Lama bersedih Kasus I Data Almarhum

mengurus segala hal sehubungan dengan upacara ini. Kesibukan yang dialami membuat perhatian mereka teralihkan dari kesedihan. SSB merasa senang dengan penyelenggaraan upacara ini karena subjek mendapat kesempatan berkumpul dengan keluarga dan saling berbagi. Selain itu, berbagai kesibukan yang dikerjakannya membuatnya bisa mengalihkan perhatian dari kesedihannya. Hal yang sama dirasakan oleh R. Melalui penyelenggaraan upacara kematian ini, R merasa terbantu untuk melepas kepergian almarhum. “Upacara ini membantu kita untuk apa ya…mmm.. seakan-akan mengalihkan perhatian kita dari kesedihan kepada kesibukan kerja ini. …………….. Waktu sebelum upacara kan mungkin karna tiap saat dekat nenek jadi sedih terus toh, ya kalo skarang kan sudah tidakmi.Banyakmi yang dikerjalah begitu.” W1.25.75 Sedangkan bagi JLP, kematian almarhum sudah tidak mempengaruhinya saat upacara berlangsung. Ia mengatakan bahwa tidak baik bila terlalu lama sedih, dengan alasan bahwa masih banyak hal yang harus diurus. “Ya kalo sekarang sudah ndakmi, sudah hilanglah, kan sudah lewat 7 tahun lebih. Ndak baik juga toh kalo kita terlalu lama sedih.” W2.16.79 “Ya iyalah, bagaimana mo selesai itu pekerjaan kalo kita mo sedih terus. Apa juga orang bilang nanti, apalagi kita sudah tuami juga toh, bagaimana mo urus anak-anak, keluarga yang lain kalo kita mo pikir dirita sendiri. Lagipula, di Alkitab juga ada dibilang kalo ndak baik itu terlalu lama merasa sedih.” W2.17.79

2. Analisa Kasus II Data Almarhum

1. Nama : RAS 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Usia : 88 tahun 4. Pendidikan : - 5. Pekerjaan : Petani 6. Agama : Kristen Protestan 7. Tempat tinggal : Lamunan 8. Tingkatan sosial : Tana’ Bassi bangsawan menengah Riwayat Kematian Almarhumah Almarhumah meninggal tanggal 9 Januari 2006. Terdapat selang waktu enam bulan sebelum almarhumah diupacarakan pada bulan Juli 2006. Kondisi kesehatan almarhumah memang sudah sakit-sakitan, namun penyakit itu muncul karena usianya yang sudah tua. Almarhumah diletakkan di rumahnya di daerah Tombang. Selama almarhumah disimpan, orang-orang hampir tiap malam mengadakan ibadah dan acara ma’badong di rumahnya. Selama enam bulan almarhumah disimpan di rumahnya, berada di tengah-tengah keluarganya. Setelah diupacarakan, almarhumah kemudian disemayamkan di patane kuburan yang menyerupai rumah kecil keluarga.