BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan kinerja reksa dana saham dengan kinerja IHSG untuk mendapatkan
reksa dana saham yang berkinerja outperformed berdasarka Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M
2
. Reksa dana saham yang outperformed kemudian dievaluasi untuk membentuk portofolio yang optimal
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Bursa Efek Indonesia BEI, Bank Indonesia BI melalui
media internet dengan situs masing-masing, www.bapepam.go.id, www.idx.co.id, dan www.bi.go.id
3.3 Batasan Operasional Variabel
. Waktu penelitian direncanakan dari bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014.
Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Reksa dana yang diteliti dan diukur adalah reksa dana saham yang terdaftar di BAPEPAM-LK secara berturut-turut dalam periode tahun 2010-2013 dan
masih aktif sampai tahun 2014 ini, serta aktif mempublikasikan nilai aktiva bersihnya NAB setiap tahun selama periode tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode yang digunakan dalam mengukur kinerja reksa dana saham adalah
Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M
2
. 3.
Hanya reksa dana saham yang berkinerja lebih baik dari pasarnya outperformed yang menjadi kandidat untuk dipertimbangkan dalam
penyusunan portofolio optimal.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
3.4.1 Kinerja Reksa Dana Saham
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana saham, yaitu:
1. Metode Sharpe
Metode Sharpe bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penambahan hasil investasi yang didapat untuk tiap unit risiko yang diambil. Pengukuran kinerja
dengan metode Sharpe didasarkan atas risk premium yaitu selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksa dana dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko.
Metode ini menggunakan perhitungan sebagai berikut Wahdah dan Hartanto, 2012: �
��
= �
�
− �
�
� Dimana:
S
rd
= Nilai Rasio Sharpe R
d
= Rata-rata keuntungan reksa dana saham R
f
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko σ
= Standar deviasi return reksa dana saham
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Treynor
Pengukuran kinerja reksa dana dengan Metode Treynor dihitung dengan memperhatikan fluktuasi pasar. Dalam penghitungannya digunakan pembagi Beta
β yang merupakan risiko fluktuasi terhadap risiko pasar Wahdah dan Hartanto, 2012:
�
��
= �
�
− �
�
� Dimana:
Trd = Nilai Treynor Rasio
R
D
= Rata-rata keuntungan reksa dana saham R
F
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko β
= Slope persamaan garis hasil regresi linier
3. Metode Jensen
Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika
portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Tandelilin,2001:330. Perhitungan metode ini adalah sebagai berikut Wahdah dan Hartanto, 2012:
�
�
= �
��
− [ �
��
+ �
�
�
�
− �
��
] Dimana:
α
p
= Nilai perpotongan Jensen R
RD
= Rata-rata keuntungan reksa dana saham R
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko R
P
= Keuntungan Pasar IHSG β
P
= Beta pasar
Universitas Sumatera Utara
4. Metode M
2
Ukuran M-kuadrat M-squared menggunakan deviasi standar sebagai ukuran risiko relevan Sharpe et. al, 2006:352. Metode ini diukur dengan risk free ditambah
hasil kali dari RVAR dengan standart deviasi benchmark, seperti di formulasi dalam perhitungan sebagai berikut :
�
� 2
= ��
�
+ �
��
�
− ��
�
�
�
� �
�
Dimana: M
2 p
= Nilai rasio modiglani ar
f
= Tingkat bebas risiko rata-rata ar
p
= Imbal hasil rata-rata portofolio σ
p
= Deviasi standar portofolio σ
M
= Deviasi standar pasar
3.4.2 Kinerja IHSG
Kinerja pasar dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Sharpe
Pengukuran kinerja dengan metode Sharpe didasarkan atas risk premium yaitu selisih antara rata-rata kinerja IHSG dengan rata-rata kinerja investasi bebas
risiko. Metode ini menggunakan perhitungan sebagai berikut Wahdah dan Hartanto, 2012:
�
�
= �
�
− �
�
�
Universitas Sumatera Utara
Dimana: S
M
= Nilai Rasio Sharpe IHSG R
M
= Rata-rata keuntungan IHSG R
f
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko σ
= Standar deviasi return IHSG
2. Metode Treynor
Pengukuran kinerja reksa dana dengan Metode Treynor dihitung dengan memperhatikan fluktuasi pasar dengan menggunakan Beta sebagai pembagi dalam
perhitungannya. Oleh karena itu, Beta pasar selalu sama dengan satu. Kinerja IHSG berdasarkan Metode Treynor adalah Wahdah dan Hartanto, 2012:
�
�
= �
�
− �
�
� Dimana:
TM = Nilai Treynor Rasio
R
M
= Rata-rata keuntungan IHSG R
F
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko β
= Slope persamaan garis hasil regresi linier
3. Metode Jensen
Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika
portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Tandelilin,2001:330. Perhitungan metode ini adalah sebagai berikut Wahdah dan Hartanto, 2012:
�
�
= �
�
− [ �
��
+ �
�
�
�
− �
��
]
Universitas Sumatera Utara
Dimana: α
M
= Nilai perpotongan Jensen R
M
= Rata-rata keuntungan IHSG R
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko β
M
= Beta IHSG
4. Metode M
2
Ukuran M-kuadrat M-squared menggunakan deviasi standar sebagai ukuran risiko relevan Sharpe et. al, 2006:352. Metode ini diukur dengan risk free ditambah
hasil kali dari RVAR dengan standart deviasi benchmark, seperti di formulasi dalam perhitungan sebagai berikut :
�
� 2
= ��
�
+ �
��
�
− ��
�
�
�
� �
�
Dimana: M
2 p
= Nilai rasio modiglani ar
f
= Tingkat bebas risiko rata-rata ar
p
= Imbal hasil rata-rata IHSG σ
p
= Deviasi standar IHSG σ
M
= Deviasi standar IHSG
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh reksa dana saham yang menjalankan aktivitasnya dan terdaftar di Bapepam-LK berturut-turut selama periode
2007-2010. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 127 reksa dana saham. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang
Universitas Sumatera Utara
menyesuaikan dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria penarikan sampel adalah reksa dana saham yang telah mendapat ijin resmi dari Bapepam-LK dan telah aktif
sebelum atau pada tahun 2007 dan masih aktif sampai sekarang 2014 serta rutin mempublikasikan nilai aktiva bersihnya NAB selama periode 2007-2010. Dari
kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 reksa dana saham. Pada Tabel 3.2 berikut ini dapat dilihat nama reksa dana saham yang menjadi sampel
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Kode
Reksa Dana Saham Tanggal Efektif
1. RD01
AXA Citra Dinamis 29 Juli 1997
2. RD03
Batavia Dana Saham 09 Desember 1996
3. RD04
Batavia Dana Saham Optimal 03 Oktober 2006
4. RD05
BNI Berkembang 30 September
1996 5.
RD06 BNP Paribas Ekuitas
16 Januari 2001 6.
TD07 BNP Paribas Pesona
100 Oktober 1997 7.
RD08 CIMB-Principal Equity
Aggresive Fund 17 Juni 2005
8. RD09
Dana Ekuitas Andalan 01 Desember 2005
9. RD10
Dana Ekuitas Prima 13 Februari 2006
10. RD11
Danareksa Mawar 05 Juli 1996
11. RD12
Emco Mantap 10 Agustus 2005
12. RD13
Mandiri Investa Atraktif 24
September 2004
13. RD14
Manulife Dana Saham 16 Juli 2003
14. RD15
Panin Dana Maksima 27 Maret 1997
15. RD17
Pratama Saham 01 Mei 2006
16. RD18
Rencana Cerdas 08 Juli 1999
17. RD19
Schroder Dana Istimewa 21 Desember 2004
18. RD20
Schroder Dana Prestasi 28 Mei 1997
19. RD21
Schroder Dana Prestasi Plus 12 September
2000 20.
RD22 Trimegah-Trim Kapital
17 Maret 1997
Universitas Sumatera Utara
3.6 Jenis dan Sumber Data