Ada dua pendekatan teori produksi dalam melakukan usahatani. Pendekatan pertama seperti yang dijelaskan Sukartawi 1987, bahwa dalam
melakukan usaha pertanian, pengusaha harus berfikir bagaimana ia harus mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi
output yang maksimal. Dalam ilmu ekonomi, pendekatan ini disebut dengan pendekatan mamaksimumkan keuntungan profit maximization. Akan tetapi,
yang sering terjadi adalah petani menghadapi kendala keterbatasan biaya dalam usahataninya. Sehingga mereka berusaha memaksimalkan hasil produksi dengan
memperhatikan kendala biaya produksi yang terbatas. Usaha ini mereka lakukan dengan prisip pendekatan kedua yaitu minimalisasi biaya cost minimalization.
2.4. Tinjauan Mengenai Pertanian Organik dan Padi Sehat
Definisi Pertanian Organik Pertanian organik organic farming merupakan sistem pertanian yang
menjaga keselarasan kegiatan pertanian dengan lingkungan dengan pemanfaatan prose salami secara maksimal. Tidak menggunakan pupuk buatan dan pestisida,
tetapi sedapatnya memanfaatkan limbah organik yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian itu sendiri, sehingga sering juga disebut sebagai pertanian daur
ulang. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis Karama, 2002. Sementara itu Orgnic Farming Reaserch Fundation OFRF, 2000 dalam Dimyati
2002, merumuskan pertanian organik adalah sebagai berikut : “Organic farming system do not use toxic chemical pesticides or fertilzers. Instead, they are based
on the development of biological deversity and the replanishment of soil fertility”.
Pertanian organik didasarkan pada penggunaan input off-farm secara minimal dan praktek pengelolaan yang mengembalikan, menjaga dan memperkaya
keharmonisan ekologis. Pedoman utama untuk produksi organik adalah menggunakan bahan-bahan dan praktik-praktik yang memperkaya keseimbangan
ekologis sistem-sistem alamiah dan yang mengintegrasikan bagian-bagian sistem pertanian menjadi sebuah kesatuan ekologis.
Oleh karena itu, menurut Partohardjono 2002, sistem pertanian organik merupakan suatu pendekatan sistem produksi secara menyeluruh yang mendorong
keberlanjutan agroekosistem yang meliputi keanekaragaman hayati secara fungsi- fungsi biologis dalam sistem. Dalam sistem pertanian organik dihindari
penggunaan bahan-bahan agrokimia sintetis eksternal serta produk rekayasa genetik tanaman secara transgenik. Berangkat dari konsep tersebut sistem ini
dikembangkan secara alamiah dengan memahami fungsi-fungsi dan proses biologis yang berlangsung di alam secara biologis.
Prinsip Ekologi Pertanian Organik Beberapa prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat
dipilahkan sebagai berikut : 1.
Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan
kehidupan biologi tanah 2.
Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha
tani