yaitu upaya untuk meningkatkan kualitas diri atau memenuhi standar keunggulan.
B. Pembahasan
Kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 20072008 akan dibahas secara
keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 73 siswi 72,28 memiliki kecerdasan intrapersonal ”tinggi”, hal ini berarti bahwa mereka
telah memiliki kecerdasan intrapersonal yang ideal. Mereka telah memiliki kemampuan menyadari dan mengenali emosinya sendiri, mengelola emosi
dan memotivasi diri sendiri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 28 siswi 27,72 memi
liki kecerdasan intrapersonal ”sedang”, hal ini berarti bahwa mereka telah memiliki kemampuan kecerdasan intrapersonal namun
masih kurang ideal atau masih kurang baik. Siswi yang memiliki kecerdasan intrapersonal ”tinggi” menunjukkan
kemampuan kecerdasan intrapersonal yang baik. Mereka mampu memahami diri sendiri dan mampu bertanggungjawab terhadap kehidupannya sendiri.
Mereka gemar melakukan intropeksi diri, meneliti kekurangan dan kelebihannya, lalu mengusahakan terus menerus untuk memperbaiki diri
Gardner, 1993. Lwin, et al 2008 menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan
intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaiaan diri, mereka
mampu mengarahkan emosi untuk memperkaya dan membimbing diri sendiri. Mereka cenderung menjadi pemikir, hal ini dapat dilihat ketika
mereka membuat sebuah keputusan. Sebelum mereka membuat keputusan- keputusan yang penting dalam hidupnya, mereka terlebih dahulu berpikir
dan mempertimbangkan baik buruknya dari setiap alternatif pilihan. Mereka bertindak secara hati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan,
sehingga dengan kata lain mereka mampu membimbing diri sendiri. Selain mereka cenderung menjadi pemikir, mereka juga mampu
mengarahkan emosinya untuk memperkaya dan membimbing diri sendiri. Mereka sudah menyadari dan mengenali setiap emosiperasaan serta dapat
memilah-milah emosi batinnya, sehingga mereka dapat mengarahkan setiap tindakannya dengan baik.
Mereka yang memiliki kecer dasan intrapersonal ”tinggi” kiranya telah
mencapai kematangan emosi, sehingga mereka tidak lagi bergantung secara emosi pada orang lain atau dengan kata lain mandiri secara emosi. Mereka
mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri yang menyangkut emosi atau hal lainnya dan mampu membuat keputusan-keputusan penting dalam
hidupnya. Menurut Adler 2001, orang yang memiliki keyakinan besar terhadap perasaan-perasaannya sendiri, mereka menjadi lebih pasti dalam
membuat-keputusan-keputusan pribadi. Jadi bagi mereka permasalahan dalam hidup tidak lagi membuat frustrasi, tetapi mereka mampu memandang
masalah sebagai proses pendewasaan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal ”tinggi”, telah memiliki kendali terhadap kehidupannya sendiri. Ketika mereka mengalami
kegagalan mereka mampu memotivasi dirinya sendiri untuk bangkit dan mengatasi kegagalannya, sehingga kegagalan tidak lagi membuat mereka
putus asa atau jatuh dalam keterpurukan, tetapi justru menjadi pemicu bagi mereka untuk semangat dalam meraih keberhasilan.
Sebagai seorang
remaja, para
siswi memiliki
tugas-tugas perkembangan di antaranya mencapai kebebasan emosi dari orang tua atau
orang dewasa lainnya serta mencari identitas diri. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal ”tinggi”, tugas-tugas perkembangan
tersebut kemunkinan telah dicapai dengan baik. Oleh karena itu mereka tidak mengalami hambatan lagi dalam mencapai tugas perkembangan
selanjutnya. Siswi yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi, kiranya juga
akan memiliki konsep diri yang positif. Siswi sebagai remaja yang memiliki konsep diri yang positif dapat memahami diri atau mengenali diri sendiri
secara baik dan memiliki gambaran diri yang positif terhadap dirinya, sehingga ia senang terhadap dirinya sendiri. Mereka menerima keadaan
dirinya apa adanya, sehingga mampu bersikap spontan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri dapat dilatih dengan belajar
percaya dan menghargai nilai positif pada dirinya sendiri dan orang lain. Goleman 2003, mengungkapkan bahwa orang yang memiliki kecerdasan
intrapersonal tinggi akan nyaman dengan dirinya sendiri, sehingga selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ceria spontan, mampu bersikap tegas dan memandang diri secara positif. Mereka juga akan semakin percaya diri dalam berrelasi dengan orang lain
dan semakin mampu mengaktualisasikan diri tanpa ragu-ragu dengan kemampuannya.
Menurut para
ahli, kecerdasan
personal intrapersonal
dan interpersonal terbentuk sejak lahir dan berkembang sebagai gabungan dari
unsur keturunan, lingkungan dan pengalaman. Jadi lingkungan hidup seseorang berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan intrapersonalnya
Gunawan, 2003. Lingkungan hidup yang memberikan kebebasan dan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan
kiranya dapat
meningkatkan kecerdasan
intrapersonal seseorang. Oleh karena itu seharusnya lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah diciptakan sedemikian rupa agar dapat
mendukung siswianak untuk berkembang secara utuh termasuk juga perkembangan kecerdasan intrapersonal.
Lingkungan hidup yang memberi kebebasan untuk mengungkapkan perasaan
membuat seseorang
menjadi terbiasa
berpendapat dan
mengungkapkan berbagai perasaannya tanpa takut terhadap penilaian atau tanggapan orang lain terhadap pendapat atau perasaannya tersebut. Hal ini
juga akan semakin meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak. Kehidupan keluarga yang harmonis, memberikan kesempatan untuk
berpendapat, berbagi perasaan dan adanya empati di antara anggota keluarga dapat membuat anak merasa dihargai dan diterima secara baik. Orang tua
yang cenderung bersikap otoriter, tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk berpendapat atau membuat keputusan sendiri kiranya dapat menjadi
penghalang untuk perkembangan kecerdasan intrapersonal anak. Orang tua yang bersikap demokratis, memberikan ruang gerak bagi anak untuk
memilih dan menentukan kehidupannya sendiri akan membantu anak bersikap mandiri dan mampu membuat keputusan sendiri serta belajar
bertanggungjawab atas segala resiko dari keputusannya tersebut. Lingkungan sekolah juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
pada perkembangan kecerdasan intrapersonal. Sekolah yang tidak hanya menitik beratkan pada bidang akademik, namun juga memperhatikan
bidang-bidang lain seperti bidang kepribadian akan membantu anak didik berkembang secara optimal. Aktivitas belajar-mengajar yang memberikan
kesempatan bagi anak didik untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak didik.
Dalam penelitian ini, peneliti lebih menitik beratkan pembahasan pada lingkungan asrama karena asrama sebagai pengganti keluarga bagi para
penghuninya, sehingga lingkungan asrama juga berpengaruh besar pada perkembangan kecerdasan intrapersonal para anak asuhnya. Kehidupan di
asrama yang harmonis baik antara anak asuh dengan pengasuhnya maupun antara anak asuh dengan anak asuh kiranya dapat meningkatkan kecerdasan
intrapersonal. Asrama dapat memberikan kesempatan bagi anak asuh untuk saling bertukar pikiran, pendapat ataupun perasaan, serta melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal seperti kegiatan bimbingan.
Para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono sebagian besar memiliki kecerdasan intrapersonal ”tinggi”. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan karena anak asuh diberikan kesempatan untuk mengungkapkan segala permasalahannya baik kepada psikolog
asrama maupun kepada pembimbingpendamping asrama. Kesempatan untuk mengungkapkan permasalahan ini, menjadikan anak asuh terbiasa
mengungkapkan perasaan-perasaan maupun pendapatnya. Di Asrama Putri Stella Duce Samirono sendiri memiliki program
bimbingan pengembangan berkala untuk kelas X, XI, dan XII. Program bimbingan untuk kelas X berkaitan dengan ”Who am I?”, kelas XI berkaitan
dengan kerjasama atau tim building, dan kelas XII berkaitan dengan panggilan hidup. Beberapa hal tersebut kemungkinan besar juga dapat
meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak asuh. Sebagian
responden yaitu
28 27,72
memiliki kecerdasan
intrapersonal yang ”sedang” yang berarti bahwa mereka ini memiliki kemampuan kecerdasan intrapersonal yang kurang ideal atau masih belum
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu mereka masih sangat perlu untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonalnya agar dapat mencapai
kecerdasan intrapersonal ya ng ”tinggi”.
Menurut Adler 2001, orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi mampu mengenali diri sendiri secara mendalam dan juga
mampu bertindak sesuai dengan pengenalan dirinya. Sebaliknya orang yang kecerdasan intrapersonalnya kurang tinggi, menjadi kurang mampu
mengenali diri sendiri secara mendalam, sehingga mereka menjadi kurang mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya. Para siswi yang memiliki
kecerdasan intrapersonal “sedang”, kemungkinan juga kurang mengenali diri sendiri secara mendalam, sehingga juga kurang dapat mengenali potensi diri
dan pada akhirnya potensi dirinya menjadi kurang dikembangkan atau terpendam.
Kecerdasan intrapersonal yang kurang tinggi kiranya dapat berakibat kurang baik bagi perkembangan kepribadian seseorang. Kemungkinan ia
menjadi kurang mampu menyadari emosinya sendiri, sehingga ia kurang dapat memilah-milah berbagai emosi yang dialaminya dan pada akhirnya
mereka tidak dapat mengungkapkan berbagai emosi tersebut. Kemungkinan besar para siswi yang memiliki ke
cerdasan intrapersonal ”sedang” juga mengalami hal tersebut.
Apabila seseorang memiliki kecerdasan intrapersonal yang kurang
tinggi, maka ia juga kurang mampu mengontrol atau mengendalikan emosi. Emosi seseorang akan berpengaruh pada setiap perilaku atau tindakannya.
Oleh karena itu penting bagi para siswi untuk mampu mengontrol atau mengendalikan emosi, agar perilaku mereka juga terkendali atau agar tidak
berakibat buruk terhadap diri sendiri maupun orang lain. Seseorang yang kurang memiliki kecerdasan intrapersonal kurang
tinggi, juga kurang memiliki kemampuan memotivasi diri, sehingga ia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mudah berputus asa saat mengalami kegagalan hidup. Selain itu ia juga akan menjadi orang yang kurang mampu mengambil keputusan-keputusan
penting dalam hidupnya dan kurang mampu mengendalikan kehidupannya sendiri.
Siswi yang kurang mampu mengatur dan mengendalikan diri, dapat menjadi orang yang kurang berhasil dalam bidang akademik dan pada
akhirnya mereka juga kurang berhasil dalam berelasi dengan orang lain. Oleh karena itu asrama perlu mengadakan kegiatan bimbingan yang dapat
meningkatkan kecerdasan intrapersonal para anak asuhnya. Asrama Stella Duce Samirono memiliki kepala asrama yang berkarya
dalam bidang bimbingan dan konseling serta memiliki psikolog asrama, hal ini dapat menjadi modal yang besar untuk melaksanakan bimbingan yang
dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak asuh, karena untuk melaksanakan program bimbingan dibutuhkan tenaga yang ahli atau
profesional dalam bidang bimbingan. Sebelum kegiatan bimbingan dilaksanakan terlebih dahulu di buat
program bimbingan pribadi yang dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal. Program bimbingan dibuat berdasarkan kebutuhan siswi
dalam hal ini dilihat berdasarkan sub aspekkomponen kecerdasan intrapersonal yang kurang dimiliki atau yang perlu dikembangkan oleh
siswi yang tinggal di Asrama Stella Duce Samirono tahun ajaran 20072008. Program bimbingan pribadi yang diusulkan oleh peneliti
dapat dilihat pada bab V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI
SISWI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE SAMIRONO TAHUN AJARAN 20072008
Tingkat kecerdasan intrapersonal para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono lebih dari ”sedang” bahkan sebagian besar memiliki
kecerdasan intr apersonal ”tinggi”. Namun mereka tetap perlu mengembangkan
kecerdasan intrapersonalnya
agar semua
semakin memiliki
kecerdasan intrapersonal yang tinggi dan semakin meningkatkan kemampuan-kemampuan
yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal. Implikasi dari penelitian ini adalah usulan program bimbingan pribadi yang
sesuai bagi para siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 20072008. Usulan program bimbingan pribadi disusun berdasarkan sub
aspekkomponen kecerdasan intrapersonal yang kurang dimiliki oleh siswi yang tinggal di Asrama Putri Stella Duce Samirono tahun ajaran 20072008
berdasarkan Tabel 8. Usulan program bimbingan pribadi ini juga disusun dengan memperhatikan syarat-syarat program bimbingan yaitu:
1. Berdasarkan kebutuhan Program bimbingan yang diusulkan peneliti didasarkan pada beberapa
sub aspek yang kurang dimiliki oleh para siswi, sub aspek tersebut berarti masih perlu dikembangkan. Sub aspekkomponen kecerdasan intrapersonal
yang dianggap perlu dikembangkan adalah sub aspek yang persentasenya ≥