komoditas unggulan dalam hal ini adalah merupakan komoditas basis yang tumbuh cepat dan berdaya saingkompetitif.
2.5. Teori Basis Ekonomi Economic Base Theory
Teori dasar model basis ekonomi berpandangan bahwa determinan pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan secara langsung dengan
permintaan dari daerah lain. Adanya permintaan terhadap barang, jasa dan produk, merangsang pertumbuhan industri yang memanfaatkan sumber daya
lokal, baik tenaga kerja maupun material, yang kemudian akan membangkitkan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.
Perancang ekonomi wilayah menyarankan strategi pembangunan yang berorientasi pada ekspor. Tingkat ekspor yang tinggi akan mendatangkan devisa
yang menjadi tambahan “darah” baru bagi kegiatan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Adanya kegiatan sektor ekspor, maka kegiatan non ekspor juga
secara otomatis akan meningkat untuk melayani kegiatan dan kebutuhan di sektor ekspor. Sektor ekspor sering juga diseut sebagai sektor basis, sedangkan non
ekspor disebut sektor non basis Setiono, D.N.S, 2011. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat
pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah
tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous tidak bebas tumbuh. Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan. Sektor basis ekonomi suatu wilayah dapat dianalisis dengan teknik Location Quotient
LQ, yaitu suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektorindustri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektorindustri tersebut
secara nasional Tarigan, R. 2007. Menurut Bendavid-Vall dalam Sirojuzilam dan Mahalli 2010, dalam teori
basis ekonomi, pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah tergantung kepada adanya permintaan dari luar terhadap produksi wilayah tersebut. Berdasaarkan
hal tersebut maka perekonomian wilayah dibagi menjadi sektor basisbasis ekspor dan sektor non basis. Sektor basis yang mengekspor produksinya keluar wilayah
disebut basis ekonomi. Apabila permintaan dari luar wilayah terhadap sektor basis maningkat, maka sektor basis tersebut berkembang dan pada gilirannya dapat
membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor non basis didalam wilayah yang bersangkutan, sehingga mengakibatkan berkembangnya wilayah
yang bersangkutan. Aktifitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama primer mover
dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain akan semakin maju pertumbuhanan wilayah tersebut, dan demikian
sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda multiplier effect dalam perekonomian regional Adisasmita, 2005.
Pendekatan basis ekonomi dilandasi pada pendapat bahwa yang perlu dikembangkan di sebuah wilayah adalah kemampuan berproduksi dan menjual
hasil produksinya tersebut dengan lebih efektif dan efisien. Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai
keuntungan kompetitif Competitive Advantage yang cukup tinggi. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries Sjafrizal, 2008.
2.6. Analisis Location Quotient Kuesion Lokasi