commit to user 138
d. Menjadi Narasumber yang Berharga
Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga selalu berusaha menjadi narasumber yang berharga bagi para wartawan, dengan menjalankan
strategi media relations, mengembangkan strategi, dimana Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta memposisikan organisasi sebagai sumber informasi
yang handal untuk media massa.
Di dalam masalah informasi, segala informasi mengenai pihak Pemkot Surakarta, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta memang diposisikan
sebagai “corong” , dalam artian semua informasi-informasi terkait Pemkot Surakarta, dan kegiatan-kegiatan penting di Pemkot Surakarta, Bagian Humas dan
Protokol Pemkot Surakarta mempunyai hak untuk menginformasikan kepada media massa. Jadi para wartawan datang ke Bagian Humas dan Protokol Pemkot
Surakarta apabila ingin mendapatkan informasi-informasi tersebut. Karena itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan apabila dihubungi oleh media massa, yaitu : cepat
tanggap, ungkapkan fakta, ungkapkan dalam bentuk pernyataan, mengulangi lagi pertanyaan dengan jawaban, sampaikan pernyataan yang kiranya akan dikutip
media secara tegas dan jelas, berperan sebagai sumur, dan bicara pada wartawan
80
.
Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta cepat tanggap apabila pada konferensi pers terdapat wartawan yang menyampaikan pertanyaan yang Humas
dan Protokol Pemkot Surakarta belum memilikinya, Bagian Humas dan Protokol
80
Yosal Iriantara, Media Relations Konsep Pendekatan dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005 hal. 210
commit to user 139
Pemkot Surakarta berusaha mencari jawabannya dengan cara menghubungi sumber berita dari informasi yang ditanyakan oleh wartawan tersebut.
Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga mengungkapkan fakta, bukan kata-kata berbunga, jadi apabila wartawan menanyakan suatu informasi
tentang kegiatan, maka yang dipaparkan adalah fakta dari kegiatan tersebut. Dan yang dibicarakan adalah fakta yang benar apa adanya. Bagian Humas dan
Protokol Pemkot Surakarta juga mengungkapkan dengan pernyataan, bukan ungkapan-ungkapan yang tidak dimengerti oleh para wartawan, dan hal tersebut
disampaikan secara tegas dan jelas. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga berperan sebagai
sumur, bukan pancuran, yang artinya Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak hanya menyampaikan informasi tertentu saja yang siap ditampung
wartawan. Akibatnya wartawan tidak mendapatkan informasi yang memadai, wartawan bisa menggali informasi sesuai dengan keinginannya, Bagian Humas
dan Protokol Pemkot Surakarta berusaha akan memenuhi hal tersebut. Dan Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta berbicara kepada wartawannya, bukan
pada medianya, ini berarti Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta memperlakukan wartawan sebagai manusia. Dengan memandang wartawan
sebagai manusia, mereka akan membantu menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Menurut wartawan Solopos, informasi yang disampaikan memang banyak, tapi belum handal karena ada beberapa informasi yang lepas, dan kurang
berkoordinasi dengan beberapa dinas. Menurut wartawan Joglosemar, materi
commit to user 140
informasi belum maksimal, untuk release masih minim dan informasi kurang mengalir, dan tidak mengetahui berkoordinasi dengan dinas terkait. Menurut
wartawan Suara Merdeka, informasi pastinya handal, akurat dan dapat dipercaya, tetapi terkadang waktunya mepet, untuk release sangat jarang, dan tidak pernah
berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait dalam penyampaian informasi. Berdasarkan observasi penulis, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta
mengetahui segala informasi, namun terkadang sering terlambat memberikan informasi, apabila ada ketidaklengkapan informasi, Bagian Humas dan Protokol
Pemkot Surakarta berusaha melengkapinya. Jadi, di dalam memberikan berita-berita dan informasi-informasi, Bagian
Humas dan Protokol Pemkot Surakarta harus yakin memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, agar berita tersebut memang layak untuk dipublikasikan,
karena apabila tidak begitu maka menyebabkan para wartawan dan masyarakat meragukan kredibilitas pihak pemerintahan Kota Surakarta.
e. Jangan Membuka Pertengkaran yang Tidak Perlu