5. Penentuan aktivitas antioksidan multiemulsi AMA ekstrak rosella
a. Pembuatan pereaksi DPPH Sebanyak 50 mg serbuk DPPH BM = 394,32 gmol
dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam metanol p.a hingga batas tanda sehingga diperoleh konsentrasi pereaksi DPPH 1,27
mM. b. Penentuan panjang gelombang maksimum
Sebanyak 180 μL larutan DPPH 1,27 mM dimasukkan dalam
kuvet dan ditambahkan metanol hingga 3 mL. Kemudian dilakukan scanning
panjang gelombang dengan kisaran 450-550 nm. Panjang gelombang maksimum adalah absorbansi paling tinggi peak dari larutan
DPPH pada rentang panjang gelombang tersebut. Metanol digunakan sebagai blanko.
c. Preparasi sampel ekstrak rosella total dalam multiemulsi AMA Aktivitas antioksidan total dalam multiemulsi AMA diukur
dengan melakukan uji secara metode DPPH terhadap ekstrak rosella yang terjerap maupun tidak terjerap dalam droplet emulsi. Sebanyak 8,5 gram
multiemulsi AMA diultrasonifikasi selama 30 menit, kemudian disentrifugasi selama 40 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Sebanyak
2,5 mL supernatan dari hasil sentrifugasi 5000 rpm ditambahkan metanol sebanyak 5 mL dan disentrifugasi selama 20 menit. Sebanyak 4 mL
supernatan dari hasil sentrifugasi dimasukkan dalam labu takar 10 mL,
ditambahkan dengan metanol hingga batas tanda dan dianalisis kandungan antioksidannya dengan metode DPPH.
d. Penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Aktivitas antioksidan ekstrak rosella dalam multiemulsi AMA
ditentukan dengan metode DPPH. Pengukuran terhadap larutan DPPH dengan konsentrasi tertentu dilakukan untuk mendapatkan absorbansi
larutan DPPH dengan nilai lebih dari 0,8, yang selanjutnya konsentrasi larutan DPPH tersebut digunakan sebagai konsentrasi yang ditambahkan
dalam seri konsentrasi sampel ekstrak. Seri konsentrasi sampel ekstrak dimasukkan dalam kuvet dan
ditambahkan larutan DPPH. Selanjutnya ditambah metanol p.a hingga 3 mL dan didiamkan selama 15 menit Sanjayadi, 2014. Metanol p.a
digunakan sebagai blanko. Penentuan aktivitas antioksidan dari BHT
dilakukan pula sebagai kontrol positif dengan metode dan prosedur yang sama. Setiap sampel dianalisis dengan replikasi sebanyak 3 kali.
6. Evaluasi suspensi liposom