Evaluasi multiemulsi AMA Tata Cara Penelitian

Berdasarkan hasil optimasi tersebut dipilih formula multiemulsi dengan persen pemisahan fase terendah.

4. Evaluasi multiemulsi AMA

Evaluasi terhadap formula optimum multiemulsi AMA ekstrak rosella antara lain: a. Pengamatan organoleptis dan pH Multiemulsi AMA diamati aspek penampilan, rasa, dan bau pada hari pertama dan hari ke-28 sebelum dilakukan pengujian aktivitas antioksidan. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal dengan cara memasukkan pH strips ke dalam multiemulsi AMA dan dibandingkan warnanya dengan standar Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1975. b. Ukuran diameter partikel rata-rata Diameter partikel rata-rata multiemulsi AMA diukur dengan menggunakan mikroskop cahaya yang dilengkapi dengan lensa okuler, mikrometer yang telah dikalibrasi dan seperangkat kamera pada hari pertama dan hari ke-28 sebelum dilakukan pengujian aktivitas antioksidan. Multiemulsi AMA diletakan pada kaca objek dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 kali. Multiemulsi AMA yang diamati, difoto, dan diukur diameter partikelnya menggunakan aplikasi ImageJ Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1993. c. Uji tipe fase emulsi Uji tipe fase emulsi dilakukan setelah dilakukan pembuatan emulsi primer dan multiemulsi AMA dengan formula optimum. Emulsi primer dan multiemulsi AMA dilarutkan dalam aquadest dan parafin cair, kemudian diamati kelarutan masing-masing emulsi dalam kedua fase tersebut Billany, 2001. d. Uji mekanik Uji mekanik dilakukan setelah dilakukan pembuatan multiemulsi AMA dengan formula optimum. Multiemulsi AMA dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Hasil sentrifugasi diamati dengan melihat ada atau tidaknya pemisahan fase Mahmood, Akhtar, dan Manickam, 2014. e. Uji volume pemisahan Uji volume pemisahan dilakukan setelah dilakukan pembuatan multiemulsi AMA dengan formula optimum. Multiemulsi AMA dimasukkan dalam tabung reaksi berskala dan diamati secara berkala selama rentang waktu pengujian apabila terjadi perubahan tinggi akibat pemisahan creaming atau pengendapan. Tabung reaksi berskala ditempatkan pada suhu dingin yaitu -4 o C, terlindung dari cahaya, dan disertai penjenuhan dengan gas nitrogen Billany, 2001.

5. Penentuan aktivitas antioksidan multiemulsi AMA ekstrak rosella

Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Perbandingan Efek Antiinflamasi Fraksi Etilasetat Daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) Bentuk Suspensi Dan Yang Diperangkapkan Dalam Matriks Nata De Coco

1 59 75

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

Aktivitas Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) Sebagai Antioksidan, Antielastase, dan Antikolagenase.

8 44 28

Pengaruh penyimpanan terhadap stabilitas ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam sediaan Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom.

0 7 136

Perbandingan kemampuan penetrasi Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

2 16 133