maksimalnya sektor pengolahan, penjualan beras SAE pada tahun 2007 mencapai 88,318 ton atau mencapai 74 persen dari target 120 ton
Selain menyalurkan produk Beras SAE, devisi tersebut menangani penjualan produk saprotan organik yang diproduksi oleh LPS berupa pupuk
organik OFER, pestisida nabati PASTI ataupun Virus pembasmi hama.. Sementara penjualan saprodi buatan LPS juga masih pada skala terbatas, OFER
sebesar 58,596 ton, PASTI 644 Botol dan VIR 4.074 Dus selama satu tahun.
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK
7.1. Analisis Fungsi Produksi
Perhitungan dari fungsi produksi padi dapat dilihat pada Tabel 15. Dari pandangan statistik semata-mata, garis regresi yang ditaksir mencocokkan data
sebesar 79 persen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai R
2
sebesar 0,79, yang berarti bahwa 79 persen dari total variasi produksi padi ditentukan oleh model.
Hasil perhitungan fungsi produksi didapat bahwa diantara faktor-faktor produksi yang diduga hanya variabel tenaga kerja yang memiliki hubungan yang positif dan
berpengaruh nyata pada taraf α
satu persen terhadap produksi. Sedangkan variabel dummy yang diduga kuat mempengaruhi tingkat efisiensi produksi, yaitu variabel
jenis varietas dan sistem jarak tanam, keduanya berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi, masing-masing pada taraf
α satu dan lima persen. Sementara
itu, faktor-faktor yang lain tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Tabel 15. Hasil Estimasi Untuk Parameter Fungsi Produksi
Variabel Koeffisien
standard-error
Konstanta 0.926
1.999 Ln Benih Kg
0.069 0.142
Ln TK HOK 1.208
0.279 Ln Urea Kg
-0.111 0.088
Ln SP 36 Kg 0.007
0.051 Ln KCl Kg
-0.0034 0.031
Ln Phonska Kg 0.033
0.043 Ln P. Organik Ton
0.216 0.247
Ln PASTI Ltr -0.007
0.025 Ln Luas Lhn Ha
-0.0005 0.171
Varietas Dummy 0.350
0.094 Sistem tanam dummy
0.204 0.081
R
2
0.79
, dan : beda nyata pada taraf 10 persen, 5 persen dan 1 persen
Sumber : diolah dari data primer
Analisis Pengukuran Variabel benih Hasil uji statistik untuk variabel benih menunjukkan nilai positif tetapi
tidak berpengaruh nyata secara statistik sampai pada taraf α
10 persen. Hasil analisis sebelumnya memang telah menunjukkan bahwa pemakaian pupuk oleh
petani tidak tepat sesuai anjuran LPS. Bahkan mereka melebihi anjuran mencapai dua kali lipatnya.
Analisis Pengukuran Tenaga Kerja Variabel tenaga kerja adalah gabungan dari penggunaan tenaga kerja pria,
tenaga kerja wanita dan tenaga kerja mesin atau ternak untuk pembajakan yang semuanya dikonversi dalam satuan tenaga kerja pria. Input tenaga kerja
berpengaruh nyata pada taraf α
satu persen dan bernilai positif. Dari data kelompok yang ada menunjukkan rata-rata pemakaian tenaga kerja berkorelasi
positif dengan rata-rata produksi per kelompok. Alokasi tenaga kerja yang paling besar ada pada pengolahan lahan. Kemungkian yang bisa ditaksir dari sini adalah,
penyiapan kondisi lahan dengan lebih baik mampu memberikan hasil yang positif. Selain itu, perbedaan pemakaian tenaga kerja yang mencolok terdapat pada
aktivitas penanaman. Penanaman bisa membutuhkan alokasi tenaga kerja lebih besar, selain karena kondisi lahan, salah satunya adalah dalam menghitung jumlah
bibit yang pas untuk setiap lubang. Karena jumlah bibit per lubang berpengaruh pada hasil produksi.
Analisis Pengukuran Variabel Pupuk Secara alamiah, tanaman padi membutuhkan unsur hara dari tanah dan
pada kondisi tertentu membutuhkan tambahan dari luar. Pupuk menjadi suplemen tanah yang lazim dipakai. Namun dalam kasus usahatani padi sehat petani binaan