78
6.1. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari
lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini mempengaruhi perusahaan diluar kendali persusahaan tersebut, sehingga
perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan
mengatasi ancaman dari luar. Menganalisis faktor eksternal perusahaan, harus mengetahui informasi tentang faktor-faktor seperti ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi.
6.2.1. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh pada kelangsungan usaha pada Gapoktan Lembayung ini. Faktor ekonomi
mempengaruhi berbagai faktor strategis Gapoktan Lembayung. Peningkatan jumlah penduduk khususnya di Jawa Barat juga turut berpengaruh terhadap
permintaan buah Pepaya California. Pertumbuhan penduduk di suatu tempat otomatis akan meningkatkan tingkat
konsumsi. Peningkatan jumlah konsumsi turur berpengaruh terhadap pendapatan Nasional. Jangkauan dari pepaya California Gapoktan Lembayung masih dalam
kawasan Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Pada tabel 9. Terlihat peningkatan jumlah penduduk pulau Jawa dari tahun 1995-2010.
Tabel 10 . Jumlah Penduduk Menurut Propinsi.
Propinsi Tahun
1995 2000
2005 2010
Jawa Barat 39.206.787
35,724,093 38,965,440
43.021.826 Jawa Tengah
29,653,266 31,223,258
31,977,968 32.380.687
Jawa Timur 33,844,002
34,765,993 36,294,280
37.476.011 Banten
- 8,098,277
9,028,816 10.644.030
Sumber : Badan Pusat statistik 2010
79
Keadaan perekonomian juga dapat di lihat dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB Per Kapita.
Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk. Saat ini indikator ekonomi makro yang menyajikan perolehan
pendapatan wilayah baru terbatas pada PDRB. PDRB merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan nilai tambah.
Dengan demikian PDRB perkapita merupakan pendekatan yang masih valid terhadap pendapatan perkapita. PDRB Kabupaten Bogor dan PDRB per kapita
Kabupaten Bogor yang berlaku dapat dilihat pada tabel 9. berikut.
Tabel 11. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten
Bogor atas harga berlaku Ribuan Rupiah Tahun 2007-2009
Tahun PDRB
Jutaan Rupiah PDRB per Kapita
Jutaan Rupiah Laju
Pertumbuhan PDRB per
kapita
2007 51.280.219,68
11,36 9,01
2008 58.389.411,43
12,48 9,80
2009 66.083.788,55
13,66 9,48
Rata-rata 9,43
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2009
Dari gambar diatas, PDRB per kapita Kabupaten Bogor mengalami peningkatan. Terlihat peningkatan dari Rp. 12,48 juta pada tahun 2008 menjadi
Rp. 13,66 juta pada tahun 2009 dengan jumlah penduduk sebesar 4.679.627 jiwa pada tahun 2008 dan sebesar 4.837.711 jiwa padea tahun 2009.
Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9,43 persen setiap tahunnya. Peningkatan
pendapatan masyarakat Kabupaten Bogor menunjukan daya beli masyarakat yang semakin meningkat dan akan mendorong pertumbuhan usaha budidaya pepaya
California Gapoktan Lembayung.
80
Harga Bahan bakar minyak pada suatu negara juga merupakan indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Harga BBM Indonesai
yang cenderung dalam keadaan tetap yaitu premiun dan solar berkisar Rp. 4500 menjadikan sebuah peluang bagi usaha pepaya California Gapoktan Lembayung.
penetapan harga BBM ini mengacu kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2009, tanggal 12 Januari 2009 tentang Harga Jual
Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah Kerosene, Bensin Premium dan Minyak Solar Gas Oil untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha
Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum. Kondisi ini merupakan suatu peluang karena dengan tetapnya harga BBM nasional mengindikasikan tetapnya
harga-harga barang input yang diperlukan untuk usaha pepaya California Gapoktan Lembayung ini.
Faktor ekonomi terakhir yang mempengaruhi usaha budidaya Gapoktan Lembayung yaitu tingkat inflasi. Berdasarkan data reksadana-research.com
tingkat inflasi pada akhir bulan Maret sebesar 6,84
3
. Ini lebih rendah dari inflasi bulan akhir 2010. Tabel dibawah menunjukkan tingkat inflasi dari tahun 2005-
2010 berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS.
Gambar 10. Data Inflasi Periode 2005-2010
Sumber : Badan pusat Statistik 2010
3
http:danareksa-research.comekonomiinflation-outlook 2342011
81
Pada bulan April 2011 tingkat inflasi sekitar -0,31 persen yang artinya terjadi deflasi dengan dengan Indeks Harga Konsumen IHK sebesar 125,66.
IHK adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
.
Namun untuk tingkat inflasi dan IHK sementara pada tahun 2011 ini sebesar 0,39 persen dan 126,115
4
. Adanya peningkatan nilai inflasi, menyebabkan kenaikan harga barang-barang. Kondisi
inflasi ini harus diantisipasi dengan melakukan kegiatan produksi secara efisien.
6.2.2. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan