih, organisasi usaha yang akan digunakan, jaminan usaha yang mungkin akan diperoleh, dan lingkungan usaha yang akan berpengaruh (Suryana, 2006: 102). Pemilihan jenis usaha bergantung pada kebutuhan pasar dan


(38)

sumber-sumber yang tersedia. Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki adalah (Suryana, 2006: 102-103):

a. Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan dan perkebunan.

b. Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.

c. Pabrikasi, meliputi usaha industri, perakitan, dan sintesis.

d. Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.

e. Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil, grosir, agen, dan ekspor-impor.

f. Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi. g. Jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon, laundry,

katering.

h. Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.

i. Jasa wisata, meliputi:

1) Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi:

• Jasa biro perjalanan wisata

• Jasa agen perjalanan wisata

• Jasa pramuwisata

• Jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran


(39)

• Jasa konsultan pariwisata

• Jasa informasi pariwisata

2) Pengusaha objek dan daya tarik wisata, meliputi:

• Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

• Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

• Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus 3) Usaha sasaran wisata, meliputi:

• Penyediaan akomodasi

• Penyediaan makanan dan minimum

• Penyediaan angkutan wisata

• Penyediaan sarana wisata dan sebagaimana

Menurut Thomas W. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena:

a. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha, yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.


(40)

c. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Objek studi kewirausahaan adalah nilai- nilai dasar kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997: 14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi: kemampuan merumuskan tujuan hidup, kemampuan memotivasi diri, kemampuan berinisiatif, kemampuan membentuk modal (material, sosial dan intelektual), kemampuan mengatur waktu, kemampuan mental yang dilandasi agama, dan kemampuan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman. Menurut Suryana (2006: 13), menyatakan bahwa kewirausahaan memiliki hakikat yaitu merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilakunya, yaitu: percaya diri, berorientasi pada hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan , keorisinilan, dan berorientasi pada masa depan (Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6). Athur Kuriloff dan John M. Mempil (1993: 20) mengemukakan bahwa, nilai-nilai kewirausahaan meliputi komitmen,


(41)

resiko moderat, peluang, objektivitas, umpan balik, optimisme, uang, dan proaktif dalam manajemen. Hal ini dipertegas berdasarkan pendapat Suryana (2006: 39) yang menyatakan bahwa nilai hakiki yang penting dari kewirausahaan meliputi:

a. Percaya diri: berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya.

b. Berorientasi pada tugas dan hasil: merupakan orang yang selalu mengutamakan nilai- nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.

c. Keberanian mengambil resiko: bergatung pada daya tarik setiap alternatif, siap mengalami kerugian, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.

d. Kepemimpinan: kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat-sifat seperti kepeloporan, keteladanan, tampil berbeda, mampu berpikir divergen dan konvergen.

e. Berorientasi ke masa depan: merupakan orang yang perspektif, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh kedepan.

f. Keorisinilan: kreativitas dan inovasi untuk memecahkan persoalan dan peluang.


(42)

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave, 1996: 3). Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil umumnya melalui tiga tahap penting yaitu: tahap imitasi dan duplikasi, tahap duplikasi dan pengembangan, tahap menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Suryana, 2006: 64). Jika dilihat dari segi proses, Zimmerer (1996: 15-16) membagi perkembangan kewirausahaan kedalam dua tahapan yaitu: tahap awal dan tahap pertumbuhan. Untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha Suryana (2006: 67) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi yaitu: adanya kemampuan dan kemauan, adanya tekad yang kuat dan kerja keras, dan mampu menggunakan kesempatan dan peluang.

Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi, usulan, operasional, rincian strategi, dan peluang usaha yang mungkin diraih. Menurut Zimmerer (1993: 331) ada beberapa unsur yang harus ada dalam perencanaan usaha, yaitu: ringkasan pelaksanaan, profil usaha, strategi usaha, produk dan jasa, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringkasan karyawan dan pemilik, rencana operasional, data finansial, proposal atau usulan pinjaman, dan jadwal operasional.


(43)

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Orang tua merupakan sponsor anak dengan tanggung jawab mempersiapkannya menjadi orang yang siap dan dewasa. Dalam prosesnya , anak diberi pelajaran tentang segi-segi pola normatif dan tingkah laku yang akan ditemukan dalam masyarakat yang lebih luas. Segi-segi yang diajarkan tergantung pada kedudukan keluarga itu sendiri dalam struktur sosial (system stratifikasi). Orang tua hanya dapat mengajarkan apa yang mereka ketahui tergantung pada pengalamannya Pengalaman tersebut cenderung ditentukan oleh status sosial ekonomi, prestise dan kekuasaan yang mereka miliki (Sudjiman, 1989). Pengalaman orang tua tersebut yang dipelajari dan dipakai oleh anak dalam melakukan peranan untuk menjalani kehidupan sehari-harinya. Hal ini pun tampak pada saat anak memilih karir yang ingin dicapai. Menurut Sukardi, sebagai orang tua harus memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung tentang pekerjaan, jabatan atau karir tertentu yang ada dalam dunia kerja.

Menurut Sukardi (1987: 52), menyatakan bahwa faktor-faktor sosial yang mempengaruhi anak dalam memilih karir yang akan digelutinya yaitu:

1. Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua. 2. Pendidikan orang tua.

3. Tempat tinggal orang tua.

4. Status sosial ekonomi orang tua.

5. Suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dianut orang tua. 6. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua.


(44)

7. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak.

8. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap prestasi yang dicapai anak. 9. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau teman sebaya

anak-anaknya.

10. Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang terhadap anaknya. 11. Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga.

12. Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak.

13. Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang tua.

Berdasarkan ketiga belas faktor tersebut, penulis hanya memilih faktor status sosial ekonomi orang tua. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa faktor status ekonomi orang tua lebih dominan berpengaruh terhadap anak dalam memutuskan karir yang ingin dicapai. Menurut Eli Ginzberg dalam bukunya Occupational Choice; An Approach to a General Theory (1951), menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang berada memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja profesional, sedangkan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kecenderungan arah pilih pekerjaan yang bersifat keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tuanya. Dari faktor status sosial ekonomi mempunyai tiga bagian yang mempengaruhi yaitu:

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini adalah jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP,


(45)

SMU/SMK, Akademik, dan Perguruan Tinggi. W.S. Winkel (1994: 55) menyatakan bahwa pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar ia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan yang menjaga agar anak belajar hal- hal yang positif sehingga sungguh-sungguh menunjang perkembangannya.

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai- nilai dan hal- hal baru yang semua itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula.

2. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Menurut S. Hutabarat (1978: 92) menyatakan bahwa pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank. Gilarso (1994: 63) berpendapat bahwa pendapatan adalah semua balas jasa atau karya yang akan diperoleh sebagai imbalan atas balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan itu bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain dan bisa juga bersumber dari milik sendiri. Besarnya


(46)

pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan ini tergantung pada hal- hal sebagai berikut:

a. Besarnya tingkat pendapatan b. Besarnya keluarga

c. Tingkat harga kebutuhan hidup d. Tingkat pendidikan keluarga

e. Lingkungan sosial ekonomi keluarga

f. Kebijakan mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga 3. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dimana jenis pekerjaan antara orang tua mahasiswa yang satu sudah barang tentu berbeda dengan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa yang lain.

Pekerjaan dibedakan menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal. 12) yaitu:

a. Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.

b. Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk


(47)

memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap penghasilan dan kekayaan seseorang, kemudian juga berpengaruh terhadap status sosial ekonomi orang tua dan akhirnya juga berpengaruh pada anaknya dalam pemilihan pekerjaan .

Dr. James J.Spillane SJ (1982: 46) membuat tabel tentang jenis pekerjaan orang tua menjadi 25 pekerjaan. Dalam penelitian ini, penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi lima jenis berdasarkan prestise dalam masyarakat:

1) Tidak bekerja 2) Lain- lain

3) Petani/ pengrajin/buruh 4) Pedagang/ wiraswasta 5) Pegawai Swasta 6) Pegawai Negeri

D. Kerangka Berpikir

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan terhadap Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul.

Pengangguran merupakan masalah sosial yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. Hal ini tampak dari data tahun 2003 yang diperoleh yang


(48)

menunjukkan jumlah pencari kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah 99.370 orang, sedangkan lowongan kerja yang tersedia hanya 13.288. Pencari kerja didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 46.711 dan sarjana sebanyak 12.899 (Kompas, 21 Oktober 2004). Keterbatasan lowongan kerja yang tersedia saat ini, membuka tantangan baru bagi Perguruan Tinggi yang ada untuk mengatasinya. Perguruan Tinggi akhirnya membuat suatu program pendidikan yang dikenal dengan Mata Kuliah Kewirausahaan. Mata Kuliah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa agar memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman yang cukup luas mengenai dunia bisnis. Dengan demikian mahasiswa dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan tidak tergantung pada instansi atau lembaga yang menawarkan pekerjaan. Seperti hasil penelitian Rubiyatno (2006: 66) menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Manjemen (69%) telah memperoleh pendidikan kewirausahaan dan sebesar (42%) mahasiswa diluar Program Studi Manajemen memperoleh pengetahuan tentang kewirausahaan dari keluarga atau sanak saudaranya yang berprofesi sebagai pengusaha. Dengan adanya pendidikan kewirausahaan tersebut, mahasiswa Program Studi Manajemen sangat terbantu pada saat menjalankan praktik nyata dalam Kuliah Kerja Profesi di perusahaan-perusahaan yang telah dipilih. Kegiatan ini dapat memotivasi mereka untuk terjun kedalam dunia wirausaha meskipun tidak semua dari responden yang diteliti. Hal ini pun dipertegas dari hasil penelitian V. Rachmadi Parnomo (2005) yang menyimpulkan bahwa mahasiswa yang mengambil mata kuliah kewirausahaan akan memperoleh


(49)

pengetahuan dan keterampilan secara abstrak dan konkrit melalui kegiatan praktik lapangan sehingga menimbulkan minat serta motivasi di dalam diri mahasiswa. Tumbuhnya minat dan motivasi dari dalam diri mahasiswa, juga dipengaruhi adanya kebutuhan akan suatu pekerjaan, kebutuhan dalam pemenuhan kehidupan sehari- hari, serta keinginan untuk berkembang dan berkreasi. Mata kuliah kewirausahaan ini sangat diperlukan oleh mahasiswa yang berkeinginan untuk terjun kedalam dunia wirausaha. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian di atas maka penulis pun akhirnya menyimpulkan bahwa mata kuliah kewirausahaan dapat memberikan kesiapan bagi mahasiswa untuk terjun dalam bidang wirausaha.

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

Status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha dan mempengaruhi kesiapan bagi mahasiswa. Keadaan status sosial ekonomi orang tua dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang terjun dalam dunia pekerjaan (Kartono, 1985: 27). Orang tua bertanggung jawab memberi dukungan dan pengarahan kepada anaknya dalam memilih karir. Dengan keadaan tersebut anak akan lebih termotivasi dan cenderung untuk memilih karir yang diarahkan oleh orang tua. Orang tua yang memiliki status sosial menengah keatas biasanya memberikan fasilitas lebih dalam hal pendidikan dengan tujuan agar anaknya memperoleh pekerjaan yang layak.


(50)

Lain halnya dengan orang tua yang memiliki penghasilan kelas bawah, mereka menganggap pendidikan sebagai sesuat hal yang mewah. Dengan keadaan yang seperti ini anak tidak memiliki motivasi yang tinggi karena keterbatasan dana. Pendidikan yang mereka tempuh pun hanya seadanya dengan demikian anak pun memiliki keterbatasan dalam hal pemilihan karir apalagi pemilihan karir di bidang wirausaha. Mahasiswa mengalami kurangnya kesiapan baik dari segi permodalan bahkan dorongan orang tua. Maka dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua sangat berpengaruh pada kesiapan yang dimiliki mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha.

Pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

Mata Kuliah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan abstrak dan konkrit melalui kegiatan praktik lapangan secara langsung, sehingga dapat menimbulkan minat serta motivasi di dalam diri mahasiswa. Selain itu, juga bermanfaat sebagai bekal bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia bisnis. Mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan akan memiliki kesiapan yang lebih matang baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan untuk bersaing dalam dunia bisnis. Mahasiswa akan memiliki kesiapan yang lebih matang dan tinggi apabila didukung dari status sosial ekonomi orang tua


(51)

mereka. Mahasis wa yang berada pada status sosial ekonomi orang tua yang tergolong tinggi akan memperoleh fasilitas yang lebih, baik berupa material maupun dukungan. Mahasiswa tersebut akan lebih memiliki kesiapan yang tinggi, baik dari segi permodalan dan dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain sehingga tidak tergantung pada instansi atau lembaga yang menawarkan pekerjaan dan sebaliknya.

Dengan demikian dapat disimpulkan mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara yang dipergunakan untuk menguji suatu pertanyaan ya ng mengandung 3 variabel. Untuk itu hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Mata kuliah kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahan yang unggul.

2. Status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul. 3. Mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.


(52)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Tipe penelitian eksplanatif tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi. Penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode sampling (W Gulö, 2002:19). Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah pengumpulan data dengan menggunakan beberapa elemen yang diteliti dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada objek yang diselidiki.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Penelitian dilakukan pada bulan September-November 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan denga n penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa


(53)

angkatan 2003 dan 2004 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (Program Studi Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Ekonomi (Program Studi Manajemen), Fakultas Sastra (Program Studi Sastra Indonesia), Fakultas MIPA (Program Studi Ilmu Komputer), Fakultas Teknik (Program Studi Teknik Informatika) Universitas Sanata Dharma khususnya mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua dan kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul.

D. Populasi , Sampel, Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 108). Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Program Studi Pendidikan Akuntansi, Program studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Ekonomi (Program Studi Manajemen), Fakultas Sastra (Program Studi Sastra Indonesia), Fakultas MIPA (Program Studi Ilmu Komputer), Fakultas Teknik (Program Studi Teknik Informatika) Universitas Sanata Dharma


(54)

khususnya mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Fakultas Program Studi Angkatan Jumlah

2003 60

Pendidikan Akuntansi

2004 92

2003 23

1 FKIP

Pendidikan Ekonomi

2004 14

2003 78

2 EKONOMI

Manajemen

2004 71

2003 13

3 MIPA

Ilmu Komputer

2004 28

5 SASTRA Sastra Indonesia 2003 30

4 TEKNIK Teknik Informatika 2003 12

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Ferguson (1971) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Atau porsi dari suatu populasi. Dari jumlah populasi sebanyak 421 mahasiswa tersebut penulis akan mengambil sampel dengan cara random. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 205 mahasiswa yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin (Consuelo, 1993: 161).

n = 2

1 Ne N + Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi


(55)

Tabel 3.2

Penjabaran Jumlah Sampel

Program Studi Angkatan Jumlah Jumlah Sampel

2003 60 60/421 x 205 = 29

Pendidikan Akuntansi

2004 92 92/421 x 205 = 45

2003 23 23/421 x 205 = 11

Pendidikan Ekonomi

2004 14 14/421 x 205 = 7

2003 78 78/421 x 205 = 38

Manajemen

2004 71 71/421 x 205 = 35

2003 13 13/421 x 205 = 6

Ilmu Komputer

2004 28 28/421 x 205 = 14

Sastra Indonesia 2003 30 30/421 x 205 = 15

Teknik Informatika 2003 12 12/421 x 205 = 6 3. Teknik Penarikan Sampel

Penulis akan mengambil sampel dengan cara random. Pada teknik ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik proportional random sampling.

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendifinisikan dan mengukur variabel. Variabel merupakan karakteristik yang memiliki nilai atau kondisi yang berbeda untuk masing- masing individu. Menurut Kerlinger (1973) menyebutkan variabel sebagai konstruk atau sifat (properties) yang diteliti. 1. Variabel Penelitian

Ada 2 variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu:


(56)

a. Variabel bebas yaitu varibel yang mendahului atau mempengaruhi varibel terikat. Variabel bebas meliputi:

1) Mata Kuliah Kewirausahaan (X1)

2) Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X2)

b. Variabel terikat merupakan akibat atau tergantung pada variabel yang mendahului. Yang menjadi variabel bebasnya adalah Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul (Y).

2. Pengukuran

a. Mata kuliah Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan kepada setiap bentuk pendidikan. Salah satu bentuk pendidikan kewirausahaan disajikan dalam bentuk mata kuliah wajib.

Tabel 3.3

Penjabaran Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan Topik Sub Topik Sub-sub Topik Pernyataan

Positif Pernyataan Negatif •Pengertian wirausahaan Pengertian wirausahaan

1,2,20,23,30 -

•Percaya diri 5 -

•Berorientasi pada masa depan

8 -

•Kepemimpinan 10 -

•Berorientasi pada hasil

11,12 -

•Berani mengam-bil resiko

- 21

•Ciri-ciri wirausaha yang unggul

•Keorisinilan 28 -

•Kemampuan merumuskan tujuan hidup 4 Mata Kuliah Kewirau-sahaan •Kemampuan mengatur waktu


(57)

Topik Sub Topik Sub-sub Topik Pernyataan Positif Pernyataan Negatif •Kemampuan berinisiatif

12,13 -

•Kemampuan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman

16 -

•Kemampuan mental yang dilandasi agama

- 25

•Kemampuan membentuk modal

35 37,38

•Objek studi kewirausaha-an

•Kemampuan memotivasi diri

36 -

•Eksternal 29 -

•Proses kewirausaha-an

•Internal 32,39 -

•Praktik •Praktik 3,6,9,11,14, 15,18,22,26, 27,31,33,34,

40

Pengukuran variabel mata kuliah kewirausahaan diperoleh dengan menggunakan skala likert. Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.

Untuk pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Tidak Setuju (TS) dengan skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 4.


(58)

b. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status Sosial Ekonomi Orang Tua sangat mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam memilih karir yang ingin digeluti. Dari faktor status sosial ekonomi mempunyai tiga bagian yang mempengaruhi yaitu:

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pend idikan orang tua yaitu tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua mahasiswa dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

Tidak tamat SD skor 1

Tamat SD skor 2

Tamat SMP skor 3

Tamat SMU/SMK skor 4

Tamat Akademik/PT skor 5 2) Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan orang tua mahasiswa yaitu seluruh penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok orang tua selama satu bulan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

Tidak memiliki penghasilan skor 1 Kurang dari Rp500.000 skor 2 Antara Rp 500.000 -<Rp750.000 skor 3 Antara Rp750.000 -< Rp1.000.000 skor 4


(59)

Antara Rp1.000.000 - Rp1.250.000 skor 5 Lebih dari Rp1.250.000 skor 6 3) Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua mahasiswa setiap harinya. Dalam penelitian ini, penulis membedakan jenis pekerjaan orang tua berdasarkan prestise (gengsi) dalam masyarakat dan diberi skor sbb:

Pegawai Negeri skor 6

Pegawai Swasta skor 5

Pedagang/ wiraswasta skor 4 Petani/ pengrajin/buruh skor 3

Lain- lain skor 2

Tidak bekerja skor 1

c. Kesiapan Mahasiswa

Kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika telah tercapainya perpaduan antara tingkat kemasakan, pengalaman yang diperoleh serta keadaan mental dan emosi yang serasi.


(60)

Tabel 3.4

Penjabaran Variabel Kesiapan Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausahawan Yang Unggul

Topik Sub Topik Sub-sub Topik Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

• Bekal pengetahuan bidang usaha

3 -

• Bekal pengetahuan tanggung jawab

1,6 4

• Pengetahuan tentang pribadi

5,8,10 -

Bekal Pengetahuan

• Pengetahuan

tentang manajemen dan organisasi

2 -

• Keterampilan konseptual

7 -

• Keterampilan kreatif

9 -

• Keterampilan memimpin

14 -

• Keterampilan berkomunikasi

12,13,15 -

Kesiapan Mahasiswa

Bekal Keterampilan

• Keterampilan teknik 11 -

Pengukuran variabel kesiapan mahasiswa diperoleh dengan menggunakan Skala Likert. Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.

Untuk pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Tidak Setuju (TS) dengan skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 4.


(61)

Pengukuran variabel kesiapan mahasiswa menggunakan skala 14 item, maka kesiapan mahasiswa dikatakan tinggi apabila skor total tiap individu ditunjukkan oleh makin mendekatnya angka 56 dan kesiapan mahasiswa untuk berwirausaha rendah jika skor total mendekati angka 14.

F. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pernyataan atau kuesioner. Data ini meliputi data responden tentang mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua dan kesiapan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang dikhususkan yang telah mengambil mata kuliah kewirausahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 Universitas Sanata Dharma khususnya mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan, sebagai populasi dan sampel dalam penelitian ini.


(62)

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Hasil Uji Coba Instrumen

Validitas instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Untuk menguji kesahihan butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto,1989), sebagai berikut:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n xy

r

Keterangan: xy

r : koefisien korelasi antara x dan y n : jumlah subjek

X : skor butir

Y : skor total sampel uji coba SX : jumlah harga dari skor butir SY : jumlah harga total

SXY : jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total SX2 : jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir

SY2 : jumlah hasil kuadrat dari harga total butir sampel uji coba

Koefisien korelasi yang diperoleh perlu diuji signifikannya dengan cara membandingkan harga koefisien korelasi ini dengan harga r korelasi Product Moment pada taraf signifikan 5%.

Kriteria keputusan adalah sebagai berikut: Jika rxy > rtabel maka butir soal dikatakan valid. Jika rxy < rtabel maka butir soal dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas dimaksudkan untuk menguji apakah item- item kuesioner penelitian ini sungguh-sungguh dapat mengukur variabel yang


(63)

diteliti. Pengujian validitas dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2001 dan 2002 Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil mata kuliah kewirausahaan sebagai responden. Pengujian ini dilakukan sebelum peneliti mengadakan penelitian. Terdapat 40 pertanyaan untuk variabel pengetahuan dari mata kuliah kewirausahaan, dan 14 pertanyaan untuk variabel kesiapan mahasiswa. Pengujian validitas dihitung dengan bantuan komputer program SPSS for windows versi 12 (lampiran II, halaman 102 dan105). Hasil Pengujian validitas variabel adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan (X1) No. Butir Corrected Item

Total Correlation r tabel Keterangan

X1.1 0,715 0,339 Valid

X1.2 0,715 0,339 Valid

X1.3 0,368 0,339 Valid

X1.4 0,498 0,339 Valid

X1.7 0,424 0,339 Valid

X1.8 0,421 0,339 Valid

X1.10 0,530 0,339 Valid

X1.11 0,511 0,339 Valid

X1.12 0,496 0,339 Valid

X1.13 0,496 0,339 Valid

X1.14 0,635 0,339 Valid

X1.15 0,480 0,339 Valid

X1.18 0,487 0,339 Valid

X1.19 0,557 0,339 Valid

X1.20 0,472 0,339 Valid

X1.21 0,608 0,339 Valid

X1.22 0,482 0,339 Valid

X1.23 0,466 0,339 Valid

X1.25 0,431 0,339 Valid

X1.27 0,524 0,339 Valid

X1.28 0,525 0,339 Valid


(64)

X1.31 0,657 0,339 Valid

X1.34 0,392 0,339 Valid

X1.35 0,551 0,339 Valid

X1.36 0,499 0,339 Valid

X1.39 0,424 0,339 Valid

X1.40 0,512 0,339 Valid

Tabel. 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul (X3)

No. Butir Corrected Item

Total Correlation r tabel Keterangan

X2.1 0,356 0,339 Valid

X2.2 0,629 0,339 Valid

X2.3 0,390 0,339 Valid

X2.4 0,404 0,339 Valid

X2.5 0,696 0,339 Valid

X2.6 0,413 0,339 Valid

X2.8 0,657 0,339 Valid

X2.9 0,490 0,339 Valid

X2.10 0,547 0,339 Valid

X2.12 0,555 0,339 Valid

X2.14 0,521 0,339 Valid

Tabel 3.7

Sebaran Item Valid dan Tidak Valid Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan Nomor Item

Variabel

Item Positif Item Negatif Gugur Valid

Mata Kuliah Kewirausahaan

1, 2, 3, (5), (6), 7, 8, (9), 10, 11, 12, 13, 14, 15, (16), (17), 18, 19, 20, 22, 23, 24, (26), 27, 28, (29), 30, 31, (32), (33), 34, 35, 36, 39, 40

4, 21, 25, (37),

(38) 12 28

Total 35 5 12 28


(65)

Tabel 3.8

Sebaran Item Valid dan Tidak Valid Variabel Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul

Nomor Item Variabel

Item Positif Item Negatif Gugur Valid Kesiapan

Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul

1, 2, 3, 5, 6, (7), 8, 9, 10, (11), 12, (13), 14

4 3 11

Total 13 1 3 11

Keterangan: Nomor dalam tanda kurung ( ) merupakan item yang tidak valid. 2. Pengujian Kendala (Uji Reliabilitas)

Reabilitas berarti tetap, mantap, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 142). Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reabilitas. Koefisien reliabilitas dalam suatu bilangan koefisien antara – 1,00 sampai dengan 1,00. Teknik yang digunakan untuk mengitung koefisien reliabilitas adalah dengan uji Statistik Cronbach Alpha (a).

rii =

(

)

2 2 1 1 t b k k σ σ

− − Keterangan:

rii : reliabilitas instrumen K : banyaknya item

b

σ2

: jumlah varians butir 2

t


(66)

Setelah koefisien reliabilitas instrumen diperoleh lalu dibandingkan dengan tabel harga kritik dari product moment pada taraf signifikan 0,05. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut:

Jika rii = r tabel maka instrumen reliabel (dapat dipercaya).

Jika rii = r tabel maka instrumen tidak reliabel (tidak dapat dipercaya).

Setelah koefisien reliabilitas diperoleh, selanjutnya penginterpretasian sebagai berikut:

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Reliabilitas (Suharsimi Arikunto,1990: 71)

No Koefisien Korelasi Interprestasi 1

2 3 4 5

0,08 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup atau Sedang Rendah

Sangat Rendah

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, terlebih dahulu item instrumen ini diuji cobakan kepada responden. Dalam hal ini peneliti menguji coba kepada 36 responden. Perhitungan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for windows versi 12 (lampiran II, halaman 101 dan 104).

Tabel. 3.10

Hasil Pengujian Reliabilitas No. Variabel r alpha Tingkat

Keandalan Keterangan 1. Mata Kuliah Kewirausahaan 0,915 Sangat Tinggi Reliabel 2.

Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul


(67)

Tabel. 3.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach untuk variabel Mata Kuliah Kewirausahaan ralpha = 0,915 lebih besar dari

pada 0,050, demikian juga pada variabel Kesiapan Mahasiswa untuk menjadi Wirausahawan yang Unggul dengan ralpha = 0,836 lebih besar

daripada 0,050. Dengan demik ian dapat disimpulkan kedua instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Regresi

Untuk menganalisis data, digunakan persamaan regrasi. Ada 2 syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan persamaan regresi yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS for windows versi 12. Uji Kolmogorov Smirnov yaitu membandingkan fungsi distribusi komulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis.

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas data digunakan untuk mengetahui apakah masing- masing varibel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak


(68)

dengan variabel terikatnya. R2 (koefisien determinan) digunakan untuk mengetahui pengaruh varibel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk pengujian linieritas ini maka dilakukan analisis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Rumus yang digunakan adalah:

Freg = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m n R − − − Keterangan:

R2 : koefisien determinan n : jumlah subjek yang diteliti m : jumlah variabel bebas

Hipotesis akan diterima apabila F hitung > F table dan sebaliknya,

hipotesis akan ditolak apabila F hitung < F tabel (Sutrisno Hadi, 2000:

39). 2. Uji Hipotesis

a. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka analisis data yang digunakan adalah korelasi kendal tau ( t ) dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai koefisien korelasi t = ) 1 ( 2 − n n S

dengan S = P - Q Keterangan:

n : banyaknya pasang data atau ukuran sampel

P : banyak pasang yang mempunyai urutan sama pada peringkat kedua variabel


(69)

2) Membandingkan ? value dengan taraf kepercayaan 0,05. Apabila

?value lebih besar dari pada taraf kepercayaan 0,05, maka H0

diterima. Sebaliknya apabila ?value lebih kecil dari pada taraf

kepercayaan 0,05 maka H0 ditolak.

3) Menyimpulkan hasil pengujian hipotesis.

H0 : ? = 0, mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi

orang tua tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.

H1 : ? ? 0, mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi

orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.

Korelasi positif artinya searah atau jika variabel bebas semakin tinggi, maka variabel terikat juga semakin tinggi demikian pula sebalikya jika semakin rendah variabel bebas maka semakin rendah pula variabel terikat.

Korelasi negatif artinya berlawanan atau jika variabel bebas tinggi maka semakin rendah variabel terikat demikian pula sebaliknya jika semakin rendah variabel bebas maka semakin tinggi variabel terikatnya.


(70)

b. Apabila data berdistribusi normal, maka analisis data yang digunakan adalah:

1) Analisis regresi linier sederhana dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a) Perumusan Hipotesis:

H0 : ? = 0, Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel X dan Y.

H1 : ? ? 0, Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

variabel X dan Y.

(1) H0 : ? = 0, mata kuliah kewirausahaan tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.

H1 : ? ? 0, mata kuliah kewirausahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.

(2) H0 : ? = 0, status sosial ekonomi orang tua tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.


(71)

H1 : ? ? 0, status sosial ekonomi orang tua berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahaan yang unggul.

b) Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan langkah- langkah sebagai berikut:

(1) Mencari persamaan regresi linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + b X Keterangan:

Y : variabel dependen a : konstanta

X : variabel independen

b : koefisien regresi variabel X

(2) Menentukan koefisien korelasi sederhana dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment (Sugiyono, 2001:190) :

r xy =

(

)( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antar variabel x, dan y n : jumlah sampel


(72)

Tabel 3.11

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi.

No Koefisien Korelasi Interprestasi 1

2 3 4 5

0,08 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat

Sedang Lemah

Sangat Lemah (Sugiyono, 2006: 216)

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d + 1,00, dengan :

• “- “ berarti korelasinya negatif

• “+” berarti korelasinya positif

• r = 0 berarti tidak ada korelasi

• r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positf (3) Penarikan Kesimpulan

H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf

signifikansi 5%.

2) Analisis regresi linier berganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Perumusan Hipotesis:

H0 : ? = 0, mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi

orang tua tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan mahasiswa menjadi wirausahawan yang unggul.

H1 : ? ? 0,mata kuliah kewirausahaan, status sosial ekonomi


(73)

terhadap kesiapaan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan yang unggul.

b) Pengujian Asumsi Klasik

Asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah regresi tersebut mengalami penyimpangan atau tidak. Ada tiga macam asumsi yang harus dipenuhi yaitu: asumsi multikolinieriritas, asumsi heteroskedastisitas dan asumsi autokolerasi. Pengujian ini akan menggunakan alat bantu SPSS.

(1) Multikolinieritas (Multiko)

Multikolinieritas artinya tidak ada korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Dalam hal ini disebut variabel- variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal adalah variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mengidentifikasi masalah multikolinieritas digunakan rumus korelasi.

Adapun rumusnya adalah:

Rxy =

( )( )

(

)

}

{

{

( )

}

− 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

Untuk menguji multikolinieritas digunakan nilai Variance Inflating Factor (VIF), Condition Index (CI) dan matriks korelasi.


(74)

Untuk mendekteksi adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi adalah:

•Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi, tetapi secara individual variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

•Nilai koefisien korelasi antar variabel- variabel independen (matriks korelasi) yang tinggi/melebihi 0,9.

•Nilai variance inflation factor (VIF) yang melebihi 10

•Nilai condition index (CI) yang melebihi 30. (2) Heteroskedastisitas (Hetero)

Heteroskedastisitas maksudnya variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan, jika pengamatan semakin besar akan mengakibatkan residual semakin besar. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regrasi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan. Jika asumsi ini tidak berlaku lagi, estimasi koefisien akan menjadi kurang akurat. Untuk melihat gejala heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan grafik plot dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot.


(75)

•Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyampit) maka mengindikasikan terjadi gejala heteroskedastisitas.

•Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.

c) Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan langkah- langkah sebagai berikut:

(1) Mencari persamaan regresi berganda

Regresi ganda merupakan regresi yang menggunakan lebih dari 1 variabel independen guna menduga variabel dependen.

Y = a + b1 X1 + b2X2

Keterangan:

Y : variabel dependen a : konstanta

X1 : mata kuliah kewirausahaan

X2 : status sosial ekonomi orang tua

b1 : koefisien regresi variabel X1

b2 : koefisien regresi variabel X2

(2) Menentukan koefisien korelasi ganda (Sugiyono, 2001:190) Ry.(1,2) =

+

2 2 2 1 1 y y x a y x a Keterangan:

Ry.(1,2) : koefisien korelasi antar veriabel x1, x2 dan y

a1, a2 : koefisien regresi variabel x1 dan x2

? x1y : korelasi antara x1 dengan y


(76)

Tabel 3.12

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi

No Koefisien Korelasi Interprestasi 1

2 3 4 5

0,08 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat

Sedang Lemah

Sangat Lemah (Sugiyono, 2006: 216)

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d + 1,00, dengan:

• “- “ berarti korelasinya negatif

• “+” berarti korelasinya positif

• r = 0 berarti tidak ada korelasi

• r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif Untuk mengetahui apakah Ry.(1,2) tersebut signifikansi atau tidak, harus dianalisis regresi. Taraf signifikansi 5 %.

(3) Statistik = Uji F Freg = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m n R − − − Keterangan:

Freg : harga F regresi

n : banyaknya responden m : jumlah variabel bebas R : determinasi korelasi ganda

Jika Fhitung > dari Ftabel dapat ditarik kesimpulan bahwa

koefisien Ry.(1,2) tersebut signifikan, dan sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka koefisien korelasi Ry(1,2) tidak


(77)

signifikan. Derajat keabsahan untuk menguji signifikansi harga F regresi adalah melawan (n – m – 1) dengan tarif signifikansi 5%.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Kontribusi partisipasi mahasiswa dalam program kreativitas mahasiswa -kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua, akses media massa terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 132

Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK makasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 199

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan perbedaan etnis : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

MANAJEMEN WAKTU UNTUK MAHASISWA Ulama Salaf

0 0 4

Pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang unggul : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 174

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 107