menangis. Hal ini dikarenakan semasa hidupnya fisik almarhum masih kuat dan masih suka pergi kemana-mana. Kematian almarhum sangat
tidak disangka-sangka.
“Biarpun hanya tetangga tapi boleh dikata kami itu, keluarga itu, dekatlah begitu. Tiap hari kan ketemu pasti toh, kalo ada apa-apa juga
pasti kami saling kasih tau, jadi ya bisa dibilang kalo saya juga lumayan kenallah sama ini nenek.” W3.1.81
“Sedih pasti, langsung saya menangis waktu itu karena kagetnya toh, karna seingat saya, ini nenek memang sudah tua tapi dak kayak orang
tua lain yang sudah sakit-sakit toh, masih sehatji dia.” W3.22.83
Reaksi yang lebih mendalam ditunjukkan oleh JLP. Ia menunjukkan reaksi kaget, kemudian menangis dan pingsan saat
pertama kali mendengar kabar kematian ayahnya. Ia merasa terkejut dan tidak percaya atas kematian almarhum.
“Boleh dikata kita itu, orang bilang kita kaget, malah saya menangis………….. langsung saya pingsan disitu.” W2.13.79
“Ya seperti yang saya bilang tadi, ya sedihlah, ya kagetlah, karna kan tidak disangka-sangka toh? Karna saya juga belum lama itu ketemu
sama bapak dan dia itu tidak sakit-sakitji, makanya tidak disangka- sangka skali kalo meninggal.” W2.23.80
b. Lama bersedih
Lamanya ketiga subjek tenggelam dalam kesedihan juga berbeda. Alasan yang terlihat disini yakni faktor kedekatan tiap subjek
dengan almarhum. SSB mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu lama
tenggelam dalam kesedihan.
“Ndak terlalu lama, semua orang akan pasti mengalami kematian, jadi ya ndak lama, berapa-berapa hari saja mungkin itu kemarin. Mungkin
juga karna saya ndak terlalu dekat dengan nenek jadi ya…ndak terlalu sedih begitu.” W1.16.74
Sedangkan R tenggelam dalam kesedihan selama 3 bulan. Menurutnya, jangka waktu tersebut tidak lama.
“…… ya…mungkin 3 bulanlah bersedih, dak terlalu lama pokoknya.” W3.14.83
Selama masa dukacitanya, SLP tenggelam dalam kesedihan selama satu tahun lebih, karena kepergian almarhum yang tidak
disangka-sangkanya. Selama itu, subjek akan teringat pada almarhum bila melihat barang-barang ayahnya ataupun berkunjung ke rumah
almarhum ayahnya.
“Saya pikir-pikir barangkali 1 tahun lebih saya sedih waktu itu. Soalnya memang tidak disangka-sangka skali meninggalnya. Saya ingat itu saya
paling ingat sama bapak kalau saya lihat lagi itu apa-apanya bapak, kan ada toh itu bajunya yang disimpan di rumah. Apalagi kalau saya ke
rumahnya bapak, biar berapa jam saya dikamarnya, duduk di bawah tempat tidurnya, kadang juga cerita apa saja ke bapak. …………..”
W2.14.79
c. Pengaruh kematian terhadap diri subjek
Almarhum sendiri semasa hidupnya cukup berpengaruh pada kehidupan orang-orang di sekitarnya, sehingga ketika ia meninggal
orang-orang yang dekat dengannya juga ikut terpengaruh, meskipun bukan keluarga dekatnya. Hal ini bisa dilihat dari penuturan R
tetangga dan JLP anak. Mereka menuturkan bahwa sejak kepergian almarhum, aktivitas-aktivitas yang biasa mereka lakukan bersama jadi
terasa beda. Hal berbeda ditunjukkan oleh SSB cucu. Ia jarang sekali berkomunikasi dengan kakekknya sehingga kematian almarhum tidak
terlalu membawa pengaruh dalam kehidupannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI