Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

Wahdah dan Hartanto 2012 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia”. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja dari sejumlah reksa dana saham di Indonesia berdasarkan nilai aktiva bersihnya, menafsirkan besar risikonya, dan mengukur return-nya dibandingkan dengan tingkat return pasarnya. Penelitian yang menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen ini meneliti Reksa Dana Saham yang aktif beroperasi di Bursa Efek selama periode 2008 sampai 2010. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. 9 dari 10 Reksa Dana Saham memperoleh hasil positif yang menandakan berinvestasi di reksa dana saham dapat memberikan keuntungan, terkecuali untuk Reksadana Mega Dana Saham menanggung kerugian dengan return negatif sebesar 5,01. 2. Berdasarkan tingkat risiko dimana standar deviasi digunakan sebagai tolak ukur penyimpangan menandakan bahwa 10 sepuluh reksa dana saham mempunyai standar deviasi lebih kecil yang berarti memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dari pasar. 3. Berdasarkan kinerja pembanding yaitu kinerja pasar dan investasi bebas risiko, dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia dengan average return 7,42, terdapat 6 enam reksa dana saham yang menghasilkan kinerja lebih baik. Dengan tolak ukur LQ-45 yang memiliki average return 20,73 terdapat 2dua reksa dana saham yang mempunyai Universitas Sumatera Utara kinerja lebih baik yaitu Panin Dana Maxima sebesar 38,36 dan Panin Dana Prima sebesar 31,12, dan dengan tolak ukur IHSG sebesar 33,20 hanya reksa dana saham Panin Dana Maxima yang menghasilkan kinerja terbaik. Berdasarkan Metode Sharpe dan Jensen terdapat 2 dua reksa dana saham yang mampu melampaui kinerja IHSG dan LQ-45 yaitu reksa dana saham Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Berdasarkan metode Treynor terdapat 3 tiga Reksa Dana Saham yang mempunyai kinerja lebih baik dari pasar yaitu Reksa Dana Saham Panin Dana Maxima, Panin Dana Prima dan Manulife Saham Andalan. Ibad dan Adhidarma 2011 melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Menurut Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Serta Perbandingan Return Reksa Dana Saham Dengan LQ45 Periode Januari 2009 – Juni 2010”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja reksa dana saham dengan menggunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen serta membandingkan return reksa dana saham dengan return LQ45. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kinerja Reksa Dana Saham keseluruhan periode yang terbaik diukur dari Metode Sharpe, Treynor dan Jensen adalah pada produk Reksa Dana Saham Panin Dana Maksima, sedangkan kinerja terburuk berdasarkan ketiga metode tersebut adalah produk Reksa Dana Saham BNI Dana Berkembang. Universitas Sumatera Utara 2. Dalam keseluruhan periode, Reksa Dana Saham yang memberikan return diatas return LQ45 terdapat 19 produk Reksa Dana Saham. 3. Dalam keseluruhan periode, 24 produk Reksa Dana Saham memberikan return diatas return SBI. Warsini, Suhartati, Fatimah 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Kinerja Reksa Dana Dengan Menggunakan Besaran Alpha α Hasil Perhitungan ‘Indeks Jensen’ Di Pasar Modal Idonesia”. Penelitian ini terfokus pada reksa dana saham yang aktif diperdagangkan selama periode 2009 sampai Agustus 2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 80 dari Reksa Dana tersebut mempunyai kinerja yang baik yang ditunjukkan dengan besaran alpha yang positif. Sisanya yang 20 dari Reksa Dana tersebut mempunyai kinerja yang tidak baik karena mempunyai besaran alpha yang negatif. Athanassios et. al 2005 melakukan penelitian dengan judul “Performance of Mutual Fund” dengan menggunakan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen untuk mengukur kinerja reksa dana saham di Greece selama periode 1997 sampai 2000. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Dengan metode Jensen, diperoleh rangking kinerja reksa dana yang superior 2. Dengan metode Sharpe dan Treynor, diperoleh reksa dana yang berkinerja diatas kinerja benchmark-nya Universitas Sumatera Utara Modigliani dan Modigliani 1997 melakukan penelitian dengan judul “Risk Adjusted Performance How to Measure it And Why” dengan menggunakan metode baru yang merupakan pengembangan dari Metode Sharpe yaitu M 2 . Penelitian ini dilakukan pada reksa dana saham selama 10 tahun periode sampai tahun 1996 kuartal dua di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja reksa dana dapat lebih baik daripada kinerja pasarnya apabila dikelola dengan baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1. Wahdah dan Hartanto 2012 Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia Metode Sharpe, Treynor, Jensen Rata-rata Reksa Dana Saham memperoleh hasil positif yang menandakan berinvestasi di reksa dana saham dapat memberikan keuntungan 2. Ibad dan Adhidarma 2011 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Menurut Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Serta Perbandingan Return Reksa Dana Saham Dengan LQ45 Periode Januari 2009 – Juni 2010 Metode Sharpe, Treynor, Jensen Terdapat 19 produk Reksa Dana Saham memberi return diatas return LQ45, dan 24 produk diatas return SBI 3. Warsini, Suhartati, Fatimah 2011 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Dengan Menggunakan Besaran Alp h a α Hasil Perhitungan ‘Indeks Jensen’ Di Pasar Modal Indonesia Metode Jensen 80 dari Reksa Dana tersebut mempunyai kinerja yang baik yang ditunjukkan dengan besaran alpha yang positif. Selebihnya buruk dengan alpha negatif 4. Athanassios et. al 2005 Performance of Mutual Fund Metode Sharpe, Treynor, Jensen Diperoleh reksa dana yang berkinerja diatas kinerja benchmark-nya 5. Modigliani dan Modigliani 1997 Risk Adjusted Performance How to Measure it And Why Metode M 2 Kinerja reksa dana dapat lebih baik daripada kinerja pasarnya apabila dikelola dengan baik Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Pemikiran