Pengamatan organoleptis dan pH Pengukuran diameter partikel rata-rata

Tabel III. Formula emulsi primer tipe air dalam minyak AM Komposisi Jumlah gram Parafin cair 60,31 Span 80 7,48 Tween 80 1,22 MgSO 4 0,61 Setil alkohol 5,56 Dimethicone 7,41 Aquadest 17,41 Tabel IV. Formula emulsi ganda tipe air dalam minyak dalam air AMA Komposisi Jumlah gram Emulsi primer 37,72 Tween 80 2,00 Xanthan gum 0,40 Aquadest 59,88

D. Hasil Evaluasi Multiemulsi AMA Ekstrak Rosella

1. Pengamatan organoleptis dan pH

Pengamatan organoleptis multiemulsi AMA menunjukkan bahwa multiemulsi berwarna merah muda dengan konsistensi seperti krim. Warna merah muda ditimbulkan oleh ekstrak rosella yang berwarna merah gambar 13. Gambar 13. Multiemulsi AMA ekstrak rosella Multiemulsi AMA masih memiliki bau khas minyak yang berasal dari eksipien yang digunakan karena tidak ditambahkan penutup bau corrigen odoris dalam formula multiemulsi AMA. Pengamatan organoleptis juga dilakukan terhadap sampel multiemulsi AMA ekstrak rosella pada rentang waktu perlakuan yaitu 1, 3, 7, 14, dan 28 hari. Secara visual, tidak terjadi perubahan warna sampel pada masing-masing waktu perlakuan lampiran 2. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa antosianin dalam multiemulsi AMA belum mengalami degradasi menjadi senyawa kalkon yang berwarna coklat. Multiemulsi AMA bersifat asam dengan pH 4. Sifat multiemulsi yang asam dipengaruhi oleh adanya zat aktif ekstrak rosella yang juga bersifat asam. Multiemulsi AMA yang dihasilkan pada penelitian ini telah sesuai untuk penggunaan secara topikal karena telah sesuai dengan nilai pH kulit yang berkisar antara 4 hingga 6. Formulasi yang ditujukan untuk aplikasi pada kulit harus memiliki pH pada rentang tersebut Lambers, Piessens, Bloem, Pronk, dan Finkel, 2006. Aplikasi suatu formulasi yang memiliki nilai pH yang sangat tinggi basa kuat maupun sangat rendah asam kuat dapat menyebabkan efek destruktif pada kulit Sashi, Anroop, Vipin, dan Neelam, 2012.

2. Pengukuran diameter partikel rata-rata

Pengukuran diameter partikel rata-rata multiemulsi AMA dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Pengamatan terhadap multiemulsi menunjukkan bahwa partikel internal yang terjerap dalam partikel eksternal tidak dapat terlihat dengan jelas dikarenakan ukurannya yang kecil dan saling tumpang tindih satu sama lain di dalam partikel eksternal sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran. Ukuran diameter partikel rata-rata multiemulsi yang diukur setelah pembuatan adalah sebesar 12,191 μm perbesaran 40 kali gambar 14 dengan distribusi ukuran partikel terbanyak pada rentang 9,527- 12,113 μm. Emulsi ganda umumnya terdiri dari 50-100 droplet air pada setiap partikel minyak, oleh karena itu partikel eksternal multiemulsi akan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan emulsi biasa dan dapat menjerap zat aktif lebih banyak, dengan demikian meningkatkan aktivitasnya. Ukuran multiemulsi AMA yang lebih besar dibandingkan suspensi liposom memungkinkan pentrasi yang lebih lambat melalui lapisan-lapisan kulit sehingga multiemulsi AMA lebih tertahan pada kulit. Ukuran diameter partikel rata-rata multiemulsi yang diukur setelah penyimpanan hari ke –28 adalah sebesar 8,647 μm perbesaran 40 kali gambar 15 dengan distribusi ukuran partikel terbanyak pada rentang 5,979 – 9,537 μm. Gambar 15 menunjukkan bahwa tidak ada droplet internal yang terjebak dalam sistem multiemulsi AMA. Hal ini disebabkan karena penambahan elektrolit yaitu MgSO 4 ke dalam fase air internal yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas multiemulsi AMA. Gradien osmotik yang tinggi yang disebabkan oleh adanya elektrolit menginduksi masuknya fase air eksternal ke dalam droplet internal untuk menyeimbangkan arus keluar yang dihasilkan oleh tekanan Laplace dan menyebabkan droplet internal pecah serta melepaskan zat aktif serta elektrolit ke fase air eksternal. Gradien osmotik menurun dan keseimbangan tekanan tercapai, namun hilangnya droplet internal dalam sistem multiemulsi AMA merupakan proses ireversibel Jiao dan Burgess, 2008. Gambar 14. Foto mikroskopik multiemulsi AMA ekstrak rosella hari ke –1 perbesaran 40 kali Gambar 15. Foto mikroskopik multiemulsi AMA ekstrak rosella hari ke –28 perbesaran 40 kali

3. Uji tipe fase emulsi

Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Perbandingan Efek Antiinflamasi Fraksi Etilasetat Daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) Bentuk Suspensi Dan Yang Diperangkapkan Dalam Matriks Nata De Coco

1 59 75

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

Aktivitas Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) Sebagai Antioksidan, Antielastase, dan Antikolagenase.

8 44 28

Pengaruh penyimpanan terhadap stabilitas ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam sediaan Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom.

0 7 136

Perbandingan kemampuan penetrasi Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

2 16 133