4.2.3. Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura
Komoditas sayuran dan buah-buahan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di provinsi Sumatera Utara haruslah komoditas yang mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan komoditas lainnya. Informasi mengenai komoditas sub sektor hortikultura sayuran dan buah-buahan yang dapat diprioritaskan untuk dikembangkan
di provinsi Sumatera Utara diharapkan bermanfaat untuk menentukan tujuan dan sasaran dalam meningkatkan perekonomian di wilayah provinsi Sumatera Utara.
4.2.3.1.Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Sayuran
Hasil analisis yang dilakukan melalui analisis Location Quotient LQ dan Analisis Shift Share
digunakan untuk melihat prioritas pengembangan komoditas unggulan sayuran di provinsi Sumatera Utara yaitu dengan menggabungkan kedua analisis tersebut
sehingga diperoleh komoditas sayuran yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif unggulan sayuran di provinsi Sumatera Utara.
Dari hasil analisis gabungan Location Quotient LQ dan Shift Share yang dilakukan terdapat 5 lima komoditas sayuran yang menjadi komoditas unggulan
prioritas pertama untuk dikembangkan di provinsi Sumatera Utara. Komoditas tersebut merupakan komoditas basisunggulan serta mempunyai daya saing atau dengan kata lain
komoditas sayuran tersebut mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Kelima komoditas sayuran tersebut adalah kentang, cabe besar, tomat, terung dan buncis. Hasil
gabungan analisis LQ dan Shift Share komoditas sayuran di provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Analisis Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Sayuran Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2012
Sumber : Hasil Penelitian, Diolah
Komoditas sayuran prioritas pengembangan utama yang artinya merupakan basis, bertumbuh cepat serta mempunyai daya saing dibanding komoditi sayuran lainnya di
provinsi Sumatera Utara adalah cabe besar Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan
Ps Ds
1. Bawang Merah
1
+ +
2. Bawang Daun
1
+ -
3. Kentang 1
- +
II Simalungun, Dairi, Humbang Hasundutan,
Samosir, Pakpak Bharat
4. KolKubis 1
- +
II
Simalungun, Karo, Dairi, Humbang Hasundutan
5. Kembang Kol 1
- -
III
Karo
6. PetsaiSawi 1
- -
III
Medan, Deli Serdang, Karo, Asahan, Tapanuli Selatan, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Pematang
Siantar, Mandaling Natal, Padang Sidempuan, Serdang Bedagai,
7. Wortel 1
+ -
8. Kacang Panjang 1
- +
9. Cabe Besar 1
+ +
I
Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Nias, Dairi, Binjai, Pematang
Siantar, Toba Samosir, Mandailing Natal, Pakpak Bharat, Batu Bara, Padang Lawas Utara
10. Cabe Rawit 1
+ +
11. Tomat 1
+ +
I Karo, Tapanuli Selatan, Mandaiing Natal, Padang
Sidempuan, Humbang Hasundutan, Padang Lawas
12. Terung 1
+ +
I
Medan, Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli
Selatan, Nias, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Binjai, Pematang Siantar, Toba Samosir, Mandailing
Natal, Padang Sidempuan, Serdang Bedagai, Nias Selatan, Batu Bara, Padang Lawas, Padang Lawas
Utara, Labuhan Batu Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli
13. Buncis 1
+ +
I Simalungun, Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Dairi, Padang Sidempuan 14. Ketimun
1
- +
KabKota No
Komoditas Sayuran
LQ Shift Share
Prioritas
Universitas Sumatera Utara
Batu, Tapanuli Selatan, Nias, Dairi, Binjai, Pematang Siantar, Toba Samosir, Mandailing Natal, Pakpak Bharat, Batu Bara, Padang Lawas Utara; tomat Karo, Tapanuli Selatan,
Mandaiing Natal, Padang Sidempuan, Humbang Hasundutan, Padang Lawas; terung Medan, Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Utara, Tapanuli
Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Binjai, Pematang Siantar, Toba Samosir, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Serdang Bedagai, Nias Selatan,
Batu Bara, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Labuhan Batu Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli dan buncis Simalungun, Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Dairi, Padang Sidempuan. Komoditas unggulan prioritas utama tersebut pertumbuhannya cepat karena faktor
lokasional seperti kesesuaian lahan dan juga harga komoditas sayuran tersebut biarpun fluktuatif tetapi ada kecenderungan mengalami kenaikan sehingga merangsang petani
untuk menanamnya. Khusus untuk komoditas cabe merah dan tomat pemerintah memberikan perhatian khusus agar komoditas tersebut senantiasa produksinya meningkat
sehingga pasokannya tercukupi karena komoditas tersebut adalah merupakan komoditas yang sangat berpengaruh terhadap inflasi, sehingga selalu dijaga
ketersediaanpasokannya serta harganya. Demikian juga sayuran terung dan buncis merupakan basis, bertumbuh cepat serta
mempunyai daya saing karena banyak masyarakat bertanam jenis karena persyaratan tumbuhnya tidak terlalu susah serta komsumsi masyarakat dan harga sayuran tersebut
juga cenderung mengalami kenaikan harga. Perkembangan harga rata-rata komoditas sayuran unggulan dapat dilihat pada
gambar 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8. Perkembangan Harga Rata-Rata Komoditas Sayuran Unggulan
Sementara komoditas sayuran prioritas pengembangan kedua di Provinsi Sumatera Utara adalah kentang Simalungun, Dairi, Humbang Hasundutan, Samosir, Pakpak
Bharat dan kolkubis Simalungun, Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, dimana komoditas tersebut merupakan komoditas basis serta mempunyai daya saingkompetitif
dibanding komoditas sayuran lainnya. Pertumbuhan komoditas sayuran kentang dan kolkubis di Sumatera Utara termasuk lambat karena minat petani untuk menanam kedua
komoditas tersebut menurun. Menurunnya minat petani disebabkan harga komoditas tersebut cenderung berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan sementara biaya
produksinya cenderung mengalami kenaikan. Masuknya kentang impor disinyalir juga dapat mengakibatkan pertumbuhan produksi kentang lokal menjadi berkurang. Pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 1990 an provinsi Sumatera Utara adalah pemasok kolkubis utama ke Singapura dan Malaysia, akan tetapi prestasi tersebut tidak dapat dipertahankan karena kandungan
residu pestisida yang melebihi batas ambang toleransi, untuk itu diharapkan kepada instansi dinas pertanian terkait untuk dapat memberikan penyuluhan bercocok tanam
yang baik dan benar misalnya melalui penerapan GAP. Komoditas sayuran prioritas ketiga atau alternatif untuk dikembangkan di provinsi
Sumatera Utara adalah petsaisawi Medan, Deli Serdang, Karo, Asahan, Tapanuli Selatan, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Mandaling Natal, Padang
Sidempuan, Serdang Bedagai dan kembang kol Karo, dimana komoditas tersebut merupakan komoditas basis akan tetapi pertumbuhannya lambat serta tidak mempunyai
daya saingkompetitif dibanding komoditas sayuran lainnya untuk itulah petani perlu dibantu dengan pemberian sarana dan prasarana produksi serta perlunya diberikan
penyuluhan kepada para petani bagaimana cara bercocok tanam yang baik dengan menerapkan GAP.
4.2.3.2.Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Buah-Buahan
Hasil analisis yang dilakukan melalui analisis Location Quotient LQ dan Analisis Shift Share
digunakan untuk melihat prioritas pengembangan komoditas unggulan buah- buahan di provinsi Sumatera Utara yaitu dengan menggabungkan kedua analisis tersebut
sehingga diperoleh komoditas buah-buahan yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif di provinsi Sumatera Utara.
Dari hasil analisis gabungan Location Quotient LQ dan Shift Share yang dilakukan terdapat 1 satu komoditas buah-buahan yang menjadi komoditas unggulan
Universitas Sumatera Utara
prioritas pertama untuk dikembangkan di provinsi Sumatera Utara. Komoditas tersebut merupakan komoditas basisunggulan serta mempunyai daya saing atau dengan kata lain
komoditas buah-buahan tersebut mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Komoditas buah salak tersebut menjadi prioritas komoditas unggulan pertama karena
disamping merupakan komoditas basis juga pertumbuhannya lebih cepat dibanding komoditas sayuran lainnya serta mempunyai daya saingkompetitif dibanding komoditas
sayuran yang lain. Hasil gabungan analisis LQ dan Shift Share komoditas sayuran di provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.15
Tabel 4.15. Analisis Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan Buah-Buahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2012
Sumber : Hasil Penelitian, Diolah
Ps Ds
1. Alpukat
1
+ -
2. DukuLangsat 1
+ +
3.
Durian 1
+ -
II
Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Tengah, Nias, Dairi, Pematang Siantar,
Toba Samosir, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Humbang Hasundutan, Samosir,
Serdang Bedagai, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara
4.
Jeruk Siam 1
- -
III
Karo, Dairi, Mandailing Natal, Pakpak Bharat 5. Mangga
1
+ -
6. Manggis
1
+ -
7. Nangka
1
+ -
8. Nenas
1
- +
9. Pepaya
1
+ +
10. Pisang
1
+ +
11. Rambutan
1
+ -
12. Salak
1 +
+ I
Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Humbang Hasundutan, Padang Lawas Utara
13. Markisa
1
+ -
KabupatenKota No
Komoditas Buah
LQ Shift Share
Prioritas
Universitas Sumatera Utara
Komoditas buah salak merupakan komoditas basis yang bertumbuh cepat dan berdaya saing dibandingkan dengan komoditas buah-buahan lainnya dimana daerah
sentra utama pengembangannya adalah di kabupaten Tapanuli Selatan. Pertumbuhan buah salak yang cepat serta daya saing yang baik dipengaruhi oleh faktor lokasional
misalnya kesesuaian dan kesuburan lahannya serta harganya yang cenderung mengalami kenaikan sehingga mendorong petani untuk bertanam salak. Disamping hal tersebut buah
salak mempunyai daya saing yang baik, selain dikomsumsi langsung juga menjadi bahan baku untuk sirup salak, madu salak, nagogo grand minuman supplemen, whine salak,
keripik salak, dodok salak, kecap dan kurma salak. Sementara itu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas pengembangan
kedua di provinsi Sumatera Utara adalah durian. Komoditas durian tersebut merupakan komoditas basis dan bertumbuh cepat di kabupaten Langkat, Tapanuli Tengah, Toba
Samosir, Serdang Bedagai, Nias Selatan, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara. Komoditas buah durian meskipun merupakan komoditas basis dan pertumbuhannya
cepat di provinsi Sumatera Utara akan tetapi tidak berdaya saing dibandingkan komoditas buah-buahan yang lain. Salah satu yang menyebabkan rendahnya daya saing
durian lokal tersebut disebabkan masuknya buah durian dari daerah lain di sekitar provinsi Sumatera Utara dan bahkan masuknya durian impor. Masuknya durian ke
provinsi Sumatera Utara membuat harga durian lokal tertekan karena umumnya harga durian dari luar bahkan impor tersebut cenderung lebih murah dibanding harga durian
lokal. Disamping itu petani bertanam durian hanya sebagai usaha sampingan disamping usaha tani utamanya yaitu tanaman pangan.
Universitas Sumatera Utara
Komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas pengembangan ketiga alternatif di provinsi Sumatera Utara adalah jeruk siam. Jeruk Siam merupakan komoditas
basisunggulan di kabupaten Karo, Dairi, Mandailing Natal dan Pakpak Bharat, akan tetapi pertumbuhannya lambat dan tidak berdaya saing. Pertumbuhan komoditas jeruk
siam di provinsi sumatera utara lambat disebabkan merebaknya hama dan penyakit lalat buah yang menyerang daerah sentra utama jeruk siam di provinsi Sumatera Utara, harga
jeruk yang fluktuati dan cenderung menurun membuat petani banyak beralih ke komoditas yang lain seperti kopi. Masuknya jeruk impor dari china dan Thailand juga
membuat harga jeruk siam lokal semakin tertekan sehingga jeruk siam lokal daya saingnya menurun karena harga jeruk impor cenderung lebih murah
Perkembangan harga rata-rata jeruk dan salak di tingkat produsen dapat dilihat pada gambar 4.9.
Sumber : Dinas Pertanian dan BPS Provinsi Sumatera Utara diolah
Penentuan komoditas hortikultura unggulan diperlukan sebagai dasar untuk perumusan pola kebijakan pembangunan pertanian khususnya sub sektor hortikultura
Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara di masa mendatang, sehingga kebijaksanaan pembangunan pertanian dapat di arahkan untuk menggerakkan komoditas yang berpotensi unggulan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat menentukan alokasi dan prioritas anggaran untuk komoditas hortikultura secara signifikan dalam memacu perkembangan atau
pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan