58
2. Tahap Pencocokan the matching stage
Pada tahap ini dilakukan pencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang telah
didapat pada tahap input. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matriks Internal-External IE.
Matriks Internal-Eksternal IE merupakan matriks yang memposisikan suatu perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua
dimensi kunci yaitu: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y.
Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0
sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengan sumbu x, sumbu y skor bobot EFE 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi yang rendah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap
sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi
strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal dapat menjadi
paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan,
penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk
divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi.
59
Skor Bobot Total IFE
Kuat Rata-rata Lemah
4,0-3,0 2,99-2,0 1,99-1,0
4,0 3,0
2,0 1,0
Skor Bobot Tinggi
Total 3,0
EFE Sedang
2,0 Rendah
1,0
Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal IE
Sumber : David 2006
3. Tahap keputusan the decision stage
Tahap keputusan the decision stage merupakan tahap akhir dalam perumusah strategi. Setelah semua dilakukan pada tahap input dan
pencocokan, pada tahap ini dilakukan pilihan berbagai alternatif strategi yang bisa ditempuh dan menjadi prioritas untuk diterapkan pada
perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu matriks QSPM Quantitative Strategic Planning.
a. Matriks QSPM Quantitative Strategic Planning
Menurut David 2006, Matriks QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi
alternatif secara objektif. Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik, dengan menggunakan input dari
analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Format dari
matriks QSPM dapat dilihat dalam tabel 8.
I II
III
IV V
VI
VII VIII
IX
60
Tabel 9. Matriks QSPM
Faktor-faktor Utama
Bobot Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II
Strategi III AS
TAS AS
TAS AS
TAS
Kekuatan -
Kelemahan -
Peluang -
Ancaman -
Total
Sumber : David 2006
Keterangan : AS = Attractiveness Scores Nilai Daya Tarik
TAS = Total Attractiveness Scores Total Nilai Daya Tarik
Ada enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan matriks QSPM yaitu :
1. Membuat
daftar peluangancaman
eksternal dan
kekuatankelemahan internal perusahaan pada kolom paling kiri matriks QSPM
2. Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal
perusahaan tersebut. Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam matriks IFE dan EFE.
3. Cermati tahap pencocokan dan identifikasi strategi alternatif
yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk di pilih.
61
4. Menetapkan nilai daya tarik Attractiveness Score=AS.
Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif strategi terpilih. Nilai daya
tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Menghitung total nilai daya tarik Total Attractive Score=TAS.
Nilai ini diperoleh dari perkalian bobot setiap faktor dengan AS tiap baris.
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total
nilai daya tarik TAS dalam setiap kolom strategi QSPM. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi merupakan strategi
yang paling
menarik dan
paling layak
untuk diimplementasikan.
62
V. GAMBARAN UMUM GABUNGAN KELOMPOK TANI 5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Gabungan kelompok tani Lembayung merupakan gabungan dari empat kelompok tani di Desa Cikopomayak. Kelompok tani tersebut bergerak dibidang
budidaya padi, pepaya California, kacang-kacangan dan terong. Desa Cikopomayak merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor dengan total luas wilayah 455.242 Ha. Luas wilayah Desa cikopomayak tersebut diperuntukan untuk :
a. Pemukiman 36,16 Ham
2
b. Sawah 141,05 Ham
2
c. Kebun 272 Ham
2
d. Kuburan 2 Ham
2
e. Pekarangan 4,03 Ham
2
f. Kantor 0,002Ham
2
Sumber : Kantor Kepala Desa Cikopomayak. Berdasar data tersebut, sebagian besar masyarakat Desa Cikopomayak hidup dari
kegiatan berkebun dan selanjutnya bercocok tanam padi. Tanah di Desa Cikopomayak termasuk tanah tadah hujan.
Adapun batas wilayah dari desa Cikopomayak yaitu , sebelah utara berbatasan dengan Desa Bagoang, Kecamatan Jasinga, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Setu, Kecamatan Jasinga, sebelah timur berbatasan dengan Desa Barengkok,
Kecamatan Jasinga dan sebelah barat berbatasan dengan
Desa Neglasari,
Kecamatan Jasinga.
5.2. Sejarah Singkat Gapoktan Lembayung
Gapoktan Lembayung merupakan leburan dari 4 kelompok di Desa Cikopomayak. Empat kelompok tani tersebut yaitu kelompok tani Lembayung,
Karya Tani, Kurnia Tani dan Tani Bahagia. Rata-rata anggota dari kelompok tersebut kurang lebih 20 orang. Awal pembentukan yaitu karena adanya panggilan
pengurus-pengurus kelompok tani oleh pihak BP3K. Pihak BP3K memfasilitasi