commit to user 108
melakukan berbagai pembenahan dengan memulai menjalankan berbagai program yang sudah ada.
4. Pembentukan Citra
Citra haruslah dibangun atas informasi yang benar. Untuk itu, agar persepsi citra itu muncul dari masyarakat, akan menjadi baik dan benar, haruslah
ada konsistensi antara citra yang sedang dibangun dengan realitas. Citra sangat perlu dibangun, namun harus dibangun secara jujur. Cara yang sudah lazim
digunakan secara luas dan telah memiliki kredibilitas yang tinggi, yaitu program layanan Humas. Jadi, peranan Humas dalam mengembangkan citra telah
dibuktikan dan mendapatkan dukungan para ahli. Media massa bekerja untuk menyampaikan pesan pada khalayak. Bagi
khalayak, pesan yang diterima dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Pada tahap ini analisis terbentuk mengenai apakah citra yang
diterima adalah positif atau negatif. Pengaruh media massa dalam pembentukan citra terasa kuat karena dalam
kehidupan masyarakat modern, anggota masyarakat memperoleh informasi dari media massa. Pada era kebebasan pers seperti sekarang ini telah lazim apa yang
disebut dengan ‘investigative reporting’. Wartawan berusaha menyingkap kasus penyelewengan, manipulasi, korupsi, dan aneka pelanggaran yang berlangsung,
investigate reporting ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi ‘temuannya’ yang dipublikasikan melalui media massa umumnya sangat menyita
perhatian publik. Laporan seperti ini sangat menentukan dalam mengubah citra. Media massa memberikan perincian, analisis, dan tinjauan mendalam tentang
commit to user 109
berbagai peristiwa. Sekarang melalui expose media massa, masyarakat menentukan mana issue yang penting dan mana yang tidak.
Terkait agenda setting yang digunakan media massa dalam pemilihan issue yang layak tampil, Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta melakukan
counter issue sekaligus menjaga citra positif organisasi. Menurut wartawan Joglosemar dan Suara Merdeka, citra Pemkot
Surakarta itu sendiri sudah lumayan baik, dapat dilihat dengan penghargaan- penghargaan yang didapat Pemkot Surakarta, namun menurut mereka citra
Pemkot Surakarta itu tidak terwakili oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkot Surakarta, melainkan terwakili oleh Walikota, dimana Walikota dapat melakukan
fungsi kehumasan yang lebih baik dibandingkan Humas dan Protokol Pemkot Surakarta itu sendiri.
C. Analisis dan Interpretasi Data