Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA
dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Contoh, hotel bisa menambahkan fasilitas tv, lemari pendingin, dan lain-lain
5 Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa
mendatang. Contoh, hotel menambahkan fasilitas layanan internet, sepiring buah-buahan, dan lain-lain.
b. Klasifikasi barang konsumen Menurut Tjiptono 2002:99-100 barang konsumen adalah
barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis.
1 Convenience goods, yaitu barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi, dibutuhkan dalam waktu segera, dan
hanya memerlukan usaha yang minimum dalam pembandingan dan pembeliannya. Contoh, surat kabar, permen, dan lain-lain
2 Shopping goods, yaitu barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di
antara berbagai alternatif yang tersedia. Contoh, alat-alat rumah tangga, pakaian, dan lain-lain
3 Specialty goods, yaitu barang-barang yang memiliki karakteristik danatau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok
konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contoh, kamera Nikon, dan lain-lain
4 Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetap pada umumnya
belum terpikirkan untuk membelinya. 5. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Swastha dan Handoko 1997:10 perilaku konsumen adalah kegiatan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan penentuan kegiatan tersebut. Menurut American Marketing Association dalam Amirullah 2002:2, perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran hidup meraka.
Pengertian perilaku
konsumen menurut
beberapa ahli,
disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan- tindakan nyata individu konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-
kejiwaan psikologis dan faktor luar lainnya eksternal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-
barag yang diinginkan. Proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah,
dimulai dengan tahap perolehan, tahap konsumsi, dan berakhir dengan tahap disposisi produk atau jasa. Pada saat menginvestigasi tahap
perolehan, para peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan produk atau jasa. Salah satu faktor yang berkaitan dengan
pencarian dan penyeleksi barang serta jasa adalah simbolisme produk yaitu, orang biasanya ingin mencari sebuah produk untuk
mengekspresikan diri mereka kepada orang lain tentang ide-ide tertentu dan arti diri mereka, menurut Moven dan Minor, 2002:7.
Menurut Simamora 2004:2 perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk
konsumsi personal. Perilaku konsumen disimpulkan dalam beberapa bagian yaitu :
a. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. b. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum
pembeli serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.
c. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dapat dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh
siapa dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variable-variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai
yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang
kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam. 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luar manusia eksternal dan faktor-faktor yang ada di dalam diri
manusia internal. Faktor eksternal yang utama adalah faktor
kebudayaan dan sosial, sedangkan faktor-faktor internal yang utama adalah faktor pribadi dan psikologis.
a. Faktor budaya Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang
dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut
Kotler dan Gary 2002:144
faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku
konsumen. Faktor budaya terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas soial.
Indikator: 1 Budaya
Budaya culture adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang karena budaya merupakan
kumpulan nilai-nilai dasar, kepercayaan, kebiasaan, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota
masyarakat dari keluarga atau lembaga penting lainnya. Budaya dimiliki oleh setiap kelompok dan budaya ini memberikan
pengaruh yang beragam pada perilaku pembelian di setiap wilayah. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari budaya yang
juga bisa disebut sebagai elemen dasar dari konsep budaya, menurut Amirullah, 2002:46-47.
a Budaya dipelajari untuk mengetahui bagaimana budaya suatu kelompok atau individu, maka kita dapat mengamatinya dari
perilaku keseharian dalam kehidupannya b Budaya secara sosial dapat diturunkan. Budaya merupakan
kelompok perwujudan yang diturunkan secara manusiawi. Nilai- nilai dan kebiasaan yang dianut oleh orang jaman dahulu secara
terus menerus dan dianut oleh generasi berikutnya c Budaya bersifat adaptif, bahwa budaya yang tidak memberikan
manfaat cenderung akan ditinggalkan dan masyarakatnya mencoba menyusaikan budaya yang baru untuk memberikan
kepuasan. 2 Sub budaya
Setiap kebudayaan mengandung sub-budaya yang lebih kecil atau sekelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama. Sub-
budaya meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar
penting, dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan, menurut Kotler dan Gary, 2002:145.
3 Kelas sosial Kelas
sosial adalah bagian masyarakat yang relatif permanenen dan tersusun rapi dengan para anggota menganut nilai-
nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh pendapatan saja tetapi seperti pendidikan, kekayaan
dan pekerjaan, sehingga menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda, menurut Kotler dan Gary, 2002:147.
b. Faktor sosial Merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis yang anggotanya menganut perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh pendapatan,
pendidikan, kekayaan dan pekerjaan. Menurut Philip dan Gary,
2002:147-150 tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial, seperti kelompok, keluarga serta peran dan status sosial
.
Indikator : 1 Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama, menurut Kotler
dan Gary, 2002;147-148. Kelompok ini terbagi menjadi dua yaitu: kelompok primer yang memiliki interaksi regular tetapi informal
seperti keluarga, teman, dan rekan sekerja. Dan kelompok sekunder yaitu kelompok yang lebih formal dan memiliki lebih sedikit
interaksi regular, kelompok ini mencakup organisasi-organisasi seperti kelompok keagamaan, serikat buruh, dan asosiasi
profesional. 2 Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting, anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh.
Dewasa ini
peran keluarga
adalah mempengaruhi individu dalam pembelian atau konsumsi.
Keputusan pembelian keluarga tergantung pada produk dan situasi, anggota keluarga individual menggunakan jumlah pengaruh yang
berbeda. 3 Peran dan status
Setiap orang merupakan anggota dari berbagai kelompok keluarga, klub dan organisasi. Posisi setiap kelompok dapat
ditentukan dalam bentuk peran dan status. Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-
orang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi Keputusan
sesorang membeli
juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi, seperti; umur pembeli dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri, menurut Kotler dan Gery, 2002;150-153.
Indikator : 1 Umur pembelian dan tahap siklus hidup
Orang-orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan
rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang
mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap
daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasar untuk setiap tahap, menurut Kotler dan Gary, 2002:150.
2 Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Konsumen mempunya pola konsumsi yang dipengaruhi oleh pekerjaannya, para pemasar berusaha untuk mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk atau jasa tertentu.
3 Situasi ekonomi Keadaan ekonomi seseorang akan sangat besar pengaruhnya
terhadap pilihan produk, maupun toko yang menjualnya. Keadaan atau situasi ekonomi seseorang terdiri dari:pendapatan, uang saku,
uang tabungan, dan kekayaan yang dimilikinya. 4 Gaya hidup
Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang jauh
berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang yang diwujudkan dalam aktivitas, interns, dan oponiya. Gaya hidup
mencakup sesuatu yanglebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi dan
berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia. 5 Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku
membeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya, dominasi,
kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyusaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat
untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
d. Faktor Psikologis Sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana konsumen
tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau pada waktu yang akan datang.
Indikator: 1 Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan memperoleh kepuasan suatu kebutuhan
dapat berubah menjadi motif apabila mampu merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif atau dorongan adalah
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan, menurut Swasta dan Handoko, 2002:77.
2 Persepsi Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi guna
membentuk gambaran yang berarti bagi dunia. 3 Pengetahuan Pembelajaran
Pembelajaran learning menggambarkan perubahan perilaku seorang individu yang muncul karena pengalaman yang diperoleh
dari perbuatannya dimasa lalu dapat dipelajari. Pembelajaran berlangsung melalui
pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran.
4 Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah pemikiran dekskrptif yang di pegang
seseorang tentang sesuatu. Sikap adalah evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan
emosional, dan kecendrungan tindakan terhadap beberapa ide atau objek, menurut Kotler, 2008;186-187.
7. Pengambilan Keputusan Konsumen Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses
penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggapnya paling menguntungkan. Proses pemilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang
mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik,
menurut Amirullah, 2002:61.
Pengambilan keputusan menekankan pendekatan pemrosesan informasi yang rasional terhadap perilaku pembelian konsumen, menurut
Moven dan Minor, 2002:6. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pendekatan hirarki pengaruh keterlibatan tinggi pada pembentukan sikap.
8. Tingkatan Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut
Sumarwan 2003;360-361,
tidak semua
situasi pengambilan keputusan konsumen berada dalam tingkatan yang sama.
Jika semua keputusan pembelian memerlukan usaha yang lebih luas, kemudian konsumen mengambil keputusan itu walaupun dengan proses
yang cukup melelahkan, maka keputusan harus tetap diambil. Sebaliknya, ada sebagian konsumen yang
begitu mudah untuk mengambil keputusan. Kondisi ini terjadi karena konsumen sudah
menganggap bahwa proses itu merupakan proses yang biasa atau berulang-ulang.
Berdasarkan pola hubunga antara jenis usaha yang paling tinggi dan usaha yang paling rendah, maka dapat dibedakan tiga tingkatan
pengambilan keputusan konsumen, sebagai berikut: a. Extansive problem solving
Pada tingkat ini konsumen sangat membutuhkan banyak informasi untuk lebih meyakinkan dengan keputusan yang akan
diambilnya. Konsumen memiliki kriteria-kriteria khusus terhadap barang yang akan dipilihnya. Pengambilan keputusan ektensive juga
melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya kognitif serta perilaku
yang cukup besar, akhirnya pengambilan keputusan ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Limited problem solving Pada tingkat ini konsumen tidak begitu banyak memerlukan
informasi, akan tetapi konsumen tidak perlu mencari-cari informasi untuk lebih memberikan keyakinannya. Biasanya konsumen yang
berada di tingkat ini selalu membandingkan merek atau barang dengan terus
menggali informasi-informasi. Pilihan yang melibatkan
pengambilan keputusan terbatas biasanya cukup cepat, dengan tingkat upaya kognitif dan perilaku yang sedang.
c. Rountinized respons behavior Konsumen telah memiliki banyak pengalaman membeli, maka
informasi biasanya membandingkan saja, walaupun keputusan itu sudah terpikirkan oleh mereka. Dibandingkan dengan tingkat yang
lain, perilaku pilihan rutin membutuhkan sangat sedikit kepastian kognitif atau kontrol sadar.
Semakin masalah yang diputuskan itu dirasa berada dalam tingkat yang sulit, maka pencarian informasi akan menjadi sangat
menentukan efektifitas keputusan. Juga sebaliknya, jika masalah itu sifatnya rutin atau terjadi berilang-ulang, maka informasi itu hanya
berperan sebagai pembanding karena pengetahuan tentang masalah tersebut sudah dimiliki. Dengan kata lain, jumlah upaya yang
digunakan dalam pemecahan masalah cenderung menurun sejalan
dengan semakin
dikenalnya suatu
produk dan
semakin berpengalamannya
seseorang dalam
pengambilan keputusan.
Komponen dan Proses Keputusan Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-
faktor itu dapat berasal dari luar diri konsumen dan juga berasal dari dalam diri konsumen. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
maka komponen utama yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen dapat digolongkan menjadi tiga macam, menurut Amirullah,
2002;63-64: a. Komponen input
Komponen ini dapat juga disebut sebagai pengaruh eksternal, yang dapat dikalsifikasikan dalam dua sumber, yaitu; usaha-usaha
pemasar, dan lingkungan sosial-budaya. b. Komponen proses
Komponen ini sudah mengarah pada pengambilan keputusan konsumen. Komponen ini juga melibatkan faktor-faktor seperti;
motivasi, persepsi, belajar, kepribadiaan, dan sikap. Dalam proses pengambilan keputusan faktor-faktor itu mengarah pada upaya
penemuan masalah, pencarian informasi, evaluasi, dan pemilihan. c. Komponen output
Bagian output dari pengambilan keputusan konsumen mengarah pada dua bentuk kegiatan dan sikap, yaitu perilaku membeli dan
evaluasi pasca pembelian. Hasil akhir dari dua kegiatan itu adalah
menigkatkan kepuasaan lewat barang yang dibeli konsumen. Menurut Herbert A. Simon
dalam Amirullah 2002:64, mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar dalam proses
pengambilan keputusan. Model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut:
a. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan
b. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin
c. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
Proses keputusan dapat dipandang sebagai arus dari riset sampai perancangan dan kemudian penentuan alternatif yang dipandang relevan.
Pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan pada tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Oleh karena itu tahapan tersebut
nerupakan elemen subuah proses yang kontinyu. 10. Pembelian dan Pemilihan
Keputusan untuk membeli pada hakekatnya terdiri dari sekumpulan keputusan. Pembelian adalah keputusan konsumen mengenai apa yang di
beli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan cara pembayaran, menurut Sumarwan, 2003:310. Sedangkan kuputusan
konsumen adalah suatu keputusan segala pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif, menurut Sumarwan, 2003:289. Ada
dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor tak terduga. Sikap orang lain akan mempengaruhi
satu alternatif yang disukai tergatung pada: a. Intesitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan altenatif konsumen
b. Motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Pada saat keputusan membeli itu datang, maka faktor situasi yang
tak terduga muncul untuk mengubah maksud pembeliaan. Faktor ini menggambarkan kekecewaan terhadap produk tertentu. Oleh karena itu,
pilihan dan maksud pembelian bukan merupakan predictor sepenuhnya dapat diandalkan untuk mengatur tingkah laku pembeli.
11. Pembelian Produk Pembelian produk atau jasa dilakukan oleh konsumsi bisa
digolongkan tiga macam, menurut Sumarwan, 2002;377-378 yaitu sebagai berikut:
a. Pembelian yang terencana sepenuhnya Jika konsumen telah menentukan pilhan produk dan merek jauh
sebelum pembelian dilakukan, maka ini termasuk pembelian yang direncanakan sepenuhnya. Pembelian yang terencana sepenuhnya
biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperlukan atau keterlibatan tinggi. Konsumen sering kali membuat daftar barang yang
akan dibelinya jika konsumen tersebut pergi ke toko atau pergi ke tempat yang akan dijadikan tempat tujuan berbelanja sudah tahu
produk atau merek yang akan dibelinya.
b. Pembelian yang separuh terencana Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan
terlebih dahulu, namun mungkin belum mengetahui merek yang akan di belinya sampai konsumen bisa memperoleh informasi yang lengkap
dari pegawai toko tersebut. c. Pembelian yang tidak terencana
Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa di rencanakan terlebih dahulu. Banyak faktor yang menyebabkan hal
tersebut, misalnya pomotongan harga 50, yang terlihat mencolok akan menarik perhatian konsumen.
12. Proses Pembelian Ada
tiga proses atau tahapan dalam pembelian, menurut
Sumarwan, 2002;378-380 yaitu sebagai berikut: a. Tahap prapembelian
Pada tahapan ini, beberapa perilaku yang terjadi meliputi mencari informasi dan mengambil dana.
1 Mencari informasi Konsumen akan mencari informasi mengenai produk, merek,
atau toko dari berbagai sumber seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Konsumen mungkin juga berkomunikasi dengan tenaga
penjual, teman, dan kerabatnya bahkan saudaranya mengenai produk, merek, atau toko.
2 Mengambil dana Konsumen juga perlu tahu dari mana dana yang akan dipakai
untuk membeli produk tersebut. Pembelian produk umumnya menggunakan uang sebagai medium utama pertukaran. Konsumen
juga mungkin akan mengguanakan cara pembayaran, seperti bayar tunai, cek, kartu kredit, kartu debit, kartu ATM, maupun lembaga
keuangan yang lainnya. b. Tahap pembelian
Pada tahap pembelian, perilaku meliputi berhubungan dengan toko, mencari produk, dan melakukan transaksi.
1 Berhubungan dengan toko Store Contact Adanya keinginan membeli produk akan mendorong
konsumen untuk mencari toko atau pusat perbelanjaan tempat konsumen membeli produk tersebut. Kontak dengan toko akan
dilakukan oleh konsumen untuk menentukan toko mana yang akan dikunjungin. Toko akan mencari tempat strategis untuk mencari
lokasinya agar mudah di lihat oleh konsumen. 2 Mencari produk
Konsumen mencari dan memperoleh produk yang akan di belinya. Konsumen harus mencari lokasi dimana produk di
tempatkan di dalam toko tersebut. Jika konsumen telah menemukan produk yang dicarinya, konsumen akan mengambil produk
tersebut, dan kemudian membawanya ke tempat pembayaran atau kasir.
3 Transaksi Proses pembelian adalah melakukan tranksaksi, yaitu
melakukan pertukaran barang dengan uang, memindahkan pemilikan barang dari toko ke konsumen. Kenyamanan seorang
kosumen berbelanja di sebuah toko bukan saja ditentukan oleh banyaknya barang yang tersedia, kemudahan memperoleh barang
di dalam toko, dan daya tarik promosi dari produk tersebut, juga ditentukan oleh kenyamanan proses akhir atau transaksi yang
dilakukan oleh konsumen, menurut Sciffman dan Kanuk,
2000;377-380. c. Pengetahuan pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen maka konsumen harus bisa
menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan baik 13. Minat Pembelian Ulang
Menurut Setyawan dan Ihwan 2004:25 minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Beberapa pengertian dari minat adalah sebagai berikut:
a. Minat dianggap perangkap atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku
b. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba
c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.
Menurut Peter dan Olson 2000:110 konsumen melakukan pembelian ulang karena adanya suatu dorongan dan perilaku membeli
secara berulang-ulang yang dapat menumbuhkan suatu loyalitas terhadap apa yang dirasakan sesuai untuk dirinya. Jadi, minat beli ulang dapat
disimpulkan sebagai suatu kecendrungan untuk melakukan pembelian ulang, serta memperoleh respon positif atas tindakan masa lalu.
Terdapat perbedaan antara pembelian aktual yang benar-benar dilakukan oleh konsumen dengan minat beli ulang. Minat beli ulang
adalah kecendrungan pembelian dimasa yang akan datang. Meskipun pembelian tersebut belum tentu dilakukan dimasa mendatang, namun
pengukuran terhadap kecendrungan pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian itu sendiri.
Menurut Schffman dan Kanuk 2007:240 minat beli ulang adalah suatu keadaan dalam diri seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif
yang meliputi hubungan antar orang itu sendiri dengan beberapa tindakan. Minat mengacu pada hasil dari tindakan yang kelihatan dalam
situasi, yaitu minat untuk melakukan respon nyata khusus yang akan
diramalkan. Minat beli ulang merupakan kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen setelah mereka melakukan pembelian yang pertama
kali. Menurut Cronin, dkk dalam Oetomo dan Rahadian 2012:8 minat
beli ulang adalah perilaku pelanggan di mana pelanggan merespon positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan
kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.
Menurut Zeithalm et al dalam Oetomo dan Rahadian 2012:8 menekankan bahwa pentingnya mengukur minat beli kembali pelanggan
untuk mengetahui keinginan pelanggan yang tetap setiameninggalkan suatu barangjasa. Sementara itu fornell dalam Oetomo dan Rahadian
2012:8 menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang puas akan melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan
memberitahukan kepada orang lain atas jasa yang dirasakannya. 14. Penggunaan Pasca Pembelian dan Evaluasi Ulang Alternatif Yang
Dipilih Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak cukup sampai disini, tetapi akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca
pembeliaan. Artinya, jika produk memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas dan jika produk melebihi dari apa yang diharapkan,
konsumen akan puas, dan jika produk berada di bawah apa yang diharapkan maka konsumen akan merasa tidak puas.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, konsumen
akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi, dan kecenderungan mengatakan hal yang baik-baik tentang
produk tersebut. Sedangkan konsumen yang merasa tidak puas akan mengatakan sebaliknya dan akan mengambil satu dari tindakan berikut;
berusahaan mengurangi ketidakpuasan dengan membuang produk, dan kedua berusaha mengurangi ketidakpuasaan dengan mencari informasi
yang mungkin memperkuat nilai tinggi produk tersebut, menurut Amirullah, 2002:69
15. Pengertian Produk Fashion Suatu produk akan disukai oleh konsumen apabila produk tersebut
menawarkan keunggulan dan pelengkap yang inovatif. Perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas unggul,
karena di dalam ketatnya persaingan ini konsumen makin leluasa untuk memilih dan menentukan produk yang diinginkan dan yang dianggap
paling menguntungkan. Produk fashion didesain mulai dari kalangan bawah, kalangan
menengah dan kalangan atas dengan berbagai bentuk, warna, model yang menambah nilai dari produk fashion tersebut. Beragam model fashion
juga dapat dijumpai dari berbagai media misalnya, di majalah, televisi
maupun tabloid yang khusus menyajikan tentang berbagai macam fashion dari perancang-perancang busana. Tidak jarang pula model
fashion diperkenalkan ke masyarakat melalui peragaan-peragaan busana yang sengaja digelar untuk menampilkan model fashion terbaru.
Menurut sumber internet www.blogspot.com, pengertian fashion adalah sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat dan
memiliki style yang sedang populer trend dalam suatu kurun waktu. Fashion mengembangkan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gaya
hidup orang-orang dalam suatu kurun waktu tertentu. Sebuah produk di katakan fashionable jika memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Konsumen bersedia untuk meluangkan waktu, uang dan tenaganya untuk memperoleh produk ini
b. Merupakan produk yang dapat mempertinggi image retailer dan trafic konsumen
c. Merupakan produk berbeda dengan produk sejenis dalam hal style yang dikeluarkan oleh komputer.
Sementara itu seorang pemerhati model akan melihat produk fashionable berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Produk yang berorientasi pada kehidupan masyarakat di sekitarnya b. Produk yang dapat memberikan kesenangan pada dirinya.