Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diambil langsung dari petani melalui teknik wawancara langsung. Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik survei yaitu suatu cara pengambilan data melalui sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok Singarimbun dan Effendi, 1989. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian dan dari laporan-laporan Lembaga Pertanian Sehat ataupun dari literatur yang relevan.

4.4 Pengolahan Data

Pengolahan data untuk analisis kuantitatif yang berhubungan dengan permasalahan pertama dan kedua dioleh secara manual dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan keterangan penjelas. Adapun data yang berhubungan dengan analisis fungsi produksi deolah dengan program statistik regresi dan efisiensi teknik diolah dengan menggunakan program Frontier versi 4.1, yaitu program komputer untuk menghitung tingkat efisiensi teknik setiap petani. Sedangkan data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden dan narasumber terkait akan disajikan secara deskriptif untuk menambah kejelasan analisis yang ada.

4.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data disesuaikan dengan data yang diperoleh. Langkah- langkah dalam analisis data ini dilakukan sebagai berikut : Analisis deskripsi umum Menggambarkan tentang profil organisasi Lembaga Pertanian Sehat dan gambaran umum petani binaan LPS di Kabupaten Bogor yang menjadi objek penelitian. Pada bagian ini juga disertai gambaran umum wilayah dimana para petani tinggal. Analisis Deskripsi Kinerja Kelembagaan dan Aplikasi Teknologi di Tingkat Petani Menggambarkan kondisi kelembagaan yang ada pada setiap subsistem usahatani dan aplikasi teknologi yang dilakukan oleh petani dalam melaksanakan setiap tahap usahataninya. Analisis ini akan diperjelas dengan tabel-tabel yang mendukung. Analisis Fungsi Fungsi produksi untuk usahatani padi sehat pada anggota kelompok tani binaan LPS di Kabupaten Bogor diasumsikan mempunyai bentuk Cobb-douglass dengan memasukkan variable dummy yang diprediksikan mempengaruhi efisiensi masing-masing perusahaan atau petani. Variabel dummy yang dimasukkan dalam model penelitian ini adalah terhadap jenis varietas Var = 1 apabila petani menggunakan varietas Situbagendit, dan Var = 0 apabila memakai yang lainnya karena dari data yang ada 56 persen petani memakai varietas yang sama yaitu Situbagendit dan rata-rata produktivitas dari benih tersebut tertinggi dibanding varietas lainnya. Variabel dummy yang kedua adalah terhadap penggunaan sistem tanam legowo ST = 1 dan caplak atau bukan legowo ST=0. Seperti dikaji dalam bab sebelumnya, anjuran LPS adalah pemakaian sistem legowo, tetapi 53 persen petani tidak melaksanakannya dan ada yang karena alasan efisiensi teknis. Rumus persamaan fungsi produksinya menjadi sebagai berikut :