Model Struktural atau Inner Model Model Pengukuran atau Outer Model

55 untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi Ghozali, 2008.

3.8.1 Model Struktural atau Inner Model

Inner model inner relation, structural model dan substantive theory menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R 2 Dalam menilai modal dengan PLS dimulai dengan melihat R untuk konstruk dependen, Stone-Geisser-Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. 2 untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R 2 dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif Ghozali, 2006. Disamping melihat nilai R 2 , model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

3.8.2 Model Pengukuran atau Outer Model

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item skorkomponen skor dengan konstruk skor yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.60 dianggap 56 cukup Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008. Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0.50 Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2008. Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha Ghozali, 2008. Software untuk menganalisis SEM component based PLS pertama kali dikembangkan oleh Jan-Bernd Lohmoller under DOS dan disebut LVPLS versi 1.8 Latent Variable Partial Least Squares Ghozali, 2008. Kemudian software tersebut dikembangkan oleh beberapa ahli setelahnya. Di University of Hamburg Jerman dikembangkan pula software PLS yang diberi nama SMARTPLS versi 2.0 M yang digunakan dalam mengolah data pada penelitian ini. 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Kota Bogor, salah satu kota di wilayah provinsi Jawa Barat, memiliki posisi geografis antara 106 o 48’ BT dan 6 o 26 ’ LS. Kedudukan geografis Kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta merupakan jalan akses menuju Ibukota Negara, menjadikan Kota Bogor sebagai kota dengan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi dan pariwisata. Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26 o C dengan suhu terendah 21,8 o C dengan suhu tertinggi 30,4 o Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 ha terdiri dari 6 enam kecamatan dan 68 kelurahan. Kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa lima diantaranya termasuk desa tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya, Mekarwangi dan Sindangrasa, 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT dan dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut: C. Kelembaban udara 70, curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor