Biaya- Biaya Dalam Reksa Dana Pengelolaan Reksa Dana

2.2.3 Biaya- Biaya Dalam Reksa Dana

Menurut Manurung 2008 biaya dapat mengurangi tingkat pengembalian yang diterima investor. Biaya diharapkan sangat kecil agar hasil yang diperoleh cukup besar. Dengan biaya yang kecil maka diharapkan tingkat pengembalian menjadi lebih besar. Pembagian biaya reksa dana lebih didasarkan pada siapa pihak yang membayarkan, yang dikelompokkan dalam 3 kategori Rudiyanto, 2013:83, yaitu: 1. Biaya yang dibayarkan oleh reksa dana Biaya yang dibebankan pada reksa dana terdiri dari: a Biaya manajemen dan biaya kustodian b Biaya transaksi dan registrasi efek c Biaya auditor dan notaris d Biaya percetakan dan distribusi prospektus pembaharuan e Biaya percetakan dan distribusi bukti konfirmasi dan laporan bulanan reksa dana f Biaya lain-lain dan pajak jika ada 2. Biaya yang dibayarkan oleh Manajer Investasi a Biaya persiapan pembentukan dan distribusi prospektus awal dan biaya terkait seperti biaya akuntan, konsultan hukum dan notaris b Biaya administtasi pengelolaan c Biaya pemasaran dan promosi Universitas Sumatera Utara d Biaya penerbitan dan distribusi formulir untuk kepentingan transaksi reksa dana e Biaya pengumuman di surat kabar setelah mendapat pernyataan efektif f Biaya pembubaran dan likuidasi 3. Biaya yang dibayarkan oleh investor a Biaya transaksi yang mencakup biaya pembelian subscription fee, penjualan redemption fee, dan pengalihan switching fee reksa dana b Biaya transfer bank terkait transaksi c PPn atas biaya transaksi

2.2.4 Risiko dan Return Reksa Dana

2.2.4.1 Return Reksa Dana

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi Jogiyanto, 2003:109. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya Tandelilin, 2001:6 . Imbal hasil yang dihitung dengan cara ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja portofolio manajer reksadana karena metode ini menunjukkan hasil keputusan investasi manajer Sharpe et. al 2006:234.

2.2.4.2 Risiko Reksa Dana

Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasikan Van Horne dan Wachowics Jr., dalam Universitas Sumatera Utara Jogiyanto, 2003:130. Return dan risiko mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Umumnya, semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan Tandelilin, 2001:6. Dalam berbagai prospektus reksa dana, maka risiko yang dihadapi investor Manurung, 2008 yaitu : 1. Risiko ekonomi saat ini Risiko yang menggambarkan situasi perekonomian yang dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih NAB reksa dana. 2. Risiko berfluktuasinya nilai aktiva bersih Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan portofolio maupun kebijakan pemerintah yang mempengaruhi tingkat suku bunga yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer investasi. 3. Risiko likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi yang tidak dapat membayar jika sebagian besar pemegang unit sekaligus melakukan penjualan kembali redemption atas segala unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut. Risiko ini juga dikenal sebagai redemption effect. 4. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek saham, obligasi, dan surat berharga lainnya yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut. Universitas Sumatera Utara 5. Risiko Pertanggungaan atas harta atau kekayaan reksa dana Risiko yang dihadapi oleh para investor karena perubahan nilai aktiva bersih NAB saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam yang dapat menyebabkan penurunan NAB Nilai Aktiva Bersih. Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendahdari nilai pertanggungan.

2.2.5 Pengelolaan Reksa Dana

Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan reksa dana Pratomo dan Nugraha, 2009:51. Dua pihak tersebut adalah Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Manajer Investasi atau Fund Manager adalah perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana melalui investasi di pasar modal Rudiyanto, 2013:23. Personel perorangan yang bekerja di perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Manajer Investasi WMI yang diselenggarakan pemerintah. Pengelola reksa dana berikutnya adalah Bank Kustodian. Bank kustodian memegang peranan penting dalam reksa dana karena: Universitas Sumatera Utara 1. Merupakan pihak yang melakukan administrasi baik dari sisi Manajer Investasi maupun Investor. 2. Merupakan pihak yang melakukan pengawasan terkait kepatuhan Manajer Investasi. 3. Merupakan pihak yang melakukan safekeeping atas aset reksa dana penyimpan kekayaan Namun, berbeda dengan manajer investasi, izin bank kustodian hanya berlaku untuk perusahaan-tidak ada izin khusus untuk perorangan bekerja dalam bank kustodian Rudiyanto, 2013:25 Dalam mengelola reksadana, manajer investasi menggunakan dua strategi, yaitu strategi investasi aktif dan strategi investasi pasif Hendrayana, 2013:57. Strategi investasi aktif adalah strategi buy and hold dimana pengelola berinvestasi di sekelompok saham, dengan bobot tertentu yang dianggap paling optimal. Manajer investasi akan mempertahankan komposisi itu dengan transaksi jual beli yang tidak sering. Sedangkan, strategi investasi aktif terjadi jika manajer investasi secara aktif melakukan jual beli saham. Strategi ini dikenal juga dengan istilah market timing. Pengelolaan reksa dana merupakan gabungan dari strategi buy and hold serta market timing. Manajer investasi juga memiliki gaya pengelolaan yang beragam. Berdasarkan perbandingan total risikonya, gaya pengelolaan manajer investasi dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok Hendrayana, 2013:57 yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Aggresive fund Reksa dana saham dengan gaya pengelolaan investasi agresif karena memiliki risiko penurunan harga lebih besar dibandingkan indeks pasar IHSG. Biasanya gaya pengelolaan ini diterapkan dalam kondisi pasar saham bullish. 2. Index fund Reksadana saham dengan gaya pengelolaan investasi yang moderat atau cenderung mengikut indeks sehingga risiko penurunan harganya hampir sama dengan indeks pasar IHSG. Biasanya gaya pengelolaan ini diterapkan pada saat pasar saham sedang bergerak datar tidak menentu flat. 3. Defensive fund Reksadana saham dengan gaya pengelolaan berlawanan dengan arah pergerakan investasi pada umumnya sehingga menghasilkan risiko penurunan harga yang lebih kecil dibandingkan dengan total risiko IHSG. Biasanya gaya pengelolaan ini diterapkan pada saat pasar saham sedang bearish.

2.2.6 Kinerja Reksa Dana