Lama bersedih Analisa Kasus II Data Almarhum

“……………… Waktu persiapan upacara baru terasa kalo memang sudah mau dikubur ini almarhumah, benar-benar sudah mau pergilah.” W5.22.89 “Campur aduk, sedih karna waktu bersama almarhumah semakin sedikit, ada juga rasa puas bisa mengatur acara dengan baik hingga sekarang, senang ketemu keluarga yang jauh-jauh datang dari luar daerah, ketemu pejabat-pejabat juga, ya….banyaklah yang dirasakan sekarang ini.” W5.23.89 Hal yang sama juga dirasakan oleh anak almarhumah, A. Selama mempersiapkan upacara ini, A benar-benar merasakan bahwa almarhumah akan pergi untuk selama-lamanya. “Seringkali ingat lagi sama mama, kayaknya benar-benar itu mama sudah mo pergi untuk selama-lamanya. Untungnya memang lagi banyak- banyaknya pekerjaan itu jadi saya betul-betul usahakan supaya kerja terus, jangan sampai ingat-ingat mama terus, nanti tidak ada apa jadi kalo mo sedih saja kerjanya.” W6.23.92

e. Perasaan selama upacara Rambu Solo’ berlangsung

Pelaksanaan upacara ini membantu para subjek untuk mengalihkan perhatian dari kesedihan mereka untuk melayani para keluarga dan kerabat yang datang. Kesibukan yang mereka alami serta kemeriahan upacara menjadi alasan mengapa pihak keluarga terlihat tidak bersedih melainkan larut dalam suasana kemeriahan. Melihat orang-orang yang tertawa dalam upacara ini, SL merasa seperti bukan di upacara kematian. Sepertinya, kata “pesta” memang cocok digunakan untuk situasi seperti ini karena tidak ada orang yang terlihat bersedih. Pihak keluargapun terhibur dengan kemeriahan acara ini. “………………Tapi ya… pasti juga keluarganya yang sedih, selama upacara ini akan terhibur sekali, soalnya memang ini acara meriah sekali, kayak bukan upacara kematian saja. Liatmi itu orang dimana- mana, mana ada yang menangis, ketawa-ketawa saja toh ? Jadi ya, tidak ada itu orang yang sedih kalo pesta begini.” W4.25.87 Sedangkan bagi MB, Pelaksanaan upacara ini menolongnya untuk mengurangi rasa sedihnya karena begitu banyak hal yang harus dikerjakan. Ia tidak memiliki waktu untuk tidak melakukan apa-apa sehingga kesedihannya semakin terkikis. “Sangat membantu dalam mengurangi rasa sedih, ya karna itu dia, banyak sekali kesibukan disini, jadinya yang kita pikirkan cuma pekerjaan saja. Dak ada waktu untuk merenung, bersedih, duduk-duduk saja, pasti ada yang harus diselesaikan. Jadi ya…sangat menolonglah dalam mengurangi kesedihan saya.” W5.24.89 Sementara itu, A merasa tertolong karena kesibukan yang begitu banyaknya. Ia juga berpendapat bahwa sudah bukan waktunya bagi keluarga untuk diperhatikan orang, melainkan bagaimana supaya mereka bisa memperhatikan dan melayani semua tamu dan kerabat yang datang. “Sekarang ? Sudah bisa tenang, sudah bisa terima kenyataan. Yah…walaupun kadang masih ingat mama kalo liat fotonya dipajang atau liat makanan kesukaannya, tapi tidak buat nangismi. Senang sekali juga akhirnya bisa ketemu lagi sama sepupu-sepupu, om dan tante, yang sudah lama skali dak pernah ketemu lagi. Ada rasa cape kerja juga tapi ya..puaslah bisa selesaikan semua. Memang belum selesai pekerjaan, masih beberapa hari lagi, tapi ya sampe sekarang lancar-lancarlah saja semuanya.” W6.24.92 “Jadi tertolong rasanya, tidak sedih lagi, karna banyak yang dipikir toh. Soalnya bukanmi saatnya kita yang mo diperhatikan lagi sama orang, tapi kita sekarang yang harus perhatikan orang, bagaimana supaya mereka smua terlayani dengan baik.” W6.25.92

3. Analisa Kasus III Data Almarhum

1. Nama : PBL 2. Jenis kelamin : Laki-laki 3. Usia : 90 tahun 4. Pendidikan : - 5. Pekerjaan : Petani 6. Agama : Kristen Katolik 7. Tempat tinggal : Saluallo 8. Tingkatan sosial : Tana’ Karurung rakyat biasa Riwayat Kematian Almarhum Almarhum meninggal tahun 2005. Almarhum disimpan di rumahnya selama kurang lebih satu tahun sebelum diupacarakan pada bulan Juli 2006. Kondisi kesehatannya memang sudah menurun. Seperti mayat- mayat yang disimpan lainnya, almarhum juga diberi suntikan formalin serta ramuan-ramuan tradisional agar mayatnya tidak mengeluarkan bau atau menjadi rusak. Selama disimpan, almarhum sering dikunjungi oleh keluarganya yang lain sambil membawa seserahan, biasanya berupa makanan atau rokok.