Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian : penelitian dilakukan pada siswa kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta.
viii ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI JURNAL
PENYESUAIAN
Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
Margaretha Sri Jumiati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X akuntansi, SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian. Rata-rata peningkatan minat siswa di kelas adalah 5,5 atau 3,82%. Hasil pengujian berdasarkan paired sample test
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan minat belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan TGT (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).
(2)
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE TO INCREASE STUDENTS’ INTEREST IN LEARNING ADJUSTMENT JOURNAL
MATERIAL
A Case Study on the First Grade Students of Accounting Departement Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta
Margaretha Sri Jumiati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know how the cooperative learning model teams games tournament (TGT) type can increase students’ interest in learning adjustment journal material.
This research was done on the first grade students of accounting departement of Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta. The main components of the cooperative learning TGT type were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, i.e. planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model team games tournament (TGT) type can increase students’ interest of learning on adjusment journal material. The average of the students’ interest of learning in the classroom is 5,5 or 3,8%. The result of testing based on the paired sample test shows that there is significant difference of students’ interest after and before the implementation of TGT (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0.05).
(3)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT)
UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP
MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Margaretha Sri Jumiati NIM 071334057
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
(4)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT)
UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP
MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Margaretha Sri Jumiati NIM 071334057
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus, penolongku
Alm. Ayahku dan ibuku tercinta
Kakak-kakakku tercinta dan seluruh Keluarga
Almamater Pendidikan Akuntansi Universitas
(8)
MOTTO
Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita
lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa
yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda
berpikir bisa, segeralah lakukan.
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis
(10)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Margaretha Sri Jumiati
Nomor Mahasiswa : 071334057
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI JURNAL PENYESUAIAN.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Agustus 2011 Yang menyatakan
(11)
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI JURNAL
PENYESUAIAN
Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
Margaretha Sri Jumiati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X akuntansi, SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian. Rata-rata peningkatan minat siswa di kelas adalah 5,5 atau 3,82%. Hasil pengujian berdasarkan paired sample test
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan minat belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan TGT (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).
(12)
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE TO INCREASE STUDENTS’ INTEREST IN LEARNING ADJUSTMENT JOURNAL
MATERIAL
A Case Study on the First Grade Students of Accounting Departement Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta
Margaretha Sri Jumiati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know how the cooperative learning model teams games tournament (TGT) type can increase students’ interest in learning adjustment journal material.
This research was done on the first grade students of accounting departement of Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta. The main components of the cooperative learning TGT type were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, i.e. planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model team games tournament (TGT) type can increase students’ interest of learning on adjusment journal material. The average of the students’ interest of learning in the classroom is 5,5 or 3,8%. The result of testing based on the paired sample test shows that there is significant difference of students’ interest after and before the implementation of TGT (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0.05).
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kasih atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Materi Jurnal Penyesuaian.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. dan Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
(14)
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Seluruh keluarga besar SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah
memberikan ijin dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Seluruh keluarga besar SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan
ijin dan bantuan dalam proses penelitian.
9. Kedua orang tuaku, Alm. Bapak Yohanes Sunarto dan Ibu Maria Painah yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Semoga Berkat Tuhan selalu menyertai ibu, dan Tuhan memberi tempat damai bagi bapak di surga.
10. Kakak-kakakku tercinta, mba Narni, mas Mis, mas Nyoto, mas Anton, mba Eti, mas Tarno, Mba Ti, mas Sugeng, Lukas, Mba Catrin, Kak Nur, terima kasih atas dukungan, doa, dan bantuannya, semoga Tuhan selalu memberkati. 11. Bapak dan Ibu Niken, Niken, Nio, Mas Andi. Terima kasih atas semangat,
kebersamaan, pengalaman dan doanya. Tuhan memberkati kalian semua. 12. Teman-teman seperjuangan dari Maluku (P.Buru), Ulis dan Kak Trias terima
kasih atas semangat, dukungan, dan doanya.
13. Teman-temanku yang telah membantu dalam penelitian, Tere, Retno,
Mimilia, Suster Ana, dan Danu.
14. Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi, Kiki, Lian, Ratna, Ira, Rini, Yosi, Endah, Novi, Mba Nita, Vera, Erni, Veny, Felix, Daniel, Citra, dan semua anggota PAK. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama ini.
(15)
xii
15. Teman-teman panitia PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), terima kasih atas dukungan, semangat, dan doanya.
16. Teman-teman kos Dahlia 1, Asri, Yantex, mba Dina, Mimilia, Nay, Ima, Ika, Aurel, Uti, Shinta. Pesan jangan lupa kamar mandi bawah di bersihkan, banyak cacing tuch.
17. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
(16)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis
(17)
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…. ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
(18)
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6
B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...………... 9
C. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode-Metode Pembelajaran ... 10
D. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ... 12
E. Minat Belajar ... 16
F. Hakekat Akuntansi ... 18
G. Kerangka Teoritik ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Subyek dan Obyek Penelitian……….. 23
D. Prosedur Penelitian ... 23
1. Kegiatan Pra Penelitian ... 23
2. Pelaksanaan Penelitian ... 24
E. Pengukuran Variabel Minat Belajar ... 31
F. Uji Kuesioner ... 32
1. Pengujian Validitas ... 32
2. Pengujian Reliabilitas ... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ... 35
(19)
xvi
2. Wawancara ... 36
3. Dokumentasi ... 36
H. Instrumen Penelitian ... 36
1. Instrumen Pra Penelitian ... 36
2. Siklus Pertama ... 37
I. Teknik Analisis Data ... 40
1. Analisis Deskriptif ... 40
2. Analisis Komparatif ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Mengenal SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 42
B. Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 45
C. Administrasi dan Organisatorik Sekolah ... 47
D. Akademik Sekolah ... 48
E. Sumber Daya Manusia SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 53
F. Situasi Sosial Sekolah ... 54
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 55
1. Observasi Pra Penelitian ... 55
2. Siklus Pertama ... 66
B. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 84
1. Deskripsi Data ... 84
(20)
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 89
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
(21)
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Minat ... 31
Tabel 3.2 Skor Variabel Minat ... 32
Tabel 3.3 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar ... 33
Tabel 3.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Minat Belajar ... 35
Tabel 3.5 Instrumen Minat Belajar ... 39
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 45
Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum Implementasi TGT ... 58
Tabel 5.2 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 61
Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 63
Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus 1 ... 74
Tabel 5.5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 76
Tabel 5.6 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 78
Tabel 5.7 Rangkuman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Saat TGT ... 79
Tabel 5.8 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 80
Tabel 5.9 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran TGT ... 82
Tabel 5.10 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 84
Tabel 5.11 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov .... 86
(22)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 9 Gambar 2.2 Penempatan Pada Meja Turnamen ... 15
(23)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner ... 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Terhadap Kegiatan Guru (catatan anekdotal) ... 97 Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) ... 98 Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) ... 99 Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran
TGT ... 100 Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan TGT ... 102
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok
(secara umum) ... 103 Lampiran 7 Lembar Keaktifan Siswa Dalam Kelompok (oleh siswa) ... 104 Lampiran 8 Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Metode TGT ... 105 Lampiran 9 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan
Metode TGT... 106 Lampiran 10 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran ... 107 Lampiran 11 Wawancara Terhadap Siswa ... 108 Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) ... 110 Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) ... 112 Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) ... 114 Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan TGT (catatan
(24)
Lampiran 2b Lembar Observasi Kelas Saat Penerapan TGT (catatan anekdotal) ... 119 Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan TGT (catatan
anekdotal) ... 121 Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran TGT .. 123 Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan TGT ... 125
Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok
(secara umum) ... 127 Lampiran 8a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen pembelajaran
dan Metode Pembelajaran TGT ... 128 Lampiran 9a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen pembelajaran dan
Metode Pembelajaran TGT ... 129 Lampiran 10a Hasil Wawancara Guru ... 130 Lampiran 11a Hasil Wawancara Siswa ... 131 Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 133 Lampiran 13 Materi Pembelajaran ... 143 Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 146 Lampiran 15 Jawaban LKS ... 151 Lampiran 16 Daftar Anggota Kelompok ... 152 Lampiran 17 Prosedur Game Make a Match ... 153 Lampiran 18 Soal Game Make a Match ... 154 Lampiran 19 Pembagian Meja Turnamen ... 155 Lampiran 20 Prosedur Turnamen ... 156 Lampiran 21 Soal Turnamen ... 157
(25)
xxii
Lampiran 22 Kartu Jawaban Turnamen ... 160 Lampiran 23 Lembar Rangkuman Tim ... 161 Lampiran 24 Sertifikat Penghargaan ... 163 Lampiran 25 Soal Pretest ... 166 Lampiran 26 Soal Posttest ... 169 Lampiran 27 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Metode TGT (data primer) ... 173 Lampiran 28 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan
Metode TGT (data primer)... 174 Lampiran 29 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 189 Lampiran 30 Uji Paired Sample Test ... 190 Lampiran 31 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 191 Lampiran 32 Berbagai Surat Izin Penelitian ... 194
(26)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sesungguhnya merupakan implementasi dari kreativitas dan kekritisan guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal. Tetapi, yang terjadi belum semua guru melakukan PTK. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:2) faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK yaitu guru kurang memahami profesi guru, guru malas membaca, guru malas menulis, guru kurang sensitif terhadap waktu, guru terjebak ke dalam rutinitas kerja, guru kurang kreatif dan inovatif, guru malas meneliti, guru kurang memahami PTK.
PTK terkait dengan pembelajaran yang dilakukan ataupun yang dialami oleh guru. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari diri siswa mencakup minat, keinginan, dan kecakapan belajar. Sedangkan faktor ekstern diantaranya guru dan segala strategi atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
(27)
Guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran untuk menemukan dan memanfaatkan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi/metode pembelajaran dengan baik. Keterampilan guru dalam pemilihan dan penggunaan metode masuk dalam salah satu kompetensi yang disyaratkan bagi guru yaitu kompetensi pedagogis (PP No. 74. Th 2008 dalam Dedi Dwitagama hal 414) yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan lain-lain.
Dengan adanya keterampilan-keterampilan yang dimiliki guru, maka seorang guru diharapkan dapat menerapkan model-model pembelajaran yang menarik yang dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik terhadap suatu materi tertentu. Minat merupakan salah satu faktor intern yang ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seorang siswa yang tidak berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu maka ia akan malas untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Untuk meningkatkan minat peserta didik dapat diterapkan model-model pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, jigsaw, learning together, dan group investigation. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model teams games tournament (TGT)
dengan alasan sebagai berikut:
1. Dengan TGT, siswa dilatih keterampilan-keterampilan spesifik untuk saling membantu dan bekerja sama dalam tim.
(28)
2. Adanya penghargaan bagi kelompok yang kinerjanya baik, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik.
3. Memanfaatkan suatu permainan dalam kelompok kecil untuk
memperoleh tambahan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pembelajaran.
4. Meningkatkan minat belajar siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam tim, dimana mereka dapat saling bertukar pikiran saat mendalami materi.
Salah satu permasalahan yang muncul dalam pembelajaran adalah rendahnya minat belajar siswa. Rendahnya minat belajar siswa tampak pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran rendah, siswa mengobrol dengan temannya, mengantuk, melamun, dan sebagainya. Jumlah siswa yang memiliki minat rendah dengan ciri-ciri tersebut sekitar 40%. Peneliti menduga akar permasalahan rendahnya minat siswa dalam belajar di kelas adalah kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut adalah perlunya diciptakan oleh guru pembelajaran yang menyenangkan (PAIKEM) agar siswa lebih bersemangat dan berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan paparan tersebut di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa terhadap Materi Jurnal Penyesuaian” yang akan dilakukan di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta kelas X akuntansi.
(29)
B. Batasan Masalah
Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada berbagai tipe, yaitu tipe STAD, TGT, jigsaw, learning together, dan group investigation, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini yaitu:
Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
Mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian.
(30)
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1. Bagi guru
Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif ini, dapat memberikan masukan untuk para guru agar kreatif dalam menerapkan model-model pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan dan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di lapangan.
(31)
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.
Suharsimi, dkk (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut :
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.
Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9): PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
(32)
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga
hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan
mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah, 2009:25):
a. Perencanaan ( Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.
b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.
(33)
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.
4. Tujuan PTK
Tujuan PTK menurut Mulyasa dalam buku praktik penelitian tindakan kelas (2009:89), adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.
b. Meningkatkan layananan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam
melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.
d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian
secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.
e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan
jujur dalam pembelajaran.
5. Manfaat PTK
Manfaat PTK (Mulyasa, 2009:90) sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.
b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.
c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.
(34)
B. Model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Suharsimi, dkk (2008:16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1
Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan gambar :
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
(35)
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Tahap 3 : Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
C. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan
Menggunakan Metode-Metode Pembelajaran
Menurut PP No.74.Th 2008 tentang guru terutama pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
(36)
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru sebagai tenaga profesional, maka harus mempunyai kompetensi tertentu yang disyaratkan. Seorang guru harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, mantap, berwibawa, dewasa, jujur, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan, tulis atau isyarat secara santun, bergaul secara efektif, bergaul secara santun. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan, teknologi dan/atau seni budaya.
Terkait dengan keterampilan yang dimiliki guru, maka dalam menyampaikan pembelajaran, seorang guru perlu menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Salah satunya yaitu keterampilan guru dalam memilih metode-metode pembelajaran. Pemahaman dan pemilihan metode pembelajaran menjadi penting karena hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran. Dalam pemilihan metode pembelajaran harus tepat yaitu disesuaikan dengan materi ajar. Selain itu, dengan memahami metode-metode pembelajaran maka guru menjadi lebih kreatif dalam mengelola
(37)
pembelajarannya sehingga tidak cenderung monoton dan menimbulkan kebosanan pada peserta didik.
D. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
1. Tipe Pembelajaran Koopratif
Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.
Tipe pembelajaran kooperatif bermacam-macam, di antaranya
adalah (Slavin, 2010:11-25):
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya,
(38)
semua siswa mengerjakan kuis secara sendiri-sendiri. Tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapat penghargaan. b. Teams Games Tournament (TGT)
Metode TGT hampir sama dengan STAD tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan
game akademik dengan anggota tim lain yang kinerja
akademiknya setara dengan mereka untuk menyumbangkan poin
bagi skor timnya. Pembagian kelompok TGT sama dengan
pembagian kelompok STAD. Dalam TGT ada unsur kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.
c. Jigsaw
Dalam metode jigsaw, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa ditugaskan untuk membaca bab tertentu atau materi-materi yang bersifat penjelasan terperinci. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ”ahli”. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman satu timnya. Akhirnya akan ada kuis atau bentuk penilaian lainnya.
d. Learning Together
Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.
e. Group Investigation
Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka dihadapan seluruh kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif model TGT mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Model pembelajaran ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis
(39)
dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game
akademik dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka, untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 2010:166-174): a. Presentasi di kelas.
Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam
presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Dalam presentasi ini, para siswa harus benar-benar memberi perhatian penuh sehingga nantinya mereka dapat mengerjakan soal/kuis.
b. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi tim memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan soal/kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi.
c. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
Game dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang
masing-masing mewakili tim yang berbeda. Game berupa
nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
d. Turnamen (Tournament)
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir.
(40)
Gambar 2.2 :
Penempatan pada meja turnamen.
TEAM A
TEAM B TEAM C
e. Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
3. Keunggulan TGT
Beberapa keunggulan TGT yaitu:
a. Dalam TGT, terdapat unsur permainan sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didik.
b. Dalam TGT, siswa bersaing untuk mendapat skor terbaik untuk
memenangkan game atau turnamen sehingga dapat mendorong
motivasi siswa untuk belajar dan memahami materi yang diajarkan. c. Dalam TGT, mengatasi kesenjangan sosial antara siswa yang satu dengan yang lain dimana siswa dapat saling berbagi dan memberi kepercayaan kepada temannya agar dapat meraih skor terbaik.
A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen
1
Meja Turnamen
2
Meja Turnamen
3
Meja Turnamen
(41)
E. Minat Belajar
1. Pengertian minat
Pengertian minat menurut beberapa ahli seperti Carl Safran, Dewa Ketut Sukardi, dan Cony Semiawan dalam Dewa Ketut (1988:61-62) sebagai berikut:
a. Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, 1985).
b. Menurut pengertian yang bersifat umum, yang dimaksud dengan minat (interest) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Demikian minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Cony Semiawan, 1982).
c. Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau
kesenangan akan sesuatu. Di dalam suatu inventori minat akan mengindentivikasikan preferensi terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu (Dewa Ketut Sukardi, 1986).
Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bias mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
2. Macam-macam minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat, (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, 1985) dalam Dewa Ketut (1988:64).
a. Minat yang diekspresikan ( Expressed interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara,
(42)
dalam mengumpulkan prangko, dalam mengumpulkan mata uang logam.
b. Minat yang diwujudkan (Manifest interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: ikut serta anggota klub musik, drama, sain, dan matematika.
c. Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini seringkali disebut inventori minat.
3. Pengertian belajar
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang pengertian belajar. Edward L. Walker dan Cronbach dalam Dewa Ketut ( 1983:16).
a. Edward L. Walker, merumuskan belajar sebagai “perubahan
perbuatan sebagai akibat dari pengalaman”.
b. Cronbach dalam bukunya yang berjudul: “Educational
Psychology” mengatakan:”Learning is shown by a change in behavior as result of experience”. Di dalam pengertian ini dikatakan bahwa belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perbuatan sebagai hasil dari pengalaman.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan belajar yaitu mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaaan dan penghargaan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar a) Faktor internal
Faktor internal ialah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi, termasuk fisik maupun mental atau psikofisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.
(43)
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan minat belajar adalah adanya kemauan atau ketertarikan peserta didik untuk belajar khususnya dalam pelajaran akuntansi. Keberhasilan belajar itu dapat diukur dari adanya perubahan minat peserta didik dari tidak berminat menjadi berminat, dari belum tahu menjadi tahu, dari yang nilainya kurang baik meningkat menjadi baik.
F. Hakekat Akuntansi
1. Pengertian akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya (Mardiasmo, 1993:1). Dalam akuntansi diperlukan buku-buku catatan seperti buku jurnal dan buku besar. Buku jurnal adalah buku yang digunakan untuk pencatatan dan penggolongan transaksi keuangan secara kronologis sedangkan buku besar adalah buku yang dipergunakan untuk peringkasan transaksi keuangan yang berupa kumpulan dari rekening-rekening.
(44)
2. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian (Adjustment) merupakan jurnal yang
dipergunakan untuk menyesuaikan saldo-saldo dalam rekening yang perlu disesuaikan, sehingga siap dimuat ke dalam laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dipergunakan oleh Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang untuk menyesuaikan transaksi-transaksi seperti Penaksiran Kerugian Piutang, Pembebanan Penyusutan Aktiva Tetap, Pencatatan Biaya Yang Masih Harus Dibayar, Pencatatan Pendapatan Yang Akan Diterima, Penyesuaian terhadap Persekot Biaya, dan Penyesuaian terhadap Pendapatan Yang Diterima Dimuka. Khusus pada Perusahaan Dagang jurnal penyesuaian dipergunakan pula untuk penentuan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.
G. Kerangka Teoritik
Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Di dalam suatu inventori minat akan mengindentivikasikan preferensi terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. (Dewa Ketut Sukardi, 1986).
Minat merupakan salah satu faktor intern yang ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seorang peserta didik yang tidak berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu maka ia akan malas untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Minat dapat dibentuk dari pengalaman
(45)
dan kebiasan dalam belajar. Jika seorang peserta didik merasakan bahwa dia membutuhkan mata pelajaran tertentu maka dia akan berminat untuk mengikutinya dan akan memberikan perhatian yang besar dan berusaha memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran tersebut.
Minat belajar adalah adanya kemauan atau ketertarikan peserta didik untuk belajar khususnya dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Keberhasilan belajar itu dapat diukur dari adanya perubahan minat peserta didik dari tidak berminat menjadi berminat, dari belum tahu menjadi tahu, dari yang nilainya kurang baik meningkat menjadi baik.
Dalam meningkatkan minat belajar siswa, dapat diterapkan dengan menggunakan model-model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dan diteliti oleh John Hopkins University. Model pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu STAD, TGT, dan jigsaw. Beberapa ahli seperti Slavin, De Vries dan Mescon, Edwars dan De Vries telah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan dari semua model pembelajaran kooperatif menemukan pengaruh positif yang signifikan (77%) sehingga prestasi siswa mengalami peningkatan (Slavin, 2010:44-58).
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe
(46)
guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan
kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game
akademik dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka, untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Komponen dalam TGT yaitu (1) presentasi di kelas berupa penyampaian materi kepada siswa, (2) pembagian tim untuk mendalami materi, (3) game yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan, (4) turnamen yang bertujuan untuk kompetisi, dan (5) rekognisi bagi kelompok yang mendapatkan nilai skor terbaik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
Ha : terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode pembelajaran TGT.
(47)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peneliti sebagai mitra kerja. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa, sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah SMK Marsudi Luhur 1, Jalan Bintaran Kidul No.12 Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
(48)
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X akuntansi SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta, yang berjumlah 16 orang.
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kelas, situasi pembelajaran, dan metode pembelajaran guru. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kelas, observasi terhadap siswa, wawancara terhadap guru dan siswa. Selain dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga membagikan kuesioner minat belajar siswa sebelum penerapan
(49)
penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan metode pembelajaran TGT.
2. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus pertama
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi presentasi, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.
b)Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi :
(1) Lembar observasi kegiatan guru (lampiran 1, hal. 97). (2) Lembar observasi kegiatan kelas (lampiran 2, hal. 98).
(50)
(3) Lembar observasi kegiatan siswa (lampiran 3, hal. 99). (4) Instrumen refleksi (lampiran 8 hal. 105, dan lampiran 9
hal. 106).
(5) Kuesioner minat (lampiran hal. 94). 2. Tindakan
Pada tahap ini, sebelum diterapkannya metode TGT guru melakukan pretest (lampiran 25 hal. 166). Setelah itu dapat dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT
sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Presentasi di kelas
Sebelum melakukan kegiatan TGT, dalam awal
pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b) Tim
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan
(51)
membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau turnamen.
(52)
c) Game
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game dapat berupa pertanyaan – pertanyaan bernomor, game make a match (menjodohkan) dan game
lainnya yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing – masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk turnamen mingguan.
d) Turnamen
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik.
Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota kelompok yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu
(53)
meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari pretest
sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor meja turnamen yaitu meja turnamen 1 akan menjawab soal kode A, meja turnamen 2 dan 3 akan menjawab soal kode B, dan meja turnamen 4 akan menjawab soal kode C. Apabila siswa pada meja turnamen 1 tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke meja turnamen 2, 3, dan 4. Siswa yang menjawab dengan benar akan di beri kartu nilai. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor nilai untuk penghargaan kelompok.
e) Rekognisi tim
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing tim akan mendapatkan sertifikat dan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan
(54)
tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa agar menjadi lebih baik.
Pada tahap ini, implementasi metode TGT dianggap telah selesai, maka guru melakukan posttest (lampiran 26 hal.169) dan membagi kuesioner minat setelah
diterapkannya metode TGT, untuk mengetahui adanya
tingkat perubahan minat belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran akuntansi di dalam kelas.
3. Observasi
Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner sebelum dan setelah TGT selesai di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video recorder.
4) Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil pembelajaran menggunakan metode TGT.
(55)
Refleksi dilakukan segera setelah suatu pertemuan berakhir yaitu pada akhir siklus pertama. Refleksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (jika diperlukan).
(56)
E. Pengukuran Variabel Minat Belajar Siswa
Tabel 3.1 :
Operasionalisasi Variabel Minat
Variabel Dimensi Indikator No.Item Jumlah Positif Negatif
Minat 1.Minat yang
diekspresikan
2.Minat yang diwujudkan
3.Minat yang diinventari- sasikan a.Perhatian pada pelajaran b.konsentrasi pada pelajaran c.Mencegah gangguan dari luar a.Memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan b.Keuletan dalam menghadapi kesulitan c.Keaktifan di
kelas d.Pengorbanan untuk mencapai tujuan e.Memperkecil kebosanan a.Arah sikap terhadap sasaran kegiatan b.Kemauan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kelompok c.Interaksi dengan guru
1, 2, 3 6, 7,
11, 12,13
15,16, 17
20, 21, 22 24,25,26, 27 29 30 32, 33 35 4, 5, 8, 9 10 14 18,19 23 28 31 34
(57)
Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator minat adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS)
Tabel 3.2 : Skor Variabel Minat
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
F. Uji Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:170). Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment sebagai berikut:
r =
(
) (
)
(
)
2 2( )
22
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
− − − Y Y n X X n Y X XY n(58)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = Skor total dari seluruh item
X = Skor total dari setiap item n = Jumlah responden
ΣXY = hasil kali X dan Y
Jika jumlah nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Dari pengujian validitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar
No.Item r hitung r tabel Keterangan
Item 1 0,533 0,361 Valid
Item 2 0,455 0,361 Valid
Item 3 0,553 0,361 Valid
Item 4 0,403 0,361 Valid
Item 5 0,511 0,361 Valid
Item 6 0,471 0,361 Valid
Item 7 0,498 0,361 Valid
Item 8 0,466 0,361 Valid
Item 9 0,425 0,361 Valid
Item 10 0,407 0,361 Valid
Item 11 0,445 0,361 Valid
Item 12 0,715 0,361 Valid
Item 13 0,647 0,361 Valid
Item 14 0,378 0,361 Valid
Item 15 0,435 0,361 Valid
Item 16 0,527 0,361 Valid
Item 17 0,504 0,361 Valid
Item 18 0,476 0,361 Valid
Item 19 0,480 0,361 Valid
Item 20 0,464 0,361 Valid
Item 21 0,505 0,361 Valid
Item 22 0,558 0,361 Valid
Item 23 0,720 0,361 Valid
Item 24 0,588 0,361 Valid
(59)
Item 26 0,515 0,361 Valid
Item 27 0,539 0,361 Valid
Item 28 0,481 0,361 Valid
Item 29 0,491 0,361 Valid
Item 30 0,421 0,361 Valid
Item 31 0,659 0,361 Valid
Item 32 0,488 0,361 Valid
Item 33 0,639 0,361 Valid
Item 34 0,432 0,361 Valid
Item 35 0,663 0,361 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item valid sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka item tersebut tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (suharsimi, 2006:196). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha, sebagai berikut:
r11 = ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −1 k k ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛
−
∑
22 1 t b σ σ
(60)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varians total
∑
2b
σ = jumlah varians butir
Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha > 0,6.Sebaliknya nilai koefisien Alpha < 0,6, maka penelitian tersebut belum reliabel.
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Minat Belajar
Variabel r hitung r tabel Keterangan
Minat belajar 0,929 0,6 Reliabel
Dari 35 item minat belajar diperoleh hasil koefisien Alpha
Cornbach r hitung (0,929) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa item minat belajar adalah reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut :
1. Observasi/pengamatan
Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data kualitatif misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya yang terjadi di dalam kelas.
(61)
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa serta pandangan/pendapat dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal. 3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman atau foto proses tindakan penelitian.
H. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Instrumen pra penelitian
a. Pengamatan terhadap guru (Observing Teachers)
Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas, misalnya tentang organisasi kelas, respon siswa terhadap lingkungan kelas, dan sebagainya. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatan anekdotal (anecdotal record). Catatan anekdotal memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran (catatan anekdotal, lampiran 1 halaman 97).
(62)
b. Pengamatan terhadap kelas (Observing Classrooms)
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan manajemen kelas (catatan anekdotal, lampiran 2 halaman 98).
c. Pengamatan terhadap siswa (Observing Students)
Pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan seusai tindakan diberikan (catatan anekdotal, lampiran 3 halaman 99). 2. Siklus pertama
a. Perencanaan
Pada tahap ini, guru dan peneliti melakukan perencanaan tindakan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
(63)
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP akan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas (lampiran 12, halaman 133). b. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas. Guru melakukan inovasi dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang minat belajar siswa
dalam pembelajaran akuntansi sebelum penerapan TGT dan
sesudah diterapkan metode pembelajaran TGT (lampiran 4 halaman 100dan lampiran 5 halaman 102).
c. Observasi
Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh orang yang ditunjuk peneliti untuk membantu kegiatan observasi. Pada saat mengobservasi pengamat harus mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Seperti mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi yang diajarkan (lampiran 6 hal. 103 dan lampiran 7 hal. 104).
(64)
d. Refleksi
Definisi refleksi yaitu (1) gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar, (2) gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar kemajuan atau kesadaran, (3) cerminan, gambaran. Merefleksikan yaitu mencerminkan: kata/ucapan seseorang, biasanya isi hatinya. Terefleksikan: dapat direfleksikan (Tersedia://www.artikata.com/arti-347276-refleksi.html).
Refleksi adalah satu proses merenung, menganalisis dan mencari alasan dan seterusnya membuat cadangan dan tindakan untuk memperbaiki diri yang dilakukan secara berterusan (Hanipah, 2004 tersedia:http://zulsophistsaidi.blogspot.com/2009/08/definisi-refleksi_26.html).
Dalam hal ini, refleksi dimaksudkan untuk meninjau/mengingat kembali tentang suatu tindakan proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas, tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan di kelas dan tentang apa yang mungkin dilakukan untuk para siswa agar mencapai tujuan perbaikan dalam pembelajaran (lampiran 8 hal. 105 dan lampiran 9hal. 106).
3. Instrumen Minat Belajar
Tabel 3.5
Instrumen Minat Belajar
No Indikator No.Kuesioner
Positif Negatif 1 2 3 4 5 6 7
Perhatian pada pelajaran Konsentrasi pada pelajaran Mencegah gangguan dari luar Memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan
Keuletan dalam menghadapi kesulitan
Keaktifan di kelas
Pengorbanan untuk mencapai
1, 2, 3 6, 7, 11, 12,13
15, 16, 17 20, 21, 22 24, 25, 26, 27
4, 5, 8, 9 10 14 18,19 23 28
(65)
8 9 10
11
tujuan
Memperkecil kebosanan Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Kemauan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kelompok Interaksi dengan guru
29 30 32, 33
35
31 34
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Analisis Komparatif
a. Pengujian prasyarat analisis
Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Untuk mengetahui hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:296):
D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan :
D = Deviasi absolut yang tertinggi. Fe = Frekuensi harapan.
(66)
b. Pengujian hipotesis penelitian 1. Rumusan hipotesis penelitian
Ho = tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Ha = terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan
setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Rumus untuk
menguji hal tersebut (Sugiyono, 2010:122):
Keterangan :
= Rata-rata sampel 1. = Rata-rata sampel 2.
s1 = Simpangan baku sampel 1.
s2 = Simpangan baku sampel 2. = Varians sampel 1.
= Varians sampel 2.
r = Korelasi antara dua sampel.
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung < ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
(67)
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Mengenal SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.
1. Sejarah Singkat SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta
Sejarah berdirinya SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta adalah berawal dari prakarsa Bapak Ignatius Agus Suhadi, S.H dan Bapak Santoso selaku Seksi Pendidikan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Pada waktu itu berdirilah SMP Santo Thomas di Jalan Sabirin Yogyakarta. Dua tahun kemudian SMP Santo Thomas pindah lokasi dan menempati gedung bekas SD di Kertonegaran jalan Mataram. Ketika SMP Santo Thomas akan berhubungan dengan pemerintah, SMP Santo Thomas berbenturan dengan syarat yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dimana sekolah harus didirikan oleh Yayasan. Oleh karena itu, didirikanlah Yayasan Taman Çakty Budhaja yang tercatat dalam akta notaris No.11 tanggal 7 Maret 1956 oleh notaris R.M.Wiranto, dengan susunan pengurus sebagai berikut:
a. Ketua : Ignatius Agus Suhadi, S.H.
b. Sekretaris : FX.Suji Wahono.
c. Bendahara : YB.Santoso.
(68)
Pada tanggal 1 Agustus 1958, Yayasan Taman Çakty Budhaja mendirikan SMEA Santo Thomas dan SMA Santo Ignatius (SMA bagian C). Pada tahun 1960, terjadi jual beli atas tanah dan gedung milik SMA De Brito di jalan Bintaran Kidul. Kemudian pada tahun 1960 didirikan STM Santo Thomas. Tanggal 1 Juni 1964, Yayasan Taman Çakty Budhaja merubah namanya menjadi Yayasan Marsudi Luhur yang memiliki arti “Mencari Kebaikan”. Yayasan Marsudi Luhur disahkan oleh notaris Suryanto Partiningrat, S.H dengan akta notaris No.8 tanggal 12 Maret 1968 serta keputusan pembaharuan No.52 tanggal 17 Maret 1986. Sekolah-sekolah yang berada dibawah yayasan tersebut antara lain:
a. SMP Marsudi Luhur. b. SMA Marsudi Luhur.
c. SMK Marsudi Luhur I (dahulu SMEA). d. SMK Marsudi Luhur II (dahulu STM).
Berdasarkan SK No.001/01/1986 yang berlaku sejak Januari 1986, mulai tanggal 10 Februari 1986, status SMEA Marsudi Luhur ditetapkan menjadi DISAMAKAN.
SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta terletak di jalan Bintaran Kidul No.6 Yogyakarta yang berada satu kompleks dengan SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta. Pada tahun pelajaran 2009/2010, tepatnya tanggal 22 Juli 2009, SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta menempati lokasi yang baru yaitu di jalan Bintaran Kidul no.12 Yogyakarta. Lokasi tersebut dahulu merupakan kompleks SMP Marsudi Luhur Yogyakarta, yang kemudian
(69)
dipindahkan menjadi satu dengan SMA Marsudi Luhur Yogyakarta di jalan Bintaran Kidul No. 2. SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta memiliki kondisi fisik yang ideal dan pantas digunakan untuk tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta juga mempunyai seperangkat kelengkapan non fisik dan peralatan lain yang terkait dengan proses pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar.
2. Visi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
Menjadi SMK unggul, menghasilkan tamatan yang mampu bersaing di era global berlandaskan cinta kasih.
3. Misi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta
a. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif, secara
berkesinambungan kepada seluruh warga sekolah.
b. Menyelenggarakan KBM secara optimal untuk mencapai kompetensi berstandar Nasional dengan memperhatikan potensi yang dimiliki peserta didik.
c. Menumbuhkan penghayatan akan ajaran agama serta melaksanakannya dengan landasan cinta kasih.
d. Menerapkan manajemen berbasis sekolah menuju sekolah efektif, dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
(70)
B. Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yoyakarta
Tabel 4.1
Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta Program Studi Keahlian: Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi Tahun Pelajaran 2010/2011
No Program/Mata pelajaran Durasi waktu
Beban Belajar Per Minggu Kls X Kls X1 Kls X11 1 2 1 2 1 2 I PROGRAM
NORMATIF:
1 Pendidikan Agama 192 2 2 2 2 2 2
2 Pend. Kewarganegaraan 192 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 192 2 2 2 2 4 4
4 Seni Budaya (Seni Rupa) 128 1 1 1 1 1 1
5 Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
192 2 2 2 2 2 2
9 9 9 9 11 11 II PROGRAM ADAPTIF:
1 Matematika 403 4 4 4 4 7 7
2 Bahasa Inggris 440 4 4 4 4 7 7
3 Ilmu Pengetahuan Alam 192 1 1 1 1 1 1
4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128 2 2 2 2 2 2
5 Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi (KKPI)
202 6 6
6 Kewirausahaan 192 2 2 2 2 2 2
19 19 13 13 19 19 III PROGRAM
PRODUKTIF DASAR KOMPETENSI KEJURUAN:
1 Menerapkan Prinsip
Profesional dalam Bekerja
20 1 2 Melaksanakan
Komunikasi Bisnis
20 1
3 Menerapkan K3LH 20 1
KOMPETENSI KEJURUAN:
1 Mengerjakan Persamaan
Dasar Akuntansi
40 2
2 Mengelola Dokumen
Transaksi
(71)
3 Memproses Dokumen Dana Kas Kecil
40 2
4 Memproses Dokumen
Dana Kas Bank
40 2
5 Memproses Entri Jurnal (PJ/PD)
40 4
6 Memproses Buku Besar
(PJ/PD)
40 2
7 Mengelola Kartu Piutang 60 2
8 Mengelola Kartu
Persediaan
40 2
9 Mengelola Aktiva Tetap 50 3
10 Mengelola Kartu Hutang 40 2
11 Menyajikan Laporan
Harga Pokok Produk
240 6
12 Menyusun Laporan
Keuangan (PJ/PD)
340 4 3 5 3 3
13 Menyiapkan Surat
Pemberitahuan Pajak
60 4
14 Mengop. Paket Prog. Pengolah
Angka/Spreadsheet
80 2 3 4
15 Mengoperasikan Aplikasi
Komputer
Akuntansi/MYOB 15
250 3 4 4 4
16 Mengetik Manual 80 2 2
17 Praktik Akuntansi Manual Perusahaan Dagang
120 3 3
14 14 19 19 14 10 IV MUATAN LOKAL: 192
1 Bahasa Jawa 1 1 1 1
2 Bahasa Mandarin 2 2 2 2 2 2
3 Perbankan 2
3 3 5 3 2 2
45 45 46 44 46 42 V PENGEMBANGAN
DIRI:
192
1 Bimbingan Konseling 1 1 1 1 1 1
2 Ekstra Kurikuler 2 2 2 2
3 3 3 3 1 1 V1 TAMBAHAN
1 Ulangan Sabtu
Bersama/Pengayaan
1 1 1 1 1 1
(72)
C. Administrasi dan Organisatorik Sekolah
1. Administrasi Sekolah
SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta menyediakan pelayanan administrasi setiap hari dengan menyediakan fasilitas yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Bagian administrasi sekolah memiliki perangkat administrasi yaitu kepala bagian tata usaha yang bertanggung jawab dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurus ketatausahaan secara berkala.
2. Organisatorik Sekolah
Stuktur organisasi sekolah di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta terdiri dari:
a) Kepala Sekolah yang sejajar dengan Komite Sekolah. b) Tata Usaha.
1) Kepala Tata Usaha. 2) Bendahara.
3) Administrasi ketenagaan. 4) Administrasi kesiswaan. 5) Administrasi Sarpras. c) Waka Kurikulum dan Sarpras.
(73)
• Guru Produktif Akuntansi. 2) KKK Administrasi Perkantoran.
• Guru Produktif Administrasi Perkantoran. 3) KKK Perbankan.
• Guru Produktif Perbankan. 4) Waka Kesiswaan dan Humas.
(a)Pembina Osis. (b)BK.
(c)Wali Kelas. 5) Dewan Guru. 6) Siswa.
D. Akademik Sekolah
Kegiatan akademik SMK Marsudi Luhur I Yogakarta sangat didukung oleh tersedianya fasilitas-fasilitas, sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah. Adapun berbagai kelengkapan fisik dan non fisik yang dimiliki oleh SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta untuk menunjang proses KBM adalah sebagai berikut:
1. Kelengkapan fisik a) Ruang kelas
SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta memiliki 8 ruang kelas, yang terdiri dari:
(1)
Lampiran 29
Uji One Sample Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Selisih_minatsebelum _sesudah
N 16
Normal Parametersa Mean 5.50
Std. Deviation 2.633
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .109
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .551
Asymp. Sig. (2-tailed) .922
(2)
Lampiran 30
Uji Paired Sample Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 kuesioner_sebelum 138.31 16 9.192 2.298
kuesioner_sesudah 143.81 16 10.167 2.542
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 kuesioner_sebelum &
kuesioner_sesudah 16 .968 .000
Paired Samples Test Paired Differences
t df Sig.
(2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 kuesioner_sebelum
(3)
Lampiran 31
Uji Validitas Reliabilitas Kuesioner
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 29 96.7
Excludeda 1 3.3
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(4)
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 4.45 .736 29
item2 3.90 .772 29
item3 4.17 .711 29
item4 3.83 .805 29
item5 3.90 .673 29
item6 3.59 .628 29
item7 3.41 .568 29
item8 2.72 1.066 29
item9 3.03 1.117 29
item10 2.59 1.018 29
item11 3.00 .886 29
item12 2.86 .789 29
item13 3.55 1.021 29
item14 3.21 .902 29
item15 3.97 .680 29
item16 3.59 .628 29
item17 3.45 .736 29
item18 3.66 .974 29
item19 3.41 .628 29
item20 3.59 .682 29
item21 3.83 .759 29
item22 3.21 .940 29
item23 3.83 .848 29
item24 3.93 .753 29
item25 3.79 .861 29
item26 3.34 .721 29
item27 3.45 .870 29
item28 3.76 1.185 29
item29 2.97 .981 29
item30 3.41 .733 29
item31 3.66 .721 29
item32 3.62 .677 29
item33 3.34 .974 29
item34 3.69 .806 29
(5)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 118.07 237.067 .533 .926
item2 118.62 238.244 .455 .927
item3 118.34 237.091 .553 .926
item4 118.69 239.007 .403 .928
item5 118.62 238.601 .511 .927
item6 118.93 240.138 .471 .927
item7 119.10 240.596 .498 .927
item8 119.79 233.384 .466 .927
item9 119.48 233.901 .425 .928
item10 119.93 235.924 .407 .928
item11 119.52 236.759 .445 .927
item12 119.66 231.877 .715 .924
item13 118.97 228.677 .647 .925
item14 119.31 238.365 .378 .928
item15 118.55 240.042 .435 .927
item16 118.93 239.067 .527 .927
item17 119.07 237.709 .504 .927
item18 118.86 234.552 .476 .927
item19 119.10 239.953 .480 .927
item20 118.93 239.424 .464 .927
item21 118.69 237.293 .505 .927
item22 119.31 232.793 .558 .926
item23 118.69 230.436 .720 .924
item24 118.59 235.537 .588 .926
item25 118.72 238.921 .377 .928
item26 119.17 237.719 .515 .927
item27 119.07 234.567 .539 .926
item28 118.76 230.975 .481 .927
item29 119.55 233.970 .491 .927
item30 119.10 239.596 .421 .927
item31 118.86 234.623 .659 .925
item32 118.90 239.025 .488 .927
item33 119.17 229.862 .639 .925
item34 118.83 238.291 .432 .927
item35 119.69 230.150 .663 .925
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(6)