8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Pepaya

33 Bayongbong mulai dari penyediaan input, pengelolaan on farm hingga kegiatan output, membangun sistem pengelolaan usaha ternak sapi perah yang tertib dan bersih serta melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait mengenai pengembangan teknologi pengelolaan limbah ternak dan peningkatan kompetensi pelaku usaha ternak sapi perah dalam membangun sistem informasi manajemen SIM untuk meningkatkan kinerja pengelolaan usaha yang dijalankannya.

2. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Pepaya

Chaerningrum 2010 melakukan penelitian tentang analisis usahatani pepaya California kasus : Desa Cikopo Mayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga jual pepaya California terhadap peningkatan jumlah petani pepaya California, melihat keragaan usahatani pepaya california, menganalisis pendapatan dan efisiensi usahatani pepaya California dan menganalisis rekomendasi kebijakan bagi usaha tani pepaya California di perusahaan tersebut. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dilakukan berdasar analisis usahatani dan analisis efisiensi. Banyaknya pedagang pengumpul atau tengkulak yang terus mencari pepaya california menjadikan peluang para petani mengembangkan pepaya California tersebut. Keragaan usahatani pepaya California di Desa Cikopo tersebut meliputi persiapan lahan, penanaman, seleksi pohon sempurna, pemeliharaan dan panen. Total biaya yang dikeluarkan petani untuk lahan 1 ha adalah Rp. 77.319.000, luas lahan 0,5 ha setelah dikonversi kedalam 1 ha adalah Rp. 71.859.000, dan luas lahan 0,25 setelah dikonversi kedalam 1 ha adalah Rp. 47.096.000. Pendapatan yang diterima petani dengan luas lahan 1 ha, 0,5 ha dan 0,25 ha berturut-turut yaitu Rp. 159.961.000, Rp. 186.701.000, dan Rp. 183.304.000. Petani dengan luas lahan 0,25 ha lebih memiliki nilai efisien yaitu 4,89 dan yang terendah dengan lahan 1 ha yaitu 3,06. Petani dengan luas lahan 0,5 lebih efisien karena menerapkan sistem polykultur. Tanaman pepaya jika ditanam dengan monokultur maka produktivitasnya akan rendah. Seftiana 2010 melakukan penelitian tentang Analisis kelayakan usahatani pepaya di desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Tujuan dari 34 penelitian ini yaitu menganalisis kelayakan usahatani pepaya di Desa blendung dilihat dari aspek non-finansial, menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya di Desa Blendung apabila usaha ini dilakukan dalam dua pola yaitu dengan menggunmakan 15 kilogram pupuk organik di awal musim tanam, dan menganalisis sensitivitas usahatani pepaya di Desa Blendung apabila terjadi perubahan perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam usahatani pepaya di Desa Blendung. Berdasar analisis ini usahatani pepaya ini hanya aspek manajemen yang belum layak karena usaha ini bergerak secara non formal tanpa struktur yang jelas, sementara aspek lain layak. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial. Berdasarkan aspek finansial ini pada usahatani pepaya pola I 50 kg pupuyk dasar organik di awal tanam meninjukan NPV sebesar Rp 31.225.228,79, Net BC sebesar 1,27, IRR sebesar 27,07 dan Payback Periode selama 3 tahun 2 bulan 25 hari. Sedangkan pada pola II 15 kg pupuk dasar organik di awal tanam nilai NPV sebesar Rp 6.897.368,24, Net6 BC sebesar 1,08, IRR sebesar 17,84 dan Payback Periode selama 3 tahun 6 bulan 2 hari. Berdasarkan kriteria finansial kedua pola layak diusahakan tetapi pola I lebih layak. Hal ini terlihat dari kriteria finansial dari usahatani yang lebih baik. Manfaat mengkaji penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Kemudian untuk penelitian terdahulu yang menyangkut pepaya California yaitu untuk menunjukkan bahwa pepaya California berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan kelayakan dalam usahatani serta memberikan referensi terhadap penelitian ini. 35

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. KerangkaPemikiran Teoritis 3. 1. 1. Konsep strategi

Menururt David 2006, strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi ini dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Sedangkan menurut Marrus diacu dalam Umar 2008 mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Hamel dan Prahalad diacu dalam Umar 2008 mendefinisikan strategi lebih khusus yaitu strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti Core Competencies. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan. Setiap perusahaan selalu dihadapkan dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu kepekaan terhadap perubahan lingkungan serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perlu dimiliki oleh perusahaan.

3. 1. 2. Konsep manajemen strategi

Menurut David 2006, manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada mengintegrasi manajemen, keuangan akutansi, produksioperasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem