42 Gb 12 : Diagram Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Mengevaluasi
Hasil analisis statistik perbandingan posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini lampiran 11.e:
Tabel 11. Uji Selisih Skor Kemampuan Mengevaluasi
Hasil Posttest Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,024 berbeda
Hasil uji t menunjukkan harga Sig. 2-tailed 0,024 atau 0,05, M = -0,52, SE = 0,23, t73 = -2,31. Karena harga Sig. 2-tailed menunjukkan hasil 0,05
sehingga berdasarkan kriteria yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.
4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mengevaluasi
Langkah selanjutnya adalah menguji besar pengaruh effect size. Pengujian ini dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
metode yang digunakan terhadap kemampuan mengevaluasi, baik metode ceramah maupun metode inkuiri.
Dari hasil penghitungan data penelitian menggunakan rumus effect size diperoleh hasil lampiran 11.f
-0.03 0.5
-0.1 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6
kontrol eksperimen
Selisih pretest-posttest kemampuan mengevaluasi
43
Tabel 12. Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
t df
r �
Persentase effect size
Kualifikasi 1
Kontrol 0,168
36 0,028
0,00078 0,078
Efek kecil 2
Eksperimen -2,947
37 0,44
0,19 19
Efek menengah
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan lebih besar terhadap kemampuan mengevaluasi siswa, yaitu
ditunjukkan dengan harga r = 0,44, t37 = -2,947, � = , yang masuk dalam
kategori efek sedang dengan presentase efek sebesar 19 dibandingkan dengan metode ceramah yang menunjukkan harga r = 0,028, t36 = 0,168,
� = 0,00078 yang masuk dalam kategori efek kecil dengan presentase efek 0,078.
4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh
Langkah selanjutnya adalah uji retensi pengaruh. Pengujian ini dilakukan setelah 2 bulan posttest I yang bertujuan untuk mengetahui apakah efek yang
ditimbulkan masih sekuat seperti pada posttest I atau tidak. Uji perbedaan posttest digunakan untuk mengetahui apakah posttest II berbeda secara signifikan. Jika tidak
terdapat perbedaan secara signifikan, maka tidak terjadi penurunan yang signifikan. Dari penghitungan data normalitas yang diperoleh dengan uji Kolmogorov-Smirnov
dihasilkan distribusi data normal untuk data posttest II, yaitu dengan nilai Sig 2- tailed
kelompok kontrol sebesar 0,120 dan 0,102 untuk kelompok eksperimen. Karena data yang digunakan memiliki distribusi data normal analisis statistik yang
digunakan untuk mengetahui keajegan suatu perlakuan adalah paired samples t- test
. Hipotesis yang digunakan pada analisis statistik ini adalah: H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jika harga Sig 2-tailed 0,05 , H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata
lain ada penurunan skor yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest
II.
44 2. Jika harga Sig 2-tailed 0,05 , H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II. Dengan kata lain
tidak ada penurunan skor yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Hasil analisis statistik perbedaan posttest I dan posttest II baik kelompok kontrol
maupun eksperimen dengan tingkat kepercayaan 95 dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 11.g:
Tabel 13. Uji Beda posttest I dengan posttest II Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
Test Penurunan
Signifikansi Keputusan
Posttest I
Posttest II
1 Kontrol
2,51 2,56
1,99 naik 0,78
Tidak berbeda 2
Eksperimen 2,82
2,59 -8,16
0,135 Tidak berbeda
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kelompok kontrol mengalami kenaikan sedangkan pada kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan yang
signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Hal ini ditunjukkan dengan harga M = -0,06 , SE = 0,21 , Sig 2-tailed = 0,78 , t36 = -0,282 untuk kelompok kontrol
yang menggunakan metode ceramah dan M = 0,23 , SE = 0,15 , Sig 2-tailed = 0,135 , t37=1,528 untuk kelompok eksperimen yang menggunakan metode
inkuiri. Pada kelompok kontrol mengalami kenaikan sebesar 1,99 dan pada kelompok eksperimen mengalami penurunan sebesar 8,16.
Kelima langkah tersebut dapat diringkas dalam grafik yang memperlihatkan skor pretest hingga posttest II. Grafik pada kelompok eksperimen menunjukkan
kenaikan dari pretest ke posttest I tetapi mengalami penurunan skor pada posttest II.
Grafik ada kelompok kontrol menunjukkan penurunan dari pretest ke posttest I tetapi mengalami kenaikan skor pada posttest II.
45 Gb 13 : Grafik Perbedaan antara Skor Pretest, Posstest I, dan Posttest II
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mencipta
Selain meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi
variabel independen kedua yang diteliti yaitu kemampuan mencipta. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri dilakukan analisis statistik
berdasarkan data yang diperoleh dari pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data hasil test tersebut kemudian dilakukan uji
normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 21 for Windows 64-bit.
Uji normalitas tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden
dengan berdasarkan kriteria berikut: 1. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, distribusi data pada hasil test dikatakan
normal. 2. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, distribusi data pada hasil test dikatakan tidak
normal. Berdasarkan kriteria diatas diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini lampiran
11.a:
2.53 2.51
2.56 2.33
2.82 2.59
0.5 1
1.5 2
2.5 3
pretest posttest 1
posttest 2
Perbedaan Pretest, Posttest I, dan Posttest II
kontrol eksperimen