Deskripsi Data Penelitian Kategorisasi

adversity quotient tinggi akan lebih optimis dalam menghadapi kesulitan kerja dan juga ketika mengatasi kesulitan. Hal ini sejalan dengan keadaan beberapa subjek yang memandang kesulitan sebagai suatu masalah yang muncul tetapi pasti ada cara untuk mengatasi masalah tersebut meskipun harus dengan bantuan orang lain. Subjek menganggap kesulitan yang ada merupakan tantangan yang akan membawa kemajuan bagi pembentukan mental jika terjadi masalah di masa yang akan datang. Sebanyak 4 orang 10 termasuk dalam kategori rendah. Menurut stoltz 2000, tingkat adversity quotient rendah dapat diartikan bahwa seseorang cenderung kurang memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Lasmono 2001 menerangkan adversity quotient rendah dapat diartikan bahwa seseorang akan merasa menderita sia- sia ketika kesulitan yang terjadi semakin kompleks dan menantang. Menurut Stoltz 2000 seseorang dengan adversity quotient rendah akan merasa pesimis dan tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan yang pada akhirnya membuat orang tersebut menghindar dan memandang kesulitan sebagai hambatan, beban, atau halangan. Hal ini sejalan dengan beberapa subjek yang memandang kesulitan sebagai sesuatu yang tidak bisa dikerjakan sendiri dan orang lain juga tidak bisa membantu. Subjek menjadi patah semangat dan membutuhkan waktu untuk menenangkan diri karena kesulitan yang dianggap tidak kunjung selesai.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan bahwa fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Kabupaten Boyolali memiliki tingkat Adversity Quotient yang sedang.

B. Saran

1. Bagi fasilitator PNPMM Bagi fasilitator PNPMM di kabupaten Boyolali disarankan untuk dapat belajar meningkatkan kemampuan komunikasinya. Selain itu, disarankan juga untuk lebih memotivasi diri dalam meningkatkan pengembangan diri. 2. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain yang ingin meneliti hal yang serupa sebaiknya dapat melakukan wawancara pada subjek yang diteliti sehingga memperoleh informasi yang lebih mendalam.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam alat ukur, yaitu: 1. Reliabilitas dalam penelitian ini tidak terlalu tinggi yaitu 0,756 dengan jumlah item sebanyak 37 item. 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Terdapat satu aspek yang diukur dengan jumlah item yang lebih sedikit dibandingkan dengan empat aspek lainnya. Hal ini menyebabkan item tidak seimbang yang berarti tidak bisa dibandingkan antar individu yang satu dengan individu lainnya. 3. Terjadi faking pengelabuan jawaban. Pada saat mengisi skala, beberapa subjek mengisi dengan terburu-buru dikarenakan tugas lapangan yang belum selesai dikerjakan. Ada juga subjek yang mengisi skala bersama-sama dengan subjek lainnya.