60
Tabel 6 menunjukkan distribusi Pedagang Kaki Lima berdasarkan jenis produk yang dijualnya Lihat juga Lampiran 10. Sebagian besar merupakan pedagang produk
kuliner makanan dan minuman. Dengan kondisi ini, Jalan Suryakencana lebih dikenal sebagai kawasan wisata kuliner yang sering dikunjungi oleh wisatawan
domestik dari berbagai wilayah luar Kota Bogor. Hasil in-depth study terhadap 10 sepuluh orang konsumen menunjukkan
bahwa mereka sering melakukan belanja atau transaksi pembelian di kawasan Jalan Suryakencana dengan tujuan utama adalah membeli produk makanan dan minuman
yang menurut mereka relatif murah dan terjangkau harganya. Tiga alasan lainnya yang membuat mereka sering berbelanja di kawasan tersebut adalah karena : Pertama,
sebagai tempat singgah saat berbelanja produk di toko-toko yang berada di kawasan tersebut. Banyak toko yang menjual produk dengan harga yang relatif murah,
sehingga disukai oleh para konsumen dan bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Hal ini berimplikasi pada peningkatan omset penjualan para Pedagang Kaki
Lima di sekitarnya. Kedua, tempat bekerja mereka berada atau berdekatan dengan kawasan Jalan Suryakencana. Ketiga, tempat tinggal mereka berdekatan dengan
kawasan Jalan Suryakencana. Seperti Kampung Cingcau, Jalan Roda, Bondongan dan Sukamulya.
4.2.1 Karakteristik Individu
Jenis Kelamin
Pedagang Kaki Lima di sepanjang Jalan Suryakencana didominasi oleh Pedagang berjenis kelamin Laki-laki 85, sisanya sebanyak 11,5 adalah
pedagang yang berjenis kelamin Perempuan.
61
Tabel 7 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin Frekuensi Orang
Persentase 1
Laki-laki 108
88,5 2
Perempuan 14
11,5 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012 Berwirausaha hampir identik dengan ikhtiar mencari nafkah. Pedagang Kaki
Lima adalah jenis “profesi” yang terkategori wirausaha. Pedagang Kaki Lima tersebut secara umum adalah anggota keluarga yang menjadi tumpuan bagi anggota keluarga
lainnya, mereka mayoritas merupakan kepala keluarga yang berkewajiban mencari nafkah. Dengan berbagai alasannya masing-masing, mereka memilih menjadi
Pedagang Kaki Lima untuk menunaikan kewajiban tersebut. Dengan kondisi seperti ini menjadi suatu kewajaran, bahwa para Pedagang Kaki Lima didominasi oleh PKL
berjenis kelamin Laki-laki.
Usia
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar Pedagang Kaki Lima berusia di atas 40 tahun 31,1 usia yang cukup matang untuk melakukan wirausaha dan sarat
dengan pengalaman. Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan bahwa mereka telah menjadi Pedagang Kaki Lima bertahun-tahun di Jalan Suryakencana. Kemudian
disusul Pedagang Kaki Lima yang berusia 26 – 30 tahun sebanyak 22,1, usia 21-25 tahun sebanyak 18, usia 31-35 tahun sebanyak 13,9, usia 36-40 tahun sebanyak
9,8 dan terakhir usia di bawah 20 tahun sebanyak 4,9.
62
Tabel 8 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Usia No
Usia Tahun Frekuensi Orang
Persentase 1
20 6
4,9 2
21 – 25 22
18,0 3
26 – 30 27
22,1 4
31 – 35 17
13,9 5
36 – 40 12
9,8 6
40 38
31,1 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012 Secara umum, Pedagang Kaki Lima di Suryakencana masih memiliki usia yang
relatif muda dan dalam masa usia yang produktif dalam melakukan suatu kegiatan ekonomi. Dengan kondisi demikian, diharapkan hasil diperoleh pun dapat optimal
dibandingkan pada usia yang relatif tidak produktif.
Pendidikan
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar PKL berpendidikan tingkat SMP sebanyak 42,6 dan sebanyak 28,7 berpendidikan SMA, 0,8 berpendidikan
Sarjana, sebanyak 22,1 berpendidikan SD bahkan terdapat 5,7 yang tidak sekolah.
Tabel 9 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Pendidikan No
Tingkat Pendidikan Frekuensi Orang
Persentase 1
Sarjana 1
0,8 2
SMA 35
28,7 3
SMP 52
42,6 4
SD 27
22,1 5
Tidak Sekolah 147
5.7 Jumlah
122 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
63
Gambaran tingkat pendidikan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan formal para Pedagang Kaki Lima tergolong dalam kategori menengahsedang. Tingkat
pendidikan menengah menggambarkan tingkat kemajuan dan kemampuan sumber daya manusia yang relatif rendah. Tingkat pendidikan yang rendah disebabkan karena
tidak tersedianya akses yang memadai untuk mengenyam pendidikan, hal ini biasanya diakibatkan oleh permasalahan keuangan keluarga para Pedagang Kaki Lima
tersebut.
Asal Daerah
Asal Daerah Pedagang Kaki Lima bermacam-macam. Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar Pedagang Kaki Lima adalah berasal dari Kota Bogor yaitu
sebanyak 68 orang atau 55,7. Mereka merupakan warga asli Bogor yang bertempat tinggal di sekitar Jalan Suryakencana, seperti Kampung Cingcau, Kelurahan
Sukamulya, Lebak Pasar, Sukasari dan Kelurahan Empang. Pedagang Kaki Lima yang berasal dari Luar Kota Bogor masih Provinsi Jawa Barat sebanyak 38 orang
atau 31,1. Tabel 10 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Asal Daerah
No Asal Daerah
Frekuensi Orang Persentase
1 Kota Bogor
68 55,7
2 Luar Kota Bogor – Prov Jabar
38 31,1
3 Luar Provinsi Jawa Barat
16 13,1
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Sisanya sebanyak 16 orang atau 13,1 merupakan Pedagang Kaki Lima yang berasal dari luar Provinsi Jawa Barat Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat. Mereka
64
adalah pedagang yang merantau untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Sikap gigih berwirausaha lebih tampak pada kepribadian mereka.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga Pedagang Kaki Lima bermacam-macam, mulai dari satu orang sampai dengan lebih dari enam orang. Satu orang bermakna hanya
untuk diri sendiri belum menikah. Terdapat 84 orang atau 68,9 Pedagang Kaki Lima yang memiliki tanggungan keluarga di bawah empat orang. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas Pedagang Kaki Lima terdiri dari pedagang, istri, da nsatu anak. Pedagang yang memiliki tanggungan keluarga 4 – 6 orang sebanyak 33
orang atau 27, sisanya sebanyak 5 orang atau 4,1 merupakan pedagang yang memiliki tanggungan lebih dari 6 orang.
Tabel 11 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah Tanggungan Keluarga Orang Frekuensi Orang Persentase
1 4
84 68,9
2 4 – 6
33 27,0
3 6
5 4,1
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Secara umum Pedagang Kaki Lima sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan keluarga. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan Pedagang Kaki
Lima bahwa keluarga merupakan salah satu alasan utama mereka untuk bersungguh- sungguh berusaha karena rasa tanggungjawab dalam menghadapi anggota keluarga
65
mereka. Diharapkan dengan adanya rasa tanggungjawab tersebut maka minat serta semangat berwirausaha menjadi tinggi pula.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja sebelumnya akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjalani profesi Pedagang Kaki Lima. Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar
Pedagang Kaki Lima merupakan individu yang belum pernah bekerja baik di sector swasta maupun sektor pemerintahan yaitu sebanyak 72 orang atau 59. Mereka
merupakan orang yang langsung menjalani profesi sebagai Pedagang Kaki Lima. Hal ini selaras dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki yang mayoritas pada level
pendidikan menengah. Tabel 12 Distribusi PKL Suryakencana berdasarkan Pengalaman Kerja
No Pengalaman Kerja
Frekuensi Orang Persentase
1 Tidak Pernah Bekerja
72 59,0
2 Pernah di Sektor PemerintahPublik
2 1,6
3 Pernah di Sektor Swasta
48 39,3
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Pedagang Kaki Lima yang berpendidikan SMA, pernah bekerja di sektor swasta 39,3 dan sektor pemerintahan 1,6. Lalu dengan alasannya tertentu,
mereka memutuskan untuk menjadi Pedagang Kaki Lima dan mencari penghidupan dari profesi tersebut.
66
Keikursertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan
Tabel 13 menunjukkan sebagian besar Pedagang Kaki Lima tidak pernah mengikuti pelatihan atau seminar kewirausahaan yaitu sebanyak 106 orang atau
86,9. Hanya 16 orang yang pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan dalam berbagai bentuknya masing-masing.
Tabel 13 Distribusi Pedagang Kaki Lima Suryakencana berdasarkan Keikutsertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan
No Keikutsertaan dalam Pelatihan
Frekuensi Orang Persentase
1 Pernah Mengikuti
16 13,1
2 Tidak Pernah Mengikuti
106 86,9
Jumlah 122
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18, 2012
Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang belum pernah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan menunjukkan bahwa mayoritas mereka menjalani usaha Pedagang
Kaki Lima hanya berdasarkan pada tuntutan hidup dan mengandalkan keahlian seadanya. Mereka lebih banyak belajar dengan cara menjalani usaha pedagang secara
langsung dan saling berbagi informasi di antara sesame pedagang. Proses
pembelajaran yang sangat rendah. Manajemen Bisnis dijalankan dengan seadanya.
4.2.2 Karakteristik Usaha