3. Subjek Penelitian
Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan dipilih melalui rekomendasi subjek
penelitian yang telah diwawancarai terlebih dahulu. Peneliti tidak menemukan upacara yang dilaksanakan oleh kasta tana’ kua-kua karena
tidak adanya pelaksanaan upacara kematian oleh kasta ini.
B. HASIL PENELITIAN
Penjelasan tentang hasil penelitian ini akan dimulai dari penjelasan tentang data diri dan riwayat kematian almarhumalmarhumah, data responden yang
terdiri dari keluarga dan kerabat almarhumalmarhumah, kemudian dilanjutkan dengan analisis data.
1. Kasus I Data Almarhum
1. Nama :
SLP 2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Usia :
88 tahun 4. Pendidikan
: -
5. Pekerjaan :
Tokoh adat 6. Agama
: Alukta kepercayaan nenek moyang
7. Tempat tinggal :
Sangalla PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Tingkatan sosial :
Tana’ Bulaan bangsawan tinggi
Riwayat Kematian Almarhum
Almarhum meninggal tahun 1999, jadi selama 7 tahun disimpan di rumahnya. Istri almarhum telah lebih dahulu meninggal beberapa tahun
sebelum almarhum. Subjek tidak mengalami sakit yang berat sebelum meninggal, hal ini yang menimbulkan keterkejutan pihak keluarga saat
beliau meninggal. Selama disimpan, almarhum diletakkan di kamarnya dan diperlakukan selayaknya orang sakit yang belum meninggal. Setiap
hari disediakan makanan dan minuman bagi almarhum. Agar tidak membusuk, mayatnya diberi suntikan formalin dan ramuan-ramuan
tradisional. Pihak keluarga yang tinggal bersamanya sama sekali tidak merasa takut akan kehadiran mayat di tengah-tengah mereka. Malahan,
mereka senang masih diberi kesempatan untuk melayani almarhum untuk terakhir kalinya.
Di bawah ini adalah data subjek yang merupakan keluarga dan kerabat dari SLP.
Tabel 3 Data Subjek
Subjek 1 2
3 Nama
SSB JLP R
Hubungan kekerabatan
Cucu Anak Tetangga
Usia 24 tahun
56 tahun 42 tahun
Pendidikan SMU SMU SMU
Pekerjaan
Mahasiswi Wiraswasta Wiraswasta
Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan Kristen Protestan
Tingkatan sosial
Tana’ Bulaan bangsawan tinggi
Tana’ Bulaan bangsawan tinggi
Tana’ Bulaan bangsawan
tinggi
Hasil Analisa a.
Reaksi saat pertama mendengar tentang kematian
Reaksi yang ditunjukkan ketiga subjek pada kasus pertama ini cukup beragam. Jika dilihat dari hubungan kekerabatan, SSB dan
almarhum tergolong dekat karena ia adalah cucu almarhum. Namun, ia tidak kaget dengan kematian kakeknya. Hubungan mereka yang tidak
dekat membuatnya tidak terlalu mengetahui kondisi kakeknya yang sebenarnya. Lain halnya dengan R yang adalah tetangga almarhum.
Meskipun tidak punya hubungan keluarga, intensitas hubungan mereka cukup tinggi, sehingga R mengetahui bagaimana kondisi almarhum
yang sebenarnya. Hal yang sama ditunjukkan oleh anaknya, JLP. Reaksinya sangat kaget, karena kematian almarhum ayahnya tidak
disangka-sangka. Saat SSB mendengar kabar kematian kakeknya, ia tidak
merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya, almarhum sudah tua dan hal tersebut memang sudah rencana Tuhan.
“Ya terima, karna maksudnya ee..ini yang almarhum ini kan juga sudah tua toh, alangkah baik kalo rencananya Tuhan kan, ya sudah waktunya
begitu.” W1.15.74
Sedangkan bagi R, tetangga almarhum, saat pertama kali mendengar kabar kematian almarhum, ia merasa kaget dan langsung
menangis. Hal ini dikarenakan semasa hidupnya fisik almarhum masih kuat dan masih suka pergi kemana-mana. Kematian almarhum sangat
tidak disangka-sangka.
“Biarpun hanya tetangga tapi boleh dikata kami itu, keluarga itu, dekatlah begitu. Tiap hari kan ketemu pasti toh, kalo ada apa-apa juga
pasti kami saling kasih tau, jadi ya bisa dibilang kalo saya juga lumayan kenallah sama ini nenek.” W3.1.81
“Sedih pasti, langsung saya menangis waktu itu karena kagetnya toh, karna seingat saya, ini nenek memang sudah tua tapi dak kayak orang
tua lain yang sudah sakit-sakit toh, masih sehatji dia.” W3.22.83
Reaksi yang lebih mendalam ditunjukkan oleh JLP. Ia menunjukkan reaksi kaget, kemudian menangis dan pingsan saat
pertama kali mendengar kabar kematian ayahnya. Ia merasa terkejut dan tidak percaya atas kematian almarhum.
“Boleh dikata kita itu, orang bilang kita kaget, malah saya menangis………….. langsung saya pingsan disitu.” W2.13.79
“Ya seperti yang saya bilang tadi, ya sedihlah, ya kagetlah, karna kan tidak disangka-sangka toh? Karna saya juga belum lama itu ketemu
sama bapak dan dia itu tidak sakit-sakitji, makanya tidak disangka- sangka skali kalo meninggal.” W2.23.80
b. Lama bersedih
Lamanya ketiga subjek tenggelam dalam kesedihan juga berbeda. Alasan yang terlihat disini yakni faktor kedekatan tiap subjek
dengan almarhum. SSB mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu lama
tenggelam dalam kesedihan.
“Ndak terlalu lama, semua orang akan pasti mengalami kematian, jadi ya ndak lama, berapa-berapa hari saja mungkin itu kemarin. Mungkin
juga karna saya ndak terlalu dekat dengan nenek jadi ya…ndak terlalu sedih begitu.” W1.16.74