53 Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan
kelompok ekperimen mengalami peningkatan skor dari skor posttest I ke posttest II
. Hal ini ditunjukkan dengan harga M = -0,08 , SE = 0,16 , Sig. 2-tailed = 0,598 , t36 = -0,532 untuk kelompok kontrol. Sedangkan untuk kelompok eksperimen
harga M = -0,06 , SE = 0,19 , Sig. 2-tailed = 0,752 , t37 = -0,319. Persentase kenaikan untuk kelompok kontrol yaitu sebesar 2,94 sedangkan pada kelompok
eksperimen mengalami peningkatan sebesar 2,05. Kelima langkah tersebut dapat diringkas dalam grafik yang memperlihatkan
skor pretest hingga posttest II. Grafik menunjukkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami kenaikan dari pretest ke posttest I dan ke posttest II.
Gb 15 : Grafik Perbedaan antara Skor Pretest, Posstest I, dan Posttest II Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mencipta
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kemampuan Mengevaluasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hal ini dapat dibuktikan melalui
hasil analisis dengan Sig. 2-tailed sebesar 0,024 atau 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelompok kontrol dan posttest
kelompok eksperimen.
2.37 2.72
2.8 2.11
2.93
2.99
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
pretest posttest 1
posttest 2
Grafik Hasil Pretest-Posstest I-Posttest II
kontrol eksperimen
54 Dari pengamatan terlihat bahwa suasana kelas kelompok eksperimen jauh
berbeda dengan suasana kelas kelompok kontrol. Suasana kelas kelompok eksperimen lebih terlihat aktif karena siswa duduk secara berkelompok sehingga
siswa dapat dengan mudah untuk berdiskusi mengenai materi yang diberikan guru. Dalam pembelajaran, siswa juga diberi contoh konkret sehingga mengundang siswa
untuk mengetahui lebih dalam. Sedangkan dalam kelas kontrol, siswa lebih terlihat pasif karena siswa hanya mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi
tanpa diberi contoh konkrit maupun alat peraga. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kemampuan
mengevaluasi kelompok ekperimen yang menggunakan metode inkuiri jauh lebih
baik dibandingkan kelompok kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat terlihat saat siswa menyelesaikan masalah yang ada dalam soal
posttest . Kemampuan mengevaluasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memilih
penyelesaian masalah yang efektif dan efisien. Siswa di kelas eksperimen mampu menjawab masalah dengan mengaitkan dengan sifat-sifat cahaya seperti mengganti
genting dengan kaca bening sehingga cahaya bias masuk ke ruangan melalui kaca. Beberapa siswa di kelas kontrol yang menjawab pertanyaan dengan asal-asalan
tanpa mengaitkan dengan materi sifat-sifat cahaya misalnya dengan menggempur tembok gudang, ada juga yang menjawab dengan cara mengebom gudang.
4.2.2 Kemampuan Mencipta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil
analisis dengan Sig. 2-tailed sebesar 0,039 atau 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelompok kontrol dan posttest
kelompok eksperimen. Kenaikan yang signifikan dapat terjadi dalam kelas eksperimen yang
menggunakan metode inkuri karena penggunaan metode inkuiri membuat siswa merasakan pembelajaran yang berkesan. Siswa dapat mengeksplorasi apa yang
ingin mereka ingin ketahui dengan bantuan alat peraga. Setiap pertemuan siswa selalu melakukan kegiatan praktikum yang membuat kemampuan mencipta siswa
menjadi lebih baik. Sedangkan siswa di kelas kontrol yang hanya menggunakan
55 metode ceramah sehingga siswa menjadi pasif karena siswa hanya mendengarkan
penjelasan abstrak yang diberikan guru tanpa melalui kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kemampuan mencipta
kelompok ekperimen yang menggunakan metode inkuiri jauh lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah. Hal
ini dapat terlihat saat siswa menyelesaikan masalah yang ada dalam soal posttest.
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada mata pelajaran IPA materi sihat-sifat
cahaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Penggunaan
metode inkuiri
berpengaruh terhadap
kemampuan mengevaluasi
pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 20122013. Hal ini
ditunjukkan harga Sig 2-tailed 0,05 yaitu 0,456 pada harga Levene’s Test
dengan F = 0,562. Hasil uji t menunjukkan harga Sig. 2-tailed 0,024 atau 0,05, M = -0,52, SE = 0,23, t73 = -2,31.
Uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh kategori
menengah yaitu dengan nilai r = 0,44 persentase 19. Retensi pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa selama kurang lebih 2 bulan setelah posttest
I , retensi pengaruh baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II
. Hal ini ditunjukkan dengan harga M = -0,06 , SE = 0,21 , Sig 2-tailed = 0,78 , t36 = -0,282 untuk kelompok kontrol yang menggunakan metode
ceramah dan M = 0,23 , SE = 0,15 , Sig 2-tailed = 0,135 , t37=1,528 untuk kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri. Pada
kelompok kontrol mengalami peningkatan skor sebesar 1,99 tetapi untuk kelompok eksperimen mengalami penurunan skor sebesar 8,16.
5.1.2 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta
pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 20122013.
Hal ini ditunjukkan harga Sig 2-tailed 0,05 yaitu 0,261 pada harga
Levene’s Test dengan F = 1,283. Hasil uji t menunjukkan harga Sig. 2-tailed 0,039 atau