langsung pada beberapa molekul dalam tubuh namun jika diubah menjadi radikal pengoksidasi kuat seperti hidroksil
OH•, alkoksi RO•, peroksil ROO• melalui reaksi transformasi kompleks maka dapat bereksi dengan molekul apapun
Halliwell, 2001. Kerusakan molekular yang disebabkan oleh radikal bebas dapat merusak
fungsi sel dan bahkan menyebabkan kematian sel yang pada akhirnya menimbulkan berbagai penyakit. Reaksi antara radikal bebas dengan lipid
menimbulkan peroksidasi lipid. Selama peroksidasi lipid, produk antara akan terbentuk dan memberikan efek merugikan jauh dari tempat pembentukannya,
maka dari itu produk antara ini disebut juga sebagai second messenger. Radikal bebas seperti OH• bereksi dengan karbohidrat menyebabkan putusnya ikatan
molekul penting seperti asam hialuronat. Interaksi ROS dengan DNA terutama terhadap basa purin dan pirimidin menghasilkan produk oksidatif dari purin dan
pirimidin yang berimplikasi pada karsinogenesis, penuaan dan kerusakan DNA Devasagayam dkk., 2004.
C. Rosella Hibiscus sabdariffa L.
1. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malvales
Famili : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965.
2. Deskripsi tanaman rosella Hibiscus sabdariffa L.
Rosella Hibiscus sabdariffa L. merupakan anggota famili Malvaceae. Rosella dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis dan
subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India sampai Malaysia. Rosella merupakan herba tahunan yang bisa mencapai
ketinggian 0,5-3 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul,
tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm.
a b
Gambar 1. a Tanaman rosella Hibiscus sabdariffa L. dan b bagian kelopak bunga rosella foto koleksi pribadi
Bunga rosella yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya
1 cm, pangkalnya saling berlekatan, dan berwarna merah seperti terlihat dalam gambar 1. Mahkota bunga berbentuk corong, terdiri dari 5 helai,
panjangnya 3-5 cm. Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut, berwarna
Kelopak bunga
rosella
merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah
menjadi abu-abu Maryani dan Kristiana, 2005.
3. Fitokimia bunga rosella Hibiscus sabdariffa L.
Bunga rosella kaya akan asam dan pektin. Analisis bunga rosella menunjukkan adanya protein sederhana dan mineral seperti besi, fosfor,
kalsium, mangan, aluminium, magnesium, potasium, dan sodium. Kalsium sitrat, asam askorbat, gossypetin, dan hibiscin chlorideare juga terdapat pada
bunga rosella seperti tercantum dalam tabel I Mahadevan, Shivali, dan Kamboj, 2009.
Tabel I. Konstituen fitokimia bunga rosella Hibiscus sabdariffa L. Konstituen
Jumlah gram dan mg 100g
Protein 1,145 g
Lemak 2,61 g
Serat 12,0 g
Kalsium 12,63 mg
Fosfor 273,2 mg
Besi 8,98 mg
Karoten 0,029 mg
Thiamin 0,117 mg
Riboflavin 0,277 mg
Niacin 3,765 mg
Asam askorbat 6,7 mg
Mahadevan dkk., 2009
Sebuah studi oleh Yang dkk., 2012 menunjukan bahwa ekstrak etanolik Hibiscus sabdariffa L. kaya akan senyawa polifenol dan antosianin.
Senyawa tersebut dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami. Antosianin merupakan senyawa pigmen warna pada tanaman yang larut
dalam air dan termasuk dalam kelas senyawa flavonoid. Senyawa antosianin memiliki struktur dasar yang terdiri dari dua cincin aromatis cincing A dan B
yang terikat bersama oleh tiga atom karbon membentuk cincin heterosiklik cincin C dengan gugus gula yang terikat pada atom karbon pada posisi C-3
atau A-5 gambar 2. Berdasarkan nilai pH medium, antosianin dapat mengalami perubahan warna yaitu warna merah hingga jingga pada pH asam
pH 1-4 karena adanya ikatan rangkap terkonjugasi yang membawa muatan positif, tidak berwarna pada pH 5 dan 6 karena terbentuk senyawa karbinol
dan kalkon, dan akan terdegradasi pada pH 7 Miguel, 2011.
Gambar 2. Sturuktur dasar antosianin Miguel, 2011
Aktivitas antioksidan antosianin sangat bergantung pada struktur kimianya dan tidak semua menghasikan aktivitas yang sama dalam meredam
ROS dan RNS. Kemampuan antioksidan antosianin bergantung pada orientasi struktural dari senyawa tersebut karena orientasi pada cincin aromatis akan
menentukan atom hidrogen dari gugus hidroksil yang dapat berperan sebagai donor hidrogen dan menentukan pula kapasitas antosianin dalam membawa
elektron yang tidak berpasangan Kay, 2004. Efek peredaman radikal bebas oleh rosella bergantung pada donor hidrogen oleh senyawa antosianin yang
Menghasilkan radikal bebas baru yang distabilkan oleh resonansi Farombi dan Fakoya, 2005.
Gambar 3. Jalur degradasi termal antosianin pada berbagai pH Wallace dan Giusti, 2014
Penurunan aktivitas antioksidan senyawa antosianin disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain suhu, cahaya, dan pH selama penyimpanan yang
menyebabkan perubahan warna dari merah menjadi kecoklatan. Perubahan ini memberikan dampak negatif terhadap penampilan produk dan aktivitas
antioksdannya Laleh, Frydoonfar, Heidary, Jameei, dan Zare, 2006. Kenaikan suhu pada pH 1-7 menyebabkan putusnya ikatan kovalen pada
cincin pirilium dan membentuk senyawa kalkon yang berwarna coklat hingga akhirnya akan menghasilkan produk degradasi berupa molekul-molekul yang
lebih kecil seperti kumarin glikosida pada pH 1 gambar 3a serta derivat
aldehid dan asam benzoat pada pH 3,5 dan 7 gambar 3b dan 3c Wallace dan Giusti, 2014.
4. Manfaat farmakologis bunga rosella Hibiscus sabdariffa L.