Tahapan-tahapan dalam Modeling Kedalaman Modeling

28 seseorang model mengungkapkan kekecewaannya karena dibohongi oleh temannya, pengamat akan cenderung merasakan gejolak kecewa seperti apa yang dirasakan oleh model. Namun pada sisi lain, pengamat juga mungkin akan mengembangkan antisipasi dalam dirinya apabila ia menghadapi situasi-situasi yang mirip dengan pengalaman model. Dalam kasus yang sama, pengamat akan menyiapkan diri apabila ia juga mengalami keadaan yang serupa, misalnya dengan mencoba bersikap lebih tenang dan lainnya. Dari dua uraian tersebut, rumusan yang diungkapkan Bandura memiliki penjelasan yang lebih luas dibandingkan uraian Alwisol namun uraiannya tidak cukup mengungkap sisi tingkat kedalaman modeling. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan konsep modeling dari Alwisol dengan pertimbangan bahwa konteks penelitian ini adalah ingin mengenali sejauh mana internalisasi nilai-nilai yang dilakukan pengamat terjadi melalui mekanisme belajar modeling atas pemimpin biara sebagai modelnya .

3. Tahapan-tahapan dalam Modeling

Modeling terjadi melalui beberapa tahapan. Bandura dalam Boeree, 2006 membagi proses modeling ke dalam empat tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain perhatian attention, ingatan retention, reproduksi, dan motivasi motivation. Perhatian attention adalah proses saat seorang pengamat mengalami ketertarikan terhadap karakteristik tertentu dari model. Dengan ketertarikan, seseorang akan mulai memperhatikannya. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi 29 pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi pengamat Alwisol, 2006. Ingatan Retention. Alwisol 2006 menyebutnya dengan istilah ‘representasi’, yaitu pengungkapan kembali berbagai informasi yang telah di dapatkan sebelumnya. Ingatan terjadi setelah berbagai deskripsi yang telah dikumpulkan saat memperhatikan model diolah kembali dan dievaluasi menurut kemampuan kognitif baik dalam bentuk imajinasi atau verbal, sehingga memungkinkan adanya latihan simbolik dalam pikiran tanpa perlu melakukannya secara nyata. Reproduksi adalah tahap seorang pengamat menerjemahkan deskripsi ke dalam tingkah laku yang nyata. Seseorang mengubah apa yang ada dalam pikirannya itu ke dalam suatu perilakunya. Munculnya motivasi menjadi langkah terakhir terjadinya modeling. Motivasi adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak mungkin akan melakukan suatu perilaku hasil pengamatannya terhadap model jika ia sendiri tidak memiliki motivasi atau dorongan untuk melakukannya. Pada bagian ini, Alwisol 2006 menambahkan pentingnya aspek reinforcement. Motivasi untuk melakukan modeling akan semakin tinggi apabila perilaku yang ditiru dari model mendapatkan ganjaran dari lingkungan sosialnya. Meskipun demikian, ia menyadari bahwa tanpa ada reinforcement, modeling dapat tetap terjadi apabila pengamat memang menemukan sesuatu hal yang positif dari model. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

4. Karakteristik Model yang Mempengaruhi Terjadinya Modeling