c kebiasaan nervous seperti mengigit kuku, d ledakan-ledakan emosi seperti membanting benda, berkelahi, e tidak suka makan.
2. Tugas Perkembangan Remaja
Setiap tahap kehidupan manusia mempunyai tugas perkembangan sendiri. Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dijalankan oleh
setiap orang dalam tahap kehidupan tertentu agar terjadi proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan
karakteristik psikis
yang baru
Ali dan
Asrori, 2005.
Tugas perkembangan pada setiap tahap kehidupan harus dijalakankan dengan
baik agar tidak ada hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan di tahap kehidupan selanjutnya. Begitu juga dengan remaja, semua
memiliki tugas perkembangananya sendiri yang harus dijalankan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Tugas perkembangan
remaja yang
terkait dengan
kecerdasan intrapersonal adalah mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau
orang dewasa lainnya seperti: guru, kakak atau orang lain yang lebih dewasa. Hakekat dari tugas ini adalah bertujuan membebaskan sikap
kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua dan mengembangkan sikap yang lebih dewasa.
Banyak remaja yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas perkembangan mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang
dewasa lainnya, karena tidak adanya keseimbangan emosi dalam dirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terkadang remaja masih bergantung pada orang tua. Hal ini bisa terjadi karena orang tua yang memanjakan anaknya ataupun karena perasaan
cemas orang tua. Orang tua sering merasa cemas bila anak-anaknya tidak mampu menyelesaikan permasalahannya baik yang menyangkut emosi
maupun lainnya. Kepekaan emosi remaja dapat meningkat karena faktor fisik maupun
lingkungan sosial. Berkaitan dengan faktor fisik antara lain perubahan dalam sistem endokrin dan faktor-faktor nutrisi, seperti kurang makanan
sehingga menimbulkan ketegangan emosi. Lingkungan sosial antara lain penghargaan sosial akan tingkah laku, penyesuaian diri terhadap
lingkungan baru, tidak dapat mencapai cita-cita, masalah-masalah sekolah, kurang pengertian dari orang tua dan lain-lain.
Ketika remaja tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya seringkali menjadi frustrasi. Remaja
diharapkan sudah tidak bergantung secara emosi pada orang tua orang dewasa lainnya, sehingga
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahaanya sendiri. Frustrasi dapat berupa “agresi” yaitu melakukan serangan fisik terhadap orang lain
ataupun dalam bentuk kata yang ditujukan pada diri sendiri, dapat pula mengalihkan emosi marah kepada objek lain ataupun mencoba melarikan
diri dalam alam fantasimelamun Syahril dan Ahmad, 1986. Selain tugas perkembangan mencapai kebebasan emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya, seorang remaja juga berusaha untuk menemukan jati dirinya. Mereka berusaha menemukan identitas dirinya.
Jika remaja gagal menemukan identitas dirinya, maka mereka akan mengalami krisis identitas. Krisis identitas pada masa remaja akan
berakibat buruk pada masa berikutnya. Menurut Hurlock 1997, tanpa penetapan suatu identitas yang terintegrasi dengan baik, manusia selama
masa dewasanya akan mengalami kesulitan terus menerus dan akan tetap dibebani dengan berbagai macam konflik yang mengacaukan.
Remaja dapat
menemukan identitas
dirinya bila
ia memiliki
kemampuan untuk mengenal diri sendiri dengan baik. Mereka mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya dan mengusahakan terus
menerus untuk memperbaiki diri. Untuk dapat menemukan dirinya secara pribadi dengan segala kekuatan dan kelemahannya, peran kecerdasan
intrapersonal sangat dibutuhkan. Jadi proses pencarian identitas diri dan mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya
akan mudah tercapai bila memiliki kecerdasan intrapersonal.
C. Program Bimbingan Pribadi 1. Pengertian Program Bimbingan Pribadi