Adversity Quotient pada Fasilitator PNPMM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif selain bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi, juga untuk menggambarkan ciri-ciri dari suatu populasi Kerlinger, 2002. Kerlinger juga menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak berusaha untuk menguji hipotesis, menerangkan korelasi, atau menjelaskan makna dan implikasi.

B. Definisi Operasional

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Adversity Quotient AQ. Adversity Quotient adalah pola tanggapan yang ada dalam pikiran individu terhadap kesulitan, yang selanjutnya menentukan bagaimana tindakan individu tersebut terhadap kesulitan yang dihadapinya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan dimensi Adversity Quotient, yaitu: 1. Control Control adalah seberapa jauh seseorang merasa dapat mengendalikan rintangan yang dihadapi. 2. Origin Origin adalah pandangan tentang asal-usul atau siapa penyebab rintangan tersebut. 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Ownership Ownership adalah seberapa jauh seseotang bertanggung jawab terhadap munculnya suatu rintangan. 2. Reach Reach adalah seberapa jauh suatu rintangan akan menjangkau begian- bagian lain dari kehidupan seseorang. 3. Endurance Endurance adalah seberapa lama suatu rintangan akan mengganggu dihadapi dan seberapa lama penyebab rintangan akan bertahan. Batasan kesulitan dalam adversity quotient yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesulitan dari luar diri atau kesulitan eksternal.

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah fasilitator PNPMM di kabupaten Boyolali. P2KP 2008 menyebutkan bahwa dalam pencapaian target proyek, kabupaten Boyolali memiliki progress yang paling lambat dibandingkan kabupaten lainnya. Hal itu yang menyebabkan peneliti memilih kabupaten Boyolali sebagai tempat penelitian.

B. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari skala Adversity Quotient. Skala penelitian ini menggunakan metode tingkat sumatif summated rating scale yang berbentuk skala Likert. Skala tingkat sumatif merupakan kumpulan butir pertanyaan dimana subjek memberi respon terhadap setiap butir pertanyaan dengan mengungkapkan taraf intensitas kesetujuan atau ketidaksetujuan. Setiap butir memiliki skornya sendiri- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sendiri, yang kemudian setelah diisi oleh subjek akan dijumlahkan lalu dicari rata- ratanya. Dari situ muncul skor setiap subjek. Skala Adversity Quotient AQ ini digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya tingkat AQ dalam diri subjek penelitian. Secara keseluruhan, skala terdiri dari 60 item yang terbagi menjadi 30 item favorabel dan 30 item unfavorabel. Dibawah ini adalah blueprint skala Adversity Quotient yang disusun berdasarkan dimensi Adversity Quotient: Tabel 1. Blueprint jumlah item sebelum Try Out Nomor Item No Dimensi Indikator Favorabel Unvaforabel Jumlah Jumlah Item 1 Control Seberapa jauh kesulitan dapat dikendalikan 1, 11, 21, 31, 41, 51 6, 16, 26, 36, 46, 56 12 20 2 Origin Siapa penyebab kesulitan yang terjadi 2, 12, 22, 32, 42, 52 7, 17, 27, 37, 47, 57 12 20 3 Ownership Seberapa jauh tanggung jawab terhadap kesulitan yang terjadi 3, 13, 23, 33, 43, 53 8, 18, 28, 38, 48, 58 12 20 4 Reach Seberapa jauh rintangan menjangkau bagian lain dari kehidupan seseorang 4, 14, 24, 34, 44, 54 9, 19, 29, 39, 49, 59, 12 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Endurance Seberapa lama kesulitan berlangsung dan seberapa lama penyebab kesulitan berlangsung. 5, 15, 25, 35, 45, 55 10, 20, 30, 40, 50, 60 12 20 Total 30 30 60 100 Skala dalam penelitian ini diberi skor sebagai berikut: Tabel 2. Skor Item berdasarkan Jenis Pilihan Respon Jenis Pilihan Respon Favorabel Unfavorabel SS 4 1 S 3 2 TS 2 3 STS 1 4 Skor tersebut akan menggambarkan tentang Adversity Quotient pada fasilitator PNPMM di kabupaten Boyolali. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin tinggi kemampuan fasilitator PNPMM dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Prinsip yang sama juga berlaku jika nilai skor yang diperoleh rendah maka semakin rendah pula kemampuan fasilitator PNPMM dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.