Apabila angka berikutnya kurang dari 5, maka angka di depannya tetap dan yang di belakang dihilangkan.
b Menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal dapat
dilakukan dengan cara menyusun ke bawah dengan urutan sebagai berikut:
Satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, ratusan dengan ratusan, persepuluhan dengan persepuluhan dan
seterusnya. c
Perkalian bilangan bulat desimal dengan kelipatan 10, hasilnya diperoleh dengan menggeser tanda koma ke kanan sebanyak
tempat yang bersesuaian dengan banyaknya nol pada kelipatan 10.
d Hasil pembagian pecahan desimal oleh 10 dan kelipatannya
diperoleh dengan menggeser tanda koma ke kiri sebanyak tempat yang bersesuaian dengan banyaknya nol pada 10 dan
kelipatannya.
o. Perluasan Pecahan
Setiap bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan disebut bilangan rasional
. Hal ini berarti, perluasan pecahan merupakan bilangan rasional.
Berikut ini merupakan bilangan rasional: pecahan
0, 1, 2, 3, ... bilangan cacah
pecahan campuran 0,1; 0,2; 0,3;...
bilangan desimal 0,1111 ..., 0,2323 ..., 0,345345, ...
bilangan desimal berulang
Bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan disebut bilangan irasional
, seperti: ,
, ...
p. Bentuk Baku
Bentuk baku bilangan besar dinyatakan dengan dengan
dan n bilangan asli. Hal ini berarti bilangan berpangkat yang digunakan adalah bilangan pangkat dengan bilangan pokok 10
atau bilangan 10 berpangkat positif. Sedangkan bentuk baku bilangan kecil dinyatakan dengan
dengan dan n bilangan asli. Hal ini berarti bilangan
berpangkat yang digunakan adalah bilangan pangkat dengan bilangan pokok atau bilangan 10 berpangkat negatif.
E. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang berasal dari luar individu eksternal. Motivasi
belajar dan disiplin belajar merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam diri siswa internal. Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk