Hal berbeda ditunjukkan oleh saudara almarhumah, MB. Meskipun sudah bisa memperkirakan kematian almarhumah, MB tetap
saja merasa kaget dan sedih. Namun perasaan tersebut tidak lama dirasakannya karena ia yang harus menjadi penghibur bagi orang lain.
“Saya memang sudah memperkirakan kalo tidak lama lagi beliau akan meninggal, soalnya memang sudah tua skali dan sering sakit-sakitan.
Tapi ya tetap saja kaget waktu ditelpon sama anaknya. Saya langsung hari itu ke Tombang dan mempersiapkan ibadah malam harinya. Ya
waktu tau ya langsung direlakan, sepertinya memang lebih baik meninggal daripada stengah mati tahan sakitnya.” W5.14.88
“Yang pasti sedihlah, saudara meninggal masa ndak sedih ? Tapi karna kita sudah tuami, ya…jangan sampai kita yang harus dihibur, harusnya
kita yang menghibur yang lebih muda.” W5.21.89
Sedangkan anaknya, A, menunjukkan reaksi yang lebih mendalam. Hal ini ditunjukkan dengan ekspresi kaget, menangis terus-
menerus, dan pingsan. Ia menuturkan bahwa ia belum rela melepas kepergian almarhumah meskipun ia juga tahu kalau almarhumah sudah
tua dan sakit-sakitan.
“Saya kaget skali, langsung saya ke rumahnya itu sendirian. Sampai disana saya langsung nangis-nangis, sampe sempat pingsan juga.
Memang saya sudah tau kalo mama itu sudah sakit-sakit, tapi bagaimana ya, tetap saja rasanya ndak rela kalo mama meninggal.
Padahal kalo dipikir-pikir, daripada mama sakit-sakit stengah mati, kan lebih baik kalo Tuhan panggil, tapi ya…tetap saja, prasaan seorang
anak kalo orangtuanya meninggal itu bagaimana. Sedih sekali, rasanya mo menangis terus saja. Untung ada saudara yang nasehati kalo dak
baik sedih terus sementara masih banyak hal yang mo diurus lagi. Ya sudahmi, saya berusaha untuk tegar. Tapi ya tetap saja susah skali untuk
tidak nangis..” W6.13.91
b. Lama bersedih
Lamanya tiap subjek bersedih bervariasi. Perbedaan ini ditimbulkan karena kedekatan tiap subjek dengan almarhumah.
Meskipun ada yang secara hubungan keluarga dekat, intensitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertemuan dan komunikasi yang jarang membuat hubungan mereka jadi tidak akrab. Hal yang berbeda diperlihatkan oleh anak
almarhumah yang selama 1 minggu berada dalam masa berkabung. SL tidak pernah lagi berhubungan dengan almarhumah.
Meskipun sempat bertemu, diantara merekapun tidak terjalin komunikasi yang baik. Oleh karena itu, ia tidak merasa kehilangan.
Sedangkan MB, meskipun juga jarang bertemu, tetap merasa kehilangan dan mengatakan bahwa dalam beberapa hari baru ia bisa
lepas dari kesedihan yang dirasakan sebelumnya.
“Oh tidak lama, hanya beberapa hari saja setelah kematiannya.” W5.15.89
“Terkadang iya, apalagi kalo berada dekat petinya, tapi itupun bisa dibilang sangat jarang sekali.” W5.17.89
Sementara bagi A, selama 1 minggu selanjutnya ia mengalami masa berkabung. Pada masa ini, ia merasa kesepian, muncul memori-
memori atas diri almarhumah, susah tidur, dan mempertanyakan alasan Tuhan memanggil almarhumah. Jika demikian, ia hanya duduk di kursi
atau di tempat tidur, baru setelah tenang ia akan kembali tidur. Subjek juga menuturkan bahwa ia mungkin akan merasa stres jika tidak ada
yang menghibur dirinya.
“Ada mungkin 1 minggu berduka, Kadang-kadang itu malam-malam saya menangis sendiri kalo ingat lagi sama mama.” W6.14.91
“Ya sedih, kadang-kadang juga saya pikir terus itu, kenapa mama dipanggil sama Tuhan sekarang. Makarorrong kesepian……apa….sepi
skali begitu, kayaknya ada yang hilang saja.” W6.15.91
“Sedih sekali, menangis terus saya. Tapi betul-betul, kalo tidak ada yang terus menghibur pasti saya sudah stress-stress mungkin. Sepertinya
mama itu terlalu cepat perginya, padahal kan memang sudah tua toh.” W6.22.92
c. Pengaruh kematian terhadap diri subjek
Subjek yang terpengaruh atas kematian almarhum hanya anaknya, sehingga ia seringkali kurang konsentrasi dalam bekerja
sehari hari. Sedangkan dua subjek lainnya, teman dan saudaranya, tidak terpengaruh karena ada keluarga dan kerabat lain yang bisa
menghibur atau mereka hibur. SL tidak terpengaruh atas kematian almarhumah. Sejak
mulanya mendengar kabar kematian almarhumah hingga pelaksanaan upacara, subjek tidak banyak mengalami perubahan emosi.
“…………………..tapi inikan boleh dikata tidak pernah berhubungan lagi, ya biasa-biasa saja.” W4.17.86
Sementara menurut
penuturan MB, kesedihan yang ia rasakan
tidak mempengaruhi kegiatannya sehari-hari. Untuk mengurangi kesedihan, subjek beraktivitas seperti biasa, seperti ke sekolah, ke
gereja, ke sawah, disamping ada penghiburan dari sanak keluarga lainnya.
“Tidak terlalu berpengaruh saya rasa, saya tetap ngajar, tetap bekerja seperti biasa, disamping mengurus persiapan upacaranya. Sekarang
juga tidak terpengaruh kok.” W5.16.89
Sedangkan bagi A, kematian almarhumah cukup berpengaruh bagi dirinya. Pekerjaan rumah memang tetap dilaksanakannya, tapi
kurang bersemangat dalam pengerjaannya. Subjek juga terkadang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI