Tinjauan Mengenai Pertanian Organik dan Padi Sehat

Pertanian organik didasarkan pada penggunaan input off-farm secara minimal dan praktek pengelolaan yang mengembalikan, menjaga dan memperkaya keharmonisan ekologis. Pedoman utama untuk produksi organik adalah menggunakan bahan-bahan dan praktik-praktik yang memperkaya keseimbangan ekologis sistem-sistem alamiah dan yang mengintegrasikan bagian-bagian sistem pertanian menjadi sebuah kesatuan ekologis. Oleh karena itu, menurut Partohardjono 2002, sistem pertanian organik merupakan suatu pendekatan sistem produksi secara menyeluruh yang mendorong keberlanjutan agroekosistem yang meliputi keanekaragaman hayati secara fungsi- fungsi biologis dalam sistem. Dalam sistem pertanian organik dihindari penggunaan bahan-bahan agrokimia sintetis eksternal serta produk rekayasa genetik tanaman secara transgenik. Berangkat dari konsep tersebut sistem ini dikembangkan secara alamiah dengan memahami fungsi-fungsi dan proses biologis yang berlangsung di alam secara biologis. Prinsip Ekologi Pertanian Organik Beberapa prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipilahkan sebagai berikut : 1. Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah 2. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani 3. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim makro, pengelolaan air dan pencegahan erosi . 4. Membatasi kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan aman 5. Pemanfaatan sumber genetik plasma nutfah yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dangan cara mengkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanaman terpadu Prinsip di atas dapat diterapkan pada berbagai macam teknologi dan strategi pengembangan. Masing-masing prinsip tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas, keamanan, kemalaran continuity dan identitas masing-masing usahatani, tergantung pada kesempatan dan pembatasan faktor lokal kendala sumberdaya dan dalam banyak hal sangat tergantung pada permintaan pasar. Gambaran Umum Komoditas Beras Organik Beras organik adalah beras yang dihasilkan dari budidaya padi secara organik atau tanpa masukan bahan kimia baik pupuk maupun pestisida. Sehingga beras organik terbebas dari residu pupuk kimia dan pestisida kimia yang membahayakan manusia. Keunggulan utama beras organik dibanding beras biasa adalah relatif aman untuk dikonsumsi Andoko, 2002. Selain itu rasa nasi lebih empuk dan pulen. Begitu juga dengan warnanya yang lebih putih serta daya tahan nasi lebih lama dua kali lipat beras biasa yang hanya mampu bertahan 12 jam sebelum kemudian basi. Beras Sehat Persyaratan dan kendala-kendala yang ada di lapangan untuk mencapai kondisi yang ideal dalam pertanian organik bagi sebagian besar petani dirasakan sangat berat. Petani di Indonesia telah mengadopsi pertanian konvensional selama lebih kurang 25 tahun dan sebagian besar lahan pertanian beserta ekosistemnya - khususnya di Pulau Jawa telah terkena pencemaran bahan kimia yang berasal dari pupuk kimia dan pestisida, sebagai akibat dari penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak bijaksana dan terus menerus LPS, 2005. Beras sehat adalah produk organik antara yang dihasilkan dari usahatani padi dengan mengeliminasi penggunaan pestisida, karena dampak yang ditimbulkan jauh lebih luas dan lebih berbahaya dibandingkan pupuk kimia yang dampaknya tidak secara langsung kepada pemakai. Sehingga diharapkan bahan pangan yang dihasilkan oleh petani secara pelan-pelan akan mulai bebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi serta memiliki nilai tambah.

2.5 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang akan dilakukan kali ini adalah dalam ruang lingkup pertanian padi sehat, yang dapat disetarakan dengan pertanian organik, dan tentang masukan teknologi baru pada kegiatan usahatani. Untuk itu perlu ditinjau penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan ruang lingkup penelitian yang dilakukan saat ini. Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka mengkaji seputar usahatani padi organik. Rahmani 2000, Nainggolan 2001 maupun Maryana 2006 telah melakukan penelitian pada tiga daerah yang berbeda, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah; Kecamatan Tempuran, Kabupaten Kerawang, Propinsi Jawa Tengah; dan Kecamatan Cikalong, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Ketiga penelitian tersebut menggunakan metode analisis usahatani. Dan dapat disimpulkan bahwa berusahatani padi secara organik memberikan pendapatan yang lebih besar daripada usahatani padi secara an-organik. Meskipun, dari sisi produktivitas, usahatani padi an-organik lebih besar daripada usahatani padi organik. Penelitian Kusumah 2004, dengan melakukan analisis perbandingan usahatani dan pemasaran antara padi organik dan padi an-organik di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, juga memberikan informasi yang sama. Hal itu disebabkan karena biaya produksi dalam usahatani padi organik lebih rendah daripada usahatani padi anorganik. Selain itu, harga output berupa gabah atau beras organik lebih mahal daripada gabah atau beras an-organik. Apabila dilihat dari status kepemilikan lahan, penelitian Maryana 2006, memberikan hasil bahwa petani pemilik memiliki pendapatan lebih besar daripada petani penggarap baik yang berusahatani secara organik ataupun an-organik. Namun apabila dibandingkan masing-masing, pendapatan petani pemilik usahatani padi organik lebih besar daripada petani pemilik usahatani an-organik. Begitupun pendapatan petani penggarap usahatani padi organik lebih besar daripada petani penggarap dengan usahatani an-organik tabel 4. Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani padi secara umum, adalah saluran pemasaran, status petani organik atau an-organik, dan status kepemilikan lahan.