terakhir adalah komponen kelembagaan. Sesuai dengan tinjauan tentang ruang lingkup kelembagaan di atas, komponen ini memberikan peran penting dalam
kelancaran proses usahatani. Kelembagaan tersebut meliputi kelembagaan permodalan, pengadaan input, kelembagaan pendampingan dan penyuluhan serta
kelembagaan pemasaran dan distribusi. Salah satu dampak dari kinerja kelembagaan terhadap aktivitas usahatani
adalah dalam perbaikan praktik budidaya. Dalam upaya meningkatkan pendapatan usahatani, baik dengan meningkatkan produktivitas ataupun mengurangi biaya
produksi, kelembagaan akan mengintroduksikan teknologi baru kepada petani. Teknologi baru tersebut dapat berupa pengetahuan manajemen, perbaikan ataupun
masukan input baru atau juga perbaikan teknik budidaya. Untuk mendekati pengaruh dari masukan teknologi baru tersebut akan dilakukan analisis terhadap
aplikasi penerapan teknologi di tingkat petani dan analisis efisiensi teknik dalam proses produksi.
Masuknya peran kelembagaan dalam proses agribisnis usahatani padi yang dilakukan petani akan dikaji dan dianalisis dalam hal keragaan dan kinerja
kelembagaan agribisnis yang terbentuk. Apakah kelembagaan agribisnis padi yang dibangun LPS dan petani binaannya sudah maksimal dari sisi kelengkapan
subsistem dan perannannya dalam mendukung usahatani petani. Analisis
terhadap aplikasi
teknologi diharapkan
mengkasilkan rekomendasi yang tepat bagi petani dalam perbaikan teknik dan LPS dalam
mengevaluasi antivitas pendampingan usahataninya. Sedangkan Hasil Analisis terhadap keragaan dan kinerja kelembagaan diharapkan menjadi rekomendasi bagi
LPS dalam membangun kelembagaan agribisnis padi yang lebih baik.
Gambar 3. Kerangka Operasional Penelitain
Aplikasi teknologi belum tepat
Keterbatasan Akses Hulu
Budidaya Input
Lain Lahan
Panen Pemasaran
Distribusi P E T A N I
Keterbatasan akses Hilir
K E L E M B A G A A N L P S Pengadaan Input
Pemasaran Distribusi
Permodalan
Pendampingan Penyuluhan
Perbaikan Aplikasi Teknologi Kelengkapan
Kelembagaan Agribisnis
Analisis Keragaan dan Kinerja Kelembagaan
Analisis Efisiensi Teknik
Analisis Aplikasi Teknologi Petani
Kinerja Klp. Tani
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Kelembagaan
Agribisnis Rekomendasi Perbaikan
Aplikasi Teknologi
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pengambilan data dari penelitian ini adalah lokasi binaan Lembaga Pertanian Sehat di Kecamatan Cigombong, Cijeruk dan Ciburuy, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive. Pertimbangan penentuan lokasi penelitian adalah karena pada lokasi
tersebut terdapat kelompok tani binaan Lembaga Pertanian Sehat dengan taraf keterbinaan yang berbeda, ada yang sudah lama dan mendekati adopsi yang
sempurna dari setiap masukan yang diberikan oleh LPS dan ada yang masih baru. Penelitain ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai dengan bulan
Maret 2008.
4.2. Pemilihan Sampel
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Lembaga Pertanian Sehat LPS, kelompok tani dan para petani anggota kelompok tani binaan LPS. Pemilihan LPS
sebagai unit analisis dilakukan secara sengaja. Kelompok tani yang dibina oleh LPS berjumlah 16 kelompok, berdasarkan pertimbangan keaktifan, tingkat adopsi
masukan LPS dan lama pembinaannya maka dipilih enam kelompok tani secara sengaja bedasarkan masukan dari narasumber dari LPS. Sampel untuk petani
diambil sebanyak 32 petani dari total petani anggota kelompok tani binaan LPS yang mencapai 148 orang. Sampel petani diambil dari enam kelompok tani yang
dipilih secara proporsional.
4.3. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diambil langsung dari petani melalui teknik wawancara langsung. Pengambilan
data primer dilakukan dengan teknik survei yaitu suatu cara pengambilan data melalui sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data pokok Singarimbun dan Effendi, 1989. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan penelitian dan dari laporan-laporan Lembaga Pertanian Sehat ataupun dari literatur yang relevan.
4.4 Pengolahan Data
Pengolahan data untuk analisis kuantitatif yang berhubungan dengan permasalahan pertama dan kedua dioleh secara manual dan disajikan dalam
bentuk tabulasi dan keterangan penjelas. Adapun data yang berhubungan dengan analisis fungsi produksi deolah dengan program statistik regresi dan efisiensi
teknik diolah dengan menggunakan program Frontier versi 4.1, yaitu program komputer untuk menghitung tingkat efisiensi teknik setiap petani. Sedangkan data
kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden dan narasumber terkait akan disajikan secara deskriptif untuk menambah kejelasan analisis yang
ada.
4.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data disesuaikan dengan data yang diperoleh. Langkah- langkah dalam analisis data ini dilakukan sebagai berikut :
Analisis deskripsi umum Menggambarkan tentang profil organisasi Lembaga Pertanian Sehat dan
gambaran umum petani binaan LPS di Kabupaten Bogor yang menjadi objek