Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya : rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit
dan belum efisien, kebijakan dan regulasi di bidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura
nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain Ditjen
Hortikultura, 2011.
2.3. Kebijakan Tata Niaga Komoditas Hortikultura
Tingginya laju importasi produk hortikutura sayuran dan buah-buahan merupakan dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin besar. Disamping
itu pertumbuhan ekonomi masyarakat yang meningkat juga menjadi salah satu pemicu trigger meningkatkan konsumsi akan produk hortikultura. Peningkatan
komsumsi hortikultura juga disebabkan ada kecenderungan perubahan komsumsi konsumen preferensi konsumen menjadi komsumsi non pangan, hal ini seiring
dengan pola hidup konsumen yang mengalami perubahan ke pola hidup sehat. Meningkatnya konsumsi masyarakat akan produksi hortikultura seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan tidak diimbangi dengan ketersediaan produksi dalam negeri.
Maraknya impor komoditas pertanian khususnya hortikultura sayuran dan buah-buahan didalam negeri perlu disikapi dengan bijaksana terkait dengan
ketersediaan produksi didalam negeri dan kebutuhannya, sehingga berdampak negatif terhadap peningkatan produksi didalam negeri dan kesejahteraan petani
sebagai pelaku produsen dan kebutuhan konsumen yang harus dipenuhi. Impor
Universitas Sumatera Utara
hanya perlu dilakukan apabila memang benar-benar didalam negeri mengalami kekurangan sehingga dapat menjaga keseimbangan kebutuhan konsumen didalam
negeri dan melindungi petani produsen. Untuk mengendalikan laju importasi produk pertanian khususnya
hortikultura, pemerintah telah mengeluarkan berbagai instrument kebijakan sebagai amanat dari UU RI No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura yang terbit
pada tanggal 24 Nopember 2010. Beberapa instrument kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengendalikan inportasi produk hortikultura
adalah dengan mengatur tata niaganya, kebijakan tersebut antara lain dengan menerbitkan :
a. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 47M-
DAGPER82013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 16M-DAGPER42013 tentang ketentuan impor
produk hortikultura b.
Peraturan Menteri Pertanian No. 86PermentanOT.14082013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura.
Pengendalian importasi produk hortikultura ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada petani, pelaku usaha dan konsumen hortikultura di dalam
negeri. Adapun produk hortikultura yang diatur tata niaganya terdiri dari produk
segar dan produk olahan untuk bahan baku industri. Produk hortikultura segar terdiri dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Adapun yang termasuk jenis sayuran
yang diatur inportasinya adalah kentang, bawang bombay, bawang merah, kubis,
Universitas Sumatera Utara
wortel dan cabe. Sedangkan sedangkan jenis buah-buahan adalah pisang, nenas, jeruk, anggur, melon, pepaya, apel, durian, dan lengkeng.
2.4. Komoditas Unggulan