BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Rahmadani 2008.”Perencanaan Strategis Pengembangan Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tanah Datar”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengkaji sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai sektor basis di Kabupaten Tanah Datar, Menganalisa
perkembangan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura untuk 10 tahun mendatan dan merumuskan perencanaan strategis bagi pengembangan sub sektor
pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Metode Analisis yang digunakan adalah Analisis Location Quoetient LQ, Analisis Proyeksi dan Analisis SWOT.
Hasil analisis Location Quotient LQ menunjukkan sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan sektor basis di Kabupaten Tanah
Datar. Hasil analisis proyeksi menunjukkan perkembangan sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk 10 tahun ke depan asih mendominasi
dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Tanah Datar. Hasil analisis SWOT dengan melakukan penilaian terhadap kekuatan strength, kelemahan weakness,
peluang opportunity, dan ancaman threats maka dapat didefenisikan dan dirumuskan berbagai isu dan strategi pada sub sektor tanaman pangan dan
hortikutura. Baehaqi, A. 2010. “Pengembangan Komoditas Unggulan Tanaman
Pangan di Kabupaten Lampung Tengah”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komoditas basis tanaman pangan di Kabupaten Lampung Tengah,
Universitas Sumatera Utara
Mengetahui ketersediaan dan kesesuaian lahan untuk komoditas basis tanaman pangan di abupaten Lampung Tengah dan Menentukan prioritas dan arahan
pengembangan komoditas unggulan tanaman panga di Kabupaten Lampung Tengah. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotient LQ, Trend
Luas Lahan, Analisis Penyediaan dan Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Basis Pangan dan Analytical Hierarchy Process AHP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas basis tanaman pangan yang terpilih adalah padi,ubi kayu dan jagung. Laha yang tersedia untuk
pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Lampung Tengah seluas 134.754 ha. Sebagian besar lahan yang tersedia ini termasuk dalam kategori sesuai untuk
komoditas padi, ubi kayu dan jagung, hanya sebagian kecil saja yang termasuk dalam kategori tidak sesuai. Untuk komoditas padi 298 ha termasuk kelas sangat
sesuai,17.377 ha kelas cukup sesuai,116.426 ha kelas sesuai argina dan 658 ha termasuk kelas tidak sesuai. Untuk komoditas jagung 298 ha termasuk kelas sagat
sesuai, 31.928 ha kelas cukup sesuai, 101.875 ha kelas sesuai marginal dan 658 ha tidak sesuai. Untuk komoditas ubi kayu 418 ha termasuk kelas sangat sesuai,
80.922 ha kelas cukup sesuai, 50.171 ha kelas sesuai marginal dan 324 ha tidak sesuai.
Dari dari hasil Analytical Hierarchy Process AHP diperoleh bahwa masyarakat Kabupaten Lampung Tengah memilih komoditas padi sebagai
komoditas unggulan prioritas pertama, sedangkan komoditas prioritas kedua adalah jagung dan prioritas ketiga adalah komoditas ubi kayu. Berdasarkan
beerapa pertimbangan perencanaan yang digunakan pengembangan komoditas padi dialokasikan seluas 54.218 ha dengan sentra pengembangan di Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Trimurjo,Punggur,Kota Gaah,Padang Ratu,Seputih Agung,Terbanggi besar,Seputih Mataram dan Way Seputih. Pengembangan Komoditas jagung
dialokasikan seluas 41.271 ha dengan sentra pengembangan di Kecamatan Gunung Sugih, Seputih Raman dan Seputih Banyak. Untuk pengembanga ubi
kayu dialokasikan 38.852 ha dengan sentra pengembangan di Kecamatan Anak Tuha,Way Pagubuan, dan Rumbia.
Wulandari, N,I. 2010. “Penentuan Agribisnis Unggulan Komoditas Pertanian berdasarkan nilai produksi di Kabupaten Grobogan”. Tujuan penelitian
ini adalah unrtuk menganalisis macam-macam komoditas pertanian unggulan yang ada di Kabupaten Grobogan, dan mengkaji struktur pertumbuhan komoditas
pertanian di Kabupaten Grobogan. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotient
LQ dan Klassen Typolegi. Hasil penelitian menunjukan komoditas unggulan sektor pertanian yaitu
jagung, kedelai, kacang hijau, kapas, kerbau, kayu jati, kayu rimba, kayu bakar, daun kayu putih. Struktur pertumbuhan komoditas yang tergolong maju dan
tumbuh cepat tidak ada. Komoditas yang tergolong maju tapi tumbuh lambat adalah jagung, kedele, kacang hijau, tembakau, kapas, daun kayu putih.
Komoditas berkembang cepat adalah tebu rakyat, kapuk, kerbau, kambingdomba, itik, kayu rimba, kayu bakar, perikanan budidaya. Komoditas yang tergolong
relatif tertinggal adalah padi, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kelapa, sapi, kuda, babi, ayam, kayu jati, perikanan tangkap.
Tobing, F.H.L 2011. “Perencanaan Sektor Pertanian Dalam Rangka Pengembangan Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara”.Metode Analisis yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan dalam penelitian in adalah Analisis Location Quotient LQ dan analisis deskriptif.
Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa komoditas unggulan sektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, pada ladang dan kacang tanah. Sedangkan
komoditas unggulan komoditas sayur-sayuran adalah sawi. Komoditas unggulan buah-buahan adalah alpukat,nenas,dan durian. Komoditas unggulan sub sektor
perkebunan adalah kemenyaan dan kopi. Komoditas unggulan sub sektor peternakan adalah kerbau dan babi. Komoditas unggulan sub sektor perikanan
adalah kolam sawah. Berdasarkan hasil rata-rata nilai LQ, daerah basis komoditas unggulan padi
sawah adalah Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban dan Muara. Sentra produksi tanaman kacang tanah adalah Kecamatan Parmonangan,
Adian Koting, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Siborongborong dan Pagaran. Komoditas Sawi yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan,
Sipoholon, Pahae Julu, Siborongborong dan Pagaran. daerah basis untuk komoditas durian adalah Kecamatan Parmonangan,Adian Koting, Tarutung,
Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban dan Garoga. Komoditas nenas yang menjadi sentra produksi adalah Kecamatan Pagaribuan dan Kecamatan
Sipahutar. Komoditas kemenyan yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting, Tarutung, Pahae Julu, Pangaribuan dan Sipahutar.
Komoditas kopi yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pangaribuan, Sipahutar, Siborongborong,
Pagaran dan Muara. Untuk ternak kerbau yang menjadi daerah basis adalah Kecamatan Adian Koting, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pahae Jae,
Universitas Sumatera Utara
Purbatua, Pangaribuan, Siborongborong, Pagaran dan Muara. Sedangkan perikanan sawah daerah basis adalah Kecamatan Parmonangan, Adian Koting,
Pahae Julu, Pangaribuan, Garoga, Sipahutar, Siborongborong dan Pagaran. Untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten
Tapanuli Utara berbagai perencanaan strategis dilakukan yakni dengan membagi wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menjadi beberapa sentra produksi berdasarkan
komoditas unggulan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan kawasan yang sesuai dengan komoditas unggulan tersebut.
Sianturi, P 2013. “Analisis Potensi Sektor Pertanian Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Dairi”. Tujuan Penelitian adalah untuk
menganalisis potensi sektor pertanian dalam perekonomian daerah Kabupaten Dairi, untuk menganalisis sub sektor-sub sektor apakah yang menjadi basis dan
non basis dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Dairi, untuk menganalisis komoditas unggulan sektor pertanian apakah tiap-tiap Kecamatan
dalam rangka spesialisasi keunggulan perekonomian Kabupaten Dairi dan untuk menganalisis strategi pengembangan sektor pertanian dalam pengembangan
wilayah di Kabupaten Dairi. Metode Analisis yang digunakan adalah Analisis Location Quoetient
LQ dan Analisis SWOT. Hasil Perhitungan analisis LQ PDRB Kab Dairi selama periode pengamatan
2008-2011, maka sektor basis di Kabupaten Dairi adalah sektor pertanian dengan LQ sebesar 2,656 dan sektor Jasa-jasa sebesar 1,096. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pertanian dan sektor jasa-jasa merupakan sektor basis yang memiliki kekuatan ekonomi dan berpengaruh terhadap perekonomian daerah Kabupaten
Dairi. Sub sektor basis terdiri dari 4 empat sub sektor yaitu sub sektor tanaman
Universitas Sumatera Utara
pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya dan sub sektor kehutanan. Sedangkan sub sektor perikanan termasuk non basis di
Kabupaten Dairi. Berdasarkan hasil analisis dalam rangka spesialisasi pengembangan
komoditas pertanian basis tanaman pangan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Dairi, adalah padi sawah di Kecamatan Sidikalang, Berangan, Sitinjo,
Parbuluan, Sumbul, Silima Pungga-pungga, Lae Parira, Siempat Nempu dan Pegagan Hilir; padi lading di Kecamatan Sidikalang, Siempat Nempu Hulu,
Siempat Nempu hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, dan Pegaggan Hilir; tanaman jagung di Kecamatan Tigalingga, Gunung Siember dan Tambak Pinen; tanaman
kacang tanah di Kecamatan Silima Pungga-pungga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Pegagan Hilir; tanaman Ubi Kayu
adalah Kecamatan Sitinjo, Sidikalang, Sumbul, Siempat Nempu Hilir, Pegagan Hilir dan tanaman ubi jalar di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sidikalang.
Komoditas basis tanaman sayuran cabe adalah Kecamatan Sidikalang, Berampu, Sitinjo, Silima Pungga-Pungga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu
Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Tanah Pinem; tanaman bawang merah merupakan unggulan di Kecamatan
Silalahi Sabungan; tanaman tomat adalah kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Sumbul, Pegagan Hilir dan Tanah Pinem; tanaman kentang adalah di Kecamatan Sitinjo,
Parbuuan dan Sumbul; tanaman kubis adalah di Kecamatan Sidikalang, parbuluan dan Sumbul. Komoditas basis untuk tanaman buah-buahan adalah nenas di
Kecamatan Sidikalang, Silima Pungga-pungga, Lae Parira, Siempat Nempu; Alpukat di Kecamatan Sidikalang, Berampu, Sitinjo, Silalahi Sabungan, Gunung
Universitas Sumatera Utara
Sitember dan Tigalingga; jeruk di Kecamatan Berampu, Parbuluan dan Sumbul; Pepayadi Kecamatan Berampu, Sitinjo, Lae Parira, Siempat Nempu; Durian
Kecamatan Silima Pungga-pungga, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember dan Pisang di Kecamatan
Silima Pungga-pungga, Lae Parira, Sempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tigalingga dan Gunung Sitember. Komoditas Basis untuk
tanaman perkebunan adalah sebagai berikut untuk tanaman gambir di Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Silima Pungga-pungga, Lae Parira, Siempat Nempu Hulu dan
Siempat Nempu Hilir; tanaman kopi robusta adalah Kecamatan Silima Pungga- pungga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hiir,
Tigalingga, Gunung Sitember dan Pegagan Hilir; tanaman kopi arabika di Kecamatan Sidikalang, Berampu, Sitinjo, Parbuluan, Sumbul; Kemiri di
Kecamatan Tanah Pinem dan Silalahi Sabungan; tanaman karet di Kecamatan Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tigalingga,
Gunung Sitember dan Tanah Pinem; tanaman kulit manis di Kecamatan Silalahi Sabungan, Silima Pungga-pungga, Siempat Nempu dan Siempat Nempu Hilir;
tanaman kakao di Kecamatan Sitinjo, Silima Pungga-pungga, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember,
Pegagan Hilir dan Tanah Pinem.
2.2. Pengembangan Komoditas Hortikultura