73
Tabel V.11 Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2006
Koefisien Determinasi R
2
Tabel V.12 Koefisien determinasi
Model R R Square
1 0.537 0.288
Sumber : data primer diolah 2010
Nilai R
2
disebut juga sebagai koefisien determinasi yang dalam hal ini, R Square = 0.288 merupakan pengkuadratan dari nilai R 0.537 x 0.537 = 0.288. Nilai
0.288 x 100 = 28.8 berarti perilaku trading up dipengaruhi oleh persepi konsumen akan emotional benefit, sedangkan sisanya 71.1 dipengaruhi atau
dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian yang telah dilakukan.
F. Pembahasan
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas dapat diketahui bahwa
berdasarkan karakteristik psikografis, responden Blackberry adalah actualizers dengan persentase 60,90 atau 62 orang. Berdasarkan karakteristik
demografis menurut jenis kelamin adalah wanita sebanyak 64 orang 62.70
74 berusia 22 tahun sebanyak 39 orang 38.20, dan memiliki uang
sakupenghasilan per bulan antara Rp 501.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 37 orang 36.20.
2. Dari hasil pengolahan data terhadap 102 responden, ternyata ada hubungan
strategi marketing new luxury menurut persepsi konsumen dengan perilaku trading up
pada penggunaan mobile phone Blackberry. Hal ini berarti konsumen, dalam hal ini mahasiswa dipengaruhi pengaruh dari luar. Bahwa
implementasi strategi marketing yang dijalankan perusahaan lewat pencitraan mampu membuat mahasiswa menangkap image tertentu sehingga merangsang
mereka melakukan trading up. Mobile phone yang merupakan sebuah produk fungsional penunjang komunikasi telah berubah menjadi sebuah simbol
emosional. Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologis yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut, artinya merek
tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen. Ketika konsumen menggunakan merek akan membawa serta citra diri pengguna atau
karakteristik merek itu sendiri. Ferrinadewi,2008 Strategi marketing new luxury dengan perilaku trading up menjelaskan 68,
artinya 68 variasi perilaku trading up dapat dijelaskan oleh keyakinan konsumen akan strategi marketing new luxury yang ditangkap. Sedangkan
32 dijelaskan faktor-faktor lain, seperti kemajuan media massa, periklanan, komunikasi, informasi, dan teknologi, dan juga pengalaman masa lalu
konsumen akan suatu merek. 3.
Dilanjutkan dengan analisis regresi linier sederhana tentang pengaruh persepsi emotional benefit
terhadap perilaku trading up dalam penggunaan mobile phone
Blackberry. Hasil pengujian dengan menggunakan uji t menunjukkan
75 bahwa persepsi emotional benefit mempengaruhi secara signifikan terhadap
perilaku trading up dengan nilai t
hitung
6.362 dan p sebesar 0.000 p0,05, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel emotional benefit
terhadap variabel perilaku trading up dalam menggunakan mobile phone Blackberry. Hal ini juga dibuktikan dari hasil perhitungan regresi linier
sederhana dimana untk mengetahui tingkat keeratan dua variabel diketahui nnilai determinasi R
2
sebesar 28.8 berarti perilaku trading up dipengaruhi oleh persepi konsumen akan emotional benefit, sedangkan sisanya 71.1
dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian yang telah dilakukan. Dan untuk mengetahui keeratan hubungan antara persepsi
emotioanl benefit terhadap perilaku trading up dapat dilihat dari analisa data
koefisien korelasi R sebesar 0.537 menunjukkan tingkat korelasi sedang.
76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN