Kelompok Tani Poktan 4. Pepaya California

27 5. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai “bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses pengirisan dan pengeringan.

2. 4. Pepaya California

Pepaya California sebenarnya bernama pepaya Calina. Meski menyandang nama California, pepaya itu sebetulnya dikembangkan di Bogor. Pepaya California IPB-9 ini merupakan satu dari beberapa pepaya unggul hasil pemuliaan Pusat Kajian Buah Tropika PKBT IPB. Untuk mendapatkan varietas- varietas itu dibutuhkan waktu panjang. Riset dilakukan sejak 2000, tutur Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS, ketua Divisi Pemuliaan PKBT IPB. Pepaya yang memiliki bentuk buah lebih kecil dan lebih lonjong ini berasal dari Amerika Tengah dan daerah Karibia. Ia dapat tumbuh subur sepanjang tahun tanpa mengenal musim di Indonesia. Pohon Pepaya California lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling tinggi lebih kurang 2 meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal, warnanya hijau terang dan permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, manis dan berwarna jingga kemerahan. Bobotnya berkisar antara 800 gram sampai dengan 1,24 Kg per buah 2 . Belakangan ini, permintaan pasar akan pasokan pepaya California, khususnya supermarkethypermarket di kota-kota besar dalam dan luar negeri cukup tinggi. Sementara itu, ketersediaan buah relatif terbatas, karena pepaya unggulan yang kecil mungil ini belum dikenal secara meluas di masyarakat petani.

2.5. Kelompok Tani Poktan

Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab 2 http:pkbt.ipb.ac.idmedia.php?module=Genotipe20Unggul20pepayakonten=pepayadb=p epayadalam=genotipepepayaid=2halaman=3 20-2-201110.30 WIB 28 segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal. Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher 1968 dalam Djiwandi 1994 bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani menurut Jomo 1968 dalam Djiwandi 1994 adalah berarti membangun kemauan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan problem- problem yang dihadapi petani. Kelompok tani, menurut Deptan RI 1980 dalam Mardikanto 1996 diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa priawanita maupun petani taruna pemudai, yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain diungkapkan oleh Torres Wong, 1997 dalam Mardikanto 1996 sebagai berikut: a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok. b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani. c. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru. d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani. e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan input atau produk yang dihasilkannya. f. Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani sendiri. Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani adalah : 29 a. Untuk memanfaatkan secara lebih baik optimal semua sumber daya yang tersedia. b. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan. c. Adanya alasan ideologis yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya Sajogyo, 1978 dalam Mardikanto, 1996.

2. 6. Gabungan Kelompok Tani Gapoktan