66
Keikursertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan
Tabel 13 menunjukkan sebagian besar Pedagang Kaki Lima tidak pernah mengikuti pelatihan atau seminar kewirausahaan yaitu sebanyak 106 orang atau
86,9. Hanya 16 orang yang pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan dalam berbagai bentuknya masing-masing.
Tabel 13 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Keikutsertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan
No Keikutsertaan dalam Pelatihan
Frekuensi Orang Persentase
1 Pernah Mengikuti
16 13,1
2 Tidak Pernah Mengikuti
106 86,9
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang belum pernah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan menunjukkan bahwa mayoritas mereka menjalani usaha Pedagang
Kaki Lima hanya berdasarkan pada tuntutan hidup dan mengandalkan keahlian seadanya. Mereka lebih banyak belajar dengan cara menjalani usaha pedagang secara
langsung dan saling berbagi informasi di antara sesame pedagang. Proses
pembelajaran yang sangat rendah. Manajemen Bisnis dijalankan dengan seadanya.
4.2.2 Karakteristik Usaha
Modal Awal Usaha
Untuk memulai usahanya, sebagian besar Pedagang Kaki Lima membutuhkan modal di bawah lima juta rupiah. Sebanyak 23 orang atau 18,9, Pedagang Kaki
Lima yang membutuhkan dana kurang dari satu juta rupiah untuk memulai usahanya.
67
Tabel 14 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Modal Awal Usaha No
Modal Awal Rp Juta Frekuensi Orang
Persentase 1
1 23
18,9 2
1 – 1,9 29
23,8 3
2 – 2,9 28
23,0 4
3 – 3,9 19
15,6 5
4 – 4,9 20
16,2 6
11 3
2,5 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012 Sebagian besar membutuhkan dana antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta, dana
yang telatif kecil yang masih bias dipenuhi oleh mayoritas Pedagang Kaki Lima.
Lamanya Berwirausaha
Pengalaman berwirausaha menjadi modal untuk meningkatkan kinerja berwirausaha. Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar Pedagang Kaki Lima di
Suryakencana telah menjalankan usaha lebih dari sepuluh tahun yaitu sebanyak 55 orang atau 45,1. Jangka waktu yang cukup lama bagi para pelakunya untuk bias
bertahan. Namun demikian sebagian lagi merupakan Pedagang Kaki Lima yang menjalankan usaha kurang dari sepuluh tahun.
Tabel 15 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Lamanya Berwirausaha No
Lamanya Berwirausaha Tahun Frekuensi Orang
Persentase 1
1 5
4,1 2
1 – 5 33
27,0 3
5 – 10 29
23,8 4
10 55
45,1 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
68
Lamanya Operasional Harian
Pedagang Kaki Lima di sepanjang Jalan Suryakencana terbagi menjadi tiga kelompok yaitu pedagang pagi hari, pedagang tengah hari sampai sore hari dan
pedagang sore sampai malam hari. Lamanya berdagang yang paling banyak adalah 6,5 jam sampai dengan 9 jam per harinya. Hal ini menunjukkan bahwa Pedagang
Kaki Lima mayoritas bekerja standar normal manusia yaitu delapan jam per hari. Jam operasional Pedagang Kaki Lima disesuaikan dengan jenis produk dan potensi
konsumen yang akan membeli produknya. Sebagian lagi sebanyak 40 orang atau 32,8 pedagang berjualan lebih dari 9 jam. Mereka menjalankan usaha secara
bergantian di antara anggota keluarga. Tabel 16 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Jam Operasional Harian
No Jam Operasional Jam perhari
Frekuensi Orang Persentase
1 6,5
24 19,7
2 6,5 – 9
58 47,5
3 9
40 32,8
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Kepemilikan
Kepemilkan Usaha Pedagang Kaki Lima dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu usaha milik sendiri, milik keluarga dan milik orang lain. Sebagian
besar Pedagang Kaki Lima menjalankan usaha milik sendiri yaitu sebanyak 87 orang atau 71,3, milik keluarga sebanyak 26 orang atau 21,3 dan hanya 7,4 usaha
yang dijalankan merupakan usaha milik orang lain.
69
Usaha milik sendiri berarti semua modal, mulai dari peralatan, sewa tempat, gerobak, penyediaan bahan baku dan sebagainya merupakan hasil yang diusahakan
secara mandiri pengadaannya. Di samping itu, sebagian besar pedagang hanya bekerja sendiri tanpa dibantu dengan karyawan. Alasan yang mendasari mereka
antara lain karena pekerjaannya tidak terlalu sulit dan ingin melakukan penghematan biaya dengan menghilangkan biaya upah karyawan.
Tabel 17 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Kepemilikan No
Kepemilikan Frekuensi Orang
Persentase 1
Milik Sendiri 87
71,3 2
Milik Keluarga 26
21,3 3
Milik Orang Lain 28
7,4 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Omset Penjualan per Hari
Pedagang Kaki Lima yang memiliki omset penjualan di bawah Rp 100.000 sebanyak 22 orang atau 18. Sebagian besar pedagang memiliki omset antara
Rp250.000,- sampai dengan Rp 500,000,- per hari yaitu sebanyak 43 orang atau 35,2, kemudian sebanyak 25,4 merupakan Pedagang Kaki Lima dengan omset
antara Rp 100.000,- sampai dengan Rp 250.000,- per harinya. Hanya 4,1 Pedagang Kaki Lima yang beromset di atas Satu juta rupiah per harinya.
Adanya perbedaan omset penjualan yang diperoleh Pedagang Kaki Lima tersebut disebabkan penetapan harga masing-masing produk yang berbeda, kualitas
produk pun berbeda, selain itu disebabkan pula lokasi berdagang yang berbeda
70
tingkat kestrategisannya. Besarnya omset penjualan yang diperoleh Pedagang Kaki Lima hendaknya mampu menjadi motivasi bagi para pedagang untuk sungguh-
sungguh berwirausaha. Mayoritas pedagang menjadikan usaha mereka sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tabel 18 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Omset Penjualan No
Modal Awal Rp Ribu Frekuensi Orang
Persentase 1
100 22
18,0 2
100 – 250 31
25,4 3
251– 500 43
35,2 4
501 – 750 16
13,1 5
751 – 1000 5
4,1 6
1000 5
4,1 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
4.3 Hubungan Karakteristik Pedagang Kaki Lima dengan Intensi