Program-Program Pemberdayaan di Kabupaten Bogor
2. Pemberian Subsidi Biaya Olah Lahan Pertanian dan Sarana Produksi
Pertanian Selain paket pengadaan lahan, petani program juga mendapatkan paket
bantuan berupa biaya garap langsung untuk proses pengolahan lahan berupa uang tunai yang jumlahnya ditentukan berdasarkan standar yang berlaku dan luasan
sawah yang digarap oleh petani. Subsidi sarana produksi dan upah tenaga kerja langsung hanya diberikan pada satu musim tanam, selanjutnya dari hasil panen
dan tabungan mereka dapat mengadakan sendiri sarana produksi dan modal kerja bercocok tanam. Upah tenaga kerja langsung diberikan untuk kegiatan
pengolahan lahan sampai dengan pemanenan. Tabel 8. Subsidi Dan Upah Tenaga Kerja Langsung
No. Realisasi Subsidi
Subsidi per Ha Satuan
1 Luasan Lahan
10,000 m2
2 Sarana Produksi
a Benih Padi
25 Kg b
Pestisida Nabati PASTI 5 Liter
c Pupuk Organik PadatKompos
1250 Kg d
NPK Majemuk Plus 150 Kg
NPK Super 100 Kg
NPK PhonskaKujang 200 Kg
e Urea
50 Kg
3 Tenaga Kerja Langsung
a Sewa TraktorBajak Tanah
600,000 1 Paket b
Meluruskan GalenganMopok 300,000 24 HOKP
c Semai
150,000 12 HOKP d
TandurTanam 450,000 45 HOKW
e Memupuk Dasar
200,000 16 HOKP f
Memupuk Susulan 200,000 16 HOKP
g Pengendalian Hama Penyakit
150,000 12 HOKP h
Tenaga Panen 550,000 44 HOK
Biaya lain-lainPengangkutan 200,000 16 HOKP
Total Biaya Kerja 2,800,000
Ket. : Masing-masing petani hanya mendapatkan 1 jenis pupuk NPK sebagai sarana uji coba
Sumber : Laporan akhir Tahun Program Pemberdayaan Petani Sehat, 2006 LPS
Subsidi sarana produksi yang diberikan adalah : pupuk NPK, pupuk kompos, pestisida nabati, benih dan lahan seluas rata-rata 2500 m
2
yang disewakan selama satu tahun dua musim tanam. Pemberian subsidi sarana
produksi pertanian diberikan dalam bentuk barang yang pengadaannya dilakukan oleh tim LPS. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pendistribusian
paket program, pendamping diberi tanggung jawab untuk melakukan kontrol terhadap seluruh proses distribusi.
3. Pelatihan Pengenalan dan Implementasi Teknologi Pertanian
Kegiatan pelatihan dilakukan sebelum musim tanam tiba. Pelatihan bertujuan untuk memberikan informasi dan transfer teknologi pertanian sehat
sehingga dapat diterapkan di lapangan. Materi pelatihan terdiri dari : kegiatan bercocok tanam PTT Pola Tanam Terpadu dengan teknik legowo dan
penggunaan bibit muda, pelatihan teknik dan praktik pembuatan kompos dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan
untuk pupuk serta teknik dan praktik pembuatan pestisida nabati sebagai pengendali hama tanaman.
Tabel 9. Silabus Umum Materi Pembinaan Petani Sehat 2006
No. Materi Umum Frekuensi Waktu
1 Teknologi Pupuk Alami
Insidental 2
Teknologi Pestisida Nabati Insidental
3 Manajemen Penguatan KT
Insidental 4
Motivasi diri Per-mingguPer-bulan
Sumber : Laporan akhir Tahun Program Pemberdayaan Petani Sehat, 2006 LPS
4. Proses Kegiatan Pendampingan Budidaya Petani
Varietas padi yang ditanam petani sangat beragam dan semuanya merupakan varietas unggul yang memiliki sifat beras yang baik. Untuk beras
dengan sifat pulen ditanam padi dengan varietas IR-64, Situbagendit, Bondoyudo
dan Ciherang sedangkan untuk memperoleh beras yang wangi diperoleh dari varietas padi Sintanur, Pandan Wangi, Pandan Putri dan Situ Patenggang.
Selama dalam proses budidaya padi, proses pendampingan selalu dilakukan, baik yang bersifat rutin pertemuan kelompok ataupun yang tidak rutin
berupa kunjungan ke lokasi pertanaman maupun kunjungan ke rumah-rumah petani. Pendampingan rutin dilakukan melalui pertemuan kelompok setiap satu
minggu sekali secara bergiliran. Untuk 16 kelompok tani binaan didampingi oleh tiga orang pendamping program dan dua orang PPS dan PPL. Proses transfer
teknologi tepat guna dalam budidaya padi ramah lingkungan disampaikan melalui pertemuan kelompok.
Selain pemberian materi mengenai teknologi tepat guna, juga dilakukan penggalian hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani baik itu mengenai
kegiatan program maupun mengenai kondisi pertanaman untuk dicarikan solusinya. Dalam setiap pertemuan juga diarahkan untuk meningkatkan dinamika
dalam kelompok untuk proses pembelajaran mengeluarkan pendapat bagi petani. Selain materi tersebut juga disampaikan mengenai aturan-aturan yang telah
disepakati selama kegiatan program berlangsung, misalnya mengenai kewajiban menabung 40 persen dari hasil panen.
5. Penginisiasian dan Pengembangan Kelembagaan Petani Program LTS
Untuk menjaga agar program ini dapat senantiasa berjalan secara berkelanjutan maka dibutuhkan strategi untuk tetap menjaga keberlangsungannya.
Maka dibuat kesepakatan bahwa setiap petani wajib menabung sebanyak 40 persen dari hasil panennya. Pada awalnya tabungan tersebut akan digunakan
untuk menyediakan sewa lahan pada tahun berikutnya. Kegiatan menabung para
petani dikoordinasi oleh lembaga Lumbung Tani Sehat LTS yang akan melakukan kolekting tabungan dan pencatatan secara teratur. Tabungan petani
yang disimpan dalam LTS sudah dalam bentuk uang, dalam hal ini LTS bekerjasama dengan mitra penggilingan Gapoktan Silih Asih. Gabah kering
panen GKP tabungan petani akan dijual ke mitra sebagai bahan baku beras SAE. Hal ini dilakukan karena LTS belum mempunyai fasilitas untuk pengolahan gabah
petani.