commit to user 113
Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana plan, sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan adalah salah satu fungsi dasar
dari proses manajemen
62
. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Berdasarkan pentahapan fungsi-fungsi manajemen, harus ditentukan
terlebih dahulu tujuan yang hendak diraih, yaitu pada posisi tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan statement of organization
destination yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen suatu organisasi bersangkutan, yaitu strategi “apa dan
bagaimana” yang dipergunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, dan program kerja action plan merupakan suatu strategi yang
dijabarkan dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan direncanakan semula, kemudian terakhir yang paling menentukan adalah unsur anggaran budget yang
sudah dipersiapkan, dan sekalipun merupakan “dana dan daya” sebagai pendukung yang bersifat khusus dialokasikan untuk terlaksananya atau atas suatu
strategi program kerja manajemen public relations. Adapun tujuan dari kegiatan media relations itu adalah :
a. Meningkatkan Kesadaran
62
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Aksara, 2002 hal. 120
commit to user 114
Di dalam meningkatkan kesadaran kepada masyarakat, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta melakukan media relations, dimana Bagian Humas
dan Protokol Pemkot Surakarta menjalankan salah satu tugas kehumasan pemerintah yaitu memberikan informasi
63
. Informasi yang diberikan mengenai program-program, kebijakan-kebijakan, atau agenda kegiatan Pemkot Surakarta,
agar masyarakat mengetahuinya. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menjalankan strategi media relations, mengelola relasi, mengelola relasi dengan
media massa sebagai institusi dan wartawan sebagai pekerja media massa. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta hanya sebagai “corong” dari Pemkot
Surakarta, seperti contohnya program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta BPMKS. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak terlibat
di dalam pembuatan program, Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak menjalankan tugas strategisnya untuk ikut serta dalam decision making process
64
, namun hanya sebagai jembatan yang mengkomunikasikan program BPMKS
tersebut kepada masyarakat. Mengkomunikasikannya bisa melalui media massa. Melalui media massa, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta
memberikan informasi-informasi mengenai program-program, kebijakan- kebijakan, atau agenda kegiatan Pemkot Surakarta, contohnya adalah pos-pos
kesehatan Lebaran 2010, sejalan dengan kesiapan menghadapi Bulan Ramadhan dan Idul Fitri Tahun 2010 1431H, maka diharapkan agar masyarakat tahu pos-
63
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1997 hal. 63
64
Ibid.
commit to user 115
pos kesehatan itu berlokasi dimana saja, dan bisa disinggahi apabila ada gangguan tentang kesehatan sewaktu perjalanan mudik atau balik.
Selain memberikan informasi, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga memberikan himbauan-himbauan positif kepada masyarakat. Yaitu
melalui media massa, contohnya adalah seperti program BPMKS, dimana Bagian Humas menghimbau bagi warga yang kurang mampu bisa segera mengurus
kelengkapan administrasi untuk mengakses bantuan program BPMKS, agar masyarakat tahu dan sadar akan pentingnya program wajib belajar sembilan tahun
bagi semua anak. Di dalam memberikan informasi-informasi tersebut, Bagian Humas dan
Protokol Pemkot Surakarta juga menjalankan strategi media relations, mengembangkan strategi, dimana Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta
menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan, dengan tujuan dapat menjangkau masyarakat secara luas. Bagian Humas dan Protokol
Pemkot Surakarta menjalin relasi dengan para wartawan dari televisi, radio, dan surat kabar. Apabila ada wartawan dari media baru, juga boleh bergabung di
dalam peliputan informasi tentang Pemkot Surakarta asalkan memenuhi syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, yaitu membawa surat resmi dari
pimpinan redaksinya. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga menggunakan strategi
media relations, mengembangkan jaringan, dimana sebuah organisasi dalam mengembangkan jaringan merekrut tenaga wartawan untuk menjadi Public
Relations Officer PRO di organisasinya mengingat jaringan relasi tersebut
commit to user 116
bernilai sangat penting dalam pandangan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan atau program Public Relations. Namun, pada
kenyataannya Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta tidak memiliki wartawan internal. Dalam hal bekerjasama dengan wartawan-wartawan media
massa, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta menunujuk beberapa orang stafnya untuk merangkap menjadi petugas dalam hal berbagi berita, informasi,
dan juga materi-materi seperti foto dan berita. Jadi misal terdapat wartawan media massa yang tidak bisa hadir atau terlambat dalam suatu acara Pemkot Surakarta,
para wartawan bisa meminta liputannya kepada staf Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta, hal tersebut termasuk data-data dan foto-foto yang akan
digunakan untuk publikasi. Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta juga membina hubungan
dengan organisasi profesi kewartawanan
65
, seperti Persatuan Wartawan Indonesia PWI dan Wartawan SurakartaSolo WtS, guna memperluas jaringan dengan
media massa. Hubungan Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta dengan organisasi kewartawanan untuk saling bersilaturahmi dan untuk bertukar
informasi. Menurut wartawan Solopos Joglosemar dan Suara Merdeka, hal tersebut
ada dalam posisi tergabung dalam Wartawan SurakartaSolo WtS. Dan penulis juga mengetahui hal tersebut.
b. Mengubah Sikap