PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA: Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 34 Kota Bandung Kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bimbingan dan Konseling

OLEH : Siti Aisah NIM. 1008908

PROGRAM STUDI

BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

(3)

SISWA (Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014), ini beserta seluruh isinya adalah benar benar karya

sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim dari pihak-pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Siti Aisah NIM. 1008908


(4)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK……….i

KATA PENGANTAR………..ii

UCAPAN TERIMA KASIH………iii

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR GRAFIK………..xi

DAFTAR GAMBAR………xii

DAFTAR BAGAN………xiii

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….……….………….1

B. Identifikasi Masalah……….7

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian..………..….……10

D. Manfaat Penelitian……….…..11

E. Asumsi penelitian……….12

F. Metode Penelitian……….13


(5)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Konsep Kemandirian………..……….15

B. Program Bimbingan Pribadi Sosial………...…..23

C. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemandirian………..……..27

D. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial…...……….…..……….31

E. Hasil Penelitian Terdahulu………..……..………..33

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian………....34

B. Desain Penelitian…...……….……….…..….35

C. Definisi Operasional……….………..36

D. Pengembangan Instrument Penelitian………..……..37

E. Prosedur Penelitian………...………..47

F. Populasi dan Sampel……….………...…………..52

G. Analisis Data………..52

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian………....………57


(6)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan...105

B. Rekomendasi……….…...…107

DAFTAR PUSTAKA……….108

LAMPIRAN……….111


(7)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negeri 34 Bandung. Siswa yang datang ke ruang bimbingan dan konseling lebih banyak karena dipanggil oleh Guru BK atau Konselor dibandingkan dengan siswa yang datang atas kesadaran sendiri. Selain itu siswa lebih banyak mendengarkan pendapat orang lain terutama teman sebaya, daripada menyelesaikan masalahnya sendiri. Siswa seharusnya dapat memenuhi tuntutan untuk dapat menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan di lingkungannya terutama lingkungan sekolah dan tuntutan untuk memiliki tanggung jawab serta meningkatkan kemandiriannya. Fenomena tersebut diduga diakibatkan belum optimalnya perkembangan kemandirian siswa yang apabila difasilitasi dengan program bimbingan pribadi sosial cenderung akan lebih optimal.Tujuan penelitian adalah tersusunnya program bimbingan pribadi yang efektif untuk meningkatkan kemandirian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi Experiment dengan desain Non-equivalent (Pretest dan Posttest). Penyusunan program dan instrument kemandirian telah melalui penimbangan pakar. Berdasarkan hasil penelitian, kemandirian siswa kelas VIII SMP negeri 34 Bandung pada umumnya pada kategori sedang. Hasil ini bisa dilihat sekitar 70,88% pada kategori sedang, dan 29,12% pada kategori tinggi. Bagi siswa yang memiliki kemandirian sedang merupakan masalah yang perlu mendapatkan bimbingan. Untuk mencapai kemandirian secara optimal siswa perlu bimbingan. Program bimbingan pribadi sosial yang disesuaikan dengan kondisi dengan kebutuhan di SMPN 34 Bandung.


(8)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran strategis dalam menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Di era globalisasi, peserta didik dihadapkan pada berbagai tantangan dan pencapaian tugas-tugas perkembangan, diantaranya mencakup aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Proses pendidikan harus mampu menyentuh dan mengendalikan berbagai aspek perkembangan manusia, sehingga pendidikan perlu bertolak dari pemahaman tentang hakikat manusia. Proses pendidikan memerlukan suatu strategi yang sistematik untuk melakukan upaya-upaya membantu para siswa memahami dirinya sendiri, memahami lingkungan, dan dapat menjalani masa depannya melalui keputusan yang efektif.

Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi tidak berdaya. Anak bergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada pada lingkungannya hingga waktu tertentu. Pada proses selanjutnya seorang anak perlahan-lahan melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang lain dan berusaha untuk mandiri ketika beranjak remaja. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami semua remaja.

Dalam mengembangkan kemandirian remaja umumnya mengalami kesulitan melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tuanya.


(9)

Kadang-Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kadang untuk menegakkan kemandiriannya remaja bersikap melawan, berdebat, memberi perlawanan dan mengkritik sikap dan kebijakan orang tua. Tetapi upaya pencapaian kemandirian yang optimal remaja tetap harus dilaksanakan.

Mandiri merupakan kemampuan seseorang untuk mampu melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain serta bertanggungjawab atas yang dilakukannya. Sebagai contoh di saat remaja memasuki dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru atau memiliki masalah dengan teman atau kelompoknya. Individu memerlukan kemandirian yang bisa membantunya untuk siap menghadapi segala situasi dan masalah yang ada.

Menurut Chaplin (2002), mandiri atau otonomi adalah kebebasan individu untuk memilih, menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri. Hoffnung (1994) mendefinisikan otonomi atau kemandirian sebagai “ the ability to govern and regulate one’s own thoughts, feelings, and actions frelly and responsibilty while overcoming feelings of shame and doubt.”

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemandirian atau otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan.Tidak sedikit remaja yang berupaya menentukan pilihan-pilihan kegiatannya atas dasar pertimbangan yang rasional, baik dari segi kompetensi pribadi dan minatnya terhadap pilihan tersebut.Contohnya bila di


(10)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah terdapat bermacam-macam program ekstra kurikuler, remaja berupaya memilih salah satu ekstra kurikuler yang diminatinya.

Fenomena kemandirian menarik untuk diteliti, sebab perilaku remaja bila ditinjau dari perspektif psikologis merupakan upaya melepaskan diri dari keterikatan-keterikatan orang tua yang dirasa remaja membelenggu, remaja berusaha mandiri secara emosi, dan tidak lagi menjadikan orang tua sebagai satu-satunya sandaran dalam mengambil keputusan.

Erickson (Desmita, 2009;185), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi saat peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Menurut Gilang Cempaka Putri (2008:29) kemandirian emosional remaja ditunjukkan dengan menyadari dirinya bukan anak kecil lagi yang bergantung pada orang tua dan remaja mulai belajar untuk terlepas dari orang tua dengan berusaha menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan mulai menjalin ikatan


(11)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan teman sebayanya. Kemandirian bertindak remaja ditunjukkan dengan kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan mengambil keputusan serta alternative-alternatif dalam setiap tindakan yang dilakukan. Kemandirian nilai remaja ditunjukkan mampu menilai dan bertindak sesuai dengan prinsip yang dimilikinya tanpa berusaha melanggar atau menghindari aturan-aturan masyarakat.

Berkaitan dengan makna kemandirian, Kartadinata (1988:78), mengartikan sebagai kekuatan motivasional dari dalam diri individu yang merupakan kemampuan individu untuk berdiri sendiri dan menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya untuk mengambil keputusan dan menerima tanggung jawab atas konsekuensi. Selain itu kemandirian memiliki empat aspek yang perlu dicapai oleh remaja yaitu: (1) kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua dalam pemenuhan emosi; (2) kemampuan mengatur dan tidak bergantung kepada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi; (3) kemampuan mengatasi masalah tanpa bantuan orang tua dan; (4) kemampuan berinteraksi dengan orang lain secara aktif, tidak bergantung atau pasif menunggu orang lain memulai.

Steinberg (1995:225) menyatakan bagi remaja, menegakkan kemandirian sama pentingnya dengan usaha untuk menegakkan identitas. Menjadi pribadi yang mandiri, yakni pribadi yang menguasai dan mengatur diri, merupakan salah satu tugas perkembangan yang paling mendasar dalam tahun-tahun masa remaja.


(12)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Havigurst (1972) dan Kartadinata (1988:78), tanpa kemandirian remaja akan hidup dengan sikap konformis, ini akan membuat remaja bertingkah laku secara negatif, jika remaja berada di lingkungan negatif. Remaja yang kurang mandiri akan mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, dan akan mengalami konflik-konflik yang tidak serlesai dengan baik pada masa pada dewasanya.

Masyarakat pada era teknologi maju membutuhkan individu yang mandiri, kompeten dan terampil untuk mengelola teknologi. Ketidakmampuan remaja mengikuti perubahan yang cepat membuat mereka merasa gagal, malu, timbul, perasaan terasing, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.

Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan, siswa memerlukan bimbingan karena masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah dan hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.

Saat ini ini remaja banyak dipengaruhi oleh orang tua, teman dan media yang ada sehingga tumbuh dengan cepat secara terpaksa dalam waktu yang cepat, tanpa melihat bagaimana harusnya remaja berkembang sesuai dengan usianya (Elkind dalam Steinberg 1995:288). Remaja yang tidak mandiri akan mengalami


(13)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangannya dan mengalami masalah atau konflik yang tidak dapat diselesaikan dengan baik di masa dewasanya.

Saat ini remaja mengalami stress yang berlebihan dari perubahan sosial yang cepat dan membuat remaja merasa bingung karena membutuhkan rasa aman dari perubahan tersebut, tetapi di sisi lain ketergantungan remaja secara emosi kepada orang tua masih tinggi walaupun mereka ingin sekali melepaskan diri dari orag tua dan mandiri.

Perkembangan kemandirian siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan remaja hidup yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Menurut Blocher (Suherman: 2008) people do not growth and

develop in a vacuum. Pendapat tersebut menegaskan perkembangan siswa banyak

dipengaruhi oleh lingkungan.

Lingkungan pendidikan di sekolah perlu menyediakan layanan yang membantu siswa untuk mencapai perkembangan optimalnya, salah satunya ialah layanan bimbingan pribadi sosial yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kemandiriannya..

Masalah kemandirian pada siswa diharapkan menjadi perhatian guru bimbingan dan konseling, khususnya di SMPN 34 Bandung. Diketahui siswa yang datang ke ruang bimbingan dan konseling lebih banyak yang dipanggil oleh Guru Bimbingan dan Konseling dibandingkan dengan siswa yang datang sendiri. Selain itu siswa lebih banyak mendengar pendapat orang lain dibandingkan menyelesaikan masalahnya


(14)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemandirian siswa dapat terlihat dari berkurangnya ketergantungan siswa terhadap guru di sekolah, seperti pada jam pelajaran kosong karena ketidakhadiran guru di kelas, siswa dapat belajar secara mandiri dengan membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang dimiliki. Siswa yang mandiri, tidak lagi membutuhkan perintah dari guru atau orang tua untuk belajar ketika berada di sekolah maupun di rumah. Siswa yang mandiri telah memiliki nilai-nilai yang dianutnya sendiri dan menganggap bahwa belajar bukanlah sesuatu yang memberatkan, namun merupakan sesuatu yang yang telah menjadi kebutuhan bagi siswa untuk meningkatkan prestasi di sekolah. Kebutuhan untuk memiliki kemandirian dipercaya sebagai hal yang penting dalam memperkuat motivasi individu.

Pada kenyataannya banyak sekali siswa yang terlibat tawuran, masuk anggota gank yang mereka bentuk bersama teman sebayanya, mereka saling mempengaruhi hal hal yang bersifat negatif, tanpa adanya kemampuan untuk menolak dari ajakan teman karena mereka kurang mandiri dan sangat tergantung pada teman-teman dan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilaksanakan untuk melihat gambaran program bimbingan pribadi sosial yang dapat memfasilitasi meningkatkan kemandirian siswa.

Bimbingan pribadi sosial di sekolah memegang peranan yang sangat penting untuk peserta didik. Melalui bimbingan dan pribadi sosial diharapkan siswa dapat mencapai kemandirian yang seharusnya.


(15)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Kecenderungan yang muncul di permukaan dewasa ini, ditunjang oleh laju perkembangan teknologi dan arus gelombang kehidupan global yang sulit atau tidak mungkin dibendung, mengisyaratkan bahwa kehidupan masa mendatang akan menjadi pilihan yang rumit dan semakin didesak ke arah kehidupan yang sangat kompetitif.

Situasi kehidupan seperti itu memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan remaja, apalagi remaja secara psikologis, berada pada masa topan dan badai serta dalam masa mencari jati diri (Hurlock, 1980). Pengaruh kompleksitas kehidupan dewasa ini sudah tampak pada berbagai fenomena remaja yang perlu memperoleh perhatian pendidikan. Fenomena yang tampak akhir-akhir ini, antara lain perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, reaksi emosional yang berlebihan, dan berbagai perilaku yang mengarah kepada tindakan kriminal.

Dalam konteks proses belajar, gejala negatif yang tampak adalah kurang mandiri dalam belajar yang berakibat pada gangguan mental setelah memasuki perguruan tinggi (Soewandi, Mohammad Asrori 2009; 107 ), kebiasaan belajar yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dan baru belajar setelah menjelang ujian (Lutfi, Mohammad Asrori, 2009; 107 ), membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal ujian (Engkoswara, Mohammad Asrori, 2009;107).

Problem remaja di atas, merupakan perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan situasi masa depan remaja yang diperkirakan


(16)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin kompleksitas dan penuh tantangan. Menurut Tilaar (Mohammad Asrori, 2009 :107), tantangan kompleksitas masa depan remaja yang diperkirakan akan semakin kompleks dan penuh tantangan. Menurut ( Tilaar, Mohammad Asrori, 2009:107), tantangan kompleksitas masa depan memberikan dua alternatif, yaitu pasrah kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misi pendidikan yang juga berdimensi masa depan tentunya menjatuhkan pilihannya pada alternatif kedua. Artinya pendidikan mengemban tugas untuk imengemban tugas untuk mempersiapkan remaja bagi peranannya di masa depan agar kelak menjadi manusia berkualitas sebagaimana sosok manusia ideal yang diamanahkan melalui UUSPN.

Pentingnya usaha mempersiapkan bagi masa depan remaja, karena sedang mencari jati diri, mereka juga berada pada tahap perkembangan yang sangat potensial. Perkembangan kognitifnya telah mencapai tahap puncak, menurut teori perkembangan kognitif dari Piaget. Perkembangan kognitif adalah masa munculnya kemampuan berpikir sistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan abstrak dan hipotesis karena telah mencapai tahap operasional (Bybee dan Sund, Mohammad Ali, 2009:108 ).

Melihat potensi remaja, menjadi penting dan sangat menguntungkan jika usaha mengembangkannya difokuskan pada aspek-aspek positif remaja daripada melihat sisi negatifnya. Sebab, meskipun ada remaja yang menunjukkan perilaku negatif, sebenarnya hanya sebagian kecil (kurang 1 %) dari jumalah remaja


(17)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia. Usaha mempersiapkan remaja menghadapi masa depan yang serba kompleks, salah satunya dengan mengembangkan kemandirian.

Usaha pendidikan yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mengembangkan kemandirian menjadi sangat penting karena selain problema remaja dalam bentuk perilaku negatif sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat gejala negatif yang dapat menjauhkan individu dari kemandirian. Gejala-gejala tersebut oleh Sunaryo Kartadinata (1988), dipaparkan sebagai berikut. : 1). Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti ini akan mengarah kepada formalistik dan ritualistik serta tidak konsisten. Situasi seperti ini akan menghambat pembentukan etos kerja dan etos kehidupan yang mapan sebagai salah satu ciri dari kualitas sumber daya dan kemandirian manusia. 2). Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup. Manusia mandiri bukanlah manusia yang lepas dari lingkungannya. Katidakpedulian terhadap lingkungan hidup merupakan gejala perilaku impulsif yang menunjukkan bahwa kemandirian masyarakat masih rendah. 3). Sikap hidup konfirmistik tanpa pemahaman dan konformistik dengan mengorbankan prinsip. Gejala mitos bahwa segala sesuatunya bisa diatur yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat merupakan petunjuk adanya ketidakjujuran berpikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang, dan identifikasi masalah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian, yaitu:


(18)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Apakah program bimbingan pribadi sosial efektif untuk meningkatkan

kemandirian siswa layak menurut pakar dan secara empirik efektif dalam meningkatkan kemandirian siswa ?”

Dari pertanyaan umum, dihasilkan tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Seperti apa gambaran kemandirian siswa Kelas VIII SMPN 34 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi sosial berdasarkan gambaran tingkat kemandirian siswa Kelas VIII SMPN 34 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ?

3. Apakah program Bimbingan pribadi sosial efektif untuk meningkatkan kemandirian bagi siswa di Kelas VIII SMPN 34 Bandung Tahun Ajaran2013/2014 ?

C .Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah menghasilkan program bimbingan dan konseling yang efektif untuk meningkatkan kemandirian siswa.

Secara khusus tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data empiris mengenai:

1. Gambaran tingkat kemandirian siswa di Kelas VIII SMPN 34 Tahun Ajaran 2013/2014

2. Program bimbingan sosial pribadi berdasarkan gambaran tingkat kemandirian siswa di kelas VIII SMPN 34 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014


(19)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Efektivitas program pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian pada siswa Kelas VIII SMPN 34.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan menambah wawasan keilmuan dalam layanan bimbingan pribadi sosial, khususnya dalam meningkatkan kemandirian siswa.

2. Manfaat secara praktis

a. Memberikan manfaat bagi guru BK, dan seluruh pihak sekolah yang terlibat dalam penyelengaraan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya memberikan layanan kepada individu, dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemandiriannya di sekolah.

b. Memberikan manfaat bagi individu, diharapkan setelah diberikan layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian, siswa memiliki kemandirian yang lebih baik, sesuai dengan tugas perkembangannya.

E. Asumsi Penelitian


(20)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan yang fundamental pada perkembangan remaja. Sebelum menjadi individu dewasa remaja harus mampu untuk melewati tahapan tersebut (Steinberg, 1995:286).

b. Program Bimbingan dan Konseling pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa adalah program yang mengatur mekanisme kerja guru BK, dan konselor dalam merancang, merencanakan, melaksanakan, mengelola dan mengevaluasi program bimbingan dan konseling untuk membantu keberhasilan siswa dalam meningkatkan kemandiriannya.

F. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok). Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu dan merupakan penelitian yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel yang relevan. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain yang subjeknya manusia.


(21)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen karena dalam metode tersebut memungkinkan untuk tidak mengontrol keseluruhan variabel penelitian dan karena perilaku manusia ditentukan oleh banyak variabel, maka metode penelitian eksperimen kuasi sangat mendukung penelitian terhadap perilaku manusia karena peneliti dapat mengabaikan variabel-variabel penelitian yang kurang relevan (Sukmadinata, 2005).

G. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama (Furqon,2009:145). Peneliti menggunakan data populasi terbatas yaitu siswa kelas VIII SMPN 34 Bandung.

Peneliti menggunakan data populasi terbatas yaitu siswa kelas VIII SMPN 34 Bandung. Populasi ditentukan menurut kriteria berikut : Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 34 Bandung, dengan asumsi siswa kelas VIII berada pada rentang usia 14-15 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja awal dan berada pada kecenderungan pergerakan kemandirian yang dinamis dari ketidakmandirian pada masa kanak-kanak menuju pada kemandirian yang bersifat autonomy (Steinberg,1995:285)

Populasi penelitian adalah siswa SMPN 34 Bandung. Sampel penelitian adalah siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian secara lebih spesifik


(22)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen dengan pengambilan sample berdasarkan pertimbangan (Sugiono, 2009:122). Sampel dipilih oleh peneliti, atas kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah subjek penelitian merupakan siswa SMPN 34 Bandung kelas VIII yang tingkat kemandiriannya berada pada kategori sedang dan rendah.


(23)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan mendapatkan profil kemandirian terhadap siswa SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014, dan mengetahui efektivitas program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok). Penelitian eksperimen kuasi dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu, dan merupakan penelitian yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel yang relevan. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain yang subjeknya manusia. Metode tersebut memungkinkan untuk tidak mengontrol keseluruhan variabel penelitian, dan perilaku manusia ditentukan oleh banyak variabel, maka metode penelitian eksperimen kuasi sangat mendukung penelitian terhadap perilaku manusia karena peneliti dapat mengabaikan variabel-variabel penelitian yang kurang relevan (Sugiono, 2010:107).


(24)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian

nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok).

Penelitian kusi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu dan merupakan penelitian yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel yang relevan. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain yang subjeknya manusia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi karena dalam metode tersebut memungkinkan untuk tidak mengontrol keseluruhan variabel penelitian dan karena perilaku manusia ditentukan oleh banyak variabel, maka metode penelitian eksperimen kuasi sangat mendukung penelitian terhadap perilaku manusia karena peneliti dapat mengabaikan variabel-variabel penelitian yang kurang relevan (Sukmadinata, 2005).

Desain nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok) merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, kelompok control dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok pembanding. Kedua kelompok dikenakan pengukuran sebanyak dua kali yakni sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Skema model penelitian dengan desain nonequivalent

pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok) adalah sebagai


(25)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design

C. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Layanan bantuan yang diberikan oleh peneliti selaku guru BK untuk membantu meningkatkan kemandirian siswa kelas VIII SMPN 34 Bandung, melalui langkah langkah pemberian materi tentang kemandirian pada siswa, melalui teknik konseling kelompok dengan metode permainan menggunakan media, kertas, spidol dan white board.

2. Kemandirian adalah kemampuan siswa Kelas VIII SMPN 34 dalam mengelola diri sendiri yang ditandai oleh kemampuannya untuk tidak tergantung secara emosional terhadap orang lain terutama orang tua (emotional autonomy), mampu mengambil keputusan secara mandiri dan konsekuen terhadap keputusan tersebut (behavioral

autonomy), serta kemampuan menggunakan atau memiliki seperangkat prinsip tentang

benar dan salah serta penting dan tidak penting (values autonomy). O1 X O2


(26)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang kemandirian siswa SMP. Kuesioner karakter kemandirian siswa SMP mengacu pada teori tentang kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg (1993). Kuesioner penelitian terdiri dari sejumlah pernyataan yang teridiri dari 60 item. Konstruk yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah sikap, yaitu seberapa sesuai sikap para siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 dengan konsep kemandirian sesuai dengan yang diungkap pada setiap pernyataan.

Konstruk ini menjadi acuan untuk melihat tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014. Kuesioner penelitian ini bersifat langsung tertutup. Artinya, responden merespon pernyataan-pernyataan dengan memilih alternatif respon yang telah disediakan.

2. Kisi-kisi Instrumen Kemandirian

Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengantar dan bagian pernyataan-pernyataan untuk mengukur kemandirian siswa SMP yang terdiri dari (sebelum uji coba).


(27)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-kisi

Instrumen Kemandirian Remaja

Aspek Indikator Sub Indikator No .

Pertanyaan

(+) (-)

1 2 3 4 5

A.Kemandirian Emosional

1. Siswa mampu mengenali diri dan orang Lain

1.1 Siswa mampu mengenali perasaan Identitas, mengenali dan memberi label perasaan-perasaan dalam diri dan orang lain. 1.2 Siswa mampu

bertanggungjawab, dalam menjalankan kewajiban dan berperilaku etik. 1.3 Siswa mampu mengenali

kemampuan diri, mengidentifikasi dan memperkuat kualitas diri secara positif.

23

14, 15

16

2. Siswa mampu membuat keputusan-keputusan yang bertanggungja wab

2.1 Siswa mampu mengelola emosi, dan mengatur perasaan.

2.2 Siswa dapat mengatasi berbagai masalah, kreatif dan disiplin untuk

mengeksplorasi pemecahan masalah.

17


(28)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peduli pada orang lain.

menunjukkan simpati, mengidentifikasi dan memahami pikiran dan perasaan orang lain. 3.2Siswa mampu Menghormati

oranglain,bertindak berdasarkan kasih sayang.

3.3 Siswa mampu memahami perbedaan individual dan kelompok dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. 50 45 4. Siswa mengetahui Cara bertindak

4.1Siswa mampu berkomunikasi secara efektif, menggunakan keterampilan verbal dan non verbal dengan orang lain. 4.2 Siswa mampu menolak

provokasi, tidak terlibat perilaku yang tidak dikehendaki.

4.3 Siswa mampu mencari, mengidentifikasi,

kebutuhan akan bantuan dan akses ke dukungan yang tepat dalam berusaha memenuhi tujuan. 44,53 56, 57 55, 58 59 B. Kemandirian Perilaku

5. Siswa dapat mengambil keputusan, menyadari resiko keputusan yang diambil.

5.1 Siswa mampu mengambil

keputusan dan

memecahkan masalah. 5.2 Siswa mampu mengetahui

beragam alternatif

pemecahan masalah dan konsekuensinya.

5.3 Siswa mampu menerima pemecahan masalah atas dasar informasi data secara objektif. 10 24 4 22 9

5. Siswa mampu memilih alternatif pemecahan masalah,

5.1 Siswa memiliki persepsi terhadap norma sebagai rujukan pengambilan keputusan.

-n5.2 Siswa mampu menyadari


(29)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawab atas konsekuensi dari keputusannya. toleransi, dalam persahabatan. 19

6. Siswa tidak mudah

terpengaruh oleh situasi yang menuntut penyesuaian

6.1Siswa mampu menghindari konflik dengan orang lain. 6.2Siswa toleran terhadap

ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain.

28 30

54

7. Siswa tidak mudah

terpengaruh oleh tekanan teman sebaya dan orang tua.

7.1 Siswa mampu menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan. 7.2Siswa mampu menghargai

nilai-nilai kerjasama dan toleransi untuk menjalin persahabatan.

49

48

8. Siswa mampu percaya diri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

8.1 Siswa mampu berperilaku sesuai pandangan dan persepsi keunikan diri dalam kehidupan sosial. 8.2Siswa mampu menerima

keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

46 60

47

9. Siswa mampu bertanggung jawab dalam keluarga dan sekolah,

9.1 Siswa mampu berperilaku etis terhadap norma-norma dalam masyarakat

9.2 Siswa mampu berperilaku normatif dalam bergaul dengan lawan jenis dan norma pernikahan. 9.3 Siswa mampu memahami

tentang norma dalam keluarga. dan masyarakat

3, 21

37

12,13, 52


(30)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berani

mengemukakan ide atau gagasan.

melakukan strategi dan mengambil peluang. 10.2 Siswa mampu menerima

nilai-nilai hidup

kompetitif untuk mencapai hidup mandiri.

10.3Siswa mampu

menampilkan hidup sehat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri. 34, 41 36, 39 C.Kemandirian Nilai

11. Siswa mampu untuk menerima nilai-nilai/norma masyarakat

11.1 Siswa mampu memiliki pandangan terhadap berbagai sumber norma sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan 11.2Siswa mampu memahami

nilai-nilai persahabatan dan hubungan sosial. 12.3 Siswa mampu memahami

nilai-nilai kerjasama dan toleransi dalam

persahabatan.

1

31

32

12. Siswa mampu untuk menerima nilai-nilai yang abstrak (moral dan agama)

12.4 Siswa mampu memahami kehidupan beragama

12.5Siswa mampu

melaksanakan ibadah sesuai keyakinan pribadi dengan tetap bersikap toleran pada keyakinan orang lain.

18

6, 40 7

13. Siswa mampu untuk menerima nilai-nilai masalah prinsip

13.1 Siswa dapat mengambil keputusan dan

memecahkan masalah secara objektif.

13.2 Siswa mampu memiliki alternatif dalam

mengambil keputusan dan siap menerima konsekuensi yang dihadapinya

26

27


(31)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ojektif.

15.Siswa menerima keyakinan remaja terhadap sistem nilai yang diberikan orang tua atau orang dewasa.

15.1 Siswa mampu mengetahui cara mengatasi konflik dengan orang lain.

15.2 Siswa mampu bersikap terbuka terhadap berbagai ekspresi dan perasaan diri sendiri dan orang lain.. 15.3Siswa dapat

mengekspresikan perasaan dengan lebih nyaman, dan terbuka.

15.4 Siswa berani tampil sebagai diri sendiri.

29

11

8

42

Item-item pernyataan Kuesioner Kemandirian dirumuskan berdasarkan kriteria pernyataan yang baik seperti yang diuraikan Azwar (2010:35-40), sebagai berikut.

a. Item berupa rumusan pendek dan singkat

b. Item berisi satu gagasan saja (tidak menimbulkan penafsiran ganda) c. Mengacu pada topik atau aspek yang dituju

d. Jawaban yang disediakan selaras dengan pernyataan

e. Item tidak mengandung social desirability, yaitu isi item sesuai dengan keinginan sosial umumnya atau dianggap baik oleh norma sosial.


(32)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur kemandirian. Stimulus dari item-item instrumen ini adalah perilaku yang menggambarkan kemandirian responden. Respon dari stimulus ini adalah memilih jawaban yang telah disediakan. Jawaban-jawaban tersebut akan menggambarkan kemandirian diri responden (Azwar, 2005:32).

Instrumen kemandirian yang disusun dalam penelitian ini memiliki alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS). Alasan peneliti membuat empat alternatif jawaban agar pilihan subjek menjadi lebih tegas dan pasti, dan jawaban tidak berada di wilayah abu abu. Instrumen tes yang yang digunakan berjumlah 60 butir soal.

Menurut Hadi (1990:37) modifikasi alternatif jawaban seperti skala Likert menjadi empat alternatif jawaban, dimaksudkan unruk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat. Dalam skala lima, kategori netral mempunyai arti ganda. Arti netral itu bisa berarti belum dapat memutuskan juga netral atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah juga menimbulkan kecenderungan jawaban netal (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu ragu atas kecenderungan jawaban.

Item-item terbagi dua, yaitu item positif (favorable) dan item (unfavorable). Pernyataan positif artinya pernyataan yang memihak pada objek ukur atau yang mengindikasikan tingginya atribut yang diukur, sedangkan pernyataan negatif artinya pernyataan yang tidak memihak pada objek ukur atau yang mengindikasikan rendahnya


(33)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mensyaratkan pernyataan positif dan pernyataan negatif harus seimbang. Adapun penentuan skor untuk jawaban terhadap pernyataan positif adalah sangat sesuai = 4, sesuai = 3, tidak

sesuai = 2, sangat tidak sesuai = 1. Sementara, untuk skor jawaban item pernyataan negatif

adalah: sangat sesuai = 1, sesuai = 2, tidak sesuai = 3, sangat tidak sesuai = 4.

4. Uji Validitas Instrumen Kemandirian

Untuk melihat validitas isi instrumen penelitian yang disusun, maka dilakukan

judgement dengan meminta pendapat (1) Ibu Dra. Aas Syaomah; M.Si., (2) Bapak

Nandang Budiman S.Pd., M.Si.; dan (3) Bapak Dr.Mubiar Agustin M.Pd.,. Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Para ahli diminta untuk memvalidasi materi (content), konstruk (constuct), dan

redaksi instrumen penelitian. Hasil penelitian dari uji validitas ini berupa penilaian pada

setiap item instrumen yang dikelompokkan dalam kualifikasi memadai atau tidak memadai.

Setelah instrumen direvisi berdasarkan saran dari para ahli, maka instrumen diuji keterbacaan kepada tiga puluh orang siswa SMP dan kemudian direvisi kembali, baik dalam penggunaan kata-kata ataupun struktur kalimat sehingga seluruh pernyataan dalam instrumen tidak dapat dimengerti oleh responden. Instrumen kemudian diujicobakan kepada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian,


(34)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan uji coba, dilakukan pengolahan data uji validitas untuk mendapatkan daya beda secara empiris. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 (Statistical Programme For

Social Windows). Dalam penelitian, item berdaya beda tinggi adalah item yang mampu

membedakan antara subjek yang memiliki kemandirian yang tinggi dengan subjek yang memiliki kemandirian yang rendah

Pengujian daya beda item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) yang dikenal dengan parameter daya beda

item. Untuk komputasi koefisien korelasi item-total digunakan korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2005:59), dengan rumus sebagai berikut:

ΣiX- (Σi)(ΣX)/n rix =

√[Σi

2-(Σi)2/n] [ΣX2-(ΣX) 2/n] Keterangan:

rix = Koefisien korelasi antara i dan Y

i = Skor item X = Skor total


(35)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix ≥ 0,30.

Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang koefisien korelasinya kurang dari 0,30 daya pembedanya rendah (Azwar 2005:65). Setelah menganalisi hasil uji coba alat, dari 96 item pernyataan yang diujicobakan, diperoleh 88 item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 atau dianggap valid, dan 8 item memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 atau dianggap tidak valid/gugur. Hasil uji coba instrumen ini menunjukkan struktur instrumen kurang seimbang.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Item Skala Kemandirian

No item pernyataan yang valid

No item pernyataan yang tidak valid

Favorable (+)

1, 2, 3, 4, 5, 6, 9,10, 11, 13, 14, 15,16,18, 19, 21, 23, 24, 28, 29, 30 31, 32, 33, 34, 25, 26 37, 38, 41, 43, 44, 45, 47, 48, 53, 54, 56, 57, 59, 60, 62, 63, 64, 69, 70, 71, 73, 74, 76, 78, 80

17, 20, 22, 25, 32, 33, 38, 42, 49, 50, 66, 67, 75, 77

Unfavorabl e (-)

8, 26, 35, 39, 46, 51, 52, 55, 65, 72, 79,

7, 12, 27, 40, 27, 58, 68

5. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas skala kemandirian menggunakan teknik analisis Alpha Chornbach. Penggunaan teknik analisis Alpha Cornbach ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan


(36)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2005:63).

Proses penghitungan tingkat reliabilitas skala kemandirian dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Programme For Social Windows). Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien yaitu koefisien reliabilitas. Guilford dalam Furqon (2002:75) menjelaskan bahwa kualifikasi normatif nilai koefisien reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3

Kriteria Nilai Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,00-0,19

0,20-0,39 0,40-0,59 0,60-0,79 0,80-1,00

sangat rendah rendah

cukup tinggi sangat tinggi

Dengan demikian, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualifikasi reabilitas sangat tinggi. Artinya, kuesioner kemandirian yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel.


(37)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

collecting); (2) perencanaan (planning); (3) pengembangan produk awal ( develop preliminary form of product); (4) revisi produk awal (main product revision); (5) uji coba

terbatas (main field testing); (6) revisi produk ujicoba (operational product process); (7) ujicoba lebih luas (operasional field testing); (8) finalisasi produk (final product revision); (9) diseminasi dan implementasi produk (dissemination and implementation).

Secara lebih rinci tahapan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap I Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi awal untuk merancang program hipotetik dan pengembangan program. Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data tentang : (1) pelayanan bimbingan dan konseling yang sudah diberikan di SMP Negeri 34 Bandung; (2) permasalahan yang dialami siswa; dan (3) gambaran kemandirian siswa. Studi pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) studi pustaka; dan (2) kajian empiris kemandirian siswa. Studi pustaka dilakukan untuk menelaah konsep kemandirian siswa, konsep bimbingan dan konselin terutama konsep bimbingan sosial pribadi, hasil penelitian terdahulu tentang kemandirian siswa dan kefektifan program bimbingan pribadi sosial. Sumber-sumber yang digunakan untuk mendapatkan data dan fakta tentang kemandirian siswa, konsep bimbingan pribadi sosial, adalah buku teks, jurnal, artikel, dan laporan penelitian yang relevan. Telaah empiris dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang program bimbingan dan konseling yang telah diberikan di


(38)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang disebar kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung yang menjadi sampel penelitian. Semua data digunakan untuk menyusun program hipotetik bimbingan dan konseling. Melalui studi pendahuluan ini dihasilkan potret awal kebutuhan pelaksanaan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung.

2. Tahap II Penyusunan Program Hipotetik

Penyusunan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung dilakukan berdasarkan kajian teoritik dan temuan studi pendahuluan. Penyusunan program dilakukan dengan merumuskan komponen-komponen program dan isi masing-masing program. Penyusunan program hipotetik diikuti dengan mempersiapkan materi-materi program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung. Pada tahap ini juga dirumuskan prosedur dan instrumen untuk mengevaluasi program.

3. Tahap III Uji Rasional

Uji rasional merupakan uji kelayakan program untuk mengetahui ketepatan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung. Kegiatan yang dilakukan pada uji rasional adalah : a) Uji validasi isi program sehingga kelayakan dapat dipertanggungjawabkan. Validasi isi program dilakukan melalui teknik Delphi, yang dilakukan oleh pakar/ahli bimbingan dan konseling yang mengkaji kelayakan sebuah program dengan melakukan validasi teori,


(39)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan program. Dalam hal ini, dilakukan judgement kepada para ahli, yaitu: a) Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung; dan b) Uji validasi empiris, yang merupakan uji keterbacaan dan uji kepraktisan yang dilakukan oleh praktisi bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini, dilakukan kepada: (1) Ibu Dra Teti Mardiana M.Mpd dan oleh subjek sasaran program, sepanjang implementasi program berlangsung.

4. Tahap IV Uji Efektivitas Program

Pada tahap ini dilakukan pengujian efektivitas program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa SMP Negeri 34 Bandung dengan metode quasi eksperimental desain pretest-posttest satu-kelompok. Metode quasi eksperimen desain

pretest-posttest satu-kelompok melibatkan tiga langkah: (1) pemberian pretest yang

mengukur variabel terikat; (2) implementasi perlakuan eksperimen (variabel bebas) untuk para partisipan; dan (3) pemberian posttest yang mengukur kembali variabel terikat. Efek-efek perlakuan eksperimen ditentukan dengan membandingkan skor-skor pretest dan posttest.


(40)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Bagan 3.1 berikut:

Gambar.3.1. Bagan 3.1

Metode quasi eksperimen desain pretest-posttest satu-kelompok

Pretest Posttest

Kelompok eksperiment

(KE)

Treatment

Treatment Kelompok

eksperiment (KE)


(41)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keseluruhan rancangan penelitian dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Pendahuluan Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Penyusunan Instrumen

Rancangan Program Untuk Meningkatkan

Kemandirian Siswa

Uji Validitas ke Siswa

Pelaksanaan Pretest

Treatment (Uji Coba Program)

PrograProgram

Posttest

Hasil dan Laporan MembandingkanHasil

Pretest &Posttest

Perubahan Kemandirian Siswa

Penyesuaian Rancangan

Program dengan Hasil Pretest


(42)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konseling Untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa di SMPN34 Bandung F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung Angkatan 2013-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel karena populasinya kecil dan bisa dijangkau.

Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung, Tahun Ajaran 2013-2014 yang berjumlah 99 siswa. Sampel penelitian adalah semua populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung, Tahun Ajaran 2013-2014. Adapun data populasi penelitian tampak pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.4

Data Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Sub

Total

Wanita Laki-laki

Kelas VIII G 17 19

Kelas VIII H 17 18

Kelas VIII I 18 17

TOTAL 51 48 99


(43)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan skor ideal yang berpedoman pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) untuk mendapatkan gambaran kemandirian siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung, Tahun Ajaran 2013-2014.

Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula seperti pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Penyusunan Skala Konversi Skala Lima Skala

Sigma

Skala Angka Keterangan

+0,5 µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi -0,5 µ - 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori Sedang -1,5 µ - 0,5σ < X ≤ µ -1,5σ Kategori rendah

Keterangan:

X maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh dalam skala X minimum teoritik : skor terendah yang mungkin diperoleh dalam skala σ : standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi

dalam 6 satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum

Adapun deskripsi masing-masing kategori adalah sebagai berikut.


(44)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkannya dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan sangat baik. Pada kategori ini, seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai karakter kepemimpinan, serta mewujudkan dalam bentuk perilaku nyata.

2. Sedang

Kategori sedang menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkannya dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang dengan baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai karakter kepemimpinan, serta mewujudkan dalam perilaku sehari-hari tetapi belum baik, dan jarang dipraktikkan.


(45)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain. Namun, belum diwujudkannya secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini, pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian akan nilai-nilai karakter kemandirian kurang. Karakter kemandirian tersebut juga belum diwujudkan dalam perilaku sehari-hari secara baik.

Pertanyaan kedua pada penelitian tentang keefektivan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 dilakukan dengan teknik statistik mann whitney test untuk penghitungannya dibantu dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara kemandirian

siswa pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen sebelum dan setelah penelitian

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara kemandirian siswa

pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen sebelum dan setelah penelitian


(46)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mencari z hitung

Langkah-langkah perhitungan mencari nilai Z hitung adalah sebagai berikut. 1. Gabungkan data dari kelompok eksperimen dan kontrol, kemudian ranking setiap

nilai.

2. Pilih kelompok dengan jumlah sampel yang paling kecil kemudian jumlahkan rankingnya (jika jumlah sampel kelompok eksperimen dan kontrol sama, maka pilih salah satu).

3. Mencari Z hitung Z Hitung

=

Dimana:

μ

R =

σ

R =

Blumann (2000:596-597)

Perhitungan Uji mann whitney test dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 18.


(47)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai Z hitung dengan Z tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α=0,05.

Apabila pengambilan keputusannya berdasarkan nilai Z hitung, maka kriterianya adalah terima H0 jika - Z tabel < Z hitung < + Z tabel, Untuk harga-harga Z lainnya H0 ditolak.

Apabila pengambilan keputusannya berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:

 Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak

 Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima

e. Pengambilan Keputusan


(48)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, kesimpulan penelitian ini sebagai berikut.

1. Tingkat kemandirian siswa di SMPN 34 Bandung sebagian besar berada pada katagori sedang. Artinya kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 34 Bandung belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mampu melaksanakan tanggung jawabnya, dan belum dapat menilai sesuatu dari pandangan sendiri mana yang baik ataupun buruk. Selain itu, masih terdapat siswa yang mencapai kemandirian sedang, ini bermakna siswa sudah cukup mampu untuk mengembangkan kesadaran perilaku mandiri. Perlu upaya terencana untuk dapat meningkatkan kemandirian siswa melalui kegiatan bimbingan pribadi social.

2. Program bimbingan pribadi sosial dirancang berdasarkan tingkat kemandirian siswa di SMP Negeri 34 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dinilai layak untuk diterapkan. Program Bimbingan dan Konseling bertujuan meningkatkan aspek kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai. Struktur hasil program yang dikembangkan terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan,


(49)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program bimbingan pribadi sosial efektif untuk meningkatkan kemandirian siswa. Berdasarkan hasil perolehan data awal dan data akhir yang dilakukan diketahui bahwa kemandirian siswa memiliki peningkatan yang signifikan. Peningkatan yang signifikan tersebut memiliki nilai yang berbeda pada masing masing indikator yang terdapat pada tiap aspek. Hasil uji statistik tentang efektivitas program dalam penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa program yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan siswa memberikan hasil yang lebih baik.

Suatu program dikatakan efektif apabila terdapat perubahan sikap pada siswa. Dengan menyesuaikan pada kebutuhan siswa, proses treatment yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga siswa mengikuti kegiatan layanan dengan antusias dan penuh perhatian. Dukungan dari pihak sekolah dalam penyelenggaraan program bimbingan pribadi sosial sebagai salah satu bagian dalam meningkatkan kemandirian siswa.

Hal ini dapat terlihat pada peningkatan tingkat kemandirian siswa di SMPN 34 Bandung. Berdasarkan hasil perolehan data awal dan data akhir yang dilakukan diketahui bahwa kemandirian siswa memiliki peningkatan yang signifikan. Hasil uji statistik tentang efektivitas program dalam penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa program yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan siswa memberikan hasil yang lebih baik.


(50)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, berikut diuraikan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

a. Memverifikasi secara menyeluruh program bimbingan pribadi sosial yang merupakan hasil penelitian berdasarkan profil kemandirian siswa dengan melihat struktur program bimbingan prribadi sosial.

b. Melakukan pengukuran sikap siswa terhadap kemandirian di setiap jenjang kelas sebagai analisis kebutuhan penunjang bagi pembuatan program selanjutnya dengan menggunakan angket kemandirian.

c. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dengan mengikuti tahapan kegiatan yang terdapat di dalam program bimbingan pribadi sosial.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih memadai agar mewakili populasi. Sehingga hasil yang diperoleh dapat menggambarkan karakteristik populasi.

b. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi


(51)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbeda, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan di lapangan, karena tidak semua sekolah memberikan jam khusus untuk bimbingan dan konseling selama dua smester.

Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya melihat hasil dari perbandingan antara kelompok treatment dan control saja. Selain itu diharapkan dapat meneliti pada berbagai tingkatan kelas, dan tidak hanya meneliti pada satu tingkatan saja.


(52)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pendidikan Formal. Bandung.

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. ( 1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. (2009). Psikologi Perkembangan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional, (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan BK di Jalur

Pendidikan Formal. Jakarta.

Departemen pendidikan Nasional, (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor

dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

.

Desmita, (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita, (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Furqon. (1997). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta

Cempaka Putri, Gilang, (2008). Hubungan Antara Pola Kelekatan (Attachment) Orang Tua-Anak dengan Kemandirian Anak Usia Remaja Awal. (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2007/ 2008). Psikologi FIP UPI, Skripsi, Bandung : tidak diterbitkan.

Hubungan Antara Pola Kelekatan (Attachment) Orang Tua-Anak dengan Kemandirian Anak Usia Remaja Awal

Goleman, D. (1996). Emotional Intellegence. New York, Bantam Books. Kartini Kartono, (2005). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta:

Rajawali Press.

Hurlock, E.B. (1999). Developmental Psychology A life Span Approach. Fifth Edition


(53)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jhon W. Santrock, (2007). Perkembangan Anak. ( Terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti), Jakarta: Erlangga.

M. Asrori, (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

M., Sidiq Permana, (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa ( Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Margahayu Tahun Ajaran 2010/2011), PPB FIP UPI, Skripsi, Bandung : tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (1997). Pedoman Studi Psikologis Kependidikan. Bandung: PT. Rosdakarya.

Moh, Surya. (1988). Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Konsep). Yogyakarta, Kota Kembang.

Ngalim Purwanto, (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Nurihsan,J dan Yusuf, Syamsu (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Prayitno, (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno dan Erman Anti, (2004), Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, Jakarta:

P2LPTK Depdikbud.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, (edisi kelima), Jakarta: Erlangga.

Santrock. J.W. (2003).Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi keenam) Jakarta: Erlangga.

Santrock. (2007). Child Development. New York: Mc Graw Hill International Edition. Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono, (1999), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiatatif dan R& D. Bandung:


(1)

106

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan, sasaran layanan, pengembangan tema, media dan alat pendukung, serta tahapan atau langkah implementasi program.

3. Program bimbingan pribadi sosial efektif untuk meningkatkan kemandirian siswa. Berdasarkan hasil perolehan data awal dan data akhir yang dilakukan diketahui bahwa kemandirian siswa memiliki peningkatan yang signifikan. Peningkatan yang signifikan tersebut memiliki nilai yang berbeda pada masing masing indikator yang terdapat pada tiap aspek. Hasil uji statistik tentang efektivitas program dalam penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa program yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan siswa memberikan hasil yang lebih baik.

Suatu program dikatakan efektif apabila terdapat perubahan sikap pada siswa. Dengan menyesuaikan pada kebutuhan siswa, proses treatment yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga siswa mengikuti kegiatan layanan dengan antusias dan penuh perhatian. Dukungan dari pihak sekolah dalam penyelenggaraan program bimbingan pribadi sosial sebagai salah satu bagian dalam meningkatkan kemandirian siswa.

Hal ini dapat terlihat pada peningkatan tingkat kemandirian siswa di SMPN 34 Bandung. Berdasarkan hasil perolehan data awal dan data akhir yang dilakukan diketahui bahwa kemandirian siswa memiliki peningkatan yang signifikan. Hasil uji statistik tentang efektivitas program dalam penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa program yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan siswa memberikan hasil yang lebih baik.


(2)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, berikut diuraikan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

a. Memverifikasi secara menyeluruh program bimbingan pribadi sosial yang merupakan hasil penelitian berdasarkan profil kemandirian siswa dengan melihat struktur program bimbingan prribadi sosial.

b. Melakukan pengukuran sikap siswa terhadap kemandirian di setiap jenjang kelas sebagai analisis kebutuhan penunjang bagi pembuatan program selanjutnya dengan menggunakan angket kemandirian.

c. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dengan mengikuti tahapan kegiatan yang terdapat di dalam program bimbingan pribadi sosial.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih memadai agar mewakili populasi. Sehingga hasil yang diperoleh dapat menggambarkan karakteristik populasi.

b. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, dengan melihat dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok


(3)

108

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lebih lama, karena harus melihat hasil dari dua kelompok yang berbeda, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan di lapangan, karena tidak semua sekolah memberikan jam khusus untuk bimbingan dan konseling selama dua smester.

Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya melihat hasil dari perbandingan antara kelompok treatment dan control saja. Selain itu diharapkan dapat meneliti pada berbagai tingkatan kelas, dan tidak hanya meneliti pada satu tingkatan saja.


(4)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABKIN (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung.

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. ( 1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. (2009). Psikologi Perkembangan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional, (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan BK di Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Departemen pendidikan Nasional, (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta. .

Desmita, (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita, (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Furqon. (1997). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta

Cempaka Putri, Gilang, (2008). Hubungan Antara Pola Kelekatan (Attachment) Orang Tua-Anak dengan Kemandirian Anak Usia Remaja Awal. (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2007/ 2008). Psikologi FIP UPI, Skripsi, Bandung : tidak diterbitkan.

Hubungan Antara Pola Kelekatan (Attachment) Orang Tua-Anak dengan Kemandirian Anak Usia Remaja Awal

Goleman, D. (1996). Emotional Intellegence. New York, Bantam Books. Kartini Kartono, (2005). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta:

Rajawali Press.

Hurlock, E.B. (1999). Developmental Psychology A life Span Approach. Fifth Edition


(5)

109

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, Elizabeth, B. (2006). Psikologi Perkembangan (terjemahan Istiwidayanti). Jakarta : Erlangga.

Jhon W. Santrock, (2007). Perkembangan Anak. ( Terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti), Jakarta: Erlangga.

M. Asrori, (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

M., Sidiq Permana, (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa ( Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Margahayu Tahun Ajaran 2010/2011), PPB FIP UPI, Skripsi, Bandung : tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (1997). Pedoman Studi Psikologis Kependidikan. Bandung: PT. Rosdakarya.

Moh, Surya. (1988). Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Konsep). Yogyakarta, Kota Kembang.

Ngalim Purwanto, (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Nurihsan,J dan Yusuf, Syamsu (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Prayitno, (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno dan Erman Anti, (2004), Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, Jakarta:

P2LPTK Depdikbud.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, (edisi kelima), Jakarta: Erlangga.

Santrock. J.W. (2003).Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi keenam) Jakarta: Erlangga.

Santrock. (2007). Child Development. New York: Mc Graw Hill International Edition. Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono, (1999), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiatatif dan R& D. Bandung:


(6)

Siti Aisah, 2014

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian siswa ( penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas viii smpn 34 kota bandung kelas viii tahun ajaran 2013/2014 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukardi, Dewa Ketut (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Sarjun, Amdani. (2010). Program Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa (Studi di SMAN 10 Kota Bandarlampung), Prodi Bimbingan dan Konseling, Tesis, Bandung : tidak diterbitkan.

Shalihat, Iis Sumyati, (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa SMA (Studi Pengembangan di SMA Darul Hikam Bandung), Prodi Bimbingan dan Konseling, Tesis, Bandung : tidak diterbitkan.

Steinberg, Laurence. (1995). Adolesence, San Francisco : Mc Graw-Hill Inc. Suherman. (2008). Bimbingan dan Konseling, Bandung: Jurusan PPB. Sutrisno Hadi, (2004), Metodologi Research, Yogyakarta: Andi

Syamsuddin, Abin (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Syamsudin, bin (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Syaodih, Nana. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek,Bandung: Maestro. Syaodih, Nana.(2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Winkel.W.S., (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi.

Winkel. W.S., (2004), Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Yusuf, L.N., Syamsu. (2007). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT.


Dokumen yang terkait

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

4 25 69

Analisis Buku Siswa Matematika Kelas VIII Semester 1

0 27 5

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 56

PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) TERHADAP KETAATAN SISWA (Studi Pada Kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung)

1 5 71

PENGARUH MEDIA PREZI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya, Tahun Ajaran 20182019)

0 0 8

PenerapanModel Pembelajaran Kreatif Produktif dalam Pembelajaran Fisika Materi Gaya di Kelas VIII Semester II MTsN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

0 0 10

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

0 0 14